DISUSUN OLEH :
NPM :15-021-00-050
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq serta hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
Sholawat serta salam tetap kami haturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya yang mana telah menghantarkan kita dari zaman kegelapan
makalah ini saya banyak kekurangan dan perlu mendapat banyak bimbingan dari Bpk
Dede Suhendra, Sp, Mp. selaku dosen Mata Kuliah Dasar dasar Ilmu Tanah. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati Saya ucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak dosen yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini hingga
selesai.
Mudah mudahan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi saya
Rantauprapat, 2017
Khairil Hanif
i
DAFTAR ISI
I Kata Pengantar . i
II Daftar Isi . ii
II BAB I PENDAHULUAN 1
3. Daun ................................................................................... 6
5. Buah .................................................................................... 9
1. Iklim .................................................................................. 11
ii
IV BAB III DASAR DASAR ILMU TANAH .................................. 12
V Kesimpulan .... 14
VI Daftar Pustaka.. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat diusahakan di dataran rendah samapai ketinggian 700 m di atas permukaan laut.
Sejarah tanaman kapas sudah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Gossypium
hirsutum berasal dari Meksiko, berkembang ke Amerika tengah, Hindia barat, Florida
dan diintroduksi ke Asia serta Afrika, tetapi baru abad ke 16 kapas diusahakan secara
intensif dan pada abad ke 18 menjadi komoditas yang penting di Amerika Serikat.
Belanda. Hasil penelitiannya dapat ditelusuri melalui majalah atau publikasi lain yang
terbit sejak tahun 1936, tetapi hasil penelitian serupa sulit ditemukan antara tahun
sejak 1940-1960-an. Sesudah itu baru ditemukan lagi hasil-hasil penelitian kapas di
Indonesia. Pada tahun 1960-an banyak jenis kapas local di Indonesia yang diganti
sebagai hasil sampingan adalah minyak makan dari biji kapas, serta bungkilnya untuk
campuran makanan ternak. Diluar negeri, minyak biji kapas sudah dimanfaatkan
sebangai minyak makan, sedangkan tepung biji kapas digunakan untuk bahan
1
B. Obyek Perlakuan Pemupukan
POC NASA adalah salah satu jenis pupuk organik cair yang merupakan formula
khusus untuk tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan -
bahan organik dengan fungsi multi guna yaitu: meningkatkan kuantitas dan kualitas
semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap, dapat mengurangi penggunaan Urea,
SP-36 dan KCl + 12,5% - 25%, setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara
mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang, memacu pertumbuhan tanaman dan akar,
bunga dan buah serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit.
1. Tujuan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan
pertumbuhan dan produksi tanaman kapas (Gossypium sp). Serta interaksi antara
2. Kegunaan.
Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Kapas
Menurut Backer and Bakhuzen (1963) tanaman kapas diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Gossypium
1. Akar
Akar berfungsi tidak hanya untuk menopang tanaman tetapi juga untuk penyerapan
air serta unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Perkembangan sistem perakaran
sangat penting pada masa awal pertumbuhan tanaman kapas. Radikula atau calon akar
merupakan organ yang pertama kali muncul pada saat perkecambahan dan kemudian
berkembang menjadi akar tunggang. Akar tunggang ini tumbuh sangat cepat dan bahkan
3
Perkembangan akar diawal pertumbuhan vegetatif tanaman kapas dapat mencapai
5 cm per hari tergantung kondisi lingkungan. Panjang akar tunggang pada tanaman kapas
dewasa antara 180 200 cm yang sangat dipengaruhi oleh faktor kelembaban tanah,
aerasi, suhu dan varietas. Pada tanah dengan kondisi kering atau kelembaban rendah,
Selanjutnya, akar-akar lateral akan muncul dari akar tunggang. Pertumbuhan akar
lateral ini pada tanah dengan kelembaban cukup akan terkonsentrasi pada kedalaman 30
kelembabannya kurang, akar lateral akan tumbuh lebih dalam. Sistem perakaran yang
dalam sangat dipengaruhi oleh kedalaman air tanah, kepadatan tanah serta suhu rendah.
