Anda di halaman 1dari 19

TANAMAN KAPAS

DOSEN PENGAMPUH : DEDE SUHENDRA, SP, MP

DISUSUN OLEH :

NAMA : KHAIRIL HANIF

NPM :15-021-00-050

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN LABUHANNBATU

TAHUN AKADEMIK

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq serta hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan

makalah Dasar Ilmu Tanah Tentang Tanaman Kapas

Sholawat serta salam tetap kami haturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW beserta keluarganya yang mana telah menghantarkan kita dari zaman kegelapan

menuju zaman terang benderang ini.

Dengan penuh kerendahan hati, saya menyadari bahwa selama pembuatan

makalah ini saya banyak kekurangan dan perlu mendapat banyak bimbingan dari Bpk

Dede Suhendra, Sp, Mp. selaku dosen Mata Kuliah Dasar dasar Ilmu Tanah. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati Saya ucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak dosen yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini hingga

selesai.

Mudah mudahan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi saya

sendiri terutama,. Dan para pembaca makalah ini.

Rantauprapat, 2017

Khairil Hanif

i
DAFTAR ISI

I Kata Pengantar . i

II Daftar Isi . ii

II BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Obyek Perlakuan Pemupukan........................................................ 2

1. Perlakuan Pupuk Organik Cair........................................... 2

C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan 2

1. Tujuan Penulisan ............................................................... 2

2. Kegunaan Penulisan ........................................................... 2

III BAB II TINJAUN PUSTAKA. 3

A. Klasifikasi Tanaman Kapas ........................................................... 3

B. Morfologi Tanaman Kapas ........................................................... 3

1. Akar .................................................................................... 3-4

2. Batang Dan Percabangan .................................................... 5

3. Daun ................................................................................... 6

4. Bunga Dan Pembungaan .................................................... 7-8

5. Buah .................................................................................... 9

6. Biji Dan Serat ..................................................................... 9-10

C. Syarat Tumbuh .............................................................................. 11

1. Iklim .................................................................................. 11

ii
IV BAB III DASAR DASAR ILMU TANAH .................................. 12

A. Sifat Fisika Tanah .................................................................. 12

B. Sifat Kimia Tanah .................................................................. 12

C. Sifat Biologi Tanah ................................................................ 13

V Kesimpulan .... 14

VI Daftar Pustaka.. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) adalah tumbuhan perdu yang

dapat diusahakan di dataran rendah samapai ketinggian 700 m di atas permukaan laut.

Sejarah tanaman kapas sudah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Gossypium

hirsutum berasal dari Meksiko, berkembang ke Amerika tengah, Hindia barat, Florida

dan diintroduksi ke Asia serta Afrika, tetapi baru abad ke 16 kapas diusahakan secara

intensif dan pada abad ke 18 menjadi komoditas yang penting di Amerika Serikat.

Peneliti kapas di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman penjajahan

Belanda. Hasil penelitiannya dapat ditelusuri melalui majalah atau publikasi lain yang

terbit sejak tahun 1936, tetapi hasil penelitian serupa sulit ditemukan antara tahun

sejak 1940-1960-an. Sesudah itu baru ditemukan lagi hasil-hasil penelitian kapas di

Indonesia. Pada tahun 1960-an banyak jenis kapas local di Indonesia yang diganti

dengan kapas up land, atau G. hirsutum atau kapas Amerika.

Tanaman kapas dimanfaatkan terutama untuk produksi seratnya, dan

sebagai hasil sampingan adalah minyak makan dari biji kapas, serta bungkilnya untuk

campuran makanan ternak. Diluar negeri, minyak biji kapas sudah dimanfaatkan

sebangai minyak makan, sedangkan tepung biji kapas digunakan untuk bahan

makanan campuran guna meningkatkan nilai proteinnya.

1
B. Obyek Perlakuan Pemupukan

1. Peranan Pupuk Organik Cair

POC NASA adalah salah satu jenis pupuk organik cair yang merupakan formula

khusus untuk tanaman juga peternakan dan perikanan yang dibuat murni dari bahan -

bahan organik dengan fungsi multi guna yaitu: meningkatkan kuantitas dan kualitas

produksi tanaman serta kelestarian lingkungan (aspekK-3:Kuantitas-Kualitas-

Kelestarian), menjadikan tanah yang keras berangsur - angsur menjadi gembur.

