Anda di halaman 1dari 12

SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN INDONESIA

Materi Kelompok 2

DISUSUN OLEH :

LULUK LAILATUCHOLIDIA 2014031203

MUHAMMAD RIFANY 2014031146

SULIS SETIAWAN 2014031041

FATHAN NUGRAHA 2014031141

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Yayasan Administrasi Indonesia


SEKTOR RIIL
Menurut Direktorat keuangan Negara-BAPENAS, sektor riil adalah bentuk
kegiatan perekonomian yang terkait dengan permintaan agregat (aggregate
demand) dan penawaran agregat (aggregate supply). Dengan kata lain sektor riil
adalah sektor yang berfungsi memproduksi, mengeksplorasi, dan menciptakan
suatu nilai barang dan jasa. Oleh karena itu sektor riil ini disebut juga dengan
istilah sektor industri.
Sisi penawaran di pasar barang menggambarkan kemampuan perekonomian
menghasilan barang dan jasa pada suatu periode tertentu. Sedangkan sisi
permintaannya menggambarkan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku
ekonomi seperti, rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri.

SEKTOR MONETER
Sektor moneter adalah suatu kelembagaan yang bertanggungjawab secara
kualitatif dan kuantitatif sehingga bisa mendinamiskan ekonomi yang
berkelanjutan. Kebijakan moneter adalah adalah kebijakan yang dibuat oleh bank
sentral untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

FENOMENA EKONOMI
Sejak krisis ekonomi tahun 1998, perekonomian makin menurun. Pemicunya
adalah sektor nonriil atau moneter. Permasalahan di sektor ini menyebabkan
pula timbulanya permasalahan sektor riil. Harga-harga barang dan jasa naik
bukan karena hukum permintaan dan penawaran, namun karena suku bunga
perbankan naik dan uang banyak beredar di pasar uang, pasar modal, bursa
saham, valuta asing dibandingan di pasar barang dan jasa (masyarakat).
Faktor utama penyebab belum bergeraknya sektor riil yakni pemerintah belum
mempunyai visi dan misi mengarahkan kebijakan ekonomi dengan
memberdayakan pengelolaan sumber daya alam dibidang: pertambangan,
pertanian, kehutanan, kelautan, perdagangan, perindustrian dan infrastruktur
lainnya.

SEKTOR MONETER PENOPANG SEKTOR RIIL


Uang mempunyai peran penting di dalam perekonomian, tanpa uang ekonomi
tidak bisa berjalan karena tidak ada permintaan atau konsumsi rumah tangga.
Sedangkan di sisi lain terlalu banyak uang yang beredar di masyrakat
mengakibatkan terlalu banyak perminataan. Jika produksi atau penawaran di
pasar terbatas, maka tingkat inflasi akan meningkat dan laju inflasi yang terlalu
tinggi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hingga tingkat tertentu kenaikan harga akan menigkatkan produksi. Namun jika
tingkat harga terlalu tinggi permintaan akan merosot. Oleh karena itu dapat
dipahami pentingnya kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas uang, jangan
terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit

Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki
jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau dan sekitar 6.000 pulau di antaranya tidak
berpenghuni. Pulau pulau menyebar di wilayah khatulistiwa sepanjang 3.977
mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sehingga memberikan cuaca
tropis dan perbedaan letak geografis. Karena panjangnya pulau pulau yang
menyebar, menyebabkan pembagian waktu dan mata pencarian penduduk di
Indonesia berbeda beda.

Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai bidang, biasanya


bidang bidang tersebut berdasarkan letak geografis pulau pulau di Indonesia.
Adapun bidang bidang tersebut antara lain sebagai berikut.
1. SEKTOR PERTANIAN DAN PERTERNAKAN
Indonesia merupakan negara agraris, sehingga sebagian besar rakyat
indonesia bermata pencarian sebagai petani dan peternak. Adapun kontribusi
sektor pertanian dan peternakan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
perekonomian di Indonesia. Sektor ini mencakup sub sektor tanaman, bahan
makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan periakanan.
Sampai dengan tahun 2003 sektor pertanian masih merupakan andalan
dalam membentuk perekonomian Jombang, sekalipun peranannya cenderung
mengecil. Pada tahun 2000 sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 42,05%
dan pada tahun 2003 mengecil lagi menjadi 38,16%. Subsektor terbesar dalam
membentuk PDRB sector pertanian adalah sub sector bahan makanan dengan
memberikan peran sebesar 27,83% (tahun 2003) terhadap PDRB. Sedangkan
subsektor lainnya seperti tanaman perkebunan, peternakan kehutanan dan
perikanan masing-masing memberikan peran sebesar 3,89%, 5,541%, 0,62%, dan
0,40%.
- Kontribusi Produk
Pertanian dan peternakan sangat berperan dalam kehidupan
manusia terutama warga Indonesia yang kebutuhan pangannya didominasi
dengan bidang pertanian dan peternakan seperti beras, sayuran, buah,
daging, susu, kulit dan lain sebagainya. Pertanian juga berperan sebagai
penyuplai bahan baku yang nantinya akan diolah oleh industri manufaktur.
- Kontribusi Pasar
Dengan adanya pertanian dan peternakan dapat dibentuk sebuah
sistem pasar bebas yang di dalamnya terjadi berbagai pertukaran kebutuhan
pokok dengan uang. Dalam kondisi ini Pemerintah juga ikut serta dalam
penetapan harga harga yang terjadi di pasar bebas.
- Kontribusi devisa
Pertanian dan peternakan mampu memberikan devisa kepada
negara apabila pertanian dan peternakan mampu meningkatkan kapasitas
produksi dan meningkatkan daya saing produk pertanian ataupun
peternakan. Hal ini harus dilakukan agar para petani dan peternak Indonesia
mampu meningkatkan ekpor dan mengurangi impor. Dalam proses
perubahan ini, pemerintah harus ikut seta membantu para petani dengan
cara menyediakan lahan yang di gunakan para petani, memberi pelatihan
dasar, memberikan subsidi mesin mesin dan bibit unggul, serta
menghimbau masyarakat untuk menggunakan produk pertanian dan
peternakan dalam negeri. Hal tersebut bermanfaat untuk mengurangi impor
dan menambah ekspor.

Pandangan negatif pada sektor pertanian dan peternakan.


Rendahnya ouput bidang pertanian di wilayah Indonesia disebabkan adanya :
- Perubahan Iklim
Dengan perubahan iklim kemarau para petani sangat
membutuhkan pasokan air untuk mengirigrasi daerahnya, maka oleh karena
itu harus ditemukan sebuah inovasi untuk menangani masalah tersebut.
- Lahan Pertanian
Dewasa ini lahan pertanian di Indonesia sudah semakin berkurang,
hal itu disebabkan karena adanya pembangunan gedung gedung dan
sebagainnya. Dalam menanggapi hal ini sebaiknya pemerintah menetapkan
undang undang pengkhususan lahan pertanian.
- Kualiatas SDM rendah
Petani di Indonesia pada umumnya masih tradisional, belum
menggunakan mesin mesin pembantu yang dialakukan seperti negara
negara maju lainnya, hal inilah yang menyebabkan output pertanian belum
bisa menyaingi hasil output dari luar negeri.
- Rendahnya penggunaan Teknologi

2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah.
Indonesia dapat menjadi negara maju apabila memiliki sumber daya
manusia yang unggul dalam menangani masalah sumber daya alam.
Banyak pertambangan di Indonesia dimiliki oleh perusahaan asing
sehingga kurang membantu untuk sebagai penambahan devisa ekonomi
negara. Peran industri pertambangan semakin penting bagi perekonomian
negara-negara di dunia termasuk di Indonesia.
ICMM bekerjasama dengan perusahaan konsultan Oxford Policy
Management telah melakukan studi kasus di berbagai negara untuk
mengetahui kontribusi pertambangan terhadap ekonomi makro suatu
negara. Fokus kajian ini adalah melihat kontribusi pertambangan terhadap
investasi langsung asing (FDI), investasi dalam negeri, ekspor, penerimaan
devisa, pendapatan negara, produk domestik bruto, serta lapangan kerja
dan upah.

Pandangan positif terhadap sektor pertambangan dan penggalian :


- Membuka lapangan pekerjaan untuk warga Indonesia
- Meningkatkan pendapatan negara
- Menambah para penambang dan peneliti yang datang ke indonesia,
karena banyak di temukannya material material pertambangan.
- Membuka lahan investasi yang nantinya akan dijadikan sebagai
pendapatan negara.
Pandangan Negatif terhadap pertambangan dan penggalian
- Ekploitasi yang berlebihan dapat merusak kesimbangan ekosistem
lingkungan
- Menyisakan ampas ampas pertambangan yang akan mencemari
alam.
- Ketidakmampuan Pemerintah dalam menyikapi perusahaan asing yang
menanamkan modalnya di Indonesia. Seharusnya pemerintah
mempunyai batasan quota yang tegas kepada perusahaan asing agar
tidak merugikan penduduk Indonesia.
3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN (MANUFAKTUR)
Sektor industri yang berkembang sampai saat ini ternyata masih
didominasi oleh industri padat tenaga kerja, yang biasanya memiliki mata
rantai relatif pendek, sehingga penciptaan nilai tambah juga relatif kecil. Akan
tetapi karena besarnya populasi unit usaha maka kontribusi terhadap
perekonomian tetap besar. Terdapat tiga unsur pelaku ekonomi yang
mendukung perkembangan sektor industri, yaitu Badan Usaha Milik Swasta
( BUMS ), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pengusaha kecil /
menengah, serta koperasi ( PKMK ).

