Anda di halaman 1dari 20

Keperawatan Medikal Bedah 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN DIAGNOSA KANDIDIASIS

Disusun Oleh:
KELOMPOK II

AYU MAULIDA 1612101010102


AINAL MARDHIAH 1612101010074
BAHAGIA AKMAL SAPUTRA 1612101010076
INTAN PUTRI BAHAGIA 1612101010103
MUNTASIR 1612101010085
MULYATI 1612101010099
SRI MAULIDA 1612101010090
YULIA 1612101010113

Dosen Pembimbing : Ns. Cut Husna MNS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan
sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyeraan-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Kandidiasis

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada pembaca


khususnya dalam tema ini. Selama pelaksanaan penulisan makalah ini, kelompok mendapat
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kelompok mengucapkan terima
kasih, kepada ibu Ns.Martina, M.Kep., Sp.Kep.J sebagai pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, pikiran dalam rangka membimbing kelompok dari awal hingga akhir penulisan
makalah ini.

Kami sangat menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun kami sangat harapakan untuk kesempurnaan dari
kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga karya tulis ini bisa bermanfaat.

Banda Aceh, Oktober 2017

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ........................................................................................................... 3
B. Klasifikasi.. .................................................................................................... 3
C. Etiologi....... .................................................................................................... 4
D. Manifestasi Klinis .......................................................................................... 5
E. Patofisiologi... ................................................................................................ 5
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................. 6
G. Penatalaksanaan ............................................................................................. 9
H. Komplikasi ..................................................................................................... 10
I. Pencegahan.. .................................................................................................. 11

BAB III Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan ................................................................................ 12


B. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 12
C. Intervensi Keperawatan.. ............................................................................... 13
D. Evaluasi Keperawatan.. .................................................................................. 19

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 %
dari populasi (Silverman S, 2001).

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.


albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya
AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya
penghalang (Stedman, 2005).

Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu atau
pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh
sehingga menimbulkan suatu penyakit misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS
(Farlane .M, 2002). Pada rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling
sering menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa
lesi putih atau lesi eritematus (Silverman S, 2001).

Pada keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar
(burning sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa kering
atau serostomia (Greenberg M. S. , 2003). Pada umumnya infeksi tersebut dapat di
tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik dengan
mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya. (Silverman S, 2001).

Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi jamur ragi
dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi oportunistik yang umum dari
rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan. Sariawan pada
mulut bayi disebut kandidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang
dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis.

Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan moniliasis merupakan
suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Infeksi Candida
yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang
imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.

Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 6
bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini akan makin jarang
terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan beberapa sumber mengatakan
bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri (walaupun tentu saja lebih baik diobati).

B. Klasifikasi
Secara umum, kandidiasis oral dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok, yaitu:
1. Akut , dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut
Kandidiasis ini biasanya disebut juga sebagai thrush. Secara klinis,
pseudomembranosus kandidiasis terlihat sebagai plak mukosa yang putih atau
kuning, seperti cheesy material yang dapat dihilangkan dan meninggalkan
permukaan yang berwarna merah. Kandidiasis ini terdiri atas sel epitel
deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umumnya dijumpai pada mukosa labial,
mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan periodontal dan
orofaring. Thrush dijumpai sebesar 5% pada bayi bayu lahir dan 10% pada orang
tua yang kondisi
tubuhnya lemah.23
Keberadaan
kandidiasis
pseudomembranosus
ini sering
dihubungkan dengan
penggunaan kortikosteroid, antibiotik, xerostomia, dan pada pasien dengan sistem
imun rendah seperti HIV/AIDS.

Gambar 1. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut

b. Kandidiasis Atrofik Akut


Tipe kandidiasis ini kadang dinamakan sebagai antibiotic sore tongue atau
juga kandidiasis eritematus dan biasanya dijumpai pada mukosa bukal, palatum,
dan bagian dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai bercak kemerahan.
Penggunaan antibiotik spektrum luas maupun kortikosteroid sering dikaitkan
dengan timbulnya kandidiasis atrofik akut. Pasien yang menderita kandidiasis ini
mengeluh adanya rasa sakit seperti terbakar.

