Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

DiSusun Oleh :

Efi Rulli Gustawati 10215009


Yessi Elita Okinawati 10215016
Iit Retnaning Mutiani 10215023
Shinta Putri Gitayu 10215026
Rizky Irmawati 10215035
Kartika Dwi Pratiwi 10215038
Siti Fatimah 10215050

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2017

i
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Komunitas 1.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat, bantuan, dorongan bimbingan orang tua,
sehingga kendala kendala yang penyusun hadapi teratasi. Makalah ini berupaya
memberikan sumbangan pengetahuan untuk kita semua khususnya mahasiswa
keperawatan untuk di harapkan bisa menjalankan tugasnya dalam bidang
kesehatan.

Penyusunpun menyadari bahwa susunan pembuatan makalah ini belum


mencapai hasil yang sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat
diharapkan yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga makalah


ini dapat membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang
masih belum diungkapkan dalam membahas Asuhan Keperawatan pda Keluarga
dengan Anak Usia Sekolah.

Wassalamuallaikum Wr. Wb.

Kediri 25 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar isi.......................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi remaja ............................................................................... 3
2.2 Tahap perkembangan remaja ......................................................... 3
2.3 Karakteristik perkembangan remaja .............................................. 4
2.4 Tugas perkembangan pada masa remaja ........................................ 6
2.5 Keluarga ......................................................................................... 6
2.6 Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja ...................... 6
2.7 Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap
Perkembangan Anak Usia Remaja ................................................ 7

III. ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Gambaran kasus ............................................................................ 10
3.2 Pengkajian ..................................................................................... 19
3.3 Analisa data ................................................................................... 20
3.4 Diagnosa keperawatan................................................................... 24
3.5 Scoring/ pembobotan dan penentuan prioritas masalah ................ 25
3.6 Prioritas diagnosa keperawatan ..................................................... 29
3.7 Rencana tindakan keperawatan ..................................................... 30

iii
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 47
4.2 Saran .............................................................................................. 47

Daftar Pustaka ................................................................................................ 48

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun, dimana pada usia
ini anak memperoleh dasar pengetahuan dan keterampilan untuk keberhasilan
penyesuaian diri anak pada kehidupan dewasanya. Sekolah menjadi
pengalaman inti pada anak, karena dianggap mulai bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan
orang lainnya (Wong,et all, 2009). Pada usia ini anak suka berkelompok (gang
age), anak sudah mulai mengalihkan perhatian dari hubungan intim dalam
keluarga dan mulai berkerjasama dengan teman dalam bersikap atau belajar
(Gunarsa, 2006), dengan demikian Anak usia sekolah mulai dominan
menghabiskan waktu dengan teman sebayanya.
Orang tua mempunyai harapan agar anaknya mempunyai pengetahuan
(intelektual), keterampilan serta kemampuan prilaku yang baik yang akan
berguna untuk mengatasi persoalan dalam kehidupannya sehari -hari, dimulai
dengan memiliki pengetahuan kogni t if (membaca dan menulis), dan
pengetahuan eksistensial pragmat is (Leksono, 2013).
Empat negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia adalah Negara
Cina (Tiongkok), India, Amerika Serikat (USA), dan setelah itu Negara
Indonesia. Negara Cina (Tiongkok) memiliki jumlah penduduk 1.401.586.609
jiwa, dimana16% penduduknya merupakan anak usia dibawah 14 tahun,
sedangkan Indonesia memiliki total jumlah penduduk 255.708.785 jiwa, dan
jumlah anak usia sekolah (6-12 tahun) adalah 43.678.722 jiwa (Devisi
Kependudukan PBB, 2015). Berdasarkan data tersebut 19% dari total
jumlah penduduk Indonesia merupakan anak usia sekolah, dimana anak
membutuhkan dukungan lebih dari orang tua dan pemerintah untuk bisa
menciptakan penerus bangsa yang mempunyai perilaku dan intelektual yang
baik.
Perilaku anak yang baik dapat tercipta jika anak mampu melakukan tugas
tumbuh kembang anak sesuai usianya. Pada pertumbuhan yang dilihat adalah

1
pembentukan secara fisik diantaranya adalah tinggi badan, berat badan sesuai
usia, kerentanan terhadap penyakit, dan status kesehatan yang ada (cacat
tubuh). Keseluruhan aspek tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan baik
jika anak mempunyai kesadaran diri mengenai dirinya dalam proses
berkembang. (Wong,et all, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi anak usia sekolah ?
2. Bagaimana tugas perkembangan anak usia sekolah ?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah ?
4. Bagiamana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak usia sekolah
?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a) Menyebutkan definisi keluarga dengan anakusia sekolah.
b) Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah.
c) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia
sekolah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Remaja


Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun,
yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketikaanak-anak
dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan
dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah
merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
Anak usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang
usia 6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga
(Supraptini, 2004).

2.2 Tahap Perkembangan Remaja


1. Perkembangan Kognitif (Piaget)
Dilihat dari sisi kognitif, perkembangan anak usia sekolah berada pada
tahap konkret dengan perkembangan kemampuan anak yang sudah mulai
memandang secara realistis terhadap dunianya dan mempunyai anggapan
yang sama dengan orang lain. Sifat ego sentrik sudah mulai hilang, sebab
anak mulai memiliki pengertian tentang keterbatasan diri sendiri. Anak usia
sekolah mulai dapat mengetahui tujuan rasional tentang kejadian dan
mengelompokkan objek dalam situasi dan tempat yang berbeda. Pada periode
ini, anak mulai mampu mengelompokkan, menghitung, mengurutkan, dan
mengatur bukti-bukti dalam penyelesaian masalah. Anak menyelesaikan
masalah secara nyata dan urut dari apa yang dirasakan. Sifat pikiran anak usia
sekolah berada dalam tahap reversibilitas, yaitu anak mulai memandang
sesutau dari arah sebaliknya atau dapat disebut anak memiliki dua pandangan
terhadap sesuatu. Perkembangan kognitif anak usia sekolah memperlihatkan
anak lebih bersifat logis dan dapat menyelesaikan masalah secara konkret.
Kemampuan kognitif pada anak terus berkembang sampai remaja (Hurlock,
2004)

