Rumah Boyang adalah rumah adat yang berfungsi sebagai tempat tinggal nenek moyang suku
Mandar, Sulawesi Barat di masa silam. Rumah Boyang memiliki gaya arsitektur yang unik. Ia
dibuat dari susunan kayu kokoh yang membetuk model panggung dengan tian-tiang penyangga
setinggi 2 meter. Rumah Boyang dihiasi dengan beragam pernik. Di dinding bagian luar dan
dalam rumah misalnya, kita dapat menemukan ukiran atau pahatan-pahatan yang khas.Ada
beberapa keunikan yang terdapat dalam gaya arsitektur rumah adat Sulawesi Barat yang
bernama rumah Boyang ini. keunikan-keunikan tersebut dapat menjadi ciri khas tersendiri yang
membedakan rumah adat suku Mandar ini dengan rumah adat suku lain di Indonesia.
1. Berupa rumah panggung dengan tiang balok yang berukuran besar. Rumah ini dilengkapi
dengan 2 buah tangga yang terdapat di bagian depan dan belakang rumah.
2. Memiliki atap berbentuk pelana yang memanjang dari depan ke belakang menutupi
rumah.
3. Dibangun menghadap ke timur (arah matahari terbit) sebagai simbol keselarasan
kehidupan.
4. Rumah ini dihiasi dengan ragam ornamen, baik di bagian atap, dinding, plafon, tangga,
hingga bagian-bagian lainnya. Ornamen tersebut selain berfungsi sebagai hiasan juga
memiliki nilai filosofis yang menjadi identitas sosial kemasyarakatan bagi suku Mandar.
2.Rumah adat Sulawesi Selatan bernama Rumah Tongkonan.
Rumah adat satu ini sudah sangat populer hingga ke seluruh dunia karena arsitektur dan
bentuknya yang sangat unik. Atap dari rumah khas masyarakat suku Toraja ini berbentuk
melengkung menyerupai bentuk perahu seperti dapat dilihat pada gambar di samping. Selain
berfungsi sebagai rumah tinggal, Tongkonan juga menjadi identitas budaya dan kearifan
masyarakat Suku Toraja. Di bagian depan rumah ini umumnya terdapat susunan tanduk kerbau
yang dipajang rapi.
1. Memiliki ukiran di bagian dinding dengan 4 warna dasar, yaitu merah, putih, kuning dan
hitam. Masing-masing warna memiliki nilai filosofis, merah melambangkan kehidupan,
putih melambangkan kesucian, kuning melambangkan anugerah, dan hitam
melambangkan kematian.
2. Di bagian depan rumah terdapat susunan tanduk kerbau yang digunakan sebagai hiasan
sekaligus ciri tingkat strata sosial si pemilik rumah. Semakin banyak tanduk kerbau yang
dipasang, maka semakin tinggi kedudukan pemilik rumah. Tanduk kerbau sendiri dalam
budaya toraja adalah lambang kekayaan dan kemewahan
3. Di bagian yang terpisah dari rumah tongkonan terdapat sebuah bagunan yang berfungsi
sebagai lumbung padi atau disebut alang sura. Lumbung padi juga berupa bangunan
panggung. Tiang-tiang penyangganya dibuat dari batang pohon palem yang licin
sehingga tikus tidak bisa masuk ke dalam bangunan. Lumbung padi dilengkapi pula
dengan ukiran bergambar ayam dan matahari yang melambangkan kemakmuran dan
keadilan
3.Rumah adat Sulawesi Tengah bernama Rumah Tambi dan Rumah Souraja.
Rumah Tambi merupakan rumah yang digunakan oleh masyarakat suku Kaili sebagai tempat
tinggal, sementara Rumah Souraja digunakan oleh para bangsawan dan pembesar kerajaan.
Rumah Tambi umumnya berbentuk persegi panjang dengan atap yang besar menjulang ke atas.
Atap tersebut selain berfungsi sebagai peneduh juga ternyata berfungsi sebagai dinding rumah.
Adapun ukuran rumahnya sendiri terbilang sedang, yakni sekitar 5 x 7 meter. Rumah Souraja
memiliki gaya arsitektur dan ukuran yang berbeda dengan rumah Tambi.
1. Berupa rumah panggung dengan tiang pendek berukuran < 1 meter yang menyangga
tegaknya rumah.
2. Memiliki atap berbentuk prisma dengan sudut sempit di bagian atasnya. Atap ini selain
berfungsi sebagai peneduh juga berfungsi sebagai dinding rumah.
3. Pada bagian tangga, pintu dan dinding terdapat ornamen-ornamen berupa pahatan motif
khas suku Kaili seperti ukiran pebaula (kepala kerbau) sebagai simbol kekayaan dan
ukiran bati (ukiran berbentuk kepala kerbau, ayam dan babi) sebagai simbol
kesejahteraan dan kesuburan.
4.Rumah adat Sulawesi Utara bernama Rumah Walewangko atau Rumah Pewaris.
Rumah adat ini merupakan rumah khas suku Minahasa di Sulawesi Utara yang hingga kini gaya
arsitekturnya masih kerap digunakan dalam bangunan rumah modern masyarakatnya. Rumah
Walewangko berbentuk rumah panggung dengan tiang penopang terbuat dari kayu yang kokoh.
Karena berbentuk rumah panggung, rumah Walewangko memiliki kolong rumah, yang
kemudian biasa digunakan untuk tempat penyimpanan hasil panen dan kandang ternak. Seperti
rumah adat dari daerah lainnya di Indonesia, rumah adat Sulawesi Utara ini juga dibagi ke dalam
beberapa ruangan, yaitu bagian depan (Lesar), bagian tengah (Sekey), dan bagian belakang
(Pores).
Beberapa ciri khas tersebut terletak pada desainnya yang simetris dari tampak depan, adanya 2
tangga sebagai pintu masuk yang arahnya saling berlawanan, serta adanya pagar berukir yang
mengelilingi ruang serambi depan.
5.Rumah adat Sulawesi Tenggara bernama Banua Tada.
Rumah adat ini merupakan tempat tinggal bai masyarakat suku Wolio atau suku Buton. Banua
Tada berbentuk seperti kebanyakan rumah adat lainnya di Indonesia, yaitu berupa rumah
panggung. Yang unik, rumah khas orang Buton ini dapat berdiri tegak sekalipun tidak
menggunakan satu paku pun untuk menguatkan ikatan antar kayu, mereka menggunakan tali
yang diperoleh dari alam. Nama Banua Tada sendiri berasal dari kata Banua yang berarti Rumah
dan Tada yang berarti Siku. Oleh karena itu, rumah adat khas Sulawesi Tenggara ini juga dapat
disebut Rumah Siku, sesuai dengan gaya arsitekturnya.
1. Terletak pada jumlah tingkatan rumah yang bisa mencapai 4 tingkat, kekokohan
bangunan meski dibuat tanpa paku dan logam sebagai penguat,
2. Pembagian ruangannya yang sangat memperhatikan kearifan lokal dan nilai-nilai filosofi
yang dianut masyarakat suku Buton.
RUMAH ADAT PROVINSI SULAWESI