Akar tunggang tanaman kapas tumbuh secara vertikal menuju pusat bumi.
Sedangkan akar lateral atau serabut yang tumbuh pada akar tunggang akan tumbuh secara
horizontal. Pertumbuhan dan perkembangan kedua tersebut sangat ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti kelembaban, lapisan kering profil tanah dan tingkat keasaman tanah.
4
2. Batang dan Percabangan
Kapas merupakan tanaman berkayu yang memiliki batang cukup keras dan beruas-
ruas. Percabangan vegetatif dan cabang buah tumbuh pada buku-buku batang. Panjang
dan jumlah ruas batang ini menentukan tinggi akhir suatu tanaman kapas. Batang tanaman
yang beruas pendek menyebabkan tanaman tersebut cenderung cepat tua. Panjang ruas
batang biasanya dipengaruhi oleh kelembaban yang tersedia. Ruas batang ini berperan
generatif atau buah. Percabangan vegetatif memiliki morfologi yang sama dengan batang
utama dan akan menghasilkan cabang-cabang yang berbuah tersendiri. Percabangan ini
akan muncul pada buku ke empat atau ke lima dari batang utama. Selanjutnya, cabang
berbuah atau generatif mulai muncul pada buku ke lima atau ke enam. Dalam keadaan
lingkungan tumbuh normal, cabang yang berbuah dapat tumbuh hingga buku ke sepuluh
5
Batang tanaman kapas seperti halnya tanaman berkayu lainnya berfungsi dalam
pengangkutan nutrisi serta air dari akar ke daun dan memperkuat tegaknya tanaman.
Selain itu, sangat penting untuk pengangkutan hasil asimilasi ke seluruh bagian tubuh.
3. Daun
Daun tanaman kapas terdiri dari beberapa bentuk tergantung jenisnya. Umumnya
setiap daun mempunyai 5 sudut lekukan dengan kedalaman berbeda-beda. Setiap daun
mempunyai ukuran, tekstur, dan bentuk yang bervariasi. Sebagian besar daun kapas
memiliki bulu/rambut halus, namun beberapa varietas ada yang berbulu sedikit dan
Daun dengan tipe bulu lebat akan memudahkan dalam proses pemanenan secara
mekanik atau menggunakan mesin pemanen. Namun tipe ini rentan terhadap serangan
lalat putih, hal ini dikarenakan kondisinya yang berbulu sehingga dapat dijadikan tempat
Tangkai daun kapas umumnya berwarna hijau muda sampai tua atau kekuning-
kuningan sampai merah. Setiap daun memiliki ketebalan yang tidak sama, ada yang tebal
Bunga kapas berukuran besar yang berada pada ketiak dan pada sambungan,
tersendiri (tidak berkelompok) dan berbentuk spiral. Bunga biasanya muncul pada cabang
generatif di atas cabang vegetatif dengan warna berbeda berdasarkan jenis. Umumnya
setiap cabang dapat tumbuh dari 6 7 bunga. Kuncup bunga berbentuk seperti piramid
6
4. Bunga dan Pembungaan
Bunga kapas varietas Amerika berwarna putih atau krim putih saat membuka.
merah muda dan merah pada keesokan paginya. Di hari ketiga petal menjadi layu dan
gugur. Biasanya bunga kapas mulai mekar dipagi hari antara jam 7 9 kemudian bunga
menghubungkan antara buah dan cabang. Daun kelopak tambahan berbentuk segitiga
7
Daun kelopak tambahan ini melekat pada kelopak dan tangkai bunga. Fungsinya
adalah untuk melindungi bagian-bagian bunga yang lunak seperti daun kelopak. Daun
kelopak berjumlah 5 helai yang melekat mengelilingi mahkota bunga, jumlah ini sama
Mahkota bunga terletak di dalam kelopak bunga. Bagian dasar dari mahkota bunga
tersebut sempit dan terus melebar ke atas dengan warna bervariasi, mulai dari putih,
dan kuning kemerahan. Warna bunga akan berubah menjadi ungu kemerahan sampai biru
kemerahan setelah bunga diserbuki. Bakal buah, kepala putik dan benang sari berlekatan
Tanaman kapas termasuk tanaman menyerbuk sendiri atau self-pollination. Hal ini
disebabkan oleh serbuk sari yang relatif berat sehingga sulit untuk dibawa oleh angin.
