Retardfasi Mental PDF
Retardfasi Mental PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Retardasi Mental
perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai
yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. Retardasi mental dapat
terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.
2006).
IV-TR, 2004) adalah gangguan yang ditandai oleh fungsi intelektual disertai
oleh defisit atau hendaya fungsi adaptif sedikitnya dua area kemampuan:
sosial, kesehatan fisik dan mental, konteks budaya dan juga lingkungan. Oleh
indera), tersedianya sarana pendidikan, sikap dari caregiver dan stimulasi yang
adalah:
intelektual terbagi dalam lima tingkatan menurut DSM IV-TR (2004), yaitu:
besar (sekitar 85%) dari kelompok retardasi mental. Pada usia pra sekolah
sering tidak dapat dibedakan dari anak yang tanpa retardasi mental, sampai
usia yang lebih lanjut. Pada usia remaja, mereka dapat memperoleh
pengawasan yang sedang dapat mengurus atau merawat diri sendiri. Mereka
masa dewasa sebagian besar dapat melakukan kerja yang kasar (unskilled)
berkomunikasi. Sewaktu usia sekolah mereka dapat belajar bicara dan dapat
dewasa mereka dapat melakukan kerja yang sederhana bila diawasi secara
digunakan ketika ada dugaan kuat retardasi mental tetapi seseorang tidak
bisa dites dengan tes inteligensi standar. Hal ini bisa terjadi saat anak-anak,
remaja, atau dewasa ketika mereka mengalami hendaya yang terlalu berat
atau tidak bisa bekerjasama untuk menjalani tes, atau pada bayi, saat ada
tes yang ada tidak dapat menghasilkan nilai IQ (contoh: The Bayley Scales
yang teridentifikasi, termasuk cacat genetik dan kromosom, racun yang berasal
dari lingkungan, kekurangan nutrisi pada wanita hamil dan bayi, dan penyakit-
penyakit yang menimpa wanita hamil, bayi dan anak-anak (Leonard & Wen,
Haugaard, 2008).
dari ibu gagal terpisah selama proses meiosis (pembelahan sel yang
yang tidak terpisah ini bersatu dengan kormosom 21 dari ayah, anak
kromosom 14.
Sindroma Down terjadi sekitar 1,5 dari setiap 1000 kelahiran. Karena
abnormal kromosom berasal dari sel telur ibu dalam empat per lima
Perkiraan Sindroma Down terjadi sekitar 1 dari 1000 kelahiran pada ibu
yang berusia dibawah 33 tahun dan sekitar 38 dari 1000 kelahiran pada
oleh mutasi pada bagian lengan panjang kromosom X. Mutasi ini berada
pada gen yang saat ini disebut Fragile X Mental Retardation Gene
(FMR1).
karena hanya satu kromosom X yang aktif dalam setiap sel. Karena
sebuah gen FMR1 normal mungkin menjadi aktif dalam banyak sel yang
IQ anak dengan sindrom Williams sekitar 75% berada pada rentang 50-
Pada anak yang lebih besar dan dewasa sering menunjukkan tingkat
pada umumnya berada pada rata-rata rendah sampai tingkat sedang pada
dewasa dengan sindroma ini hampir selalu lapar dan merasa asyik
mereka memiliki emosi yang labil, suka berdebat, keras kepala, pemarah,
sedikit sensitif dan cemas, dan mereka bisa menangis dan merasa sakit
dari kromosom ibu. Hendaya kognitif yang dialami oleh sindroma ini
tidak dapat berbicara dan memiliki fitur wajah yang tidak normal, sering
Racun dalam dosis yang tinggi bisa menyebabkan retardasi mental berat
atau sangat berat, dalam dosis yang rendah dapat memberikan dampak
a. Keracunan timbal dapat terjadi jika seorang anak menelan timbal dalam
jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat dan berefek bahaya dan
f. Cedera kepala bisa secara permanen merusak fungsi kognitif. Jatuh dari
heterogen dan berbagai faktor psikososial. Terapi yang terbaik untuk retardasi
mental adalah pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Kaplan & Sadock,
2010).
maternal dan anak yang optimal, (4) eradikasi gangguan yang diketahui
disertai dengan kerusakan sistem saraf pusat. Untuk anak-anak dan ibu
yang sesuai dan berbagai program pelengkap dan bantuan pelayanan sosial
Jika suatu gangguan yang disertai dengan retardasi mental telah dikenali,
kecerdasan anak.
perkembangan manusia terdiri dari bayi sampai usia tua dan fase itu secara
taraf fungsional berikutnya yang lebih tinggi, bila dasar-dasar organik biologik
(Kusumawardhani, 2013).
dengan orang lain, baik orang tua, saudara, guru, maupun teman yang meliputi
seringkali tampak sikap dan perilaku anak retardasi mental berada di bawah
usia kalendernya dan ketika usia 5-6 tahun mereka belum mencapai
lazim dilihat dari ukuran normatif atau karena tingkah lakunya tidak sesuai
dengan tingkat umurnya. Dilihat dari usia mereka memang dewasa, tetapi
segala kebutuhannya, anak retardasi mental mudah frustasi dan pada gilirannya
diri, dan sebagai wujud penyesuaian sosial yang salah (maladjusted). Bentuk
Tingkah laku anak retardasi mental menurut Kemis dan Rosnawati (2013),
yaitu:
1. Hiperaktivitas seperti meraih obyek tanpa tujuan, tidak bisa diam dan
duduk lama
5. Sering menangis yaitu menangis tanpa sebab yang jelas, menangis jika
rambut
kooperatif
9. Menarik diri yaitu pemalu, tidak ada keberanian dalam komunikasi dan
hubungan kesebayaan, self concept, dan tingkah laku moral. Tingkah laku
telah diteliti oleh Zigler (1961) dan Steneman (1962, 1969). Ketika anak
merasa takut, tegang dan kehilangan orang yang menjadi tempat bergantung,
anak retardasi mental lebih banyak bergantung pada orang lain, dan kurang
ketentuan. Anak retardasi mental cenderung berteman dengan anak yang lebih
muda usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak mampu
memikul tanggung jawab sosial sehingga harus selalu dibimbing dan diawasi
(Somantri, 2007).
2.2 Kecemasan
disertai respons autonom (sumber sering tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan adalah
keadaan emosi terhadap objek yang tidak spesifik, dialami secara subjektif dan
sebagai hasil dari sebuah ancaman pada kepribadian seseorang, harga diri, atau
didalamnya adalah fisik, sosial, moral, dan unsur emosional dalam kehidupan
2013).
atau integritas sosial, akibat dari sumber-sumber eksternal. Hal ini merupakan
sebuah pengalaman universal dan bagian kondisi manusia (Fortinash & Worret,
2000).
Worret, 2000).
tercekik, terengah-engah.
nyaman pada perut, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati dan diare.
rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat dan berkeringat seluruh
tubuh.
Respon kecemasan berada pada satu kesatuan, dan individu bisa lebih
(Videbeck, 2008).
mengakibatkan:
3. Disorganisasi meningkat
1. Faktor Presipitasi
c. Teori Psikoanalitik
d. Teori Interpersonal
e. Teori Perilaku
perlindungan.
f. Teori Keluarga
2. Faktor Presipitasi
hidup sehari-hari.
terdiri dari ayah, ibu dan anak dan hubungan yang dekat ini tidak mungkin
dipisahkan. Pada prinsipnya keluarga memiliki fungsi sosial, edukatif, seksual dan
pengelolaan ekonomi dan orangtua memiliki tugas supaya peran tersebut dapat
mental. Pengaruh terhadap orang tua dan anggota keluarga ketika memiliki anak
retardasi mental dimulai ketika mereka mengetahui bahwa anak mereka memiliki
keterbatasan kognitif yang sangat signifikan. Hal ini sering terjadi selama
kehamilan karena tes untuk mendeteksi variasi gen dan kromosom tidak normal
untuk melakukan aborsi dan melahirkan terkadang menjadi sesuatu mudah bagi
sebagian orang tua tetapi sangat sulit bagi orang tua lain (Haugaard, 2008).
retardasi mental, orang tua pada umumnya mengalami perasaan bersalah dan
Reaksi yang muncul pada orang tua saat anaknya lahir dapat berbeda-beda,
retardasi mental
memunculkan praduga yang berlebihan seperti merasa ada yang tidak beres
5. Bingung dan malu yang mengakibatkan orang tua kurang suka bergaul
Banyak orang tua cemas dengan anak-anak mereka, tetapi orang tua anak
anak normal. Mereka mencemaskan tentang keterbatasan kognitif anak yang akan
anak-anak mereka yang lain karena mempunyai saudara yang retardasi mental
(Haugaard, 2008).
Orang tua cemas ketika anaknya tersebut bermain dan bersosialisasi dengan
anak lain karena keterbatasan kognitif, anaknya malah melakukan hal yang salah
dan bisa mengganggu anak lain (Haugaard, 2008). Perilaku anak retardasi mental
yang juga merisaukan atau menyusahkan orang tua ialah perilaku mencederai diri
mengamuk. Tidak jarang juga orang tua menyatakan bahwa anaknya suka
berkelahi, namun ada pula yang terlalu pemalu, takut sekolah, tidak hati-hati.
mengelilingi rumah pada malam hari, sehingga orang tua harus terjaga (Haugaard,
Anak retardasi mental belajar dengan cara yang berbeda dan perkembangan
yang lebih lambat dibandingkan anak yang lain sehingga orang tua merasa frustasi
dan depresi juga lebih banyak dialami oleh ibu karena ibu yang cenderung secara
langsung dalam merawat anak retardasi mental. Oleh karena itu, ibu tampaknya
lebih rentan terhadap stress yang terkait dengan masalah perilaku anak (Azeem et.
al., 2013).