3
2. Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Pada perkembangan ini, anak usia sekolah berada pada fase laten dimana
perkembangannya ditunjukkan melalui kepuasan anak terhadap diri sendiri
yang mulai terintegrasi dan anak sudah masuk pada masa pubertas. Anak juga
mulai berhadapan dengan tuntutan sosial seperti memulai sebuah hubungan
dalam kelompok. Pada tahap ini anak biasanya membangun kelompok
dengan teman sebaya. Anak usia sekolah mulai tertarik untuk membina
hubungan dengan jenis kelamin yang sama. Anak mulai menggunakan energi
untuk melakukan aktifitas fisik dan intelektual bersama kelompok sosial dan
dengan teman sebayanya, terutama dengan yang berjenis kelamin sama
(Hockenberry & Wilson, 2007; Wong, 2009)
3. Perkembangan Psikososial
Pada perkembangan ini, anak berada dalam tahapan rajin dan akan selalu
berusaha mencapai sesuatu yang diinginkan terutama apabila hal tersebut
bernilai sosial atau bermanfaat bagi kelompoknya. Pada tahap ini anak akan
sangat tertarik dalam menyelasaikan sebuah masalah atau tantangan dalam
kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh adanya keinginan anak untuk
mengambil setiap peran yang ada di lingkungan sosial terutama dalam
kelompok sebayanya. Pada tahap ini, anak menginginkan adanya pencapaian
yang nyata. Keberhasilan anak dalam pencapaian setiap hal yang mereka
lakukan akan meningkatkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri anak.
Anak- anak yang tidak dapat memenuhi standar yang ada dapat mengalami
rasa inferiority (Muscari, 2005; Wong, 2009). Anak yang
mengalamiinferiority harus diberikan dukungan dalam menjalankan
aktivitasnya (Sarafino, 2006). Pengakuan teman sebaya terhadap keterlibatan
anak di kelompoknya akan memberikan dukungan positif pada anak usia
sekolah.

2.3 Karakteristik Perkembangan Remaja


1. Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, senang bergerak,
senang bekerjadalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu
secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan

4
pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa
berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
2. Menurut Havighurst tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai
berikut :
a. menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan
aktivitas fisik.
b. Membangun hidup sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan.
c. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya.
d. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung.
agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
f. Mengembangkan konsepkonsep hidup yang perlu dalam lehidupan.
g. mengembangkan kata hati, moral, dan nilainilai sebagai pedoman
perilaku.
h. mencapai kemandirian pribadi.

2.4 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja


Menurut Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen,
1974;
Havighurst, 1976) tugas tugas perkembangan masa ini adalah :
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan :
bermain sepakbola, loncat tali, berenang.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhlukbiologis.
c. Belajar bergaul dengan teman teman sebaya.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari hari.
g. Mengembangkan kata hati.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

5
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan
lembagalembaga.

2.5 Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat
anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga
umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Menurut Slameto (2006)
keluarga adalah lembaga pendidikan yang yang pertama dan utama bagi
anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang
tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan
menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga adalah perkumpulan dua orang atau
lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis
(Duval, 1972 dalam Setiadi 2008), yaitu :
a. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga yang
anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah.
b. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya
terdiri dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah pihak.
c. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang telah menikah dan masih menumpang pada
orang tuanya.

2.6 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja


Dimulai pada saat anak pertama mulai memasuki masa-masa sekolah
dan mulai berinteraksi dengan lingkungan baru di sekolahnya. Dalam tahapan
ini usia anak berkisar diantara usia 6-12 tahun. Tugas perkembangan :
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkngan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

6
2.7 Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap
Perkembangan Anak Usia Remaja
1. Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal, keluargasangat sibuk.
2. Anak memiliki aktivitas masing-masing di sekolah.
3. Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda : perkembangan anak & dirinya.
4. Orang tua belajar menghadapi atau membiarkan anak pergi (bermain
dengan teman sebayanya).
5. Orang tua mulai merasakan tekanan yang besar dari komunitas di luar
rumah (sistem di sekolah).

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Gambaran Kasus


Keluarga Bapak E merupakan keluarga inti yang terdiri dari Bapak E, Ibu
S, dan tiga orang anaknya. Bapak E berusia 38 tahun sedangkan ibu S berusia
36 tahun. Anak pertama An.A berusia 12 tahun, anak ke dua An.S berusia 8.5
thn, anak ketiga An.R berusia 17 bulan. Port de entry pada keluarga ini adalah
An.S dengan masalah nutrisi. Tahap perkembangan keluarga Bapak E saat ini
adalah keluarga dengan anak remaja. Karena anak pertama berusia 12 tahun
dan akan masuk sekolah SMP.
Keluarga bapak E tinggal dirumah kontrakkan yang berukuran 3X6
m2yangberada di RT 05 RW 03 kelurahan Cisalak Pasar. Keluarga Bapak E
tinggal dilingkungan masyarakat yang mayoritas penduduk asli daerah
setempat danpendatang dari Jakarta. Sebagian besar tetangga bekerja sebagai
karyawan swastadan buruh.
Fasilitas yang dimanfaatkan keluarga untuk pemeliharaan dan
pemeriksaankesehatan adalah Puskesmas. Biasanya kalau Ibu S atau Bapak E
merasakan sakit,Ibu S dan Bapak E biasanya langsung berobat ke puskesmas
atau ke dokterpraktek dekat rumah. Keluarga memiliki jaminan kesehatan
yaitu jamkesda.
Menurut ibu S dalam keluarga yang paling tampak kurus adalah an.S. Ibu
Smengatakan An.S sulit makan dirumah, makan hanya 1-2x sehari , setiap
makanhanya 1 centong nasi ditambah lauk. Ibu S mengatakan An. S tidak
pernahmenghabiskan makanannya. Ibu S mengatakan jarang masak dirumah
karnabingung dengan menu masakan. Ibu S mengatakan jika tidak masak
dirumah,beliau akan membeli ayam siap saji atau menggoreng nuggets untuk
makan anak anaknya. Ibu S mengatakan jika masak dirumah, memasak nasi
ditambah 1macam lauk ikan atau ayam, terkadang ditambah sayur. Ibu S
mengatakanmeskipun An.S tampak kurus, namun An.S termasuk anak yang
aktif dan jarangsakit. Ibu S mengatakan An.S sering jajan diluar dan
disekolah. Ibu Smengatakan selalu menuruti An.S jika ingin jajan. Ibu S