Melarutkan sisa pupuk kimia ditanah (dapat dimanfaatkan tanaman), memberikan

semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap, dapat mengurangi penggunaan Urea,

SP-36 dan KCl + 12,5% - 25%, setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara

mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang, memacu pertumbuhan tanaman dan akar,

merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan

bunga dan buah serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit.

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan

interval waktu pemberian Pupuk Organik Cair (POC) SUPERNASA terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman kapas (Gossypium sp). Serta interaksi antara

konsentrasi pupuk dengan interval waktu pemberian.

2. Kegunaan.

Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi

para petani yang membudidayakan tanaman kapas.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Kapas

Menurut Backer and Bakhuzen (1963) tanaman kapas diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Malvales

Sub Ordo : Tiliceae

Family : Malvaceae

Sub Family : Nibisceae

Genus : Gossypium

Spesies : Gossypium hirsutum L.

B. Morfologi Tanaman Kapas

1. Akar

Akar berfungsi tidak hanya untuk menopang tanaman tetapi juga untuk penyerapan

air serta unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Perkembangan sistem perakaran

sangat penting pada masa awal pertumbuhan tanaman kapas. Radikula atau calon akar

merupakan organ yang pertama kali muncul pada saat perkecambahan dan kemudian

berkembang menjadi akar tunggang. Akar tunggang ini tumbuh sangat cepat dan bahkan

dapat mencapai 20 25 cm sebelum kecambah muncul dari permukaan tanah.

3
Perkembangan akar diawal pertumbuhan vegetatif tanaman kapas dapat mencapai

5 cm per hari tergantung kondisi lingkungan. Panjang akar tunggang pada tanaman kapas

dewasa antara 180 200 cm yang sangat dipengaruhi oleh faktor kelembaban tanah,

aerasi, suhu dan varietas. Pada tanah dengan kondisi kering atau kelembaban rendah,

panjang akar tunggang bahkan dapat mencapai 3 4 m.

Selanjutnya, akar-akar lateral akan muncul dari akar tunggang. Pertumbuhan akar

lateral ini pada tanah dengan kelembaban cukup akan terkonsentrasi pada kedalaman 30

50 cm atau 1 m dari permukaan tanah. Sedangkan pada tanah kering atau

kelembabannya kurang, akar lateral akan tumbuh lebih dalam. Sistem perakaran yang

dalam sangat dipengaruhi oleh kedalaman air tanah, kepadatan tanah serta suhu rendah.

Gambar 1. Perkembangan Akar Tanaman Kapas

Akar tunggang tanaman kapas tumbuh secara vertikal menuju pusat bumi.

Sedangkan akar lateral atau serabut yang tumbuh pada akar tunggang akan tumbuh secara

horizontal. Pertumbuhan dan perkembangan kedua tersebut sangat ditentukan oleh faktor

lingkungan seperti kelembaban, lapisan kering profil tanah dan tingkat keasaman tanah.

4
2. Batang dan Percabangan

Kapas merupakan tanaman berkayu yang memiliki batang cukup keras dan beruas-

ruas. Percabangan vegetatif dan cabang buah tumbuh pada buku-buku batang. Panjang

dan jumlah ruas batang ini menentukan tinggi akhir suatu tanaman kapas. Batang tanaman

yang beruas pendek menyebabkan tanaman tersebut cenderung cepat tua. Panjang ruas

batang biasanya dipengaruhi oleh kelembaban yang tersedia. Ruas batang ini berperan

dalam pengangkutan unsur hara terutama unsur nitrogen ke tanaman.

Gambar 2. Skema Batang dan Percabangan Tanaman Kapas.

Biasanya percabangan vegetatif akan tumbuh terlebih dahulu daripada percabangan

generatif atau buah. Percabangan vegetatif memiliki morfologi yang sama dengan batang

utama dan akan menghasilkan cabang-cabang yang berbuah tersendiri. Percabangan ini

akan muncul pada buku ke empat atau ke lima dari batang utama. Selanjutnya, cabang

berbuah atau generatif mulai muncul pada buku ke lima atau ke enam. Dalam keadaan

lingkungan tumbuh normal, cabang yang berbuah dapat tumbuh hingga buku ke sepuluh

dari batang utama.

5
Batang tanaman kapas seperti halnya tanaman berkayu lainnya berfungsi dalam

pengangkutan nutrisi serta air dari akar ke daun dan memperkuat tegaknya tanaman.