Gambar 2. Kandidiasis Atrofik Akut

2. Kronik, dibedakan atas tiga jenis, yaitu :

a. Kandidiasis Atrofik Kronik


Kandidiasis atrofik kronik disebut juga denture sore mouth atau denture
related stomatitisdan merupakan bentuk kandidiasis paling umum yang
ditemukan pada 24-60% pemakai gigi tiruan.Gambaran klinis denture
relatedstomatitis ini berupa daerah eritema pada mukosa yang berkontak dengan
permukaan gigi tiruan.Gigi tiruan yang menutupi mukosa dari saliva
menyebabkan daerah tersebut mudah terinfeksi jamur.
Berdasarkan gambaran klinis yang terlihat pada mukosa yang terinflamasi
di bawah gigi tiruan rahang atas, denture stomatitis ini dapat diklasifikasikan atas
tiga yaitu :
- Tipe I : tahap awal dengan adanya pin point hiperemi yang terlokalisir

- Tipe II : tampak eritema difus pada mukosa yang berkontak dengan gigi tiruan

- Tipe III : tipe granular (inflammatory papillary hyperplasia) yang biasanya


tampak pada bagian tengah palatum keras.

Gambar 3. Denture Stomatitis tipe I

Gambar 4. Denture Stomatitis tipe II


Gambar 5. Denture Stomatitis tipe III

b. Kandidiasis Hiperplastik Kronik


Kandidiasis ini sering disebut juga sebagai Kandida leukoplakia yang
terlihat seperti plak putih pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi lateral
lidah yang tidak bisa hilang bila dihapus. Kondisi ini dapat berkembang menjadi
displasia berat atau keganasan.Kandida leukoplakia ini dihubungkan dengan
kebiasaan merokok.

Gambar 6. Kandidiasis Hiperplastik Kronik

c. Median Rhomboid Glositis


Median Rhomboid Glositis merupakan bentuk lain dari atrofik kandidiasis
yang tampak sebagai daerah atrofik pada bagian tengah permukaan dorsal lidah,
dan cenderung dihubungkan dengan perokok dan penggunaan obat steroid yang
dihirup.
Gambar 7. Median Rhomboid Glositis

3. Keilitis Angularis
Keilitis Angularis atau disebut juga angular stomatitis atau perleche merupakan
infeksi campuran bakteri dan jamur Kandida yang umumnya dijumpai pada sudut
mulut baik unilateral maupun bilateral. Sudut mulut yang terinfeksi tampak merah
dan sakit. Keilitis angularis dapat terjadi pada penderita anemia defisiensi besi,
defisiensi vitamin B12, dan pada gigi tiruan dengan vertikal dimensi oklusi yang
tidak tepat.

Gambar 8. Keilitis Angularis

C. Etiologi

Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur
yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang
mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada
orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien
yang dalam pengobatan kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum
sempurna.

Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan di
dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja mendapatkan jamur ini dari
alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga mendapatkan Candida dari vagina ibu
ketika persalinan.

Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang
tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan
menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.

Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :

- Diabetes
- Leukimia
- Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya malabsorpsi
dan malnutrisi.
- Pemakaian antibiotik

D. Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul adalah adanya bercak putih pada lidah dan sekitar mulut bayi
dan sering menimbulkan nyeri. Bercak putih ini sekilas tampak seperti kerak susu namun
sulit dilepaskan dari mulut dan lidah bayi. Bila dipaksa dikerok, tidak mustahil justru
lidah dan mulut bayi dapat berdarah.

Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan


kental berwarna putih atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam). Pada
mukosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang berwarna merah, nyeri, dan terasa
seperti terbakar.
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat sembuh
sendiri (walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti kandidiasis ini tidak dapat
menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat menyebabkan bayi menangis saat makan
dan minum (kebanyakan disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi menjadi malas minum
ASI sehingga berat badannya tak kunjung bertambah. Candida pada mulut bayi juga
dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang memperberat (misalnya pemakaian
antibiotik jangka panjang).

E. Patofisiologi

Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang
terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan
flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan
daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang
jaringan.

Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara
dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya
pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang
sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS).

Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut


yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol.
Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida
albicans yang dalam keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh
berubah tumbuh tak terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang
menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral atau moniliasis.
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa


2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan
pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsy

G. Penatalaksanaan

Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu,
pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop.
Nistatin ini akan diteteskan pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga
yang menyarankan cara pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih,
teteskan 2 tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara merata. Cara
ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun harus dilakukan dengan hati-
hati, jangan sampai membuat bayi muntah.

