Oleh :
i
ii
Oleh :
ii
iii
iii
iv
iv
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014 ini
Sulfat Dan Polisorbat. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan untuk
IPTU.Drs. Abdul Muis Dedy Mal.M.pd dan Ibunda tercinta Juhaerah,S.Pd yang
telah merawat dan memberikan kasih sayangnya. Serta kakak dan Adikku yang
tersayang dan saya cintai yang telah memberikan motivasi dan doa yang tulus
arahan, dan bimbingan hingga selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah, serta
memberikan saran.
v
vi
Ungkapan terima kasih tulus juga penulis haturkan kepada berbagai pihak
1. Ketua Yayasan Bina Husada Kendari bapak H.K. Ones Balaka, SKM
2. Direktur Akademi Farmasi Bina Husada Kendari Ibu Dra. Francisca Pandean,
Apt
Farmasi Akademi Farmasi Bina Husada Kendari (Muh. Sadam Safutra, AMF
6. Nopiyana pujiastuti, Ummi aulia sari, Tiara, Fahmi fahmi, dan Yuni yang
slalu membantu penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dan tak
dan Fheri Hamid, atas segala motivasi dan doa yang membuat penulis selalu
Dedy Kurniawan, Ilmin, Hilda Liambo, Linda Sari, Anty, Suliis, Anina,
Nirma, Didin, Sair, Imam, Raja, Pandi, Ferdin, Uta, Kak Sany, Kak Ayu, Kak
Kadek, Kak Amma, Kak Anty, Kak Uya, Kak Fany, Kak Har, Kak Tia, Kak
2011: Isra, jein, irma, jeti, safir, ryan, naning, nur, dwi, erik, mukhtar, jayatri,
lina, niar, nina, masna, maya, nurhikma, nurul hikma, ijal, ismi ningsih,
vi
vii
nining 1, nining 2, iman, afi, bunda lisna, una, asdiana, pipit, salim, yanti,
hasnawati dan kak unge (yang turut membantu dalam penelitian ini), dll yang
tidak saya sebutkan namanya terima kasih atas dukungan, motivasi, dan
8. Kakak-kakak senior Farmasi Bina Husada Kendari 2006, 2007, 2008 dan
9. Adik-adik Angkatan 2012 dan angkatan 2013, terima kasih atas doa dan
10. Serta seluruh pihak yang ikut membantu terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan usaha maksimal dari penulis dan masih
banyak keterbatasan dan kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat. Amin.
Penulis
vii
viii
INTISARI
Kata kunci : sabun cair wajah, sari kulit buah semangka, surfaktan natrium
laurel sulfat dan polisorbat
Daftar bacaan : 40 ( 1989 2014 )
viii
ix
ABSTRACT
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ...ii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... ..iii
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ......................... ..iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ...v
HALAMAN KATA PENGANTAR.............................................................. ..vi
INTISARI ....................................................................................................... ..ix
ABSTRACT .................................................................................................... ...x
DAFTAR ISI .................................................................................................. ..xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Semangka .................................................................... 5
B. Kulit ............................................................................................ 7
C. Sabun .......................................................................................... 13
D. Surfaktan .................................................................................... 16
E. Formulasi Sabun Cair Wajah ...................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................. 24
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ..................................................... 24
C. Populasi Dan Sampel ................................................................... 25
D. Variabel Penelitian ....................................................................... 25
x
xi
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Master Formula ........................................................................................ 18
Tabel 2. Modifikasi Formula ................................................................................. 19
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik ............................................................................. 33
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 34
Tabel 5. Uji pH Sediaan ......................................................................................... 34
Tabel 6. Uji Tinggi Busa ........................................................................................ 35