8
mengatakan tidak pernahmembawakan bekal ke sekolah. Ibu S mengatakan
meskipun An.S kurus tapitidak ada massalah dalam belajar.
An.S (8.5th) mengatakan bosan makan dirumah karna lauknya itu itu
saja. An.S mengatakan senang jajan chiki dan mie instan dan es di warung.
Bapak Emengatakan An.S memang kurus karna BB lahirnya juga kecil.
Bapak Emengatakan merasa penasaran apakah benar anaknya kurang gizi
atau tidak.Keluarga bapak E mengatakan belum mengetahui pengertian gizi
kurang,penyebab serta tanda dan gejalanya. Keluarga juga mengatakan tidak
tahu jumlahtakaran makanan yang sesuai untuk anak usia sekolah. Bapak E
mengatakan jikaada keluarga yang sakit maka akan segera membawa ke
puskesmas. Ibu Smengatakan ingin mengetahui mengenai gizi seimbang agar
an.S bisa gemuk.
Dari pemeriksaan fisik An.S didapatkan data nadi 100 x/mnt, Suhu
36,20C,pernapasan 20 x/mnt, TB113 cm, LLA 15 cm, BB 16 kg , IMT 12.5,
statusantropometri antara-3SD s/d -2SD, Rambut terdistribusi secara merata
berwarnahitam kemerahan, tebal. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik. Perut tidakbuncit, oedema pada tungkai tidak ada.
Masalah kesehatan lain terdapat pada An.A (12 tahun) dan Bapak E
(38tahun).An.A memiliki riwayat penyakit ISPA yang selalu muncul jika
daya tahantubuhnya menurun dan terdapat orang disekitarnya yang sedang
batuk pilek makaakan mudah tertular. Sedangkan bapak E memiliki
kebiasaan merokok 1 bungkusperhari. Bapak E juga memiliki kebiasaan
minum kopi 2 gelas perhari. Saatditanya mengenai akibat dari merokok dan
minum kopi, bapak E mengatakanmenyadari bahwa minum kopi dan
merokok tidak baik untuk kesehatan. Tingkatkemandirian keluarga berada
pada tingkat I.

9
Genogram

10
3.2 Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes Puskesmas No. Registrasi 133-44-35

Nama perawat yang mengkaji Siti Nurmanah Tanggal Pengkajian 22 oktober


2017

1. DATA KELUARGA

Nama Kepala Keluarga Bapak E Bahasa Sehari-hari Indonesia

Alamat Rumah & Telp RT 05 RW 03 Jarak Yankes terdekat 2 meter


kelurahan Cisalak
Pasar

Agama dan Suku Islam, Jawa Alat transportasi Sepeda motor

11
No Nama Hub Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Status TTV Status Alat Bantu /
Dgn KK terakhir Saat ini Gizi (TB, (TD, Imunisasi Protesa
BB, N, S, Dasar
BMI) RR)
1. Bapak E Suami 38 thn L Jawa SMP Karyawa TB: Nor Lengkap Tidak ada
n dan 170 mal
buruh cm,
BB: 75
kg,
BMI:
25,95
2. Ibu S Istri 36 thn P Jawa SMP Ibu TB:150 Nor Lengkap Tidak ada
rumah cm, mal
tangga BB:60
kg,
BMI:26
,67
3. An.A Anak 1 12 thn L Jawa SMP Pelajar TB:110 Nor Lengkap Tidak ada
cm, mal
BB:25
kg,
BMI:20
,66
4. An.S Anak 2 8,5 P Jawa SD Pelajar TB Nadi Lengkap Tidak ada
thn :113 :
cm, 100x
BB: 16 /mnt,

12
kg, suhu
BMI:12 :
,53 36,2
C
RR:
20x/
mnt
5. An.R Anak 3 17 bln P Jawa Belum - TB: 70 Nor Lengkap Tidak ada
Sekolah cm, mal
BB: 10
kg,
BMI:
20,41

13
LANJUTAN
No Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Analisis Masalah
Umum Saat ini Penyakit / Kesehatan
Alergi INDIVIDU

1. Bapak E Kurus, rambut Sehat Tidak ada Merokok 1 hari 1


berwarna hitam, bungkus dan
tinggi, kulit minum kopi 2 kali
coklat sawo sehari.
matang.
2. Ibu S Kurus, tinggi, Sehat Tidak ada Normal
rambut lurus
berwarna hitam,
kulit putih
bersih.
3. An.A Kurus, tinggi, Sehat ISPA Normal
rambut tebal
berwarna hitam,
kulit cokelat
sawo matang.
4. An.S Kurus, Rambut Malanutrisi Malanutrisi Malanutrisi
terdistribusi
secara merata
berwarna hitam
kemerahan,
tebal.

14
Konjungtiva
tidak anemis,
sklera tidak
ikterik.
Perut tidak
buncit, oedema
pada tungkai
tidak ada.
5. An.R Badan gemuk, Sehat Tidak ada Normal
rambut hitam,
kulit putih
bersih.

15
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT TERLAMPIR
3. DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

Kondisi Rumah : Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga


kesehatan :
Kurang baik, karena tidak memiliki ventilasi yang
cukup. Ya / Tidak*

Ventilasi : Karena rumah dari keluarga Bapak E. Dekat denga


Puskesmas.
Cukup / Kurang*
Jika ada bayi, Memberi ASI eksklusif :
Karena anak A mengalami ISPA, seharusnya setiap
rumah itu memiliki ventilasi yang cukup untuk Ya / Tidak*
pertukaran udara.
Karena sang ibu sangat memperhatikan kesehatan
Pencahayaan rumah : bayinya.