H. Komplikasi

Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus
besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

I. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :

1. Oral hygiene yang baik


2. Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak
immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu, payudara ibu
juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot bayi
3. Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan kebersihan botol
dan dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air panas
4. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah minum
susu
5. Pastikan bayi beristirahat yang cukup
6. Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN CANDIDIASIS

A. PENGKAJIAN
1. Sistem kardiovaskuler : Tidak ada nyeri dada
2. Sistem pernafasan : Respirasi normal, nadi normal
3. Sistem integumen : Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral
Adanya lesi, pecah-pecah dan kemerahan pada sudut
mulut, stomatitis
4. Sistem musculoskeletal : Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena
Kurang asupan nutrisi
5. Sistem persarafan : Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian
Lain yang terinfeksi. kesadaran penuh
6. Aktivitas / istirahat : Terjadi perubahan pola tidur, Tanda gejala : kurang
mata tampak mengantuk, sclera berwarna putih
kemerahan, adanya garis hitam dibawah mata
7. Sirkulasi : timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada
Kulit yang terinfeksi
8. Integritas ego : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak
berdaya ditandai dengan ansietas, murung, menarik diri
9. Makanan / cairan : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara
adekuat, anorexia, kehilangan nafsu makan karena
nyeri, diindikasikan infeksi sudah menyebar sampai
esophagus sehingga terjadi gangguan menelan.
Ditandai dengan porsi makan sedikit, terjadinya
penurunan berat badan, turgor kulit buruk.
10. Keamanan : Riwayat defisiensi imun, kulit lecet / kemerahan, lesi
kulit / ulkus pada kulit, riwayat berulangnya infeksi
jamur.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah dan eksudat
berwarna putih
2. Hipertermi b.d respon inflamasi
3. Perubahan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh b.d anoreksia
4. Kerusakan integritas mukosa oral b.d inflamasi
5. Gangguan rasa nyaman ( gatal-gatal ) berhubungan dengan infeksi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

N
DIAGNOSA TUJUAN / NOC INTERVENSI (NIC) RASIONAL
O

1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan a. Kaji nyeri secara komprehensif baik skala, a. Untuk mengetahui nyeri yang dialami
b.d proses keperawatan 1x24 jam frekuensi, klien secara komprehensif
infeksi yang diharapkan nyeri pada Lokasi dan durasinya b. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan
menghasilkan mukosa klien hilang. b. Observasi respon non verbal klien
bentukan c. Jelaskan mekanisme nyeri yang terjadi c. Agar klien bias memahami dan
warna merah NOC : d. Ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi untuk mengetahui bagaimana nyeri bisa
dan eksudat a. Mampu mengontrol nyeri mengurangi terjadi
berwarna b. Mampu mengetahui factor rasa nyeri d. Untuk mengurangi sensasi nyeri
putih penyebab nyeri e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat e. Untuk menghilangkan nyeri
c. Skala nyeri hilang analgetik f. Mengurangi timbulnya nyeri
d. Ekspresi wajah rileks f. Kolaborasi dengan keluarga dalam mengontrol
factor
Pemicu timbulnya nyeri seperti pembatasan
aktivitas

2 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan a. Kaji ttv klien terutama suhu tubuh klien a. Mengetahui keadaanumum klien
b.d respon keperawatan 1x24 jam b. Berikan kompres hangat di sekitar lipatan b. Denganmenghangatkan seluruh
inflamasi diharapkan suhu tubuh klien misalnya permukaan kulit, terjadi pelebaran
kembali normal. Ketiak dan lipatan paha pembuluh darah disekitar kulit sehingga
c. Beri minum air putih atau susu <dari 1000 cc/hr aliran darah bertambah dan panas tubuh
NOC : d. Anjurkan keluarga untuk tidak memakaikan makin cepat dikeluarkan
a. Suhu tubuh kembali selimut danPakaian tebal kepada klien c. Menjagakecukupan cairan dalam tubuh
e. Kolaborasi pemberian antipiretik dan mencegah timbulnya panas lebih
normal tinggi
b. Tidak ada perubahan kulit d. Pakaian tipis membantu mengurangi
c. Tidak pusing penguapan tubuh
e. Membantu menurunkan suhu tubuh
klien