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Anatomi Kulit...................................................................................... 11
Gambar 2. Kerangka Konseptual.......................................................................... 26
Gambar 3. Diagram Alir....................................................................................... 31
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Perhitungan Bahan
Lampiran 2. Gambar Buah Semangka
Lampiran 3. Gambar Sediaan
Lampiran 4. Gambar Alat pH Universal
Lampiran 5. Gambar Tinggi Busa
Lampiran 6. Gambar Homogenitas
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu bagian terpenting dari tubuh manusia yang
berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun
mekanik, gangguan panas, dingin, kuman dan bakteri. Kulit adalah organ tubuh
yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia
(Nagao et al., 2000). Perawatan kulit utamanya kulit pada wajah dapat dilakukan
produk campuran garam natrium dengan asam stearat, palmitat, dan oleat yang
berisi sedikit komponen asam miristat dan lauret. Jenis sabun wajah yang umum
beredar di masyarakat berwujud padat dan cair. Kebanyakan konsumen saat ini
lebih tertarik pada sabun wajah berbentuk cair dibandingkan dengan sabun wajah
padat. Sabun wajah cair efektif untuk mengangkat kotoran yang menempel pada
pemukaan kulit baik yang larut air maupun larut lemak. Sabun cair merupakan
sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang terbuat dari bahan sabun dengan
Bahan aktif sintetik yang banyak disorot karena berbahaya bagi kulit antara lain:
2
semua sabun wajah cair yang beredar di pasaran. Triclosan yang terakumulasi
tiroid. Oleh sebab itu banyak produsen yang melirik pada bahan alam untuk
dijadikan bahan pembuatan sabun wajah. Tujuan digunakannya bahan alami ini
adalah karena aman bagi kulit, lebih mudah didapatkan, dan lebih hemat. Selain
itu penggunaan asam anorganik yang pekat dalam pembuatan sabun mempunyai
sabun wajah saat ini beralih pada asam organik yang berasal dari alam yaitu
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun
wajah cair ini adalah buah semangka. Buah semangka selain rasanya enak saat
Menurut Daniel (2012) dalam Anjani (2013), bahwa kulit semangka memiliki
kandungan nutrisi yang memiliki banyak kegunaan, kulit buah semangka dapat
gatal karena tanaman beracun, kulit kasar dan luka bakar, mencegah kerontokan
Sabun yang baik tidak hanya ditentukan oleh bahan dasarnya saja tetapi
juga ditentukan oleh jenis surfaktan yang digunakan pada saat pembuatan sabun
tersebut. Menurut Noor dan Nurdyastuti (2009) bahwa sabun wajah yang baik
bukan hanya dapat membersihkan wajah dari kotoran termasuk debu, melepaskan
3
sisa keringat yang mengering, atau sisa kosmetik dan lemak saja, tetapi juga
dapat melindungi kulit dari iritasi serta menjaga kelembaban kulit. Iritasi, seperti
kemerahan di kulit, dapat terjadi akibat penggunaan jenis surfaktan tertentu pada
sabun yang dapat membuat kulit menjadi kering karena hilangnya lemak di
permukaan kulit.
Natrium lauril sulfat dan polisorbat adalah salah satu jenis surfaktan
yang telah diteliti dan dapat digunakan dalam pembuatan sabun cair wajah.
disebabkan dari surfaktan anionik (Jellinek, 1970 dalam Noor dan Nurdyastuti,
2009).
B. Rumusan Masalah
formulasi sediaan sabun cair wajah dengan kombinasi surfaktan Natrium lauril
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Polisorbat.
b. Untuk mengetahui formulasi sediaan sabun cair wajah yang lebih baik
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Semangka
1. Morfologi Tanaman
jenis tanaman menjalar atau merambat dengan alat pemegang berbentuk pilih.
semangka bersegi dan berambut. Panjang batang antara 1,5-5,0 meter dan
berseberangan satu sama lainnya dan tersusun dalam tangkai berukuran relatif
umurnya berkisar antara 80-90 hari setelah tanam benih atau 65-75 hari
setelah pindah tanam, bahkan ada pula yang pada kisaran 95-100 hari setelah
tanam benih. Bentuk buah semangka bervariasi yakni oval, bulat memanjang
dan silinder. Berdasarkan klasifikasi warna kulit buah dibedakan menjadi tiga
macam warna yakni hijau muda, hijau tua dan kuning, baik yang polos
5
6
2. Taksonomi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
3. Kandungan Tanaman
yang terdapat pada kulit buah semangka meliputi vitamin A, vitamin B dan
vitamin C.
