Anda di halaman 1dari 5

Learning Objectives

1. Cara menganalisis validitas sebuah jurnal dalam hal diagnostik.


2. Cara yang tepat untuk menentukan desain penelitian.
3. Bagaimana karakteristik penelitian eksperimen.
4. Jenis-jenis EBM dan langkah-langkah pengujiannya.
5. Validitas dan reliabilitas.

Jawaban
1. Cara menganalisis validitas EBM diagnostik
a. Apakah jurnal dibuat secara independen?
b. Apakah dilakukan blind assessment?
Blind assessment: Menjaga informasi mengenai tes yang akan dilakukan sampai hasil
tes telah didapatkan
c. Apakah tes dapat diuji di berbagai kondisi pasien?
d. Apakah studi yang dilakukan sudah sesuai standar?
e. Apakah tes telah diujikan pada kelompok kontrol dan kasus?

Sumber : Materi Lecture EBM Diagnostic, EBM Therapy, EBM Harm oleh dr.
Indah P. Kiay Demak

2. Dalam menentukan desain penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Ada perlakuan atau tidak


Apakah yang disebut dengan perlakuan ? Perlakuan adalah proses mempengaruhi
responden dan diobservasi reaksi dari hasil mempengaruhi, misalnya jika anda ingin
mengetahui pengaruh obat kuat terhadap daya tahan ereksi maka mau tidak mau harus
memberikan obat kuat kepada responden.

Jika penelitian menggunakan perlakuan maka disebut penelitian eksperimental.


Penelitian eksperimental ada 2 macam yaitu true eksperimental dan quasy
eksperimental. True eksperimental jika dilakukan pengendalian faktor-faktor
pengganggu jika quasy tidak dilakukan. Sebagai contoh jika anda mau melihat
pengaruh pemberian keju terhadap peningkatan berat badan tikus maka anda memberi
makan tikus dengan keju, jika si tikus ditempatkan dalam kandang dan hanya diberi
keju, ini disebut true eksperimental sedangkan jika tikus diberi keju trus dilepaskan
lagi dan tikus masih mungkin memakan makanan lain ini disebut quasy
eksperimental.

Jika penelitian hanya berdasarkan pengamatan saja, tanpa memberikan perlakuan


disebut dengan penelitian non eksperimental atau observasional.

b. Cara pengambilan data


Dilihat dari frekuensi pengambilan datanya ada 2 macam yaitu kohort dan
crossectional. Kohort digunakan jika anda dalam mengambil data secara berulang
misalnya data diambil dari tikus yang diberi keju pada hari pertama, kedua, ketiga dst.
Akan tetapi jika anda hanya mengambil sekali misalnya anda memberi keju setiap
hari akan tetapi hanya menimbang sekali saja maka disebut cross sectional.
c. Cara pengambilan kesimpulan
Ada 2 cara pengambilan kesimpulan yaitu :
Jika hasil pengumpulan data disajikan apa adanya disebut deskriptif, jika dianalisa
lebih lanjut disebut analitik.

Penelitian analitik ada dua macam yaitu :


Assosiatif dan komparatif, jika 2 data dianalisa untuk dicari hubungannya disebut
penelitian assosiatif korelasional, jika dicari pengaruhnya disebut assosiatif
regressional dan jika dicari perbandingannya disebut penelitian komparatif.

Sumber : Materi Design Penelitian oleh Amarullah diakses dari www.ml.scribd.com

3. Karakteristik utama penelitian eksperimen :


Eksperimen pada intinya adalah pengamatan atau observasi terhadap hubungan
kausal antara munculnya suatu akibat (variabel terikat) dan sebab (variabel bebas)
tertentu, melalui suatu upaya sengaja yang dilakukan oleh peneliti.
Ciri-ciri yang membedakan eksperimen dari jenis penelitian lain adalah adanya :
Manipulasi variable, Kontrol, Penugasan Random, dan Perlakuan (Treatment)

(1) Manipulasi Variabel


Secara sengaja mengintervensi terjadinya hubungan kausal.
Variabel bebas yang diasumsi sebagai penyebab pada variabel terikat secara sengaja
dimanipulasi.
Manipulasi variabel dikontrol untuk mencegah kemungkinan munculnya faktor lain
sebagai perancu.

(2) Kontrol
Kesimpulan tentang hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat
dengan valid, bila dilakukan pengontrolan pengaruh variabel lain terhadap variabel
terikat.
Pengontrolan ini menggunakan kelompok kontrol. Dalam berbagai segi, keberadaan
kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen.
Satu-satunya perbedaan adalah, pada kelompok eksperimen diberi perlakuan
(treatment), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perlakuan.
Dengan demikian, bila muncul gejala yang berbeda antara kedua kelompok, maka itu
dianggap sebagai pengaruh perlakuan atau treatment effect.

