DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK VIII)
1. IFTITAHURRAHIMAH (E1MO15034)
UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fotokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari reaksi reaksi kimia
yang disebebkan oleh cahaya. Proses intramolekul dari fotokimia mencakup tentang
proses flouresensi dan fosforesensi. Lingkungan sekitar banyak sekali terdapat benda-
benda yang dapat memancarkan sinar ketika terkena cahaya, sinar yang dipancarkan
dari benda-benda tersebut beragam sesuai dengan warna dasar benda tersebut, Namun
benda tersebut berhenti memancarkan sinar ketika sumber radiasinya berhenti. Hal ini
dapat terjadi karena molekul yang pada permukaanya mengabsorbsi sebuah radiasi
cahaya untuk mencapai suatu keadaan tereksitasi dan kemudian memancarkan cahaya
pada waktu kembali ketingkat dasar, dikatakan mengalami fotoluminesensi dimana
fotoluminesensi terjadi hanya didalam beberapa molekul yang dapat mengalami emisi
foton yang tertentu setelah terjadi eksitasi yang kemudian kembali kekeadaan dasar.
Emisi dari cahaya ini dapat dikatakan sebagai pristiwa fluoresensi, benda-benda yang
dapat mengalami fluorisensi hanya benda yang mengandung fluor .
Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F
dan nomor atom 9. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir". Dia
merupakan gas halogen univalen beracun berwarna kuning-hijau yang paling reaktif
secara kimia dan elektronegatif dari seluruh unsur. Dalam bentuk murninya, dia sangat
berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan
kulit. Fluoresensi adalah pancaran sinar pada saat suatu zat dikenai cahaya. Hal ini
karena sifat butir Kristal suatu zat jika mendapat rangsangan berupa cahaya akan
langsung memancarkan cahayanya sendiri dan berhenti memancar jika rangsangan itu
dihilangkan. Contoh rambu-rambu lalu lintas, beberapa jenis cat, dan stiker yang bersifat
fluoresensi. Selain fluoresensi proses intramokul juga terdapat proses fosforesensi.
Fosforesensi (P) adalah proses suatu molekul melangsungkan suatu transisi (emisi) dari
tingkat triplet ke tingkat dasar. Fosforesensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul
yang telah menyerap energi sinar dalam waktu yang relatif lebih lama (10-4 detik). Jika
penyinaran kemudian dihentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung.
Fosforesensi berasal dari transisi antara tingkat-tingkat energi elektronik triplet ke singlet
dalam suatu molekul.
Ditinjau dari ilmu kimia, suatu zat bisa menyala dalam gelap diawali dari akibat
adanya eksitasi elektron yang terjadi di dalam zat tersebut karena menerima energi dari
luar (seperti terkena gelombang cahaya), kemudian saat elektronnya kembali ke orbital
dasarnya, terjadi pelepasan energinya kembali (emisi) dalam bentuk gelombang yang
tampak berupa cahaya/pendar. Fosforesens dapat menyimpan energi lebih lama, sehingga
akan memancarkan cahaya (berpendar) lebih lama dari pada fluorosens.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu fluoresensi dan fosforesensi ?
2. Apa saja variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya proses fluoresensi dan
fosforesensi?
3. Bagaimana prinsip kerja dari proses fluoresensi dan fosforesensi ?
4. Bagaiman proses intramolekular pada benda-benda yang mengalami peristiwa
fluoresensi dan fosforesensi ?
5. Bagaimana pengaruh radiasi terhadap proses fluoresensi dan fosforesensi ?
6. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap proses fluoresensi dan fosforesensi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu fluoresensi dan fosforesensi.
2. Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya proses
fluoresensi dan fosforesensi.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari proses fluoresensi dan fosforesensi.
4. Untuk mengetahui proses intramolekul pada benda benda yang mengalami pristiwa
flouresensi dan fosforesensi.