4. Manfaat Tanaman
wajah dan mencegah timbulnya keriput pada wajah (Daniel, 2012 dalam
Anjani, 2013).
merupakan bentuk yang stabil. Larut dalam CHCl3 dan benzene, sangat
mudah larut dalam eter dan n-heksan (ONeil, 2006). Likopen bersifat
dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan, proses
pada kulit agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit (Murray et al., 2007).
Dalam plasma kulit manusia ditemukan likopen yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan -karoten (Agarwal dan Rao, 2000). Pada kulit terdapat
B. Kulit
1. Anatomi
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya
sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm
sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis
8
terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial
lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,
punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis
yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel
berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm
adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat
(Perdanakusuma, 2007).
a. Epidermis
dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri
atas keratin, jenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat
kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar. Secara alami, sel-
sel yang sudah mati dipermukaan kulit akan melepaskan diri untuk
9
pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel asam kulit.
epidermal.
3. Heat-shock protein.
sulfation.
b. Dermis
Ini semua membantu kelenturan kulit yang pada proses penuaan akan
11
c. Lapisan Subkutan
jaringan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang dan lain-lain
2003).
2. Jenis kulit
tiga jenis, dengan tambahan jenis kombinasi dan kulit yang bermasalah
a. Kulit normal, merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilap atau
kusam, segar dan elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup.
12
c. Kulit kering, kulit yang mempunyai kurang lemak pada permukaan kulit
atau sedikit sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak
lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku atau tidak elastis dan mudah
terlihat kerutan.
e. Kulit sensitif, yaitu kulit yang peka terhadap aplikasi zat kimia diatasnya.
berminyak.
C. Sabun
1. Definisi
asam- asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun
garam natrium dengan asam stearat, palmitat dan oleat yang berisi sedikit
komponen asam miristat dan laurat. Sabun merupakan kosmetik paling tua
senyawa natrium dan kalium dengan asam lemak dari minyak nabati dan atau
13
lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa digunakan sebagai
pembersih, dengan menambahkan zat pewangi dan bahan lainnya yang tidak
dari minyak dan lemak dengan NaOH atau KOH. Sabun yang dibuat
menggunakan KOH dikenal sebagai sabun lembut atau sabun lembek, sabun
susbstratnya berasal (kulit manusia, pakaian, alat gelas dan perkakas lainya),
jenis kotoran yang akan dibersihkan (padat atau minyak, kepolaran, sifat
elektrolit, dan lainya), serta kemampuan membersihkan dari sabun itu sendiri
(Handayani, 2009).
kulit, lantai, atau kain. Kotoran biasanya merupakan campuran dari bahan
berlemak dan partikel padat. Lemak dapat berupa sebum yang dihasilkan oleh
kulit, dan bertindak sebagai pengikat kotoran yang baik, misalnya terhadap
dengan air saja tidak cukup. Dibutuhkan zat lain untuk menurunkan tegangan
antar muka antara minyak dengan air. Dengan adanya sifat surfaktan pada
berikatan dengan air dan bagian non polar (lipofilik) berikatan dengan
14
minyak. Bagian non polar dari sabun memecah ikatan antar molekul minyak
1999).
3. Reaksi Penyabunan
asam lemak yang terdapat dalam keadaan bebas atau asam lemak yang terikat
sebagai minyak atau lemak (gliserida) dengan cara minyak dan lemak
netralisasi, sabun dihasilkan oleh reaksi asam lemak langsung dengan alkali.
Secara umum prinsip pembuatan sabun ada dua macam (Mitsui 1997), yaitu
sebagai berikut:
a. Reaksi saponifikasi, yaitu reaksi antara minyak atau lemak dengan alkali
mengubah minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Asam
asam lemak dan gliserol, lalu asam lemak dinetralkan melalui reaksi
4. Jenis-Jenis Sabun
Terdapat dua jenis sabun yang dikenal, yaitu sabun padat (batangan)
dan sabun cair. Keberadaan sabun mandi cair (body foam) sedikit banyak
sabun mandi cair dibanding sabun mandi padat (Lubis, 2013) yaitu sebagai
berikut :
a. Praktis, karena sabun mandi cair dapat dikemas dalam kemasan botol,
bila dibandingkan sabun mandi padat yang dipegang banyak orang alias
dipakai bersama. Hal ini juga mencegah orang yang sudah berpenyakit
D. Surfaktan
terdiri dari gugus lyophobic dan lyophilic. Dalam bidang komersial, surfaktan
beberapa jenis yang dibagi berdasarkan jenis dari headnya, yaitu surfaktan
dengan head bermuatan positif, surfaktan nonionik mempunyai head yang tidak
negatif.
pengecoran. Selain itu, surfaktan manjadi salah satu bahan utama pada deterjen,
sabun, sampo, cat, lem, tinta, dan kosmetik (Denli et al., 2010).
nonionik yang diakibatkan oleh gaya columbik, interaksi ion-dipol atau ikatan
hidrogen yang terjadi diantara gugus polar. Surfaktan nonionik dengan interaksi
poliglikosida (Aisyah et al., 2011); surfaktan natrium alkil benzen sulfonat dan
natrium lauril eter sulfat (Tang dan Suendo, 2011); Surfaktan Kokamide DEA
Nurdyastuti, 2009).
17
1. Master Formula
Tabel 3. Master formula sabun cair berdasarkan hasil penelitian Noor dan
Nurdyastuti (2009)
2. Modifikasi Formula
Tabel 4. Modifikasi formula sabun cair wajah sari kulit buah semangka
3. Monografi Bahan
senyawa normal alkil sulfat primer, terutama terdiri dari natrium dodekil
sulfat. Mengandung tidak kurang dari 85% natrium alkil sulfat, dihitung
pucat; bau lemah dan khas. Sangat mudah larut dalam air, larutan
asam lemak; khas. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam air, dalam
etanol (95%) P, dalam etil asetat P dan dalam metanol P, sukar larut
dalam paraffin cair P dan dalam minyak biji kapas P (Depkes, 1979).
bau khas dari asam lemak dan sebagai emulsifier yang berasal dari
sorbitan dan asam stearat dan kadang-kadang disebut sebagai lilin sintetis,
Praktis tidak larut dalam air tetapi terdispersi dalam air dan dapat
etanol (95%), eter dan toluen. Sangat mudah mendispersi dalam air pada
lebih dari 101,0% C8H8O3. Metil paraben berupa serbuk hablur halus;
20
membakar diikuti rasa tebal. Metil paraben larut dalam 500 bagian air,
dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan
bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
metil paraben dalam wadah tertutup baik dan berkhasiat sebagai zat
tidak berbau; tidak mempunyai rasa. Propil paraben sangat sukar larut
dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton
(Kibbe, 2000).
7) -Tokoferol
tokoferol dan -tokoferil asetat, cairan seperti minyak kuning, jernih. dl-
21
jernih. bentuk esternya stabil di udara dan cahaya, tetapi tidak stabil
tokoferol tidak stabil di udara dan cahaya, terutama dalam suasana alkalis.
larut dalam air; sukar larut dalam larutan alkali; larut dalam etanol (95%)
P, dalam eter P, dalam aseton P dan dalam minyak nabati; sanagat mudah
larut dalam kloroform P bentuk lain tokoferol praktis tidak larut dalam
air; larut dalam etanol (95%) P dan dapat campur dengan eter P dengan
9) Propylenglikol
Tidak berbau, rasa agak manis dan higroskopik. Dengan kelarutan dapat
campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform, larut
dalam 6 bagian eter dan tidak dapat campur dengan eter minyak tanah
22
Aqua destillata atau air suling dibuat dengan menyuling air yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
D. Variabel Penelitian
2. Variabel Terikat : Parameter uji sabun cair wajah sari kulit buah
semangka
23
24
E. Definisi Operasional
1. Sabun cair adalah suatu sediaan pembersih berbentuk cair yang dibuat dari
bahan dasar atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang diijinkan
2. Sari kulit buah semangka adalah cairan yang diperoleh melalui proses
F. Kerangka Konseptual
Formula A
Evaluasi :
Kulit buah Formula B -pH
semangka -Organoleptik
Formula C -Tinggi busa
-Homogenitas
1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Blender
c. Cawan porselin
d. Erlenmeyer
e. Gelas beaker
f. Gelas ukur
25
g. Gegep kayu
h. Hot plate
i. Indikator universal
j. Kain flannel
k. pH meter
l. Pisau
m. Plat tetes
n. Sendok tanduk
o. Thermometer
p. Timbangan analitik
q. Wadah sabun
2. Bahan
a. Sari kulit buah semangka
b. Natrium lauril sulfat 20
c. Polisorbat/ Tween 80
d. Span 80
e. Propilenglikol
f. Oleum rosae
g. Na-CMC
h. Metil Paraben
i. Propil Paraben
j. - tokoferol
k. Aquades
H. Prosedur Penelitian
2. Proses penyarian
perhitungan bahan.
e. Dilebur fase minyak yaitu span 80 dan propil paraben dalam cawan
bahan fase air yaitu propilenglikol, polisorbat 80, metil paraben dan
homogen.
sampai homogen.
l. Dilakukan uji evaluasi sediaan yaitu uji organoleptik, uji pH, uji
homogenitas dan uji viskositas sediaan sabun cair yang telah dibuat.
a. Organoleptik
dan bentuk dari sediaan sabun cair, sediaan yang dihasilkan sebaiknya
b. pH
28
dengan cara, diambil sedikit sediaan sabun cair lalu dimasukkan ke dalam
larutan tersebut, pada pH meter akan muncul angka yang merupakan nilai
c. Homogenitas
maka sabun cair yang diuji homogen. Pengujian homogen ini dilihat
dilakukan setelah sehari sediaan sabun cair dibuat. Sediaan sabun cair
ada cara lain untuk menguji homogenitas sabun cair dengan cara melihat
keseragaman warna dalam basis yang sudah bercampur secara visual. Jika
warna sabun cair merata maka diasumsikan sabun cair tersebut homogen
d. Tinggi busa
I. Diagram Alir
Buah semangka
Pembuatan sabun cair wajah dengan variasi kadar sari kulit buah semangka
Temuan
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
31
J. Analisis Data
1. Jenis data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengujian.
mendukung penelitian.
3. Pengolahan data
4. Pengujian Data
BAB IV
1. Uji Organoleptik
wajah selama 4 minggu yang terdiri dari pengamatan bau, bentuk dan
Tabel 6. Hasil pengamatan uji organoleptik (bau, bentuk, dan warna) pada
tiga formula sediaan sabun cair wajah
Pengamatan ( Minggu ke - )
Pengamatan
Formula
Organoleptik
1 2 3 4
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
A
Mawar Mawar Mawar Mawar
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
Bau B
Mawar Mawar Mawar Mawar
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
C
Mawar Mawar Mawar Mawar
Agak Agak Agak Agak
A
padat padat Cair Cair
Agak Agak
Bentuk B Cair Cair
padat Cair
C Cair Cair Cair Cair
Putih Kuning