Baik / Tidak* Jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan :

Baik, pencahayaan di rumah keluarga tersebut sudah Ya / Tidak*


mencukupi.
Karena untuk mengetahui perubahan pertumbuhan
Saluran Buang Limbah : pada bayi dan melakukan imunisasi.

Baik/Cukup/Kurang* Menggunakan air bersih untuk makan & minum :

Saluran limbah terbuka. Ya / Tidak*

Sumber Air Bersih : Karena semua anggota keluarga memperhatikan


kesehatan.
Sehat / Tidak Sehat *
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun :
Karena air bersih mengalir langsung dari sumber air,
dan air bersih juga penting untuk kebutuhan sehari-hari Ya / Tidak*
dan kesehatan.
Dilakukan sebelum makan atau sesudah melakuka
Jamban Memenuhi Syarat : aktivitas.

Ya / Tidak * Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :

Sudah memenuhi syarat, karena keluarga tidak ada Ya / Tidak*


masalah kesehatan mengenai personal hygiene.
Karena untuk menjaga lingkungan sekitar biar teta
Tempat Sampah : bersih.

Ya / Tidak * Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :

16
Karena penting untuk membuang limbah di dalam Ya / Tidak*
setiap rumah.
Karena kebersihan itu sebagian dari iman.
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota
Keluarga 8m2/orang : Mengkonsumsi laup dan pauk setiap hari :

Ya / Tidak* Ya / Tidak*

Seharusnya anak dengan penyakit ISPA selain ruangan Anggota mengonsumsi lauk setiap hari tanpa pauk
kamarnya memiliki banyak ventilasi harunya juga Menggunakan jamban sehat :
kamarnya luas dan bersih, agar anak dapat lebih
nyaman dalam beraktivitas. Ya / Tidak*

Karena untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan


keluarga

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :

Ya / Tidak*

Karena untuk mencegah terjadinya penyakit DB

Makan buah dan sayur setiap hari :

Ya / Tidak*

Karena orang jaman sekarang selalu memilih


makanan-makanan yang disuka saja.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya / Tidak*

Mereka menjalankan tugasnya masing-masing di


setiap harinya. Bapak E kerja, Ibu S mengurus rum
anak A sekolah, anak S sekolah, dan anak R masih
balita.

Tidak merokok di dalam rumah : Ya / Tidak*

Karena Bapak E masih merokok didalam rumah

4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita
sakit : Ya
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya : Ya

17
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya : Ya
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan
yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati / dirawat : Ya
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Keluarga / Tetangga
/ Kader/Tenaga kesehatan, yaitu Dokter
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya : Tidak perlu ditangani karena akan sembuh
sendiri biasanya / Perlu berobat ke fasilitas yankes / Tidak
terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang
dialami anggota keluarganya secara aktif : Ya / Tidak, jelaskan ibu
dan bapak membawa anak S ke puskesmas setiap kali anggota
keluarga ada yang sakit.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah
kesehatan yang dialaminya yang dialami anggota keluarganya : Ya
/ Tidak, jelaskan karena anak S terlihat kurus dari bayi hingga
remaja
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga
dengan masalah kesehatan yang dialaminya : Ya / Tidak, jelaskan
mereka membawa anaknya ke puskesmas untuk berobat
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya : Ya / Tidak, jelaska karena
bapak E masih terus merokok walaupun sudah mengetahui
bahwa anaknya mempunyai riwayat ISPA
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : Ya / Tidak, jelaskan, belum
karena setelah anak pertama sakit ISPA bapak E masih
merokok dalam rumah.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya : Ya / Tidak, jelaskan karena kurangnya
komunikasi dan bersosialisasi antara keluarga dalam
masyarakat dan lingkungan.

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN


KELUARGA
Kunjungan Pertama (K-1) : Kunjungan Keempat (K-3) :
- Melakukan pengkajian keluarga tahap 1 - Implementasi TUK 1,2 dan 3

18
Perawat : Siti Nurmanah Perawat : Siti Nurmanah

Kunjungan Kedua (K-2) : Kunjungan Kelima (K-4) :


- Melakukan pengkajian keluarga tahap 2 - Melakukan demonstrasi cara mengolah
Perawat : Siti Nurmanah makanan dan demonstrasi implementasi
unggulan yaitu, menyusun menu seimban
bagi anak S untuk 1 minggu
Perawat : Siti Nurmanah

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT DALAM KELUARGA


Nama Individu yang sakit : anak S Diagnosa medik : malnutrisi

Sumber dana kesehatan : pemerintah Rujukan dokter / rumah sakit : -

a. Keadaan Umum
Kurus, Rambut terdistribusi secara merata berwarna hitamkemeraha, tebal.
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
b. Sirkulasi / Cairan
Kulit terlihat kusam dan kering karena suplai cairan ke dalam tubuh kurang,
pasien juga kesulitan untuk bernafas dikarenakan memiliki riwayat penyakit
ISPA.
c. Sistem Perkemihan
Normal
d. Sistem Pernapasan
Normal
e. Sistem Pencernaan
Jarang mengalami gangguan.
Dapat memepertahankan kadar gula dengan baik.
f. Sistem Muskuloskeletal
Normal
g. Sistem Neurosensori
Normal
h. Kulit
Sawo matang
i. Tidur dan Istirahat
Cukup baik
j. Mental
Tidak ada gangguan
k. Komunikasi dan Budaya
An.S berkomunikasi dengan baik kepeda anggota keluarga lainnya layaknya
seorang anak dengan orang tuanya dan seorang kakak dengan adiknya begitu
pula sebaliknya.

19
l. Kebersihan Diri
An.S mandi satu hari dua kali, sikat gigi setiap mandi, memakai sabun mandi
setiap mandi dan mandi menggunakan air bersih. Mencuci tangan sebelum
makan.
m. Perawatan Diri Sehari-hari
An.S mandi satu hari dua kali. Ganti baju satu hari dua kali.

