Anda di halaman 1dari 4

Cedera Luka Bakar

John T. Herrin dan Alia Y. antoon

Luka bakar merupkan penyebab kematian karean kecelakaan yang tinggi pada anak, hanya berada di
bawah kecelakaan kendaraan bermotor. Meskipun tindakan pencegahan seperti detector asap dapat
menurutnkan kemungkinan kematian akibat kebakaran rumah sampai sekitar 85%, sejumlah bermakna
anak tetap menderita luka bakar yang mematikan. Luka bakar air panas sudah dapat dikurangi dengan
pengaturan penggunaan pemanasan air baru untuk diatur pada suhu 120F, tetapi luka bakar air panas
tetap merupakan penyebab utama mondok karena luka bakar. Meskipun telah dilakukan tindakan
pencegahan yang sangat keras, tiap tahun, sekitar 2 juta orang di Amerika Serikat memerlukan
perawatan medis untuk cedera luka bakar, dengan 100.000 diantaranya memerlukan rawat inap. Tiga
puluh sampai empat puluh persen penderita ini berusia kurang dari 15 tahun, dengan usia masa anak
rata-rata 32 bulan. Luka bakar air panas meliputi 85% dari cedera total, dan sebagian besar terjadi pada
usia kurang dari 4 tahun. luka bakar api terjadi pada 13%, luka bakar elektrik dan bahan kimia sisanya.
Sekitar 16% cedera luka bakar terjadi akibat penyiksaan anak, sehingga perlu dinilai pola, lokasi cedera,
dan kesesuaian dengan riwayat anamnesis.

Terapi lka bakar dapat dibagi menjadi empat fase utama: proflaksis, perawatan akut dan resusitasi,
rekonstruksi dan rehabilitasi, penghilangan rasa sakit, dan penyesuaian psikososial. Anak dengan luka
bakar massif memerlukan dukungan psikologis dan susial dini yang sesuai, disamping tindakan resusitasi.
Debridement bedah, penutupan luka dan upaya rahabilitasi yang optimal. Pembuangan agresif jaringan
mati dengan pembedahan, pemberian nutrisi dini, dan penggunaan intubasi secara hati-hati serta
ventilasi mekanik diperlukan untuk meningkatkan ketahanan hidup. Anak yang menderita cedera luka
bakar menetap tampak berbeda dengan teman sebayanya, sehingga diperlukan upaya mendukungnya
untuk kembali ke sekolah, mengikuti aktivitas social dan olah raga.

Pencegahan. Tujuan tindakan ini adalah terus menurunkan jumlah cedera luka bakar berat. Pertolongan
pertama dan triage yang efektif dapat menurunkan luas (area) maupun berat (dalam) nya cedera.
Pakaian anti-api, detector asap, dan oengendalian suhu air panas (mengatur thermostat) dalam
bangunan serta pencegahan merorkok sigaret telah berhasil menurukan sebagian insiden luka bakar.
Unit luka bakar yang berdedikasi mengobati penderita mendapatkan perawatan yang secara medis
efisien, memperbaiki ketahanan hidup, dan meningkatkan efisiensi biaya. Ketahanan hidup 80%
penderita dengan luka bakar 90% sekarang merupakan hal yang biasa. Ketahanan hidup keseluruhan
pada anak dengan cedera otak ireversibel yang berlarut-larut pada saat terbakar.

Pemberian pelayanan anak memegang peranan besar dalam pencegahan luka bakar yang paling lazim
pada anak dengan cara mendidik orangtua dan orang yang merawat anak tentang cara tindakan
pencegahan dan mengoordinasikan tindakan tersebut dengan berbagai tahap perkembangan anak.
Pakaian yang sesuai, detector asap, dan jalur darurat merupakan tindakan pencegahan yang sederhana,
efektif, efisien dan tidak terlalu menelan banyak biaya. Penyiksaan dan ketidakpedulian terhadap anak
memerlukan pertimbangan yang serius jika riwayat cedera dan distribusi luka bakar tidak sesuai.
Perawatan Akut dan Resusitasi. Luka bakar air panas pada daerah sisi muka, leher, dan lengan terjadi
jika cairan ditarik dari meja atau kompor; daerah paha atas terbakar jika pakaian terbakar; daerah
percikan akibat memasak; dan telapak tangn akibat memegang kompor panas. Namun, luka bakar kaos
tangan dan kaki pada tangan dan kaki, luka bakar dalam pada satu daerah pada badan, patat, atau
punggung; luka bakar kecil yang dalam (luka bakar sundutan rokok) pada anak kecil harus menimbulkan
kecurigaan terjadinya penyiksaan anak.

Perbaikan resusitasi dan ketahan hidup menimbulkan berbagai masalah baru: (1) gangguan metabolic
akibat pemakaian obat topical, antibiotic, dan cairan nutrisi parenteral; (2) translokasi kuman dan toksin
ari saluran cerna jika ada hipotensi atau sindrom syok; (3) komplikasi infeksi akibat penggunaan kateter
yang digunakan untuk monitor, luka bakar terbuka yang luas, dan nutrisi parenteral. Komplikasi infeksi
ini mempunyai sperktrum kuman luas dan mengakibatkan sepsis polimikroba, infeksi intravascular
termasuk tromboflebitis, trombos terinfeksi, pembentukan aneurisma, osteomielitis, dan arthritis
septik.

Indikasi Mondok. Luka bakar yang lebih dari 10-15% luas permukaan tubuh total (LPT; luka bakar yang
lebih kecil tetapi mengenai tangan, kaki, muka, perineum, permukaan sendi; luka bakar yang disertay
inhalasi asap; atau luka bakar akibat tersengat listrik, semuanya harus diterapi sebagai kasus gawat
darurat dan penderita harus dimondokkan.

Perawatan Gawat Darurat. Tindakan Pertolongan Pertama. Sebagai berikut:

1. Pedamkan api dengan menjatuhkan diri dan berguling-guling; tutup anak dengan jaket atau
selimut.
2. Setelah jalan napas diperiksa dan lancer, pakaian yang membara atau basah dengan cairan
panas harus dilepas. Pada kebakaran karena ter panas, bersihkan ter dengan minyak mineral.
Perhiasan, terutama cincin dan gelang harus dilepas atau dipotong untuk menghindari konstriksi
dan gelang harus dilepas atau dipotong untuk menghindari konstriksi dan gangguan vascular
salama fase edem pada 24-72 jam pertama pasca luka bakar.
3. Pada kasus cedera kimia-bersihan semua sisa bahan kimia jika berupa serbuk atau padat;
lakukan irigasi berlebihan atau pencucian daerah yang terkena dengan yang terkena dengan air.
4. Daerah yang terbakar harus ditutup dengan selimut bersih, kering, dan kompres air dingin
(bukan es) dapat diberikan pada luka yang kecil. Luas permukaan luka bakar yang cukup besar
(>15-20% luas permukaan tubuh) menurunkan kendali suhu tubuh sehingga merupakan
kontraindikasi penggunaan kompres dingin.
5. Status kardiovaskuler dan paru segera dinilai dan lesi fisiologis atau yang sudah ada sebelumnya
(asna, penyakit jantung congenital, penyakit hati atau ginjal( dicatat.
6. Pada penderita dengan luka bakar lebih besar dari 10-15% luas permukaan tubuh, dipasang jalur
intravena dan pipa lambung. Jika ada luka bakar genital atau perineum, harus dipasang kateter
urin tetap untuk dapat dengan tepat mengukur volume urin dan melindungi daerah tersebut,
terutama jika akan dilakukan transport ke pusat luka bakar.

Tindakan Penyelamatan Jiwa. Ini meliputi hal berikut:


1. Pastikan dan pertahanan jalan napas yang memadai dengan menggunakan oksigen lembab
melalui sungkup atau, jika perlu, intubasi nasotrakhea (terutama jika penderita mengalami luka
bakar muka atau jika luka bakar bertahan di ruang tercurigai ada hipoksia atau keracunan
karbon monoksida, harus diberikut oksigen 100%.
2. Resusitasi cairan intravena: anak dengan luka bakar lebih dari 15% luas permukaan tubuh
memerlukan resusitasi cairan intravena untuk mempertahankan pefusi yang memadai. Semua
penderita dengan cedera inhalasi, tanpa melihat luasnya luas permukaan tubuh yang terbakar,
memerlukan jalur intravena untuk mengendalikan masukan cairan. Semua cedera elektrik dan
tegangan tinggi memerlukan jalur intravena untuk melakukandiueresis alkali paksa jika terjadi
cedera otot dan mioglobinuria. Larutan Ringer laktat, 10-20 ml/kg/jam (dapat digunakan larutan
salin normal jika tidak ada Ringer laktat), diinfuskan sampai dapat dihitung penggantian cairan
yang sesuai. Konsultasi dengan unit spesialis luka bakar untuk mengkoordinasikan terapi cairan-
jenis cairan, formula penghitungan yang pilih, dan pengunaan koloid yang lebih disukai selama
terapi, terutama jika penderita akan dirujuk.
3. Evaluasi cedera yang menyertai, yang sering terjadi pada enderita dengan riwayat luka bakar
elektriktegangan tinggi, terutama jika jatuh dari ketinggian. Dapat terjadi cedera tulang
belakang, tulang dan organ thoraks atau intra-abdomen. Ada risiko amat tinggi kelainan jantung,
seperti takikardi atau fibrilasi ventrikel akibat konduktivitas voltage elektrik tinggi. Esusitasi
kardiopilmonal harus mendapatkan monitor jantung segera mencapai ruang gawat darurat.
4. Penderita dengan luka bakar lebih besar dari 15% luas permukaan tubuh tidak boleh di beri
cairan per oral (pada awalnya), karena penderita ini dapat mengalami ileus dan mungkin
memerlukan pemasanagan pipa nasogastrik di ruang gawat darurat untuk mencegah terjadinya
aspirasi.
5. Semua luka harus dibungkus dengan handuk steril sampai diputuskan melakukan terapi rawat
jalan atau dirujuk ke fasilitas perawatan yang lebih sesuai.

Klasifikasi Luka Bakar. Triage dan terapi luka bakar yang sesuai memerlukan penilaian luas dan
dalamnya luka bakar. Luka bakar derajar pertama hanya mengenai epidermis dan ditandai dengan
pembengkakan, eritema, dan nyeri (serupa dengan erbakar matahari ringan). Kerusakan jaringan
biasanya minimal dan tanpa bulla. Nyeri menghilang dalam 48-72 jam da pada sebagian kecil
penderita, epitel yang rusak akan terkelupas, tidak meninggalkan sisa jaringan parut. Luka bakar
derajar kedua mengenai seluruh epidermis dan sebagian lapisan dermal (pembentukan vesikula dan
bulla merupakan cirri luka bakar derajat kedua). Luka bakar derajat kedua superficial adalah sangat
nyei karena sebagan ujung-ujung urat syaraf yang terbuka tetap hidup. Luka bakar derajat kedua
suferfisial sembuh dalam 7-14 hari, saat terjadinya regenerasi epitel, jika tidak terjadi infeksi. Luka
bakar derajat kedua sedang sampai dalam juga sembuh sendiri jika luka tetap bersih tanpa infeksi.
Nyerinya kurang daripada luka bakar yang lebh superficial, karena lebih sedikit ujung-ujung saraf
utuh yang dapat hidup. Kehilangan cairan dan efek metabolik luka bakar dermal dalam (derajat
kedua) pada adasarnya sama dengan luka bakar derajat ketiga. Luka bakar derajat ketidga atau
ketebalan penuh meliputi kerusakan seluruh epidermis dan dermis , tanpa meninggalkan sisa-sisa
sel epitelisasi luka, sehingga luka ini hanya dapat sembuh dengan kontaksilka atau cangkok kulit.
Hilangnya rasa sakit dan pengisian kapiler menunjukan kehilangan elemen saraf dan kapiler.
Perkiraan Luas Permukaan Tubuh Luka Bakar. Untuk secara tepat menentukan luas daerah
permukaan tubuh yang terbakar, diperlukan bagan luka bakar untuk berbagai kelompok usia.
Volume cairan yanf diperlukan pada resusitasi dihitung dari estimasi luas dan dalamnya luka bakar.
Mortilitas dan morbiditas luka bakar juga tergantung pada luas dan dalamnya luka bakar.
Bervariasinya pertumbuhan kepala dan ekstremitas selama masa anak memerlukan penggunaan
bagan daerah permukaan tubuh. Aturan Sembilan yang digunakan pada orang dewasa hanya
dapat digunakan pada anak berusia lebih dari 14 tahun, atau sebagai perkiraan yang sangat kasar
pemberian terapi sebelum rujukan ke pusat pengobatan yang sesungguhnya. Untuk luka bakar
kurang dari 10%, dapat digunakan aturan telapak tangan, terutama pada penderita rawat jalan.
Daerah antara lipatan jari anak (telapak tangan) setara dengan 1% luas permukaan tubuh anak.

Anda mungkin juga menyukai