A Putih Putih
kekuningan Pucat
Putih Kuning
Warna B Putih Putih
kekuningan Pucat
Putih Kuning
C Putih Putih
kekuningan Pucat
Keterangan:
A = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 10% dan Polisorbat 3%
B = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 15% dan Polisorbat 5%
C = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 20% dan Polisorbat 8%
32
33
2. Uji Homogenitas
Tabel 7. Hasil pengamatan uji homogenitas pada tiga formula sediaan sabun
cair wajah
Homogenitas ( Minggu ke - )
Formula
1 2 3 4
A Homogen Homogen Homogen Homogen
B Homogen Homogen Homogen Homogen
C Homogen Homogen Homogen Homogen
Keterangan:
A = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 10% dan Polisorbat 3%
B = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 15% dan Polisorbat 5%
C = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 20% dan Polisorbat 8%
3. Uji pH
Tabel 8. Hasil pengamatan uji pH pada tiga formula sediaan sabun cair wajah
pH ( Minggu ke - )
Formula
1 2 3 4
Formula A 6 6 6 6
Formula B 6 6 6 6
Formula C 6 6 6 6
Keterangan:
A = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 10% dan Polisorbat 3%
B = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 15% dan Polisorbat 5%
C = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 20% dan Polisorbat 8%
Hasil pengamatan uji tinggi busa tiga formula sediaan sabun cair
Tabel 9. Hasil pengamatan uji tinggi busa pada tiga formula sediaan sabun
cair wajah
Tinggi Busa ( Minggu ke - )
Formula
1 2 3 4
Formula A 5,0 cm 5,0 cm 5,0 cm 5,0 cm
Formula B 5,0 cm 5,5 cm 5,5 cm 5,5 cm
Formula C 5,5 cm 6,0 cm 6,0 cm 6,0 cm
Keterangan:
A = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 10% dan Polisorbat 3%
B = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 15% dan Polisorbat 5%
C = Sari kulit buah semangka 20%, Natrium Lauril Sulfat 20% dan Polisorbat 8%
C. Pembahasan
Natrium lauril sulfat yaitu surfaktan anionik yang berfungsi sebagai pembersih
pula surfaktan lain yang dapat menetralisir efek negatif dari surfaktan anionik,
yaitu polisorbat yaitu surfaktan nonionik dan berguna untuk mengurangi iritasi
yang disebabkan dari surfaktan anionik. sari kulit buah semangka yang diperoleh
terlebih dahulu. Sehingga diperoleh sari kulit buah semangka sebanyak 20 ml.
Selanjutnya dibuat formula sabun cair wajah dengan variasi konsentrasi natrium
lauril sulfat dan polisorbat ( Lihat tabel 4. Hal. 19 ). Selanjutnya uji evaluasi
1. Uji Organoleptik
perubahan bau, bentuk maupun warna yang mungkin terjadi selama dalam
wajah (Tabel 6) menunjukkan bahwa secara umum ketiga formula yang diuji
memberikan bau yang sama yaitu bau khas semangka dan tidak mengalami
perubahan bau sejak awal hingga akhir pengamatan. Ketiga formula yang
cair.
mengalami perubahan bentuk dari agak padat menjadi agak cair pada
pengamatan minggu kedua dan akhirnya berubah menjadi cair pada minggu
diamati perubahan warna ketiga formula sediaan yang diuji. Umumnya ketiga
formula tersebut memberikan warna yang sama pada awal pengamatan yaitu
warna putih yang bertahan hingga minggu kedua, namun pada minggu ketiga,
yang terjadi akibat terjadinya reaksi oksidasi oleh udara sehingga perlu
organoleptik, dapat diketakan bahwa ketiga formula yang diuji cukup stabil.
2. Uji Homogenitas
bahwa sediaan ketiga formula yang diuji dalam keadaan homogen karena
3. Uji pH
pH yang sama yaitu pH 6,0 dan tidak mengalami perubahan selama 4 minggu
penyimpanan. Selain itu, pH 6,0 dianggap aman untuk penggunaan pada kulit
manusia karena sesuai dengan standar pH kulit normal, yaitu antara 4,5-6,5.