5. Untuk mengetahui pengaruh radiasi terhadap proses fluoresensi dan fosforesensi.
6. Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap proses fluoresensi dan
fosforesensi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. FLUORESENSI
A. Pengertian Fluoresensi
Fluoresensi adalah emisi cahaya setelah penyerapan sinar ultraviolet (UV)atau cahaya tampak
oleh molekul fluoresensi atau substruktur disebut fluorophore .Dengan demikian, fluorophore
menyerap energi dalam bentuk cahaya pada panjang gelombang spesifik dan membebaskan
energi dalam bentuk cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang yang lebih tinggi.
Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi setelah tereksitasi oleh
berkas cahaya berenergi tinggi. Emisi cahaya terjadi karena proses
absorbsi cahaya oleh atom yang mengakibatkan keadaan atom tereksitasi. Keadaan atom yang
tereksitasi akan kembali keadaan semula dengan melepaskan energi yang berupa cahaya
(deeksitasi). Fluoresensi merupakan proses perpindahan tingkat energy dari keadaan atom
tereksitasi (S1 atau S2) menuju ke keadaan stabil (ground states). Proses fluoresensi berlangsung
kurang lebih 1 nano detik.
3. Pemadaman
Ada sejumlah molekul yang merupakan pemadam yang sangat efektif yang dapat mempengaruhi
analisis fluorometri. Secara singkat dapat ditulis sebagai berikut:
artinya, pemadam menginduksi deeksitasi tak radiatif dari molekul analit yang tereksitasi,
sehingga tidak ada foton yang dipancarkan. Misalnya, oksigen merupakan pemadam yang baik
untuk beberapa hidrokarbon yang aromatik berpendar, dan untuk menghilangkan oksigen dari
larutan-larutan tersebut. Dalam mengembangkan suatu metode analitik yang didasarkan pada
fluoresensi, harus memperkirakan keaktifan pemadaman dengan komponen-komponen sampel
yang terdapat dalam analit.
S0
Ketika benda diberikan radiasi cahaya, maka benda tersebut akan menyerap (mengabsorpsi)
cahaya yang diterima sehingga energi dari elektron-elektron pada benda tersebut mengalami
peningkatan jumlah energi sehingga menyebabkan elektron-elektron pada benda tersebut
mempunyai kekuatan untuk menjauh dari inti. Oleh sebab itu secara otomatis elektron tersebut
berpindah ke lintasan berikutnya yang tingkat energinya lebih tinggi. Elektron pada benda-benda
tersebut dapat tereksitasi oleh radiasi elektromagnetik dan dapat mengemisikan kembali radiasi
yang diterima dengan panjang gelombang yang sama besar. Benda-benda yang mengalami proses
fluoresensi memancarkan kembali cahaya yang diterima saat terjadi proses penyinaran.
2. FOSFORESENSI
A. Pengertian Fosforesensi
Fosforesensi adalah proses pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap
energy sinar dalam waktu yang relative lebih lama (10-4 detik) . jika penyinaran
kemudian dihentikan , pemancaran kembali masih dapat berlansung. Fosforesesi berasal
dari transisi antara tingkat tingkat energy elektronik triplet ke singklet dalam suatu
molekul.
Fosforesens dapat menyimpan energi lebih lama, sehingga akan memancarkan cahaya
(berpendar) lebih lama dari pada fluorosens. Pada fluorosens, setelah energi yang
digunakan untuk mengeksitasi elektron dihilangkan (biasanya berupa sinar UV) maka
zat fluorosens tidak akan dapat menyala dalam gelap. Dengan kata lain zat
berfluoresensi hanya dapat terlihat menyala apabila dikenai dengan sinar ultraviolet di
dalam gelap, dan tidak dapat berpendar ketika sinar ultravioletnya dimatikan. Sedang
berbanding terbalik dengan fosforesensi, dimana dalam fosforesensi dapat terlihat
menyala apabila dikenai dengan sinar ultraviolet di dalam gelap dan tetap akan menyala
ketika sinar UV dihilangkan. Hal ini berkaitan dengan cepat dan lambatnya elektron
kembali ke orbital energi tingkat dasar, semakin cepat elektron kembali ke orbital maka
semakin cepat pula hilang berpendarnya.