Anda di halaman 1dari 13

DAUR / SIKLUS NITROGEN

Follow @scorvgirl

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer
adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang biologis
sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi
dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup
diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi.

Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung
unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini
dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara khusus
sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi
tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas
manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan,
dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus
nitrogen global. Pembukaannya sudah cukup, sekarang kita menginjak ke detail
proses daur / siklus nitrogen.
FUNGSI DALAM EKOLOGI

Nitrogen sangatlah penting untuk berbagai proses kehidupan di Bumi. Nitrogen


adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya dimasukkan ke
dalam protein, tahu kan kalau protein adalah zat yang sangat kita butuhkan dalam
pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam nukleat, seperti DNA
dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan, banyak dari nitrogen
digunakan dalam molekul klorofil, yang penting untuk fotosintesis dan pertumbuhan
lebih lanjut. Meskipun atmosfer bumi merupakan sumber berlimpah nitrogen,
sebagian besar relatif tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pengolahan kimia atau
fiksasi alami (melalui proses konversi seperti yang dilakukan bakteri rhizobium),
diperlukan untuk mengkonversi gas nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan
oleh organisme hidup, oleh karena itu nitrogen menjadi komponen penting dari
produksi pangan. Kelimpahan atau kelangkaan dari bentuk "tetap" nitrogen, (juga
dikenal sebagai nitrogen reaktif), menentukan berapa banyak makanan yang dapat
tumbuh pada sebidang tanah.
PROSES-PROSES DALAM DAUR NITROGEN
Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen
organik, amonium (NH4 +), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen (N2).
Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam produk
antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen
mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia lain. Banyak proses yang dilakukan oleh
mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Diagram di atas menunjukkan bagaimana
proses-proses cocok bersama untuk membentuk siklus nitrogen (lihat gambar).

1. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen
di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen
disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat
menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini
dapat ditulis sebagai berikut :

N2 + 8 H+ + 8 e 2 NH3 + H2
Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau
biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan
beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof.
Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses non-
biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat
mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif :

a.Fiksasi biologis : beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan


dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki
nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen
adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul akar kacang-
kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri
Azotobacter.
b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu
600 C, dan dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya
berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk
amonia (NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas
hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan
bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan
pembangkit listrik termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).

d.Proses lain : Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton


dan terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.

2. Asimilasi

Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk
ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman
yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut
akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian
ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil.
Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat
berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan
organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan
molekul organik kecil.

3. Amonifikasi

Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+)
oleh bakteri dan jamur.

4. Nitrifikasi

Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di
dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri
nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +) dan
mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter,
bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi
nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan
tanaman.

Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :

1. NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas NO2- + H2O + H+


2. NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter NO3-
3. NH3 + O2 NO2 + 3H+ + 2e
4. NO2 + H2O NO3 + 2H+ + 2e

note : "Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air tanah.
Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum, karena nitrat
dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan menyebabkan sindrom
methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah mengisi aliran sungai, nitrat yang
memperkaya air tanah dapat berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana
populasi alga meledak, terutama populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat
menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena permintaan yang berlebihan untuk
oksigen. Meskipun tidak secara langsung beracun untuk ikan hidup (seperti amonia),
nitrat dapat memiliki efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi untuk
eutrofikasi ini."
5. Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2),
untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri
seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka
menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi.
Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.

Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk


peralihan sebagai berikut:
NO3 NO2 NO + N2O N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
+
2 NO + 10 e + 12 H N + 6 H O
3 2 2
6. Oksidasi Amonia Anaerobik

Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas
nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di
lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang disebut
oksidasi amonia anaerobik
+
NH + NO N + 2 H O
4 2 2 2

KOMPOS ORGANIK GRANULAR


NITROGEN
Reaksi nitrogen sebagai pupuk mengalami reaksi-rekasi sama seperti
nitrogen yang
dibebaskan oleh proses biokimia dari sisa tanaman. Bentuk pupuk
nitrogen akan
dijumpai dalam bentuk :
- Nitrat
- Amonia
- Urea
Apabila pupuk diatas ditaburkan pada tanah yang bereaksi alkalin,
- Sebagian nitrogen tersebut akan hilang dalam bentuk ammonia bebas
juga
proses nitrifikasi akan terhambat
- Azofikasi akan terhambat karena adanya nitrogen-mineral
- Volatilasi akan meningkat karena adanya nitrat yang banyak
- Proses nitrifikasi akan terhambat, hanya reaksi pertama saja yang
berlangsung normal. Jadi Nitrit akan menimbun dan berhenti bila
seluruh
nitrogen-amonium telah dioksidasikan. Hanya setelah itu reaksi kedua
akan
berlangsung dengan kecepatan lambat yang menimbulkan pengaruh
buruk
bagi tanaman (ion ini beracun pada tanaman)
Sehingga pola pemupukan dengan pupuk anorganik pada tanah bertahun-tahun menimbulkan
deposit Nitrit yang
cukup besar disamping proses hasil dari proses nitrifikasi dari material organic yang ada pada
tanah.
2NH4
+ + 3O2 2N02
- + 2 H2O + 4 H+ (1)
2NO2
- + O2 2NO3
- (2)
Pesamaan (1) dilakukan oleh Nitrosomonas spp dan persamaan (2) oleh Nitrobakter spp.
(Pengaturan tanah masam tidak memperbaiki kapasitas nitrifikasinya secara
berarti sebelum
tanah tersebut diinokulasi dengan bakteri penetrifikasi. Jadi Pemberian pupuk
organic
sebagai media bakteri pentirifikasi dengan tetap mempertahankan pH yang
dikehendaki
untuk reaksi nitrifikasi diatas sangatlah penting. Sehingga timbunan nitrit dari
reaksi
sebelumnya dapat terjadi reaksi 2 yang menjadi termakan tanaman) dengan
kata lain bahan
organic akan mempengaruhi sifat biologi tanah dengan adanya pertambahan
fungsi, bakteri,
mikro flora dan mikro fauna tanah lainnya.
Pengaruh kondisi tanah terhadap Nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi sangat peka terhadap lingkungannya, lebih peka
dibandingkan dengan
organisme heretropik aminisasi dan amonifikasi. Akibat nitrifikasi merupakan
titik lemah
dalam peredaran nitrogen. Beberapa keadaan tersebut adalah :
1. Aerasi
2. Suhu
3. Kelengasan
4. pH.
5. Pupuk
6. Nisbah C/N
Aerasi Karena Nitrifikasi merupakan proses oksidasi maka setiap
meningkatkan aerasi tanah
hingga batas tertentu akan dapat meningkatkan nitrifikasi. Pembajakan,
penyiangan dan
mengusahakan terjadinya granulasi tanah merupakan usaha yang dapat
meningkatkan

nitrifikasi. Bahan organik menyebabkan terjadinya granulasi tanah merupakan


salah satu
sifat sifat bahan organik dalam Mempengaruhi Sifat Fisik Tanah.
Memberikan pupuk organik bernisbah C/N ratio rendah akan memberikan
peningkatan
terjadinya granulasi pada tanah tersebut.
Suhu yang sangat menunjang nitrifikasi adalah 270 dan 320. Pada suhu 520 C
nitrifikasi
terhenti, tetapi antara suhu 20 dan 50 C nitrifikasi mulai berlangsung dan
secara berangasur
meningkat hingga suhu optimum.
Nisbah C/N Ratio Setelah bahan hidrat arang yang telah lapuk diberikan,
asimilasi nitrogen
menurun dan produk samping senyawa ammonium dihasilkan, keadaanya
dapat menunjang
berlangsungnya nitrifikasi, dan nitrat mulai minimbun.
Jadi nisbah C/N melalui pengaruh selektifnya terhadap jazad tanah, dapat
megendalikan
nitrifikasi dan adanya nitrat dalam tanah.
Amonifikasi
Dalam melakukan kegiatan memperoleh energi dan juga nitrogen dapat
digambarkan sebagai
berikut :
Hirdolisis
R-NH2 + HOH ROH + NH3 + Energy
Enzimatik
Kombinasi amino
2NH3 + H2CO3 (NH4)2CO3 2NH4
+ + CO3
-
Reaksi ini berlangsung lancar sekali bila tanah berdrainase dan beraerasi baik
dan banyak
mengandung kation basa (KTK tinggi). Memberikan pupuk kompos granular
yang memiliki
nilai KTK yang besar akan membesar terjadinya proses amonifikasi diatas
untuk
menghasilkan nitrat dengan kata lain akan mempengarui sifat kimia
tanah.
Pengelolaan praktis Nitrogen tanah.
Usaha mengendalikan masalah nitrogen mempunyai dua tujuan:
1. Merawat adanya persediaan yang cukup dalam tanah
2. Pengaturan ketersediaan sedemikian sehingga selalu tersedia sejumlah
nitrogen yang
diperlukan oleh tanaman.
Pengurangan Nitrogen tanah karena :
- Pencucian karena air hujan
- Terangkut karena panen
Pencucian karena air hujan atau erosi dapat dikurangi dengan adanya
pembentukan granulasi
tanah oleh bahan organik seperti terurai diatas. Pengurangan diatas biasanya
saat ini dipenuhi
dengan penambahan pupuk anorganik. Akibat dari penambahan pupuk
anorganik akan
menyebabkan reaksi seperti diuraikan diatas, sehingga menyebabkan
efektifitas dan
kerusakan tanah semakin meningkat.
Karena tanah selalu mengarah ke keadaan kadar nitrogen normal atau kadar
nitrogen
seimbang, maka setiap usaha untuk menaikkan kadar nitrogen di atas kadar
normal akan
selalu dihadapkan pada persoalan pemborosan karena kehilangan melalui
drainase atau
terjadi reaksi seperti yang dijelaskan di atas, maka untuk mempertahankan
kadar nitrogen
pada tingkat sedang merupakan tindakan yang paling tepat. Dengan
menambahkan bahan
organic yang bernisbah C/N rasio kecil serta mempertahankan pH tanah dan
pemberian
Lestari Alamku, Produktif Lahanku
3
pupuk anorganik dengan dosis yang tepat sebagai pupuk tambahan. Bahan
organic dengan
C/N ratio rendah akan mengubah nitrogen yang semula ada dalam tanah
diubah bentuk
nitrogen-organik (mobilisasi) yang tersedia bagi tanaman.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kita harus menyediakan cukup
nitrogen dalam tanah
dengan mempertahankan agar tetap mobile dan pada waktu yang sama
melindunginya dari
kemungkinan hilang yang berlebihan disebabkan oleh pencucian, volatilisasi
dan erosi.
Dapat disimpulkan bahwa pemberian kompos granular yang memiliki
sifat-sifat humus
diatas dengan pH netral dan memiliki nilai KTK yang tinggi dapat
memberikan media
pada tanah untuk terjadi nitrifikasi lebih cepat dan terus menerus
sehingga meningkatkan
kandungan nitrogen dalam tanah dan memberikan perbaikan sifat-
sifat tanah terhadap
kehilangan nitrogen-nitrat tanah atau dengan kata lain kesuburan
tanah akan
meningkat, disamping itu kompos granular itu sendiri memiliki
kandungan nitrogennitrat
organik, sehingga pemberian pupuk anorganik sebagai pupuk
tambahan dengan
dosis yang efisien akan sangat efektif karena kehilangan dalam
tanah yang berlebihan
dapat dihindari. Oleh karena itu kompos granular dapat digunakan
dalam dosis yang
ekonomis sudah cukup untuk memberikan keuntungan yang berarti
pada hasil pertanian.
POSPOR
Ada empat sumber pospor utama yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman
1. Pupuk anorganik
2. Pupuk Kandang atau pupuk hijau
3. Sisa Tanaman
4. Senyawa alamiah, baik organik maupun anorganik yang sudah ada dalam
tanah.
Walaupun jumlah total pospor dalam tanah mineral sebanding dengan
nitrogen, tetapi
masalahnya adalah sebagian tidak tersedia bagi tanaman. Apabila pospor
larut diberikan ke
dalam tanah, sebagian daripadanya diikat atau dibuat menjadi tidak tersedia
bagi tanaman,
sekalipun tanah dalam keadaan tanah yang sangat baik. Jadi bukan defisiensi
di atas bukan
dikarenakan oleh tercuci tapi karena defisiensi penggunaan pospor oleh
tanaman sangat
menonjol.
Secara singkat masalah menyeluruh dari pospor adalah :
1. Jumlah sedikit yang terdapat dalam tanah
2. Ketidaktersediaan pospor yang sudah ada dalam tanah
3. Adanya fiksasi pospor yang menyolok
Untuk menghadapi hal demikian kita harus meningkatkan kandungan pospor
dalam tanah
dan mengurangi kemungkinan pengikatan pospor oleh tanah.
Pengendapan oleh Ion-Ion besi, Almunium dan Mangan.
Reaksi kimia yang belangsung antara besi dan almunium larut dengan H2PO4
- mungkin
menghasilkan hidroksi-fosfat. Ini dapat disajikan sebagai berikut dengan
menggunakan
kation alumunium sebagai contoh :
Al3
+ + H2PO4
- + 2H2O 2H+ + Al(OH)2 H2PO2
(Larut) (Tidak Larut)
Akibat rekasi di atas berjalan ke kanan membentuk lebih banyak senyawa
pospor tidak larut.
Dengan demikian hanya sejumlah kecil H2PO4
- tersisa dan merupakan bagian yang tersedia
bagi tanaman.
Lestari Alamku, Produktif Lahanku
4
Pengikatan oleh Ion Hidro-Oksida
Senyawa dibentuk sebagai hasil fiksasi oleh oksida besi dan almunium adalah
fosfat-
Hidroksil, seperti halnya dengan pengendapan kimia yang telah dibicarakan.
Pembentukannya dapat digambarkan melalui persamaan berikut, bila kita
sajikan hidrooksida
sebagai Al(OH)3
+
Al(OH)3 + H2PO4
- Al(H2PO4) + OH-
(Larut) (Tidak Larut)
Dengan cara ini dan reaksi yang sama, pembentukan mineral fosfor yang
mengandung besi
atau almunium atau kedua-duanya dianggap terjadi di alam.
Dari kedua contoh proses di atas, maka pH tanah sangat menentukan
terjadinya ikatan
pospor dengan besi, almunium dan lainnya yang menjadi tidak tersedia bagi
tanaman.
Memberikan Kompos Granular yang efektif tidak akan
mengakibatkan peningkatan pH
yang signifikan, bahkan akan memberikan media tanah dengan pH
normal seperti yang
dimiliki oleh kompos granular.
Pengaruh Organisme tanah dan bahan organic terhadap ketersediaan
pospor
anorganik.
Disamping pH dan faktor-faktor yang berhubungan dengan reakasi tanah,
bahan organic dan
jasad mikro jelas mempengaruhi ketersediaan pospor. Seperti halnya dengan
nitrogen,
dekomposisi yang cepat yang dibarengi dengan meningkatnya populasi jasad
mikro untuk
sementara dapat menyebabkan pospor diikat dalam tubuh jasad mikro.
Selanjutnya hasil dari
dekomposisi berupa asam organic dan humus secara efektif bereaksi dengan
besi dan
almunium membentuk senyawa-senyawa kompleks. Pengikatan besi dan
almunium ini dapat
mengurangi pengikatan pospor inorganic. Jelas bahwa bahan dekomposisi
memainkan peran
penting dalam menyediakan pospor bagi tanaman yang semula terikat
sebagai besi pospat
atau alumunium pospat.
Memberikan Kompos Granular akan memberikan proses pembebasan ikatan
tersebut karena
kompos granular merupakan bahan organic yang telah terdekomposisi
sempurna yang
selanjutnya akan membebaskan pospor menjadi terlarut dari ikatan besi atau
almunium
yang tidak terlarut.

1. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen di udara
menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof.
Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan
nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :

N2 + 8 H+ + 8 e 2 NH3 + H2

Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,


Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga dapat
memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah
membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi
nitrogen juga terjadi pada proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada
empat cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih
reaktif :

a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman
polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen
organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik,
yang hidup dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari
hidup bebas bakteri Azotobacter.

b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan
penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas alam atau
minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH3). Dalam proses Haber-
Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang
digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.

c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang melepaskan
berbagai nitrogen oksida (NOx).

d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan terutama petir,
dapat memfiksasi nitrogen.

2. Asimilasi

Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk ion nitrat
atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya. Jika
nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk
dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki
hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium
langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen
sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
3. Amonifikasi

Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium (NH4+) oleh
bakteri dan jamur.

4. Nitrifikasi

Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam tanah
dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti
spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +) dan mengubah amonia menjadi nitrit
(NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit
menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit
merupakan racun bagi kehidupan tanaman.

Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :

1. NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas NO2- + H2O + H+

2. NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter NO3-

3. NH3 + O2 NO2 + 3H+ + 2e

4. NO2 + H2O NO3 + 2H+ + 2e

Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air tanah.
Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum, karena nitrat dapat
mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan menyebabkan sindrom methemoglobinemia
atau bayi biru. Ketika air tanah mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat
berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga meledak, terutama
populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena
permintaan yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak secara langsung beracun untuk ikan
hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi
untuk eutrofikasi ini."

5. Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), untuk
menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri
seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitrat
sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga
dapat hidup dalam kondisi aerobik.

Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk peralihan sebagai
berikut:

NO3 NO2 NO + N2O N2 (g)

Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:

2 NO3 + 10 e + 12 H+ N2 + 6 H2O

6. Oksidasi Amonia Anaerobik

Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas nitrogen.
Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di lautan. Reduksi dalam
kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2 N2 + 2 H2O

Anda mungkin juga menyukai