Keterangan Tambahan terkait Individu

An.S (8.5th) kurus sejak lahir, meskipun kurus tapi dia tidak punya masalah
dalam belajarnya. An.S. juga termasuk anak yang aktif dan jarang sakit.

Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan dikeluarga b.d Ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah tentang pola makan yang baik dan menu
sehat.
2. Ketidakefektifan Koping b.d defisiensi keluarga tentang keseimbangan
gizi.
3. Perilaku cenderung beresiko pada bapak E berhubungan dengan ISPA,
kebiasaan bapak E yang buruk.

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

1. Ds : Ketidakmampuan Ketidakefektifan Koping


- Ibu S mengatakan An.S keluarga mengenal
sulit makan dirumah, makan masalah tentang pola
hanya 1-2x sehari , setiap makan yang baik dan
makan hanya 1 centong nasi
menu sehat.
ditambah lauk.
- Ibu S mengatakan An. S
tidak pernah menghabiskan
makanannya.
- Ibu S mengatakan jarang
masak dirumah karna
bingung dengan menu
masakan.
- Ibu S mengatakan jika tidak
masak dirumah, beliau akan
membeli ayam siap saji atau
menggoreng nuggets untuk
makan anak - anaknya.
- Ibu S mengatakan jika
masak dirumah, memasak

20
nasi ditambah 1 macam lauk
ikan atau ayam, terkadang
ditambah sayur.
- Ibu S mengatakan An.S
sering jajan diluar dan
disekolah.
- Ibu S mengatakan selalu
menuruti An.S jika ingin
jajan.
- Ibu S mengatakan tidak
pernah membawakan bekal
ke sekolah.
- An.S mengatakan bosan
makan dirumah karna
lauknya itu itu saja.
- An. S mengatakan senang
jajan chiki dan mie instan
dan es di warung.
Do :

- An.S tampak bosan makan


dirumah.
- An.S lebih banyak jajan di
warung.
- An.S kurang nafsu makan.
2. Ds : Defisiensi keluarga ?
- Bapak E mengatakan tentang keseimbangan
merasa penasaran apakah gizi.
benar anaknya kurang gizi
atau tidak.
- Keluarga bapak E
mengatakan belum
mengetahui pengertian gizi
kurang, penyebab serta
tanda dan gejalanya.
- Keluarga juga mengatakan
tidak tahu jumlah takaran
makanan yang sesuai untuk
anak usia sekolah.
- Ibu S mengatakan ingin
mengetahui mengenai gizi
seimbang agar an.S bisa
gemuk.
Do :

- Bapak E tampak belum


mengetahui pengertian gizi
kurang, penyebab serta

21
tanda dan gejalanya.
- Defisiensi pengetahuan
tentang gizi seimbang dan
kurang gizi.
3. Ds : Kebiasaan Bapak S yang Perilaku cenderung
- Bapak E mengatakan bahwa buruk. beresiko
minum kopi dan merokok
tidak baik untuk kesehatan.
Do :

- Bapak E merokok 1
bungkus perhari.
- Bapak E minum kopi 2
gelas perhari.

PRE PLANNING PENGKAJIAN PERTAMA


PADA KELUARGA DENGAN IBU MENYUSUI

A. LATAR BELAKANG
Ibu menyusui atau ibu meneteki merupakan sasaran asuhan
keperawatan keluarga dimana mereka adalah bagian terpenting dalam
pemenuhan kebutuhan anaknya. Buteki perlu mendapatkan perhatian lebih dari
segi kesehatan karena merekalah tiang penyangga utama status kesehatan bagi
anak yang diasuhnya. Dalam asuhan keperawatan haruslah dimulai dari tahap
pengkajian sampai evaluasi
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan
yang merupakan langkah awal untuk mengetahui masalah keperawatan apa saja
yang ditemukan pada keluarga. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan
melalui wawancara, pengamatan, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data umum,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga.
Untuk mengetahui masalah keperawatan yang ada pada keluarga maka
diperlukan pengkajian yang lengkap sebagai langkah awal dari proses
keperawatan.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data pada keluarga sehingga dapat dirumuskan
masalah keperawatan pada keluarga khususnya yang masih memberikan
ASI pada bayinya.
b. Tujuan Khusus

22
1. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga
3. Mengetahui struktur keluarga
4. Mengetahui fungsi keluarga
5. Mengetahui stress dan koping keluarga
6. Mengetahui status kesehatan keluarga
7. Mengetahui harapan keluarga
8. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga

C. METODE PELAKSANAAN
Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

D. SASARAN DAN TARGET


Sasaran : keluarga
Target : Ibu yang menyusui

E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal :
Waktu :
No. Tahap Kegiatan
1. Prainteraksi - Menyampaikan salam
( 5 menit ) - Memperkenalkan diri
- Menyampaikan maksud dan tujuan
2. Interaksi - Wawancara dengan keluarga tentang data
( 30 menit ) yang diperlukan.
- Melakukan pemeriksaan fisik pada seluruh
anggota keluarga
- Melakukan observasi lingkungan.

3. Terminasi - Mengakhiri kontrak dan mengucapkan


( 5 menit ) terima kasih
- Kontrak waktu kembali untuk melengkapi
data yang kurang
- Salam penutup

23
3. Terminasi - Mengakhiri kontrak dan mengucapkan
( 5 menit ) terima kasih
- Kontrak waktu kembali untuk melengkapi
data yang kurang
- Salam penutup

F. MEDIA DAN ALAT


Alat tulis, instrument pengkajian, alat pemeriksaan fisik

G. SETTING TEMPAT

H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Menyiapkan pre planning
Kontrak waktu dengan keluarga
Menyiapkan instrument pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik.
2. Evaluasi Proses
Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.
Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk
melengkapi data.
Keluarga kooperatif saat dilakukan pemeriksaan fisik.
Keluarga mengijinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi.
Wawancara berjalan dengan lancar
3. Evaluasi hasil
Didapatkan kurang lebih 75% data tentang data umum, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan
keluarga

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan dikeluarga b.d
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang pola makan
yang baik dan menu sehat.
2. Ketidakefektifan Koping b.d defisiensi keluarga tentang
keseimbangan gizi.
3. Perilaku cenderung beresiko pada bapak E berhubungan dengan
ISPA, kebiasaan bapak E yang buruk.

24
3.4 Scoring/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah

1. Diagnosa : Ketidakefektifan manajemen kesehatan dikeluarga b.d


Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang pola
makan yang baik dan menu sehat
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran

SIFAT MASALAH An.S tampak kurus, rambut


(bobot = 1) tampak kemerahan, BB 16 kg,
- Tidak sehat 3 3/3 x 1 = 1 TB 113cm, IMT 12.5, LLA 15
- Ancaman 2 cm, antropometri (IMT/U) An.
kesehatan 1 Sa tergolong kurus dengan nilai
- Krisis atau standar deviasi antara -3SD
keadaan sampai - 2SD
sejahtera
KEMUNGKINAN Keluarga memiliki jaminan
MASALAH kesehatan, perawat memiliki
DAPAT DIUBAH pengetahuan mengenai gizi
(bobot = 2) 2 2/2 x 2 = 2 seimbang dan memiliki waktu
- Dengan mudah 1 untuk memberikan asuhan
- Hanya sebagian 0 keperawatan kepada keluarga,
- Tidak dapat dan tersedianya pelayanan
kesehatan dimasyarakat yaitu
posyandu dan puskesmas.

POTENSIAL Masalah gizi kurang pada An.S


MASALAH masih dapat diceegah untuk
DAPAT DICEGAH menjadi gizi buruk. Karena
(bobot = 1) 3 3/3 x 1 = 1/3 secara antropometri memang
- Tinggi 2 an.S tergolong kurus, namun
- Cukup 1 secara fisik an.S masih
- Rendah

25
tergolong normal.

MENONJOLKAN Menurut keluarga masalah gizi


MASALAH (bobot pada an.S tidak terlalu berat,
= 1) 2 1/2 x 1 = 1 karena an.S masih aktif dan
- Masalah berat, tidak ada masalah dalam
harus segera 1 pelajaran. An.S juga jarang
ditangani sakit.
- Ada masalah,
tapi tidak perlu 0
segera ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
Total 4 1/2

1. Diagnosa : Ketidakefektifan Koping b.d defisiensi keluarga


tentang keseimbangan gizi.
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran

SIFAT MASALAH Menurut ibu S dalam keluarga


(bobot = 1) yang paling tampak kurus
- Tidak sehat 3 2/3 x 1 = 2/3 adalah an.S. Ibu mengatakan
- Ancaman 2 An.S sulit makan dirumah,
kesehatan 1 makan hanya 1-2x sehari , setiap
- Krisis atau makanhanya 1 centong nasi
keadaan ditambah lauk
sejahtera
KEMUNGKINAN Ibu S mengatakan jika tidak
MASALAH masak dirumah,beliau akan
DAPAT DIUBAH membeli ayam siap saji atau
(bobot = 2) 2 2/2 x 2 = 2 menggoreng nuggets untuk
- Dengan mudah 1 makan anak anaknya

26
- Hanya sebagian 0
- Tidak dapat
POTENSIAL Ibu S mengatakan An.S sering
MASALAH jajan diluar dan disekolah. Ibu S
DAPAT DICEGAH mengatakan selalu menuruti
(bobot = 1) 3 3/3 x 1 = 1 An.S jika ingin jajan. Ibu S
- Tinggi 2 mengatakan tidak
- Cukup 1 pernahmembawakan bekal ke
- Rendah sekolah dan mengatakan senang
jajan chiki dan mie instan dan es
di warung.

MENONJOLKAN Keluarga menyatakan meskipun


MASALAH (bobot An.S kurus tapitidak ada
= 1) 2 1/2 x 1 = 1/2 masalah dalam belajar dan
- Masalah berat, termasuk anak yang aktif dan
harus segera 1 jarangsakit
ditangani
- Ada masalah,
tapi tidak perlu 0
segera ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
Total 4 1/6

3. Diagnosa. :perilaku cenderung beresiko pada bapak.E.b.d ISPA


Kriteria Skor Hasil Pembenaran

SIFAT MASALAH Perilaku bapak E yang minum


(bobot = 1) kopi danmerokok sangat
- Tidak sehat 3 beresiko terhadapkesehatan.
- Ancaman 2 2/3 x 1=2/3
kesehatan

27
- Krisis atau 1
keadaan
sejahtera
KEMUNGKINAN Keluarga memiliki jaminan
MASALAH kesehatan,tersedianya pelayanan
DAPAT DIUBAH kesehatandimasyarakat yaitu
(bobot = 2) 2/3 x 1=2/3 posyandu danpuskesmas.
2
- Dengan
1
mudah
0
- Hanya
sebagian
- Tidak dapat
POTENSIAL Kebiasaan minum kopi dan
MASALAH merokokpada bapak E sudah
DAPAT DICEGAH berlangsung lamadan sudah
(bobot = 1) 3 2/3 x 1=2/3 menjadi gaya hidup
- Tinggi 2
- Cukup 1
- Rendah
MENONJOLKAN Bapak E mengatakan merasa
MASALAH (bobot tidak adamasalah dengan
= 1) 0/2 x 1 =0 kebiasaanya selama ini.
2
- Masalah
berat, harus
segera
ditangani
- Ada
1
masalah, tapi
tidak perlu
segera
0
ditangani
- Masalah

28
tidak
dirasakan
Total 2 1/3

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan dikeluarga b.d
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentang pola makan
yang baik dan menu sehat
2. Ketidakefektifan Koping b.d defisiensi keluarga tentang
keseimbangan gizi.
3. Perilaku cenderung beresiko pada bapak.E b.d ISPA , Kebiasaan
Bapak.E yang buruk