Jumlah tanaman yang menyerbuk silang pada kapas sedikit sekali hanya sekitar 0 20
sendiri ini lebih sering dijumpai pada jenis G. barbadense dibandingkan dengan G.
hirsutum dan umumnya terjadi pada bunga-bunga pertama saja. Tentu saja tidak semua
bunga yang diserbuki akan menjadi buah, sebagian akan gagal. Buah yang gagal dibuahi
Dalam keadaan normal, pembungaan pada tanaman kapas memiliki pola tersendiri.
Bunga ke-1, ke-2 dan seterusnya muncul secara teratur. Skema di bawah ini menunjukkan
pola mekarnya bunga kapas. Misalnya bunga ke-1 (A1) muncul 1 bunga, setelah kira-kira
3 hari muncul bunga ke-2 (B1), kemudian muncul bunga ke-3 (C) dan seterusnya.
8
5. Buah
penyerbukan berhasil maka buah akan masak setelah 40 70 hari. Buah yang masak akan
retak dan terbuka sehingga serat kapas muncul keluar. Umumya buah kapas terdiri dari
3, 4 sampai 5 ruang. Buah kapas memiliki bentuk dan ukuran berbeda-beda berdasarkan
jenis dan letaknya, mulai dari bulat, bulat ujungnya meruncing serta segitiga.
Berat rata-rata buah kapas dari jenis hirsutum berkisar antara 5 8 g, berwarna hijau
pucat, licin, berkulit dan sedikit mengandung kelenjar minyak. Sedangkan buah dari jenis
aboreum lebih kecil yaitu sekitar 3 g, berwarna hijau gelap, dan banyak mengandung
kelenjar minyak.
Biji kapas terletak secara teratur di dalam ruang buah. Biasanya setiap ruang tediri
dari dua baris biji dengan jumlah rata-rata 9 biji. Biji yang sudah tumbuh dewasa memiliki
bentuk seperti buah pear yang tidak beraturan. Bentuk ini bervariasi tergantung varietas
9
dan kondisi pada saat tanaman tumbuh. Biji memiliki panjang antara 6 12 mm, dengan
berat 100 biji sekitar 6 - 17 g atau 65 70 persen total berat hasil. Lapisan serabut atau
serat kapas terdapat pada bagian luar kulit biji. Serat ini membutuhkan waktu sekitar 13
15 hari untuk proses pemanjangan serat. Biji kapas yang sudah masak terdiri dari dua
proses perkecambahan. Selain itu, tertutupnya mikrofil serta tidak sempurnanya kotiledon
yang terbentuk juga akan memperlambat proses tersebut. Kondisi ini dapat diatasi dengan
memberi perlakuan asam sulfur atau dengan mengikis/menggosok sebagian kulit tebal
Beberapa jenis kapas memiliki bulu halus dan pendek yang biasa yang melekat pada
biji dan disebut fuzz. Namun ada juga jenis dengan bulu yang tebal, panjang dan kasar
yang dikenal dengan lint. Varietas-varietas tertentu terkadang memiliki kedua jenis
bulu ini. Umumnya fuzz akan tetap tinggal dan menempel di biji pada saat pemisahan
Gambar 8. Serat Tanaman Kapas (Kapas dalam Buah yang Sudah Terbuka
10
Serat kapas yang dihasilkan pun terdiri dari berbagai warna, mulai dari putih, kecokelatan
atau hijau. Demikian juga halnya dengan biji, ada yang berwarna abu-abu, kecokelatan
dan hitam. Kulit buah akan retak pada saat buah masak yang menyebabkan kapas muncul
puncak biji. Umumnya berat kapas berkisar 1/3 dari berat kapas berbiji. Untuk Indonesia,
panjang serat yang dihasilkan adalah sekitar 26 29 mm, namun ini sangat tergantung
C. Syarat Tumbuh
1. Iklim
- Curah hujan.
