Anda di halaman 1dari 27

Lampiran 1

Tabel keputusan
Umur (U) DIAGNOSA/SPEKT
GEJALA (G)
RUM (S)
No
Interval Gejala umum (keseluruhan) S1 S2 S3 S4 S
5
Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila
mandi
Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain, tetapi
terbatas
Diderita pada anak laki-laki
Diderita pada anak perempuan
Tidak babbling
Tidak mengeluarkan kata
Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu
Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan
1. Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal
0-1th (U1)
Sulit bila digendong
Kaku bila digendong
Memperhatikan tangannya sendiri
Mungkin tidak dapat menerima makanan cair
Menggigit tangan dan badan orang lain secara
berlebihan
Bayi berkembang seperti layaknya anak normal
bayi kurang kontak mata
mulai kehilangan minat pada mainan
Bayi juga mengalami penundaan dalam duduk atau
merangkak
Seringkali memasukan tangan kemulut
menepukkan tangan dan membuat gerakan dengan dua
tangannya seperti orang sedang mencuci baju

xix
pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil
(hypotrophik)
timbul kejang
scoliosis tulang punggung
Pertumbuhan kepala lambat, dan mengalami
kemunduran perkembangan
Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan
Kaku bila digendong
Biasanya terjadi pada anak laki-laki
Diderita pada anak perempuan
Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi
terbatas
Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
Tidak babbling
Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila
mandi
Menggigit tangan dan badan orang lain secara
berlebihan
bayi kurang kontak mata
Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-
2 da)
1-2th(U2)
Tidak mengeluarkan kata
Tidak tertarik pada boneka
Memperhatikan tangannya sendiri
Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor
kasar/halus
Mungkin tidak dapat menerima makanan cair
Gerakan tangan menjadi tak terkendali, gerakan yang
terarah hilang, disertai dengan gangguan komunikasi
dan penarikan diri secara social
Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan
bahkan bernapas mereka tidak normal
pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil
(hypotrophik)
otot-otot yang makin kaku
timbul kejang
scoliosis tulang punggung

xx
Gerakan-gerakan otot tampak makin tidak
terkoordinasi.
menepukkan tangan dan membuat gerakan dengan dua
tangannya seperti orang sedang mencuci baju.
Seringkali memasukan tangan kemulut
Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan
Perkembangan secara normal sesuai dengan
perkembangan normal anak-anak
Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain
Biasanya terjadi pada anak laki-laki
Diderita pada anak perempuan
Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi
terbatas
Tidak mengeluarkan kata
Tidak tertarik pada boneka
Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila
mandi
Mempunyai kemampuan diatas rata-rata anak normal
Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor
kasar/halus
Melihat orang sebagai benda
Kontak mata terbatas
3 2-3th(U3) Tertarik pada benda tertentu
Kaku bila digendong
Berkurangnya mobilitas, tetapi perhatian terhadap
komunikasi non verbal meningkat
mempunyai kebiasaan yang tidak wajar, seperti
mempunyai tingkah laku tidak seperti anak normal
(contoh : apapun yang dia lihat akan dia panjat, atau
memutar2 dibawah meja atau kursi)
Kehilangan kemampuan mengunakan gerakan tangan
Gerakan tangan menjadi tak terkendali, gerakan yang
terarah hilang, disertai dengan gangguan komunikasi
dan penarikan diri secara social
pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil
(hypotrophik)
otot-otot yang makin kaku
timbul kejang
scoliosis tulang punggung
Gerakan-gerakan otot tampak makin tidak
terkoordinasi.
Semakin berkurangnya mobilitas
Pengertian komunikasi semakin berkurang
bahkan bernapas mereka tidak normal
Perkembangan secara normal sesuai dengan
perkembangan normal anak-anak
Sering didapatkan ekolalia (membeo)
Biasanya terjadi pada anak laki-laki
Diderita pada anak perempuan
Tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain
Masih mau berinteraksi dengan orang lain tetapi
terbatas
Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)
Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah
Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala)
Temperamen tantrum atau agresif
sangat sulit berhubungan dengan orang lain, tetapi
mereka tidak menghindari kontak sosial.
naluri dan keterampilan dalam mengungkapkan pikiran
dan perasaan pada orang lain sangat kurang .
Rutinitas yang tetap
4 >3 tahun(U4)
tidak ada kontak mata ketika menatap orang lain atau
tidak tahu apa artinya ruang pribadi
Mereka mungkin memiliki gaya berbicara formal yang
melebihi usia mereka
Memiliki ekspresi wajah yang tidak biasa, postur tubuh,
dan gerak tubuh, atau agak canggung.
Memiliki tulisan tangan buruk atau mengalami masalah
dengan keterampilan motorik lainnya, seperti naik
sepeda.
Mungkin terganggu oleh suara-suara keras, lampu, atau
rasa yang kuat atau tekstur.
Kelemahan otot scoliosis (kelengkungan yang
abnormal dari tulang belakang).
Berkurangnya mobilitas, tetapi perhatian terhadap
komunikasi non verbal meningkat
pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil

xxii
(hypotrophik)
otot-otot yang makin kaku
timbul kejang
Semakin berkurangnya mobilitas
Pengertian komunikasi semakin berkurang
scoliosis tulang punggung
mempelajari ketrampilan wicara
buang air dengan benar
memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai
cepat-marah dan murung
Tiba-tiba sakit panas disertai kejang
kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh
dulunya
tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau
usus besarnya
mengalami kesukaran dengan interaksi social
mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi
pada anak dengan penyakit autism
melakukan sejumlah kegiatan tanpa ekspresi wajah
yang menyertainya
tidak berpartisipasi dalam permainan dan aktivitas yang
memerlukan imitasi
memiliki keterbelakangan mental mungkin tidak dapat
untuk pernah mengembangkan kemampuan berbicara
gagal untuk mengerti dan memahami arti sebenarnya
dari ucapan humor atau sarkasme atau umum
Anak terasa sangat tertekan pada
perubahan. perubahan kecil dalam rutinitas biasa dapat
menyebabkan tantrum atau anak menjadi sangat sedih
melibatkan rutinitas yang kaku seperti desakan untuk
memiliki makanan yang sama, atau tindakan repetitif
seperti tangan mengepak. Beberapa anak menjadi
terobsesi dengan tugas-tugas tertentu, seperti
menghafal data cuaca, ibu kota negara, dll
meringis, tangan mengepakkan atau memutar, berjalan
kaki, menerjang, melompat, melesat atau mondar-
mandir, tubuh goyang dan bergoyang, atau
membenturkan kepala
Lampiran 2

Tabel Data Terapi


No Nama Terapi Umum (T)
Spektrum (S)
1. Autis (S1) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus
untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak
dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukur
kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa.
Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau
kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai
bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang
benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -
otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik
mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya
lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan
terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan
memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan
interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2
arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu
dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan
mengajari cara2nya.
6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar
bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi

xxiv
social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik
tertentu.
7) Terapi Perilaku.
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka,
mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif
terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis
perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari
solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk
memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi
perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya,
kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan
berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih
spesifik.
9) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah
yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-
gambar, misal; PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa
juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat
Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih
melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan
metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini
diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang
ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak
anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar
dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis) (T1)
2 Asperger (S2) 1).Pendidikan khusus
Pendidikan yang didisain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak yang unik.
2).Modifikasi perilaku:
Hal ini meliputi strategi untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku bermasalah.
3). Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional
Terapi ini didisain untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak.
4). Obat-obatan
Tidak ada obat yang khusus untuk menangani Aspergers syndrome. Tapi, obat-obatan bisa
digunakan untuk mengatasi gejala khusus, seperti kecemasan, depresi, serta perilaku yang
hiperaktif dan terobsesi. (T2)
3 PDD-NOS (S3) 1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus
untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak
dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukur
kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa.
Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau
kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai
bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang
benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -
otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik
mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya
lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan
terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan
memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan
interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2
arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu
dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan
mengajari cara2nya.
6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar
bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi
social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik
tertentu.
7) Terapi Perilaku.
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka,
mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif
terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis
perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari
solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk
memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan

xxvi
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi
perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya,
kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan
berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih
spesifik.
9) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah
yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-
gambar, misal; PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa
juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat
Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih
melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan
metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini
diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang
ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak
anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar
dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis) (T3)
4 Rett (S4) 1. Fisioterapi
2. Terapi antikonvulsan
3. Terapi perilaku
4. Gangguan anak, orang tua, dan guru. (T4)

5 CDD (S5) Terapi untuk gangguan ini pada dasarnya sama dengan untuk autisme, yaitu Terapi Perilaku,
tujuannya adalah mengajar anak untuk belajar kembali bahasa, perawatan diri dan keterampilan
sosial. Program yang dirancang dalam hal ini menggunakan sistem penghargaan untuk
memperkuat perilaku yang diinginkan dan mencegah perilaku masalah.
Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan,
dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan
seumur hidup (T5)
Lampiran 3