29
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Krieteria Evaluasi
Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar

Ketidakefekt setelah 1. Setelah 1 x 1. Verbal/K 1. Keluarga 1. Diskusikan


ifan dilakukan 20 menit ognitif. mengerti apa bersama
manajemen asuhan pertemuan, itu pola keluarga
kesehatan keperawatan keluarga makan yang tentang
dikeluarga keluarga mampu baik dan pengertian
b.d sebanyak 7x mengenal menu sehat makanan
Ketidakmam kunjungan masalah juga menu sehat
puan diharapkan tentang pola mengetahui dan pola
keluarga keluarga makan yang apa saja makan yang
mengenal mampu baik dan makanan tepat dengan
masalah mengatasi menu sehat yang menggunakan
tentang pola pola makan 2. Setelah 1 x menyehatka lembar balik.
makan yang yang baik dan 15 menit n dan 2. Berikan
baik dan menu pertemuan, mengetahui pujian kepada
menu sehat makanan yang keluarga bagaimana keluarga
sehat. mampu pola makan tentang
mengambil yang tepat pemahaman
keputusan dan benar keluarga
yang tepat 2. pengetahuan yang benar
untuk keluarga 3. Berikan
memberikan didalam informasi
pola makan mengolah kepada
yang baik menu keluarga
dan menu makanan. mengenai
sehat 3. Keluarga pengertian
3. Setelah 1 x mampu makanan
15 menit mengenal menu sehat

30
pertemuan, dan dan pola
keluarga menyadari makan yang
mampu pentingnya tepat dengan
memberikan pola makan menggunakan
pola makan yang benar leaflet.
yang baik dan tepat 4. Berikan
dan menu serta kesempatan
sehatkepada makanan kepada
keluarga. yang keluarga
4. Setelah 1 x menyehatka untuk
15 menit n. bertanya
pertemuan, tentang
keluarga materi yang
manpu disampaika
memodifikasi 5. Berikan
lingkungan penjelasan
yang tepat ulang
untuk terhadap
memberikan materi yang
pola makan belum
yang baik dimengerti.
dan menu 6. Motivasi
sehat keluarga
5. Setelah 1 x untuk
20 menit mengulang
pertemuan, materi yang
keluarga telah
mampu dijelaskan.
menggunaka 7. Berikan
n fasilitas reinforcement
kesehatan positif atas

31
yang ada hasil yang
untuk dicapainya.
berkonsultasi
mengenai
1. Diskusikan
pola makan
bersama
yang baik 2. Respon
keluarga
dan menu afektif. 1. Keluarga
tentang
sehat mengataka
pengertian
n akan
makanan
memberika
menu sehat
n makanan
dan pola
dengan
makan yang
menu sehat
tepat
dan pola
2. Berikan
yang benar
pujian kepada
keluarga
tentang
pemahaman
keluarga
yang benar
3. Berikan
informasi
kepada
keluarga
mengenai
pengertian
makanan
menu sehat
dan pola
makan yang

32
tepat dengan
menggunakan
media lembar
balik dan
leaflet.
4. Berikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya
tentang
materi yang
disampaika
5. Berikan
penjelasan
ulang
terhadap
materi yang
belum
dimengerti.
6. Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
materi yang
telah
dijelaskan.
7. Berikan
reinforcement
positif atas

33
hasil yang
dicapainya.

1. Diskusikan
bersama
keluarga
tentang
pengertian
makanan
menu sehat
dan pola
makan yang
tepat dengan
menggunakan
lembar balik.
2. Berikan
pujian kepada
keluarga
tentang
pemahaman
keluarga
yang benar
3. Berikan
informasi
kepada
keluarga
mengenai

34
pengertian
makanan
menu sehat
dan pola
makan yang
tepat dengan
1. keluarga menggunakan
melakukan leaflet.
dengan 4. Berikan
3. Respon memberika kesempatan
psikomotor n makanan kepada
dengan keluarga
menu yang untuk
sehat dan bertanya
pola makan tentang
yang benar materi yang
yang disampaikan.
sehingga 5. Berikan
nutrisi penjelasan
anggota ulang
keluarga terhadap
terpenuhi. materi yang
belum
dimengerti.
6. Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
materi yang
telah
dijelaskan.

35
7. Berikan
reinforcement
positif atas
hasil yang
dicapainya.
Ketidakefekt setelah 6. Setelah 1 x 1. Verbal/ 1. Keluarga 1. Diskusikan
ifan Koping dilakukan 20 menit Kognitif. mampu bersama
b.d asuhan pertemuan, menyebutka keluarga
defisiensi keperawatan keluarga n apa itu tentang
keluarga keluarga mampu keseimbang pengertian
tentang sebanyak 7x mengenal an gizi juga gizi
keseimbang kunjungan masalah mengetahui seimbang.
an gizi. diharapkan keseimbanga apa saja 2. Berikan
keluarga n gizi. yang pujian kepada
mampu 7. Setelah 1 x makanan keluarga
memperbaiki 15 menit dengan gizi tentang
keseimbangan pertemuan, seimbang. pemahaman
gizi. keluarga 2. Keluargame keluarga
mampu nyebutkapen yang benar.
mengambil yebab dari 3. Berikan
keputusan keseimbang informasi
yang tepat an gizi. kepada
untuk 3. Keluarga keluarga
memberikan mampu mengenai
gizi menyebutka pengertian
seimbang. n gizi seimbang
8. Setelah 1 x permasalaha dengan
15 menit n menggunakan
pertemuan, keseimbang media lembar
keluarga an gizi. balik dan
mampu 4. Keluarga leaflet.

