1. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi
sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap
lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi
dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien
dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya,
tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok
yang lain.
a. Defenisi Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental
b. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu,
diantaranya :
1) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara suara orang, biasanya klien
mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran
geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa
menyenangkan atau menakutkan.
3) Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah,
urine atau feses. Kadangkadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke,
tumor, kejang dan dementia.
4) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat.
Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
6) Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau
arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
Mengalami
ansietas, kesepian,
rasa bersalah dan
ketakutan.
Tersenyum,
Tahap I Mencoba berfokus
tertawa sendiri
pada pikiran yang
Memberi rasa
Menggerakkan
dapat
nyaman
menghilangkan bibir tanpa suara
tingkat
ansietas
ansietas Pergerakkan
sedang secara Fikiran dan mata yang cepat
umum, pengalaman
Respon verbal
halusinasi sensori masih ada
yang lambat
merupakan dalam kontol
suatu kesadaran, Diam dan
kesenangan nonpsikotik. berkonsentrasi
Terjadi
Tahap II
peningkatan
Menyalahkan Pengalaman denyut jantung,
sensori pernafasan dan
Tingkat
menakutkan tekanan darah
kecemasan
berat secara Merasa dilecehkan Perhatian
umum oleh pengalaman dengan
halusinasi sensori tersebut lingkungan
menyebabkan berkurang
Mulai merasa
perasaan
kehilangan kontrol Konsentrasi
antipati
terhadap
Menarik diri dari
pengalaman
orang lain non
sensori kerja
psikotik.
Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi
dengan realitas
Klien menyerah
dan menerima
pengalaman
sensori Perintah
(halusinasi). halusinasi
ditaati.
Isi halusinasi
menjadi atraktif. Sulit
berhubungan
Kesepian bila dengan orang
pengalaman lain.
sensori berakhir
Tahap III
psikotik. Perhatian
terhadap
Mengontrol
lingkungan
Tingkat berkurang hanya
kecemasan beberapa detik.
berat
Tidak mampu
Pengalaman mengikuti
halusinasi perintah dari
tidak dapat perawat, tremor
ditolak lagi dan berkeringat
Pengalaman
Perilaku panik.
Tahap IV sensori mungkin
menakutkan jika Resiko tinggi
Klien sudah
individu tidak mencederai.
dikuasai oleh
mengikuti perintah
Halusinasi. Agitasi atau
halusinasi, bisa
kataton.
Klien panik. berlangsung dalam
beberapa jam atau Tidak mampu
hari apabila tidak berespon
ada intervensi terhadap
terapeutik. lingkungan.
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi pada
klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suarasuara bising atau
mendengung. Tetapi paling sering berupa katakata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang
mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti: bicara
sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan.
Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan
penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati. Halusinasi pendengaran
merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk
metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.
Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga halusinasi
menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah
laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara suara biasanya
berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan tindakan/perilaku pada klien
seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat
diamati).
Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode:
a. Tujuan Umum
5. Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan jika klien yang
ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu:
a. Tn. Hendra
b. Tn. Fran
c. Tn. Iyang
d. Tn. Akmaludin
a. Ny. Entin
b. Ny. Neng
8. Media dan Alat
TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat hanya yang ada
diruangan saja seperti:
9. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah disepakati. Sebagai
berikut:
a. Leader
Tugas:
b. Co. Leader
Tugas:
Membuka acara.
Mendampingi Leader.
c. Fasilitator
Tugas:
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya
therapy.
d. Observer
Tugas:
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam tarapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Terapis dank lien memakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-
cakap).
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
2. Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 30 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat member perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
c. Terapis meminta klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar diwhiteboard.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar
waktu minum obat, benar orangyang minum obat, benar dosisobat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat
diwhiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat
di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi / kambuh.
j. Menjelaskan akibat / kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi / kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
l. Member pujian tiap kali klien benar.
4. Tahap terminasi.
a. Evalusi
1. Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah dipelajari.
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh minum obat.
Evaluasi
Evalusi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Gunakan formulir evaluasi yang ada.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5 benar cara minum obat, manfaat minum obat, dan akibat
tidak patuh minum obat (kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
Keterangan:
: Leader
: Co. Leader
: Fasilitator
: Klien
: Observer
a. Tata Tertib
b. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi
pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan
telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan
bila masih tidakcooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
15. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam
kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
Sesi 5: TAK
Menyebutkan Menyebutkan
lima benar Menyebutkan akibat tidak
cara minum keuntungan patuh minum
No Nama klien obat minum obat obat
1 Tn. Hendra
2 Tn. Fran
3 Tn. Iyang
Tn.
4 Akmaludin
Tn. Ade
5 Sunarta
6 Ny. Entin
7 Ny. Neng
10
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda (V) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika klien
tidak mampu.
Share this:
Reddit
Iklan
S S R K J S M
Jan
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
NOVEMBER 2017
Tulisan Terakhir
Laman
Fictions
o Cerita Sangat Pendek: Jatuh Cinta Ala TIENSI
o Emansipasi Cinta
o Hujan
o Pulang
Kesehatan
o Florence Nightingale (The Lady with the Lamp)
o Proposal TAK: Halusinasi
o Tokoh Keperawatan: Rufaidah Al-Asalmiya (570 632 M), perawat muslim pertama di dunia
TIK
o Mobi Prabayar dari Mobile-8, pilihan lain internet mobile CDMA.
Umum
Iklan
View Full Site
Blog di WordPress.com.
Ikuti