Selain itu, sangat penting untuk pengangkutan hasil asimilasi ke seluruh bagian tubuh.

3. Daun

Daun tanaman kapas terdiri dari beberapa bentuk tergantung jenisnya. Umumnya

setiap daun mempunyai 5 sudut lekukan dengan kedalaman berbeda-beda. Setiap daun

mempunyai ukuran, tekstur, dan bentuk yang bervariasi. Sebagian besar daun kapas

memiliki bulu/rambut halus, namun beberapa varietas ada yang berbulu sedikit dan

bahkan ada yang tidak berbulu sama sekali.

Daun dengan tipe bulu lebat akan memudahkan dalam proses pemanenan secara

mekanik atau menggunakan mesin pemanen. Namun tipe ini rentan terhadap serangan

lalat putih, hal ini dikarenakan kondisinya yang berbulu sehingga dapat dijadikan tempat

berlindung bagi perkembangan lalat tersebut.

Tangkai daun kapas umumnya berwarna hijau muda sampai tua atau kekuning-

kuningan sampai merah. Setiap daun memiliki ketebalan yang tidak sama, ada yang tebal

seperti kulit dan ada pula yang tipis seperti kertas.

Bunga kapas berukuran besar yang berada pada ketiak dan pada sambungan,

tersendiri (tidak berkelompok) dan berbentuk spiral. Bunga biasanya muncul pada cabang

generatif di atas cabang vegetatif dengan warna berbeda berdasarkan jenis. Umumnya

setiap cabang dapat tumbuh dari 6 7 bunga. Kuncup bunga berbentuk seperti piramid

dan berwarna hijau.

6
4. Bunga dan Pembungaan

Bunga kapas varietas Amerika berwarna putih atau krim putih saat membuka.

Selanjutnya warna akan berubah menjadi

merah muda dan merah pada keesokan paginya. Di hari ketiga petal menjadi layu dan

gugur. Biasanya bunga kapas mulai mekar dipagi hari antara jam 7 9 kemudian bunga

tersebut akan layu saat hari menjelang siang.

Bunga kapas memiliki tangkai bunga dengan berbagai ukuran yang

menghubungkan antara buah dan cabang. Daun kelopak tambahan berbentuk segitiga

dengan garis hijau yang tampak seperti kelopak bunga.

Gambar 4. Bunga Kapas

7
Daun kelopak tambahan ini melekat pada kelopak dan tangkai bunga. Fungsinya

adalah untuk melindungi bagian-bagian bunga yang lunak seperti daun kelopak. Daun

kelopak berjumlah 5 helai yang melekat mengelilingi mahkota bunga, jumlah ini sama

dengan jumlah mahkota bunganya.

Mahkota bunga terletak di dalam kelopak bunga. Bagian dasar dari mahkota bunga

tersebut sempit dan terus melebar ke atas dengan warna bervariasi, mulai dari putih,

kuning muda, krim

dan kuning kemerahan. Warna bunga akan berubah menjadi ungu kemerahan sampai biru

kemerahan setelah bunga diserbuki. Bakal buah, kepala putik dan benang sari berlekatan

satu sama lain dan terdapat dalam mahkota bunga.

Tanaman kapas termasuk tanaman menyerbuk sendiri atau self-pollination. Hal ini

disebabkan oleh serbuk sari yang relatif berat sehingga sulit untuk dibawa oleh angin.

Jumlah tanaman yang menyerbuk silang pada kapas sedikit sekali hanya sekitar 0 20

persen saja. Biasanya disebabkan oleh serangga-serangga penyerbuk. Penyerbukan

sendiri ini lebih sering dijumpai pada jenis G. barbadense dibandingkan dengan G.

hirsutum dan umumnya terjadi pada bunga-bunga pertama saja. Tentu saja tidak semua

bunga yang diserbuki akan menjadi buah, sebagian akan gagal. Buah yang gagal dibuahi

akan gugur sepuluh hari setelah pembungaan.

Dalam keadaan normal, pembungaan pada tanaman kapas memiliki pola tersendiri.

Bunga ke-1, ke-2 dan seterusnya muncul secara teratur. Skema di bawah ini menunjukkan

pola mekarnya bunga kapas. Misalnya bunga ke-1 (A1) muncul 1 bunga, setelah kira-kira

3 hari muncul bunga ke-2 (B1), kemudian muncul bunga ke-3 (C) dan seterusnya.