Tabel Kurikulum
Kurikulum (K1) Kurikulum (K2) Kurikulum (K3)
D. Kurikulum Awal E. Kurikulum Menengah F. Kurikulum Lanjutan
1. Kemampuan mengikuti tugas atau 1. Kemampuan mengikuti tugas atau pelajaran 1. Kemampuan mengikuti tugas atau
pelajaran seperti : duduk mandiri seperti : mempertahankan kontak mata pelajaran seperti : Melakukan kontak
dikursi, kontak mata saat dipanggil selama 5 detik saat dipanggil namanya, mata saat percakapan, melakukan kontak
namanya enimbulkan kontak mata selama 5 detik saat mata saat intruksi
2. Kemampuan imitasi (Meniru) dipanggil namanya, menimbulkan kontak 2. Kemampuan imitasi (meniru) seperti :
seperti : Imitasi gerakan motorik, mata saat dipanggil namanya ketika Meniru anak sebaya bermain, meniru
imitasi tindakan terhadap benda, bermain. respon verbal (lisan) anak sebaya
imitasi gerakan mulut 2. Kemampuan Imitasi (meniru) seperti : 3. Kemampaun bahasa reseptif seperti :
3. Kemampuan bahasa reseptif seperti Meniru gerakan motorik kasar dengan posisi Menjawab pertanyaan (apa, mengapa,
: Melakukan perintah sederhana berdiri, meniru aksi bersamaan dengan kata- kenapa, dimana, kapan, siapa) mengenai
(satu tahap), identifikasi bagian- kata cerita pendek, menjawab pertanyaan
bagian tubuh, identifikasi benda, 3. Kemampuan bahasa reseptif seperti : mengenai suatu topic, menemukan benda
identifikasi sura-suara di Identifkasi emosi, identifikasi tempat- yang tersembunyi saat diberikan
lingkungan tempat, menemukan benda-benda yang tidak gambaran atau rincian lokasi
4. Kemampuan bahasa ekspresif terlihat, identifikasi jenis kelamin 4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti :
seperti : Imitasi suara dan kata, 4. Kemampuan bahasa ekspresif seperti : Mengingat kembali kejadian-kejadian
menyebutkan benda-benda, Menyebutkan fungsi dari benda, lampau, menggunakan kata kerja dengan
menyebutkan gambar-gambar menyebutkan fungsi dari bagian-bagian benar, menceritakan kembali suatu cerita
5. Kemampuan Pre-akademik seperti tubuh, memanggil orang tua dari kejauhan 5. Kemampuan bahasa abstrak seperti :
: Identifikasi huruf-huruf, 5. Kemampuan pre-akademik seperti : Menerangkan apa yang akan atau
identifikasi warna-warna, Mencocokkan kata-kata yang sama, mungkin terjadi
menghitung benda mengurutkan angka, menyalin huruf dan kemudian/berikutnya/setelahnya,
6. Kemampuan bantu diri seperti : angka, menulis nama melengkapi kalimat dengan logis.
Minum dari gelas, melepas kaos 6. Kemampuan bantu diri seperti memakai 6. Kemampuan akademik seperti : Mengeja
kaki, melepas baju, makan dengan celana, memakai baju, mencuci tangan kata-kata sederhana, menjelaskan arti
menggunakan sendok dan garpu suatu kata, mendefinisikan (menguraikan,
mengenai) orang, tempat, dan benda.
7. Kemampuan social seperti : Meniru aksi
anak sebaya, melakukan instruksi dari
anak sebaya, mengajak main teman

xxviii
Lampiran 4

Kuisioner Tampilan, Desain dan Kelayakan Sistem


xxx
Lampiran 5

Pengujian Sistem Pakar dengan Pakar


1. Pengujian 1
Jika user memilih usia 0-1 tahun dan salah satu gejala yang di-
input-kan adalah diderita pada anak laki-laki, dan tidak mau
berinteraksi sama sekali dengan orang lain, maka akan ditampilkan
kemungkinan spektrum Autis Infantil yang diderita anak seperti pada
Gambar 1

Gambar 1 Pengujian Infantil Umur 0-1


2. Pengujian 2
Jika user memilih usia 1-2 tahun dan salah satu gejala yang di-
input-kan adalah diderita pada anak laki-laki, dan masih mau
berinteraksi sama sekali dengan orang lain tetapi terbatas, maka
akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita
anak seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 Pengujian Asperger Umur 1-2
3. Pengujian 3
Jika user memilih usia 2-3 tahun dan salah satu gejala yang di-
input-kan adalah diderita pada anak perempuan, dan timbul kejang,
maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Rett yang diderita
anak seperti pada gambar 3

Gambar 3 pengujian Rett Umur 2-3


4. Pengujian 4
Jika user memilih usia 3 tahun keatas dan salah satu gejala yang
di-input-kan adalah mereka melakukan sejumlah kegiatan tanpa
ekspresi wajah, dan umumnya tidak berpartisipasi dalam permainan

xxxii
dan aktivitas yang memerlukan imitasi, maka akan ditampilkan
kemungkinan PDD-NOS yang diderita anak seperti pada Gambar 4

Gambar 4 Pengujian PDD-NOS Umur >3


5. Pengujian 5
Jika user memilih usia 3 tahun keatas dan salah satu gejala yang
di-input-kan adalah cepat marah serta murung, tiba-tiba sakit panas
disertai kejang, dan memperlihatkan perilaku sosial yang sesuai,
maka akan ditampilkan kemungkinan CDD yang diderita anak
seperti pada Gambar 5

Gambar 5 Pengujian CDD Umur >3


6. Pengujian 6
Jika user memilih usia 1 sampai 2 tahun dan beberapa gejala
yang di-input-kan antara lain Biasanya terjadi pada anak laki-laki,
tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain, tidak
babbling, kurang kontak mata, maka akan ditampilkan
kemungkinan Autis Infantil yang diderita anak seperti pada Gambar
6

Gambar 6 Pengujian Infantil Umur 1-2


7. Pengujian 7
Jika user memilih >3 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain kelemahan otot scoliosis, kurangnya mobilitas,
pertumbuhan terhambat, biasanya terjadi pada anak perempuan,
maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Rett yang diderita
anak .Seperti pada Gambar 7

xxxiv
Gambar 7 Pengujian Rett Umur >3
8. Pengujian 8
Jika user memilih >3 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain Biasanya terjadi pada anak laki-laik, masih mau
berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas, rutinitas yang tetap,
ekspresi wajah tidak baiasa, terganggu suara-suara keras, maka akan
ditampilkan kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita anak
.Seperti pada Gambar 8

Gambar 8 Pengujian Asperger Umur >3


9. Pengujian 9
Jika user memilih 0-1 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain Biasa terjadi pada anak perempuan, bayi mengalami
penundaan duduk atau merangkak, sering memasukkan tangan ke
mulut, maka akan ditampilkan kemungkinan Syndrom Rett yang
diderita anak .Seperti pada Gambar 9

Gambar 9 Pengujian Rett Umur 0-1


10. Pengujian 10
Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, tidak mau
berinteraksi sama sekali dengan orang lain, gerakan tangan dan kaki
berlebihan ketika mandi, melihat orang sebagai benda, maka akan
ditampilkan kemungkinan Autis Infantil yang diderita anak .Seperti
pada Gambar 10

xxxvi
Gambar 10 Pengujian Autis Infantil Umur 2-3
11. Pengujian 11
Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, masih mau
berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas, tidak mengeluarkan
kata, tertarik pada benda tertentu, maka akan ditampilkan
kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita anak .Seperti pada
Gambar 11

Gambar 11 Pengujian Syndrom Asperger Umur 2-3


12. Pengujian 12
Jika user memilih >3 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, tidak mau
berinteraksi dengan orang lain, mengeluarkan suara yang aneh (nada
tinggi atau datar), menyakiti diri sendiri, tempertantrum atau agresif,
maka akan ditampilkan kemungkinan Autis Infantil yang diderita
anak .Seperti pada Gambar 12

Gambar 12 Pengujian Autis Infantil Umur >3


13. Pengujian 13
Jika user memilih 1-2 tahun dan beberapa gejala yang di-inpu-
tkan antara lain biasanya terjadi pada anak perempuan, kehilangan
kemampuan menggunakan gerakan tangan, bahkan bernafas mereka
tidak normal, pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil,
otot-otot makin kaku, maka akan ditampilkan kemungkinan
Syndrom Rett yang diderita anak .Seperti pada Gambar 13

xxxviii
Gambar 13 Pengujian Syndrom Rett Usia 1-2
14. Pengujian 14
Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, tidak mau
berinteraksi sama sekali dengan orang lain, perkembangan secara
normal sesuai dengan perkembangan normal anak maka akan
ditampilkan kemungkinan PDD-NOS yang diderita anak .Seperti
pada Gambar 14

Gambar 14 Pengujian PDD-NOS Usia 2-3


15. Pengujian 15
Jika user memilih 2-3 tahun dan beberapa gejala yang di-input-
kan antara lain biasanya terjadi pada anak laki-laki, masih mau
berinteraksi dengan orang lain tetapi terbatas, Memliki gaya bicara
formal, memiliki tulisan tangan buruk maka akan ditampilkan
kemungkinan Syndrom Asperger yang diderita anak .Seperti pada
Gambar 15

Gambar 15 Pengujian Syndrom Asperger Usia >3

xl
Lampiran 6

Kuisioner Pendukung Latar Belakang Masalah


xlii
Lampiran 7

Surat Keterangan Dari Talenta Kids


Lampiran 8

Surat Keterangan Dari Laboratorium Terapan


Fakultas Psikologi Universitas Satya Wacana

xliv
Lampiran 9

Surat Keterangan Hak Bebas Royalti

Anda mungkin juga menyukai