3 Perubahan Setelah dilakukan tindakan a. Kaji pola nutrisi klien a. Mengetahui pola nutrisi klien
nutrisi kurang keperawatan 1x24 jam b. Beri makanan dalam keadaan lunak, porsi b. Memberikan nutrisi yang adekuat serta
dari diharapkan status nutrisi klien sedikit tapi sering porsi sedikit tapi sering dapat
kebutuhan membaik. c. Hindari makanan dan obat-obatan yang dapat membantu meningkatkan BB pasien
tubuh b.d Menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut c. Mencegah kerusakan integritas pada
anoreksia NOC : d. Anjurkan keluarga untuk melaporkan tentang mukosa mulut
a. Mampu mengidentifikasi Perkembangan nutrisi klien d. Perkembangan nutrisi klien sangat
kebutuhan nutrisi e. Kolaborasi pemasangan NGT jika tidak dapat penting diperlukan untuk intervensi
b. Adanya peningkatan berat makan dan minum peroral selanjutnya
badan sesuai dengan e. Membantu klien untuk memenuhi
tujuan kebutuhan nutrisi
c. Tidak ada tanda malnutrisi
d. Menunjukan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
4 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan a. Kaji kerusakan lesi mukosa oral a. Mengetahui derajat kerusakan
integritas keperawatan 1x24 jam b. Pastikan kebersihan pada alat-alat yang b. Mengurangi kerusakan integritas
mukosa oral diharapkan kerusakan digunakan klien mukosa dan mencegah infeksi berlanjut
b.d inflamasi integritas mukosa oral teratasi c. ajarkan oral hygine yang baik c. Meminimalkan tumbuhnya jamur
d. Kolaborasi pemberian anti jamur seperti disekitar rongga mulut
NOC : nystatin d. Obat anti fungi dapat meminimalkan
a. Mukosa oral kembali penyebaran jamur penimbul lesi
normal
b. Tidak bengkak dan
hiperemi
c. Lesi berkurang dan
berangsur sembuh
d. Membrane mukosa oral
lembab
5 Gangguan Setelah dilakukan tindakan a. kaji rasa gatal klien a. Mengetahui rasa gatal yang dialami
rasa nyaman keperawatan 1x24 jam b. jelaskan kepada klien gejala gatal berhubungan klien
( gatal-gatal ) diharapkan klien tidak gatal- dengan penyebabnya b. Dengan mengetahui fisiologis dan
berhubungan gatal lagi. c. anjurkan kepada klien untuk tidak menggaruk psikolog s dan prinsip gatal serta
dengan mukosanya penangannya akan meningkatkan rasa
infeksi NOC : d. kolaborasi dengan keluarga untuk tetap menjaga kooperatif ps
a. berkurangnya rasa gatal kebersihan mukosa klien c. Untuk menghindari terjadi komplikasi
b. tidak ada lecet akibat d. Mukosa yang bersih mengurangi rasa
garukan gatal
c. klien tidur nyenyak tanpa
terganggu rasa gatal

D. EVALUASI
1. Nyeri hilang
2. Suhu tubuh dalam batas normal
3. Kebutuhan nutrisi tercukupi
4. Integritas mukosa oral dalam keadaan normal
5. Klien merasa nyaman
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.


albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan
khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan
hilangnya penghalang (Stedman, 2005).

Kandidiasis di klasifikasikan menjadi 2 macam yaitu kandidiasis akut dan


kandidiasis kronik. Penyebab dari kandidiasis adalah jamur Candida Faktor-faktor yang
merupakan presdiposisi infeksi antara lain : Diabetes , Leukimia, Gangguan saluran
gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya malabsorpsi dan malnutrisi, Pemakaian
antibiotic

Diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada kasus kandidiasis adalah Nyeri
akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah dan eksudat berwarna
putih. Hipertermi b.d respon inflamasi. Perubahan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
b.d anoreksia. Kerusakan integritas mukosa oral b.d inflamasi dan Gangguan rasa
nyaman ( gatal-gatal ) berhubungan dengan infeksi

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan
kita mengenai konsep serta Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kandidiasis
sehingga dapat diterapkan kelak pada proses keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai