PENDAHULUAN
Atomic fluorescence
2. Nyala (1700-3200oC) Intensitas radiasi hamburan
spectroscopy (AES)
Plasma dc,arc(4000-
3. Electric Arc Intensitas radiasi
6500oC)
Plasma ac
4. Electric spark Intensitas radiasi
spark(4500oC)
3d
819 nm
3p
589 nm 330 nm
3s
Gambar 1.1 Skema tingkat energi logam Na dengan intensitas emisi
terbesar 589 nm.
Dalam spektroskopi pancaran, nyala merupakan sumber yang paling
rendah energinya dan mengeksitasi paling sedikit unsur, barangkali sekitar 50
unsur logam. Suatu nyala yang diatur dengan baik merupakan sumber yang
lebih stabil daripada busur atau bunga api. Lagi pula, terutama dengan nyala
nyala bertemperatur lebih rendah, spectrum pancaran (dari) suatu unsur relative
sederhana, artinya hanya beberapa dari garis garis yang tampak dengan
eksitasi yang lebih energetik, akan terdapat dalam pancaran nyala.
Ini meringankan beban bagi daya pisah monokromatornya dalam
hubungan dengan gangguan. Lebih mudah mencari suatu garis pancaran untuk
suatu unsur tertentu yang tidak mempunyai garis garis dari unsur unsur lain
disekitarnya. Memang dengan sumber nyala bertemperatur rendah, emisi suatu
unsur yang mudah dieksitasikan seperti natrium dapat dikecilkan dengan
menggunakan filter kaca berwarna (Ewing Galen. E, 1985).
1. Pemilah (Chopper)
Dimuka lampu katoda rongga terdapat komponen yang disebut baling
baling (chopper), yang berfungsi mengatur frekuensi radiasi resonansi yang
dipancarkan dari lampu, sehingga energi radiasi ini oleh diubah menjadi arus
listrik. Karena chopper berpulsa maka arus listrik tidak sepenuhnya terbaca.
Kemudian arus listrik yang tidak terbaca akan difilter. Sehingga setelah difilter
arus listrik yang tidak terbaca akan menjadi terbaca (Skoog-Leary, 1992: 51).
2. Atomizer (Pengkabut)
Atomizer adalah alat yang digunakan untuk mengatomkan senyawa yang
akan dianalisa (sampel). Atomizer terdiri dari sistem pengabut (nebulizer) dan
sistem pembakar (burner), sehingga sistem atomizer ini juga disebut burner
nebulizer system/sistem pengabut pembakar. macam-macam atomizer :
Flame bekerja pada temperature atomisasi 1700-3150C dengan
jeniscontinue
Inductively coopled argon plasma, bekerja pada temperatur atomisasi 4000-
5000C dengan kontinyu.
Direct current argon plasma, bekerja pada temperature 4000-6000oC,
dengan jenis kontinyu.
Electric thermal, bekerja pada temperature 1200-1300oC, dengan jenis
diskrit.
Electric arc, bekerja pada temperature 4000-5000oC, baik untuk jenis diskrit
dan kontinyu.
Electric spark, bekerja pada temperature 40000oC dengan jenis kontinyu.
a. Nebulizer system
Sistem ini berfungsi untuk mengubah larutan menjadi butir butir kabut
yang berukuran 15-20 m, dengan cara menarik larutan melalui kapiler
dengan penghisapan pancaran gas bahan bakar dan gas oksidan
disemprotkan ke ruang pengabut . Partikel-partikel kabut yang halus
kemudian bersama-sama aliran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala,
sedang partikel kabut yang besar dialirkan melalui saluran pembuangan
(J.Basset, 1991).
b. Burner system
Sistem burner/pembakaran ialah suatu system di mana nyala api
mengatomkan sampel yang telah dirubah menjadi kabut/uap garam unsur
menjadi atom-atom normal. Berikut merupakan gambar dari atomizer nyala :
Nyala
Bahan bakar
dan oksidan
Sampel
analit Saluran penampung
3. Monokromator
Konsentrasi
Gambar 1.6 Kurva Kalibrasi
Metode Penambahan Standar
Pada metode ini, dibuat sederetan larutan cuplikan dengan konsentrasi
yang sama dan masing-masing ditambahkan larutan standar dengan
konsentrasi sama tetapi volumenya divariasikan. Kemudian unsur yang
dianalisa dengan volume sama. Emisi masing-masing larutan diukur dan
dibuat kurva Emisi terhadap volume larutan standar yang ditambahkan.