cair untuk menghasilkan busa terhadap air suling, yang dilakukan dengan
tinggi busa yang stabil. Perubahan tinggi busa hanya terlihat pada formula B
kemampuan membusa pada ketiga formula yang diuji tidak terlepas oleh
lauril sulfat, dimana dalam penelitian ini konsentrasi Natrium lauril sulfat
satu cara untuk pengendalian mutu suatu produk deterjen agar sediaan
syarat tinggi busa minimum atau maksimum untuk suatu sediaan, karena
lebih terkait pada persepsi psikologis dan estetika yang disukai oleh
konsumen.
cair wajah sari kulit buah semangka dapat diketahui bahwa sari kulit buah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sari kulit buah semangka dapat diformulasi menjadi sabun cair wajah dengan
2. Sediaan sabun cair wajah sari kulit buah semangka yang paling baik adalah
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji kesukaan produk sabun cair wajah sari kulit buah
semangka.
2. Perlu dilakukan uji efektivitas antioksidan sabun cair wajah sari kulit buah
38
40
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, S. dan AV. Rao. 2000. Tomato Likopen and its Role in Human Health and
Chronic Diseases. Can Med Assoc J. Vol. 163
Aisyah, S., A. Suryani, dan TC. Sunarti. 2011. Produksi Surfaktan Alkil
Poliglikosida (APG) dan Aplikasinya pada Sabun Tangan Cair. Jurnal Tek.
Ind. Pert., Vol. 20(2),
Anjani, S. 2013. Pengaruh Proporsi Kulit Semangka dan Tomat terhadap Hasil Jadi
Masker Wajah Berbahan Dasar Tepung Beras. e-Journal, Volume 02 Nomor
03 Tahun 2013.
Brady, JE. 1999. Kimia Universitas: Asas dan Structure. Jilid 1 Edisi Kelima.
Binarupa aksara. Jakarta.
Clinton, SK. 1998. Lycopene: Chemistry, Biology, and Implications for Human
Health and Disease. J.Nutr. Vol. 56
Davis, RH. 1984. Extraction of Avocado Oil from Avocados. United Sates Patent
No. 4,444.763.
Denli, RS., Adha, dan DN. Rahman. 2010. Konversi Lignin Menjadi Surfaktan.
PKM-Penelitian, Institut Teknologi Bandung.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Elias, PM., KR. Feingold, and JW. Fluhr, 2003. Skin as an Organ of Protection in
Freedberg et al (eds). Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 6th
ed. Mc.Graw-Hill Med Publ. Dev. Vol 1.
Fessenden, RJ., and JS. Fessendent. 1982. Kimia Organik. Jilid II. Erlangga.
Hambali, E., A. Suryani, dan M. Rifai, 2005, Membuat Sabun Transparan untuk Gift
dan Kecantikan, Penebar Swadaya, Jakarta.
Indrawati, T., dan Wulandari. 2011. Stabilitas Sabun Cair Wajah yang Mengandung
Susu Kambing dengan Variasi Kokamide DEA. Program Studi Farmasi,
Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila. Jakarta.
41
Mercado, JDR., G. Marjan, BA. Gilchrest, and RM. Russell. 1995. Skin Lycopene is
Destroyed Preferentially Over -Carotene During Ultraviolet Irradiation in
Humans. American Institute of Nutrition. Vol. 95
ONeil, MJ. 2006. The Merck Index. An Encyclopedia of Chemicals, Drugs and
Biologicals. 14th Edition. N.J., USA : Merck & Co., Inc,.
Parasuruam, KS. 1995. Soap and Detergents. Publising company : New Delhi.
Perdanakusuma, DS. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Plastic
Surgery Departement, Airlangga University School of Medicine.
Rosen, M.J. 1989. Surfactants anda Interfacial Phenomena, 2nd Ed. Wiley, New
York.
Rosen, M.J. 1992. Mixed Surfactant Systems, P.M.Holland and D.N.Rubingh, eds.
American Chemical Society, Washington D.C.
42
Rowe, C.R., Paul J.S. dan Marian E.Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Edisi Keenam. Washington: Pharmaceutical Press
Shi, J., and M. Le Maguer. 2000. Lycopene in Tomatoes: Chemical and Physical
Properties Affected by Food Processing. J.Biotech. Vol. 20(4).
Tang, M., dan V. Suendo. 2011. Pengaruh Penambahan Pelarut Organik terhadap
Tegangan Permukaan Sabun. Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung,
Indonesia.
Tranggono, RI., Latifah, dan Fatma. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta. Gramedia pustaka Utama.
Voigt. R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadah Mada University Press:
Yogyakarta.
10
Natrium lauril sulfat = 100 x 100 = 10 ml
Tween = X
Span =5X
10,7x = 28,5
28,5
X = 10,7 = 2,66 gram (tween)
0,02
Propil paraben = x 100 = 0,02 gram
100
0,5
tolxoferol = 100 x 100 = 0,5 gram
0,5
Oleum rosae = 100 x 100 = 0,5 gram
10
Propilenglikol = 100 x 100 = 10 gram
5
Na-CMC = 100 x 100 = 5 gram
= 100 51,14
= 48,86 ml
25
15
Natrium lauril sulfat = 100 x 100 = 15 gram
Tween = x
Span = 10 x
15x 4,3x = 57
10,7x = 57
57
X = 10,7 = 5,32 gram (tween)
0,02
Propil paraben = x 100 = 0,02 gram
100
0,5
tolxoferol = 100 x 100 = 0,5 gram
0,5
Oleum rosae = x 100 = 0,5 gram
100
10
Propilenglikol = 100 x 100 = 10 gram
5
Na-CMC = 100 x 100 = 5 gram
= 100 61,14
= 38,86 ml
26
20
Natrium lauril sulfat = 100 x 100 = 20 gram
Tween = x
Span = 15 x
15 x 4,3x = 85,5
10,7x = 85,5
85,5
X= = 7,99 gram (tween)
10,7
0,02
Propil paraben = x 100 = 0,02 gram
100
0,5
- tolxoferol = 100 x 100 = 0,5 gram
0,5
Oleum rosae = 100 x 100 = 0,5 gram
10
Propilenglikol = 100 x 100 = 10 gram
5
Na-CMC = 100 x 100 = 5 gram
= 100 71,14
= 28,86 ml
27
1. Uji Organoleptik
Pengamatan Pengamatan Minggu ke...
Formulasi
Organoleptik 1 2 3 4
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
A
Mawar Mawar Mawar Mawar
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
Bau B
Mawar Mawar Mawar Mawar
Bau khas Bau khas Bau khas Bau khas
C
Mawar Mawar Mawar Mawar
Agak Agak Agak Agak
A
padat Padat cair Cair
Bentuk Agak Agak
B Cair Cair
padat Cair
C Cair Cair Cair Cair
Putih Kuning
A Putih Putih
kekuningan pucat
Putih Kuning
Warna B Putih Putih
kekuningan pucat
Putih Kuning
C Putih Putih
kekuningan pucat
(sumber : Data Primer, 2014)
31
2. Uji pH
Formula Ph
(Minggu ke)
I II III IV
A 6 6 6 6
B 6 6 6 6
C 6 6 6 6
(Sumber : Data Primer, 2014)
3. Uji Homogenitas
Homogenitas
Formula (Minggu ke)
I II III IV
A Homogen Homogen Homogen Homogen
B Homogen Homogen Homogen Homogen
C Homogen Homogen Homogen Homogen
(Sumber : Data Primer, 2014)
A 5 cm 5 cm 5 cm 5 cm
B 5 cm 5,5 cm 5,5 cm 5,5 cm
C 5,5 cm 6 cm 6 cm 6 cm
(Sumber : Data Primer, 2014)
32
Data yang terlampir diatas merupakan data yang benar-benar diperoleh pada
Menyetujui , Mengetahui ,
Laboran Laboratorium Farmasetika Kepala Laboratorium Farmasetika
Agama : Islam
Pendidikan :
Pengalaman :
- Telah mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 10 hari di, PT. Sari
Ayu, PT. Kalbe, PT. Lafial Jakarta, PT. Sanbe, Rumah Sakit Umum Provinsi