8
5. Buah

Buah kapas umumnya terbentuk segera setelah terjadinya penyerbukan. Apabila

penyerbukan berhasil maka buah akan masak setelah 40 70 hari. Buah yang masak akan

retak dan terbuka sehingga serat kapas muncul keluar. Umumya buah kapas terdiri dari

3, 4 sampai 5 ruang. Buah kapas memiliki bentuk dan ukuran berbeda-beda berdasarkan

jenis dan letaknya, mulai dari bulat, bulat ujungnya meruncing serta segitiga.

Berat rata-rata buah kapas dari jenis hirsutum berkisar antara 5 8 g, berwarna hijau

pucat, licin, berkulit dan sedikit mengandung kelenjar minyak. Sedangkan buah dari jenis

aboreum lebih kecil yaitu sekitar 3 g, berwarna hijau gelap, dan banyak mengandung

kelenjar minyak.

6. Biji dan Serat

Biji kapas terletak secara teratur di dalam ruang buah. Biasanya setiap ruang tediri

dari dua baris biji dengan jumlah rata-rata 9 biji. Biji yang sudah tumbuh dewasa memiliki

bentuk seperti buah pear yang tidak beraturan. Bentuk ini bervariasi tergantung varietas

9
dan kondisi pada saat tanaman tumbuh. Biji memiliki panjang antara 6 12 mm, dengan

berat 100 biji sekitar 6 - 17 g atau 65 70 persen total berat hasil. Lapisan serabut atau

serat kapas terdapat pada bagian luar kulit biji. Serat ini membutuhkan waktu sekitar 13

15 hari untuk proses pemanjangan serat. Biji kapas yang sudah masak terdiri dari dua

kotiledon yang menyatu dan berbentuk seperti ginjal.

Kerasnya kulit yang membungkus biji seringkali menyebabkan terhambatnya

proses perkecambahan. Selain itu, tertutupnya mikrofil serta tidak sempurnanya kotiledon

yang terbentuk juga akan memperlambat proses tersebut. Kondisi ini dapat diatasi dengan

memberi perlakuan asam sulfur atau dengan mengikis/menggosok sebagian kulit tebal

untuk mempercepat perkecambahan biji.

Beberapa jenis kapas memiliki bulu halus dan pendek yang biasa yang melekat pada

biji dan disebut fuzz. Namun ada juga jenis dengan bulu yang tebal, panjang dan kasar

yang dikenal dengan lint. Varietas-varietas tertentu terkadang memiliki kedua jenis

bulu ini. Umumnya fuzz akan tetap tinggal dan menempel di biji pada saat pemisahan

serat kapas dengan biji.

Gambar 8. Serat Tanaman Kapas (Kapas dalam Buah yang Sudah Terbuka

10
Serat kapas yang dihasilkan pun terdiri dari berbagai warna, mulai dari putih, kecokelatan

atau hijau. Demikian juga halnya dengan biji, ada yang berwarna abu-abu, kecokelatan

dan hitam. Kulit buah akan retak pada saat buah masak yang menyebabkan kapas muncul

keluar. Bagian serat terpanjang biasanya dijumpai pada

puncak biji. Umumnya berat kapas berkisar 1/3 dari berat kapas berbiji. Untuk Indonesia,

panjang serat yang dihasilkan adalah sekitar 26 29 mm, namun ini sangat tergantung

pada jenis dan varietas kapas.

C. Syarat Tumbuh

1. Iklim

- Curah hujan.

Pada masa pertumbuhan kapas memerlukan hujan, hujan yang lebat dapat

merusak tanaman muda.selama pertumbuhan vegetatif memerlukan hujan sedikit. Pada

waktu buah masak / merekah perlu keadaan yang lebih kering. Menghendaki curah hujan

rata-rata 1500-1800 mm.agar tanah cukup lembab selama musim tanam menghendaki

curah hujan minimum 175-200 mm.

- Temperatur.

Tempat yang paling cocok terletak pada ketinggian 10 - 150 mdpl. Pertumbuhan

yang optimal menghendaki suhu rata-rata 25-28 c dengan lembab nisbi 70%.

- Penyinaran.

Tanaman muda hingga berbunga memerlukan penyinaran. kurangnya penyinaran

memperlambat masaknya buah.

11
BAB III

DASAR DASAR ILMU TANAH

A. Sifat Fisika Tanah

- Jenis tanah.