Program pokok pengembangan industri manufaktur, meliputi :


1. Program pengembangan industri kecil dan menengah. Dalam hal ini, secara
alami IKM memiliki kelemahan dalam menghadapi ketidakpastian pasar,
mencapai skala ekonomi, dan memenuhi sumber daya yang diperlukan sehingga
untuk mencapai tujuan program ini, pemerintah membantu IKM dalam
mengatasi permasalahan yang muncul akibar dari kelemahan alami tersebut.
2. Program peningkatan kemampuan teknologi industri. Hal ini mengingat, secara
umum pengelola industri nasional belum memandang kegiatan pengembangan
dan penerapan teknologi layak dilakukan karena dianggap memiliki eksternalitas
yang tinggi berjangka panjang dan dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Ini dapat
ditunjukkan dari masih miskinnya industri nasional dalam kepemilikan sumber
daya teknologi.
3. Program penataan struktur industri. Tujuan program ini adalah untuk
memperbaiki struktur industri nasional, baik dalam hal penguasaan pasar
maupun dalam hal kedalaman jaringan pemasok bahan baku dan bahan
pendukung, komponen, dan barang setengah jadi bagi industri hilir.

Pandangan Positif mengenai sektor Industri:


- Membuka lapangan pekerjaan sehingga mengurangi pengangguran di
Indonesia, khususnya di Ibu kota.
- Menigkatkan SDM yang berkualitas karena bidang industri membutuhkan
pengetahuan pengetahuan mengenai perkembangan dan pertumbuhan
industri.
- Dapat bersaing dengan negara luar dengan meningkatkan kuaitas ouptut
industri.

Pandangan negatif terhadap sektor Industri :


- Diperlukannya kemampuan untuk peningkatan pemikiran tentang
industri.
- Dibutuhkannya modal yang sangat besar dalam menciptakan suatu
industri.

4. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN


Seperti yang kita lihat sekarang, di setiap daerah yang ada di Indonesia
memiliki hotel dan retoran atau rumah makan. Dan tidak dapat di ragukan lagi,
sebagian besar yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia adalah kegiatan
perdagangan, namun tingkat konsumsi di Indonesia juga cukup besar.

Pandangan positif terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran


- Membuka lapangan kerja baru bagi warga Indonesia.
- Meningkatkan kerjasama terhadap warga asing untuk penambahan
pelatihan kemampuan di bidang tersebut.
- Menambah pendapatan nasional Negara
- Menciptakan bibit bibit uggul dalam inovasi-inovasi terbaru di bidang
hotel dan restoran maupun perdagangan.
Pandangan negatif terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran
- Karena kurangnya pemikiran dan perhitungan yang matang sehingga
banyak usaha perdagangan, hotel maupun restoran negeri kalah saing
dengan usaha asing yang ditanamkan di Indonesia.
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah dan perusahaan
- Membutuhkan keahlian khusus dalam pengembangan kemampuan di
bidang tersebut.
- Mampu melihat peluang peluang yang ada sehingga dapat mengikuti
perkembangan zaman
- Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang
akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga
merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor
perdagangan, hotel, dan restoran serta industri pengolahan. Sarana
pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang
dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.
- Pemerintah berperan dalam mempromosikan sektor sektor yang ada di
dalam negeri, sehingga para konsumen lebih memilih usaha di dalam
negeri.

5. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


Sektor yang mungkin akan memberikan dampak cukup baik terhadap
pertumbuhan ekonomi adalah transportasi. Hal ini terlihat dari terus
meningkatnya pertumbuhan sektor jasa angkutan udara, darat, dan laut yang
terkait dengan arus distribusi barang antarwilayah.
Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi dan informasi menjadi
faktor utama perluasan globalisasi. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya
dibentuk perusahaan di bidang komunikasi. Indonesiapun banyak mengahasilkan
perusahaan perusahaan di bidang komunikasi, seperti telepon, program
televisi, iklan ataupun internet.

Pandangan positif terhadap perusahaan komunikasi


- Menjadikan Indonesia sebagai negara global dengan mengetahui
informasi-informasi dari luar
- Meningkatkan kualitas intelegensi sumber daya manusia di bidang IPTEK
- Membuka lapangan pekerja untuk mengurangi pengangguran
- Menciptakan persaingan yang berunsur pengetahuan dan teknologi
- Semakin mudah mencari informasi informasi yang tersebar di pelosok
dunia
- Menambah pendapatan negara.

Pandangan Negatif terhadap perusahaan komunikasi


- Banyak orang yang menggunakan informasi untuk sesuatu yang
merugikan orang lain, seperti penipuan, pembobolan data dan lain-lain
- Banyak informasi yang tidak bermoral yang tersebar, namun perusahaan
komunikasi tidak menyaring informasi informasi tersebut.