Pada masa pertumbuhan kapas memerlukan hujan, hujan yang lebat dapat
waktu buah masak / merekah perlu keadaan yang lebih kering. Menghendaki curah hujan
rata-rata 1500-1800 mm.agar tanah cukup lembab selama musim tanam menghendaki
- Temperatur.
Tempat yang paling cocok terletak pada ketinggian 10 - 150 mdpl. Pertumbuhan
yang optimal menghendaki suhu rata-rata 25-28 c dengan lembab nisbi 70%.
- Penyinaran.
11
BAB III
- Jenis tanah.
Dapat tumbuh pada berbagai tanah tetapi mempunyai kesanggupan mengikat air
- Struktur,tanah.
Berpasir berstuktur remah dan dalam. Cukup mengandung humus dan kapasitas
mengikat air baik. / ranah lemoung yang berstruktur liat tetapi mengandung banyak
humus serta tanah endapan yang cepat mengering dan tanah-tanah delta bagus buat kapas.
- Bahan organik ( BO )
Tanah yang banyak mengandung BO, pertumbuhan menjadi subur dan rimbun,
akhirnya umur akan menjadi panjang . Lapisan air / tanah, tanaman kapas mempunyai
perakaran yang dalam maka tidak dapat di tanam di lapisan cadas yang dangkal.
Tanah terdiri atas berbagai macam unsur kimia. Penentu sifat kimia tanah antara lain
kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah. Tanah yang kita lihat adalah suatu
campuran dari material-material batuan yang telah lapuk (sebagai bahan anorganik),
material organik, bentuk-bentuk kehidupan (jasad hidup tanah), udara, dan air.
Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman serta hewan dalam tanah,
termasuk juga kotoran dan lendir-lendir serangga, cacing, serta binatang besar lainnya.
Kandungan bahan organik dalam tanah memengaruhi karakteristik tanah. Pada tanah
dengan kandungan bahan organik yang tinggi akan memberikan efek warna tanah cokelat
12
hingga hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan bahan organik dapat dikenali
dari warnanya.
Selain itu, pengenalan ada tidaknya bahan organik secara kualitatif dapat dilakukan
dengan cara menetesi contoh tanah dengan hydrogenperoxyde (H2O2) 10%. Jika tanah
mengandung bahan organik, maka setelah ditetesi H2O2 akan tampak adanya percikan
atau gelembung-gelembung.
Sifat kimia tanah yang lain, yaitu berupa derajat keasaman atau pH tanah. pH tanah
dikatakan normal antara 6,5 sampai dengan 7,5. Pada keadaan ini, semua unsur hara pada
larutan tanah dalam keadaan tersedia, seperti ketersediaan nitrogen serta unsur hara
lainnya.
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya
dalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah. Misalnya,
adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium
Peranan cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah akan
meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah. Cacing-cacing
belum terombak seperti daun dan rumput yang digunakan sebagai makanan. Selain itu,
secara tegas cacing dengan kotoran dan lendir-lendirnya mampu mengikat partikel-
partikel tanah menjadi gumpalan tanah yang stabil terutama pada tanah asli.
13
KESIMPULAN
1. Tanaman kapas berasal dari negara luar, sudah dibudidayakan selama ribuan tahun.
Tanaman kapas masuk ke Indonesia melalui program kerja paksa pada masa
2. Proses budidaya kapas pada umumnya sama seperti budidaya tanaman lain yaitu
tanaman, sampai panen dan pasca panen. Pemilihan benih yang tepat dan perlakuan
14
DAFTAR PUSTAKA
Akil, M., dan Dahlan, H. A., 2008. Budidaya Kapas dan Desimini Teknologi. Balai
dan-Potensi-Pengembangan-kapas/05/04/2011.
Dartius, 2001. Diktat Panduan Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Rahmi, A., dan Jumiati, 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan
Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
53%20Rizqiani.%20Pengaruh%20Dosis.pdf.
http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/botani-kapas/05/04/2011.
KANISIUS. Yogyakarta
15