Teori - Teori Pembelajaran
Teori - Teori Pembelajaran
M. DAHLAN
NIM.157845407
KELAS KERJASAMA P2TK
Dalam dunia pendidikan secar umum terdapat istilah mengajar, mendidik dan melatih.
Ketiga istilah tersebut sering diartikan sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang
mendasar. Seseorang sudah mampu mengajar dengan baik, namun belum tentu muatan
pembelajarannnya mendidik. Atau seseorang mampu melatih namun belum tentu dapat mengajar
dengan baik terlebih lagi mendidik.
Pada pembahasan singkat ini, kita akan melihat perbedaan dari ketiga istilah di atas, agar
dalam keseharian kita sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik dapat membedakan dengan
jelas kegiatan dari istilah tersebut.
1. Mengajar
Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi
perkembangan kemampuan berfikir seseorang. Disebut juga pendidikan intelek. Tyson dan Caroll
(1970) juga mempelajari secara seksama sejumlah teori pengajaran, menyimpulkan bahwa
mengajar ialah . a way working with studentsa process of interaction the teacher does
something to student; the students do something in return. Dari definisi ini tergambar bahwa
mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru
yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
(http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-mengajar.html)
2. Mendidik
Mendidik menurut Darji Darmodiharjo menunjukan usaha yang lebih ditunjukan kepada
pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan dan lain-
lainnya. Prof Dr. Naquib Alatas berpendapat bahwa pengertian mendidik adalah membentuk manusia
untuk menempati tempatnya yang tepat dalam susunan masyarakat serta berperilaku secara proporsional
sesuai dengan susunan ilmu dan teknologi yang dikuasainya.
( http://www.apapengertianahli.com/2014/06/berbagai-pengertian-mendidik.html)
Dengan kata lain, "Mendidik" adalah usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik
secara jasmani dan rohani. Mendidik bisa diartikan sebagai upaya pembinaan secara personal, sikap
mental serta akhlak peserta didik. Mendidik tidak hanya untuk menghantar ilmu pengetahuan (transfer of
knowledge) pendidik akan tetapi menghantarkan nilai-nilai.
3. Melatih
Menurut Harsono (1988:102) bahwa latihan juga bisa dikatakan sebagai sesuatu proses berlatih yang
sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah.
ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN
Seiring dengan perkembangannya, terdapat banyak sekali aliran atau faham pendidikan yang berkembang
hingga saat ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari loacken tradition yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Menurut pandangan empirisme
pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan
llingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-
pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empiris dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang
diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap
tidak menentukan.
2. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri
anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan
perkembangan anak. Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan.
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak
mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak itu
pembawaannya baik maka dia akan menjadi baik. Pembawaan baik dan buruk ini tidak diubah
oleh kekuatan dari luar.
3. Aliran Naturalis
Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan itu baik, dan akan menjadi rusak
karena dipengaruhi oleh lingkungan, dia juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan
orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan yang baik anak itu.
Aliran ini berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi
dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah menyerahkan anak
didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui
proses dan kegiatan pendidikan.
4. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern, seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang
berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak,
baik faktor pembawaan maupun lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangatpenting.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
dari lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik
tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak
terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu.
(http://arafah127.blogspot.co.id/p/aliran-aliran-pendidikan.html)
APA ITU CBSA?
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi proses-proses
mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui proses
kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip.
Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat
membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih
rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah
tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
b. Dimensi Guru
Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi
siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai innovator dan motivator.
Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara serta tingkat kemampuan
masing-masing.
Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi
media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkugan belajar yang merangsang siswa untuk
mencapai tujuan.
(http://mocikuedu.blogspot.co.id/2012/12/cara-belajar-siswa-aktif-cbsa.htm)