36
memberikan mampu 4. Berikan
gizi memodifika kesempatan
seimbang si kepada
kepada lingkungan keluarga
keluarga. dengan untuk
9. Setelah 1 x tepat. bertanya
15 menit 5. Keluarga tentang
pertemuan, menyebutka materi yang
keluarga n fasilitas disampaika.
manpu yang dapat 5. Berikan
memodifikasi dikunjungi. penjelasan
lingkungan ulang
yang tepat terhadap
untuk materi yang
memberikan belum
gizi yang dimengerti.
seimbang. 6. Motivasi
10. Setelah 1 x keluarga
20 menit untuk
pertemuan, mengulang
keluarga materi yang
mampu telah
menggunaka dijelaskan.
n fasilitas 7. Berikan
kesehatan reinforcement
yang ada positif atas
untuk hasil yang
berkonsultasi dicapainya.
mengenai
keseimbanga
1. Diskusikan
n gizi.

37
bersama
keluarga
tentang
pengertian
gizi
1. Keluarga
seimbang.
memutuskan
2. Berikan
untuk
pujian kepada
mengikuti
keluarga
program
tentang
mengatasi
pemahaman
masalah
keluarga
keseimbang
yang benar.
an gizi
3. Berikan
dengan
informasi
tenaga
kepada
kesahatan.
keluarga
mengenai
pengertian
gizi seimbang
dengan
menggunakan
media lembar
balik dan
leaflet.

2. Respon 4. Berikan

afektif. kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya

38
tentang
materi yang
disampaika.
5. Berikan
penjelasan
ulang
terhadap
materi yang
belum
dimengerti.
6. Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
materi yang
telah
dijelaskan.
7. Berikan
reinforcement
positif atas
hasil yang
dicapainya.

1. Diskusikan
bersama
keluarga
tentang
pengertian
gizi
seimbang.
2. Berikan

39
pujian kepada
keluarga
tentang
pemahaman
keluarga
yang benar.
3. Berikan
informasi
kepada
keluarga
mengenai
pengertian
gizi seimbang
dengan
menggunakan
media lembar
balik dan
leaflet.
4. Berikan
kesempatan
kepada
keluarga

1. Keluarga untuk

mengunjun bertanya

gi tentang

pelayanan materi yang

kesehatan disampaika.

untuk 5. Berikan

konsultasi penjelasan

tentang ulang
terhadap

40
keseimbang materi yang
an gizi. belum
dimengerti.
6. Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
materi yang
telah
dijelaskan.
7. Berikan
reinforcement
positif atas
hasil yang
3. Respon
dicapainya.
psikomot
or
perilaku setelah Keluarga mampu 1. Verbal/ 1. Keluarga 1. Diskusikan
cenderung dilakukan mengenal Kognitif mengetahui bersama
beresiko asuhan masalah ISPA apa itu keluarga
pada keperawatan pada anggota ISPA juga tentang
bapak.E b.d keluarga keluarga dengan mengetahui pengertian
ISPA, sebanyak 3x cara: apa saja ISPA dengan
Kebiasaan kunjungan gejala dari menggunakan
1. Menyebutkan
Bapak.E keluarga ISPA. lembar balik.
pengertian
yang buruk. dapat 2. Keluarga 2. Berikan
ISPA.
mencegah mampu pujian kepada
2. Menyebutkan
terjadinya mengenal keluarga
penyebab
ISPA yang dan tentang
ISPA.
berisiko pada menyadari pemahaman
3. Menyebutkan
bapak E adanya keluarga
tanda dan

41
gejala ISPA. gejala ISPA yang benar
4. Menyebutkan yang 3. Berikan
cara menyerng informasi
mencegah di keluarga. kepada
ISPA. 3. Keluarga kelarga
5. Mengidentifi mampu mengenai
kasi masalah menyebutk pengertian
ISPA yang an tanda- ISPA dengan
terjadi pada tanda ISPA menggunakan
anggota leaflet.
keluarga. 4. Berikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya
tentang
materi yang
disampaikan
5. Berikan
penjelasan
ulang
terhadap
materi yang
belum
dimengerti.
6. Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
materi yang

42
telah
dijelaskan.
7. Berikan
reinforcement
positif atas
hasil yang
dicapainya.

1. Diskusikan
bersama
keluarga
tentang
pengertian
ISPA dengan
menggunakan
lembar balik.
2. Berikan
pujian kepada
keluarga
tentang
pemahaman
keluarga
yang benar
3. Berikan
1. Keluarga informasi
mengataka kepada
n akan kelarga
merawat mengenai
dengan pengertian
tepat. ISPA dengan
menggunakan

43
leaflet.
4. Berikan
kesempatan
kepada
keluarga
2. Respon
untuk
afektif.
bertanya
tentang
materi yang
disampaika
5. Berikan
penjelasan
ulang
terhadap
materi yang
belum
dimengerti.
6. Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
materi yang
telah
dijelaskan.
7. Berikan
reinforcement
positif atas
hasil yang
dicapainya.

44
1. Diskusikan
bersama
keluarga
tentang
pengertian
ISPA dengan
menggunakan
lembar balik.
2. Berikan
pujian kepada
keluarga
tentang
pemahaman
keluarga
yang benar
1. Keluarga 3. Berikan
memutuska informasi
n untuk kepada
mengikuti kelarga
program mengenai
mengatasi pengertian
masalah ISPA dengan
ISPA menggunakan
dengan leaflet.
tenaga 4. Berikan
kesahatan. kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya
tentang

45
materi yang
disampaika
5. Berikan
penjelasan
ulang
terhadap
materi yang
belum
dimengerti.
6. Motivasi
keluarga
untuk
mengulang
materi yang
telah
dijelaskan.
7. Berikan
reinforcement
positif atas

3. Respon hasil yang

psikomot dicapainya.

or

46
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
system keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari tiap anggota
keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

4.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui
penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan keluarga sesuai
jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan
kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan,
untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan
keluarga.

47
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2012. Laporan situasi kependudukan dunia tahun 2012. Jakarta

Santrock, J. W. 2007. Perkembangan anak edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Erlangga

Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga edisi pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Slameto. 2006. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Mubarak, dkk. 2009. Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia

Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

ners.unair.ac.id/materikuliah/askep%20remaja%20new.pdf

Wong, D.L, Hockenberry, M, et al. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih
bahasa, Monica Ester; (6th.ed). volumen 2. Jakarta: EGC.

48

Anda mungkin juga menyukai