Dapat tumbuh pada berbagai tanah tetapi mempunyai kesanggupan mengikat air

yang agak lama pada saat berbunga dan berbuah.

- Struktur,tanah.

Berpasir berstuktur remah dan dalam. Cukup mengandung humus dan kapasitas

mengikat air baik. / ranah lemoung yang berstruktur liat tetapi mengandung banyak

humus serta tanah endapan yang cepat mengering dan tanah-tanah delta bagus buat kapas.

- Bahan organik ( BO )

Tanah yang banyak mengandung BO, pertumbuhan menjadi subur dan rimbun,

akhirnya umur akan menjadi panjang . Lapisan air / tanah, tanaman kapas mempunyai

perakaran yang dalam maka tidak dapat di tanam di lapisan cadas yang dangkal.

B. Sifat Kimia Tanah


Tanah sebagai bagian dari tubuh alam mempunyai komposisi kimia berbeda-beda.

Tanah terdiri atas berbagai macam unsur kimia. Penentu sifat kimia tanah antara lain

kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah. Tanah yang kita lihat adalah suatu

campuran dari material-material batuan yang telah lapuk (sebagai bahan anorganik),

material organik, bentuk-bentuk kehidupan (jasad hidup tanah), udara, dan air.

Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman serta hewan dalam tanah,

termasuk juga kotoran dan lendir-lendir serangga, cacing, serta binatang besar lainnya.

Kandungan bahan organik dalam tanah memengaruhi karakteristik tanah. Pada tanah

dengan kandungan bahan organik yang tinggi akan memberikan efek warna tanah cokelat

12
hingga hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan bahan organik dapat dikenali

dari warnanya.

Selain itu, pengenalan ada tidaknya bahan organik secara kualitatif dapat dilakukan

dengan cara menetesi contoh tanah dengan hydrogenperoxyde (H2O2) 10%. Jika tanah

mengandung bahan organik, maka setelah ditetesi H2O2 akan tampak adanya percikan

atau gelembung-gelembung.

Sifat kimia tanah yang lain, yaitu berupa derajat keasaman atau pH tanah. pH tanah

dikatakan normal antara 6,5 sampai dengan 7,5. Pada keadaan ini, semua unsur hara pada

larutan tanah dalam keadaan tersedia, seperti ketersediaan nitrogen serta unsur hara

lainnya.

C. Sifat Biologi Tanah

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya

menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya. Di

dalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah. Misalnya,

adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium

dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Peranan cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah akan

meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah. Cacing-cacing

mengangkut tanah, mencampur, serta menggumpalkan sejumlah bahan organik yang

belum terombak seperti daun dan rumput yang digunakan sebagai makanan. Selain itu,

secara tegas cacing dengan kotoran dan lendir-lendirnya mampu mengikat partikel-

partikel tanah menjadi gumpalan tanah yang stabil terutama pada tanah asli.

13
KESIMPULAN

1. Tanaman kapas berasal dari negara luar, sudah dibudidayakan selama ribuan tahun.

Tanaman kapas masuk ke Indonesia melalui program kerja paksa pada masa

penjajahan dan terus dikembangkan sampai sekarang.

2. Proses budidaya kapas pada umumnya sama seperti budidaya tanaman lain yaitu

mulai dari pembibitan, pengolahan tanah, penamanam, pemupukan, pemeliharaan

tanaman, sampai panen dan pasca panen. Pemilihan benih yang tepat dan perlakuan

yang baik akan meningkatkan kualitas hasil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akil, M., dan Dahlan, H. A., 2008. Budidaya Kapas dan Desimini Teknologi. Balai

Penelitian Tanaman Serat. http://www.docstoc.com/docs/20905979/Wilayah-Produksi-

dan-Potensi-Pengembangan-kapas/05/04/2011.

Dartius, 2001. Diktat Panduan Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Rahmi, A., dan Jumiati, 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan

Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Kapas. Fakultas Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Samarinda

Rizqiani, N. F, Ambarawi, E, dan Yuwono, N. W., 2007. Pengaruh Dosis dan

Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah

dan Lingkungan. http://soil.faperta.ugm.ac.id/jitl/7.1%2043-

53%20Rizqiani.%20Pengaruh%20Dosis.pdf.

Rukmana, R., 2004. Botani Kapas dalam Artikel TANI MUDA.

http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/botani-kapas/05/04/2011.

Samekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. Penerbit

KANISIUS. Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai