Anda di halaman 1dari 9

ACARA 2

Interpretasi Bentuklahan pada Citra Penginderaan Jauh

I. Tujuan
Melakukan interpretasi bentuklahan pada citra secara visual.

II. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan meliputi :
- Perangkat Komputer
- Program ArcGIS
Bahan yang digunakan :
- Citra Satelit/Foto Udara

III. Tinjauan Pustaka


Bentuklahan atau landform adalah permukaan lahan yang mempunyai relief khas
karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat proses alam yang
bekerja pada batuan di dalam ruang tertentu, masing-masing bentuk lahan
berbeda dalam struktur, proses geomorfologi, relief/topografi dan materi
penyusunnya. Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengeai
definisi dari bentuklahan, diantaranya :
1. Desaunettes (1977)
Bentuklahan (landform) merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
masing-masing dari setiap satu kenampakan dari kenampakan secara
menyeluruh dan sinambung (multitudineous features) yang secara bersama-sama
membentuk permukaan bumi. Hal ini mencakup semua kenampakan yang luas seperti
dataran, plato, gunung dan kenampakan-kenampakan kecil seperti bukit,
lembah, ngarai, arroyo, lereng, dan kipas aluvial.
2. Wiradisastra (1999)
Bentuk lahan merupakan konfigurasi permukaan lahan (land surface) yang
mempunyai bentuk-bentuk khusus. Suatu bentuk lahan akan dicirikan oleh
struktur atau batuannya, proses pembentukannya, dan mempunyai kesan
topografi spesifik.
3. Verstappen (1883)
Bentuklahan adalah kenampakan tertentu di setiap muka bumi yang terjadi
akibat hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi.
Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam) dan proses
eksogen (berasal dari luar). Perbedaan intensitas, kecepatan jenis, dan
lamanya salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah
menyebabkan kenampakan bentuk lahan di suatu daerah dengan daerah lain
umumnya berbeda.
4. Sukmantalya (1995)
Bentuk lahan merupakan suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh
proses alami, memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual
dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuk lahan tersebut terdapat.
5. Marsoedi (1996)
Bentuklahan merupakan bentuk alam di permukaan bumi yang terjadi karena
proses tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula.
6. Rika Harini (2005)
Bentuklahan dapat terjadi karena asal proses vulkanis, asal proses struktural,
asal proses marin, asal proses angin, asal proses denudasional, asal proses
fluvial, asal proses solusional, dan asal proses organik.

Menurut Wiradisastra et al. (1999) bentuk - bentuk lahan yang ada dimuka
bumi terjadi melalui proses geomorfik yaitu semua perubahan, baik fisik maupun
kimia yang mempengaruhi perubahan bentuk permukaan bumi. Faktor
penyebabnya berupa tenaga geomorfik yaitu semua media alami yang mampu
memantapkan dan mengangkut bahan di permukaan bumi. Tenaga tersebut
antara lain berupa air mengalir, air tanah, gletser, angin, dan gerakan air lainnya
(gelombang laut, pasang surut dan tsunami).
Menurut Thornbury (1969) secara garis besar proses geomorfik yang
membentuk rupa bumi terdiri dari proses :
1. Eksogenetik (epigenetik)
Proses eksogenetik terjadi melalui proses gradasi dan aktivitas organisme
termasuk manusia. Proses gradasi dapat berupa degradasi yang dapat terjadi
melalui proses hancuran iklim (weathering processes), gerakan massa (mass
wasting), dan erosi. Proses gradasi dapat pula terjadi melalui agradasi yang
penyebabnya berupa air mengalir, air tanah,gelombang air (laut atau danau),
arus pasang surut, tsunami, gerakan angin dan gletser.
2. Endogenetik (hipogenetik)
Proses endogenetik terjadi melalui diastrofisme dan volkanisme.
3. Ekstraterestrial.
Proses ekstraterestrial terjadi melalui jatuhnya meteor.

Proses hancuran iklim dan erosi yang terjadi pada batuan memberikan
pengaruh yang berbeda - beda terhadap bentuklahan, yang disebabkan oleh tiga
faktor utama, yaitu: kondisi iklim, jenis penyusun batuan, dan lamanya proses
pembentukan lahan tersebut (Desaunettes, 1975) dari proses denudasi.
Bentuk lahan yang terbentuk langsung dari aktivitas volkanik dan tektonik
adalah bentuk lahan awal. Pembentukan bentuk lahan dari proses dan pelaku
denudasi termasuk ke dalam bentuk lahan sekuensial, yang berarti mereka adalah
terbentuk pada beberapa tahapan setelah bentuk lahan awal terbentuk dan
hancuran - hancuran dari kerak bumi muncul pada posisi-posisi tertentu.
Menurut Verstappen (1983) bentuklahan terbagi atas 10 klasifikasi yang
dibagi berdasarkan asal proses terbentuknya lahan tersebut. Klasifikasi tersebut
yaitu :
1. Vulkanik
Bentuklahan asal proses vulkanik (V), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api.
Contoh bentuklahan ini antara lain : Kerucut gunungapi, madan lava, kawah,
dan kaldera.
2. Struktural
Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis.
Contoh bentuklahan ini antara lain : Pegunungan lipatan, pegunungan
patahan, perbukitan, dan kubah
3. Fluvial
Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat aktivitas sungai.
Contoh bentuklahan ini antara lain : Dataran banjir, rawa belakang, teras
sungai, dan tanggul alam.
4. Solusional
Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut.
Contoh betuklahan ini antara lain : Batu gamping dan dolomite, karst menara,
karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva
5. Denudasioanl
Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain : Bukit sisa, lembah sungai,
peneplain, dan lahan rusak.
6. Eolin
Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses angin.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain : Gumuk pasir barchan, parallel,
parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
7. Marin
Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan
pasang-surut.
Contoh satuan bentuklahan ini adalah : Gisik pantai (beach), bura (spit),
tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge).
8. Glasial
Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser).
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain : Lembah menggantung dan morine.
9. Organik
Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna).
Contoh satuan bentuklahan ini adalah : Mangrove dan terumbu karang.
10. Antropogenik
Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Contoh bentuklahan ini antaralain : Waduk, kota, dan pelabuhan.

IV. Langkah Kerja


1. Buka program ArcGIS.
2. Buka file citra yang akan diinterpretasi.
3. Buatlah file shapefile (.shp) baru dengan bentuk polygon dengan nama
Bentuklahan.shp.
4. Lakukan digitasi layar untuk membedakan masing-masing bentuklahan yang
ada pada citra tersebut.
5. Isilah atribut untuk memberikan keterangan pada masing-masing polygon
bentuklahan sesuai dengan tabel berikut :
Kode Bentuklahan Asal Proses Kode Bentuklahan Asal Proses
V Vulkanik E Eolin
St Struktural M Marin
F Fluvial G Glasial
So Solusional O Organik
D Denudasional A Antropogenik

6. Simpan hasil akhir dan buatlah layout peta bentuklahan yang diperoleh.

V. Hasil Praktikum
Peta bentuklahan

VI. Pembahasan
Kegiatan interpretasi bentuklahan yang dilakukan pada peta wilayah Provinsi
Lampung dengan memanfaatkan hasil foto citra udara dengan menggunakan
aplikasi ArcGIS menghasilkan 4 karakteristik bentuklahan yang diperoleh pada
hampir keseluruhan bagian dalam peta. masing-masing karakteristik tersebut
adalah :
1. Antropogenik
Karakteristik bentuklahan antropogenik menurut Verstappen (1883)
merupakan suatu kelompok besar dari satuan-satuan bentuklahan yang terjadi
akibat adanya aktivitas manusia. Fenomena yang termasuk kedalam
karakteristik ini diantaranya adalah pelabuhan. Pada wilayah Provinsi
Lampung terdapat 2 pelabuhan yang sering beroperasi secara aktif setiap
harinya. Pelabuhan yang dimaksud adalah pelabuhan Panjang yang berada di
ruang lingkup wilayah Teluk Betung dan pelabuhan Bakauheni yang berada
pada wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Kedua pelabuhan yang ada
tersebut masing-masing melayani kebutuhan yang berbeda. Pelabuhan
panjang merupkan suatu pelabuhan yang melayani pelayaran yang berkaitan
dengan barang sedangkan pelabuhan Bakauheni merupakan sarana jalur
transportasi laut yang diperuntukan bagi manusia. Dalam interpretasi yang
dilakukan dengan menggunakan apikasi ArcGIS, wilayah pelabuhan yang
merupakan karakteristik antropogenik ditandai dengan poligon berwarna
merah.
2. Fluvial
Karakteristik bentukahan fluvial ditandai dengan adanya satuan bentuklahan
yang terbentuk akibat adanya aktivitas sungai-sungai yang ada disekitarnya.
Dalam klasifikasi ini terdapat beberapa contoh fenomena seperti sungai, rawa,
maupun tanggul. Dalam interpretasi yang dilakukan, terlihat cukup banyak
wilayah yang memiliki karakteristik fuvial di Provinsi Lampung. Hal tersebut
ditandai oleh banyaknya aliran sungai yang terbentuk. Dalam peta interpretasi
yang dibuat, karakteristik fluvial ditandai oleh poligon dengan menunjukan
warna hijau toska.
3. Marin
Karakteristik marin merupakan suatu karakteristik bentuklahan yang terbentuk
akibat adanya proses pada laut yang terjadi oleh adanya tenaga gelombang
arus, dan pasang-surut air laut. Karakteristik ini ditandai dengan adanya garis
pantai yang terbentuk pada jarak mulai dari puluhan meter dari bibir pantai
hingga ratusan meter ke tepi. Pada peta yang dihasilkan dari kegiatan
interpretasi, karakteristik bentuklahan marin ditandai dengan poligon warna
ungu.
4. Struktural
Karakteristik bentuklahan yang dikemukakan oleh Verstappen (1883) yang
terjadi akibab asal prosesnya merupakan suatu kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat adanya penguruh yang kuat dari adanya
struktur geologis. Karakteristik struktural tersebut terletak pada bagian selatan
menuju kearah sebelah barat Provinsi Lampung. Karakteristik struktural
tersebut merupakan pegunungan lipatan berupa gunung rajabasa yang terletak
pada wilayah selatan, bukit barisan yang terletak sepanjang wilayah pesisir
lampung, serta beberapa gunung yang ada di wilayah tanggamus yakni
gunung betung dan gunung pesagi. Dalam peta interpretasi yang ditampilkan,
wilayah karakteristik bentuklahan asal proses struktural ditandai dengan
warna merah muda.

VII.Kesimpulan
Bentuklahan merupakan suatu keadaan permukaan lahan yang menunjukan relief
yang khas dan terjadi karena adanya pengaruh yang kuat dari struktur bumi dan
merupakan akibat dari adanya proses alam yang bekerja pada batuan didalam
ruang tertentu.
Bentuklahan yang dapat terlihat dalam citra foto wilayah Provinsi Lampung
menunjukan 4 ciri karakteristik yang tersebar pada hampir sebagian wilayah
Provinsi Lampung. Adapun karakteristik tersebut adalah :
1. Antropogenik : merupakan karakteristik bentuklahan akibat adanya kegiatan
Manusia.
2. Fluvial : merupakan karakteristik bentuklahan yang berkaitan dengan
adanya aliran sungai dan membentuk suatu perkumpulan atau
muara.
3. Marin : marupakan karakteristik bentuklahan yang terdapat pada
bagian tepi laut.
4. Struktural : merupakan karakteristik bentuklahan yang terjadi akibat
adanya pengaruh yang kuat dari struktur geologis bumi.

VIII. Daftar Pustaka

Geografi for Education. 2013. Bentuklahan.


https://www.facebook.com/permalink.php?id=364347966998504&story_fbid
392101020889865. Di akses Pada 18 November 2016 pukul 21.00.
Otnaidra Omutu, David. 2012. Pengertian Bentukalahn (landform).
http://doomotu.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-bentuk-lahan-landform.html.
Diakses pada 18 November 2016 pukul 21.30.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA
ACARA 2 (INTERPRETASI BENTUKLAHAN PADA CITRA
PENGINDERAAN JAUH)
CITRA FOTO KOTA BANDAR LAMPUNG

Disusun Oleh :
Ratih Meilia Sari
1413034051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

Anda mungkin juga menyukai