6. SEKTOR JASA
Tidak hanya barang yang dapat diperdagangkan namun jasa atau
kemampuan pun dapat diperjual belikan misalnya seperti, perusahaan asuransi,
travel, akuntan publik, guru, dan masih banyak lagi.

Pandangan positif terhadap sektor jasa


- Mampu meningkatkan kulitas SDM Indonesia.
- Banyaknya usaha usaha di bidang jasa sehingga membuka lapangan
pekerjaan.
- Mempermudah kegiatan manusia
- Menambah pendapatan Negara
- Banyak membutuhkan tenaga kerja manusia sehingga mengurangi
pengangguran.
Pandangan negatif terhadap sektor jasa :
- Manusia menjadi saling bersaing melakukan segala cara untuk mendapat
posisi terbaik.
- Membuat manusia malas berusaha karena adanya kemudahan yang
diberikan oleh peusahaan jasa.

7. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH


Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang merupakan sektor penunjang
seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas
seluruh sektor kegiatan industri, ternyata perkembangannya cukup pesat. Hampir
seluruh kegiatan di sektor listrik dan air bersih dimonopoli oleh pemerintah,
sehingga sektor ini bisa bebas dari persaingan bisnis apapun.
Sumbangan sektor Listrik, Gas dan Air bersih terhadap perekonomian
tidak terlalu besar dan hanya menduduki posisi ketujuh, namun dengan
perkembangan yang cukup pesat paling tidak masih mapu mendongkrak
pertumbuhan ekonomi keseluruhan.

8. SEKTOR KONTRUKSI
Sektor konstruksi adalah salah satu sektor andalan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan selalu dituntut untuk tetap meningkatkan
kontribusinya melalui tolak ukur terhadap PDB nasional. Hal ini merupakan
tantangan berat, mengingat perekonomian global saat ini sedang dilanda krisis
yang dikhawatirkan akan berdampak pada meningkatnya biaya proses produksi
infrastruktur serta menurunnya likuiditas perbankan (yang menyebabkan sulitnya
perolehan kredit, termasuk permodalan dan penjaminan).
Iklim usaha jasa konstruksi yang kondusif dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain melalui dukungan regulasi pemerintah, kebijakan-kebijakan sektoral,
good governance, struktur usaha, komposisi besaran market supply and demand
dan pertumbuhan ekonomi. Sektor properti (konstruksi dan bangunan) telah
tumbuh menjadi industri yang terbesar. Bangunan mencerminkan saham yang
besar dari asset individu, organisasi dan bangsa.
Tren positif mulai tampak memasuki tahun 2010. Di tahun tersebut sektor
kontruksi mengalami kenaikan sebesar 8,24 % dan melonjak pesat tahun
berikutnya hingga mencapai 15,64 %. Pada 2010, tercatat sektor konstruksi
memberi kontribusi sebesar Rp 86.513.410.000 atau 0,45 % dari total PDRB
berdasar harga berlaku (IDHB). Tahun berikutnya sektor ini menyumbang Rp
110.689.580.000 atau 0,52 % pada PDRB IDHB.
Hadirnya perusahaan-perusahaan industri pengolahan yang bakal
beroperasi di Tuban membawa pengaruh positif pada sektor konstruksi. Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban mencatat, sektor ini mengalami lonjakan
pertumbuhan lumayan menjanjikan setahun terakhir. Prosentase
pertumbuhannya mencapai 15,64 persen. Meningkat jauh dari tahun sebelumnya
yang hanya mencapai 8,24 persen.

9. SEKTOR KEUANGAN, REAL ESTATE DAN JASA PERUSAHAAN


Pada rilis PDB Indonesia, salah satu sektor ekonomi yang mengalami
pertumbuhan tertinggi adalah sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa
Perusahaan. Sektor ini mencatat pertumbuhan 7.56% di tahun 2013, cukup jauh
diatas sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan ini menandai meningkatnya peran
sektor tersebut dalam perekonomian Indonesia saat ini. Sektor Properti
Indonesia. Perkembangan real estate ini cukup impresif, mengingat banyaknya isu
dan pro-kontra di sektor ini.
Dengan beraneka isu, sektor properti Indonesia kemungkinan akan
mengalami pertumbuhan yang beragam. Real estate di pulau Jawa nampaknya
telah mengalami kejenuhan di sisi suplai. Namun demikian, perkembangan
golongan ekonomi menengah akan mendorong demand di sektor ini, khususnya
untuk apartemen. Sedangkan di luar Jawa, kebutuhan perumahan masih jauh
dari terpenuhi, dan ini merupakan kesempatan bagi para pengembang.

Anda mungkin juga menyukai