E = Ex + Es
.
E = . . + .
. .
= .
= ( )( )
METODOLOGI
2.3.1 Pengoperasian alat AAS Spektra AA-220 sebagai AES untuk analisa
kualitatif
2.3.2 Pengoperasian alat AAS Spektra AA-220 sebagai AES untuk analisa
kuantitatif
1. Menyiapkan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Membuka keran tabung gas acetylene menggunakan kunci inggris
berlawanan arah jarum jam
3. Membuka dan mengecek aliran udara dengan melihat tekanan 50 psig pada
kompresor, tekanan asetylen 11 psig
4. Menghidupkan aliran listrik ke computer dan alat AAS
5. Menghidupkan AAS Spektra AA-220 kemudian menghidupkan computer
dan printer
6. Membiarkan alat AAS hingga selesai self test dengan tanda bunyi
7. Mengklik logo spectra AA pada computer
8. Mengklik Worksheet dan mengklik New
9. Mengklik worksheet details dan mengisi data yang diperlukan
Name : Kelompok 1 dan 2 3B S1 Terapan
Analist : SaulSitiDindaIndah
Comment : HadiFitriTidarAdel
Sample : Fe
10. Mengklik Add Method dan memilih elemen Fe (Elemen yang akan di
analisa)
11. Mengklik Edit Method lalu mengisi data
Type/Mode
Sampling mode : Manual
Instrument mode : Emission
Flame type & gas flow : Air/Acetylene
Air flow : 13.5 ml/menit
Acetylene flow : 2.00 ml/menit
Measurement
Measurement mode : Integration
Measurement time :3s
Read Delay :5s
Calibration Mode : Consentration
Optical
Lamp position : Tidak diubah
Lamp current : Tidak diubah
Wavelength : 589 nm
Slit : 0,5
Background correction : BC OFF
Standard
Mengisi nilai konsentrasi larutan standar Fe
12. Mengklik OK
13. Mengklik labels dan mengisi nama sampel
14. Mengklik analyst kemudian mengklik OK
15. Mengklik optimize, akan muncul kolom :
Kotak unsur pilihan Fe yang diuji, mengklik OK
Selanjutnya kolom dialog box (wr..) pada monitor, mengklik OK
Selanjutnya muncul kolom analyst checklist, mengklik OK.
16. Menyalaka flame dengan menekan tombol hitam pada alat AAS spektra AA-
220 dan menahannya hingga api menyala sempurna
17. Mengklik emision set up. Selanjutnya memasukkan selang pada botol yang
memiliki standar tertinggi lalu menunggu pembacaan dan menggeser-geser
burner head hingga diperoleh signal emision tertinggi.
18. Mengembalikan selang pada botol aquadest kemudian mengklik instrument
zero
19. Menunggu signal emision menurun, kemudian mengklik OK.
20. Kemudian muncul kolom uji Fe, kemudian mengklik cancel
21. Mengklik start
22. Kemudian mengikuti perintah yang uncul di monitor untuka dianalisa
Present top standar (menghubungkan selang dengan standar tertinggi), klik
read
Present cal zero (selang terhubung dengan aquadest), klik read
Present standar 1 (selang terhubung dengan standar 1), klik read
Proses yang sama di lakukan sampai tahap menganalisa sampel. Pada
masing-masing proses, selang di masukkan pada larutan yang sesuai pada
layar monitor.
23. Mengeprint data
Mengklik file, lalu close sehingga akan kembali pada menu awal
Mengklik report
Mengklik check data
Mengklik nama file percobaan yang dilakukan
Mengklik print, lalu OK
24. Mematikan alat AAS
Mengklik exit pada menu awal
Mengklik start pada monitor kemudian shutdown
Mematikan alat AAS
Menutup kran tabung gas
Mematikan sumber arus listrik
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Diharapkan agar dapat lebih teliti dalam melakukan analisa AES khususnya
dalam analisa secara kualitatif. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil unsur
yang akurat dan sesuai dengan panjang gelombang yang mendekati.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., dkk. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Skoog, D.A., & Leary, J.J. 1992. Principle of Instrumental Analysis. Orlando : Saunders
College Publishing.
Underwood., AL., Day., RA., Jr. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta
: Erlangga.
LAMPIRAN