(3) Penugasan Random (Random Assignment)


Dalam konteks eksperimen, perandoman dilakukan dalam dua kegiatan, yaitu dalam
memilih subjek yang menjadi sampel (pemilihan random atau random selection), dan
dalam menugaskan setiap subjek yang menjadi sampel ke dalam salah satu dari
kelompok eksperimen atau kelompok kontrol, yang disebut dengan penugasan
random alau random assignment.
Pemilihan random berfungsi membuat kelompok subjek yang menjadi sampel itu
representatif terhadap populasi.
Adapun fungsi penugasan random adalah agar sebelum pelaksanaan eksperimen, baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keadaannya sama (homogen),
sehingga bila setelah eksperimen terjadi perbedaan pada kedua kelompok itu,
perbedaan yang terjadi adalah pengaruh dari perlakuan.

(4) Perlakuan (Treatment)


Di muka telah dijelaskan, bahwa eksperimen pada intinya sama dengan observasi.
Perbedaan antara keduanya terletak pada objek yang diamati.
Pada observasi yang bukan eksperimen, objek yang diamati telah ada, sedangkan pada
eksperimen objek yang diamati itu diciptakan situasi munculnya oleh peneliti.
Memunculkan objek pengamatan itu adalah melalui perlakuan atau treatment.

Sumber : Materi Lecture Metode Penelitian Eksperimen oleh dr. M. Sabir

4. Cara menganalisis validitas EBM diagnostik


a. Apakah jurnal dibuat secara independen?
b. Apakah dilakukan blind assessment?
Blind assessment: Menjaga informasi mengenai tes yang akan dilakukan sampai hasil
tes telah didapatkan
c. Apakah tes dapat diuji di berbagai kondisi pasien?
d. Apakah studi yang dilakukan sudah sesuai standar?
e. Apakah tes telah diujikan pada kelompok kontrol dan kasus?

Cara menganalisis validitas EBM terapi


Primary Guide :
a. Apakah pengambilan perlakuan dilakukan secara acak?
b. Apakah tindak lanjut (follow up) pasien dilakukan dengan jangka panjang?
Kehilangan follow up tidak lebih dari 20%. Jurnal tidak akan disebarluaskan jika
follow upnya kurang dari 80% (ACP Journal Club)
c. Apakah pasien dianalisis sesuai pada kelompoknya?

Secondary Guide :
d. Apakah pasien, tenaga kesehatan atau peneliti melakukan uji blind terhadap
pengobatan?
e. Apakah tidak ada perubahan kelompok mulai dari awal pengujian?
f. Apakah kelompok-kelompok uji diberikan perlakuan yang sama?

Cara menganalisis validitas EBM harm


a. Apakah penilaian hasil dilakukan secara objektif atau uji blind?
b. Apakah tindak lanjut (follow up) pasien dilakukan dengan jangka panjang?
Sumber : Materi Lecture EBM Diagnostic, EBM Therapy, EBM Harm oleh dr.
Indah P. Kiay Demak

5. Reliabilitas
a. Keterandalan, presisi, atau ketepatan pengukuran
b. Adalah pengukuran yang memberikan nilai yang sama ataupun hamper sama apabila
pemeriksaan dilakukan berulang-ulang
c. Ketepatan alat ukur sangat berpengaruh terhadap kekuatan penelitian
d. Dipengaruhi variabilitas: pengamat, subyek, instrumen, situasi, danproses

Strategi meningkatkan reliabilitas


a. Standardisasi cara pengukuran
b. Pelatihan pengukur
c. Penyempurnaan instrumen
d. Automatisasi
e. Pengulangan pengukuran

Validitas
a. = Akurasi
b. Menunjukkan seberapa dekat suatu alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur
c. Dipengaruhi oleh bias pengukuran, yaitu: pengamat, subyek, instrumen
Bias pengamat
Distorsi konsisten oleh pelaksana pengukuran dalam menilai/melaporkan hasil
pengukuran
Bias subyek
Distorsi konsisten oleh subyek penelitian
Bias instrumen
Kesalahan sistematik akibat ketidakakuratan alat ukur

Strategi meningkatkan validitas


a. Melakukan pemeriksaan tanpa sepengetauan subyek
b. Melakukan pemeriksaan tanpa identitas subyek
c. Kalibrasi alat

Sumber : Materi Lecture Instrument, Reliabilty, and Validity oleh dr. Indah P. Kiay
Demak
LEARNING OBJECTIVE NOVEMBER 2015

SKENARIO 3
ANTARA KEINGINAN DAN REALITAS DALAM
MELAKUKAN PENELITIAN?

OLEH :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2015

Anda mungkin juga menyukai