BAB II
PEMBAHASAN
A. Keputusan Inovasi Kolektif
- Keputusan untuk menerima atau menolak inovasi yang dibuat individu-individu
yang ada dalam system sosial melalui consensus.
- Prosesnya lebih panjang dan memakan waktu
- Unit pengambilan keputusan adalah dalam sistem sosial
Paradigma Pengambilan Keputusan Inovasi Kolektif
- Ada orang yang sadar bahwa sistem sosial membutuhkan inovas tertentu
- Anggota sistem social belum anggap penting inovasi
- Stimulator biasanya orang dari luar sistem atau anggota sistem yang berorientasi
ke luar
- Stimulator lebih kosmopolit
- Keahlian stimulator terletak pada kompetensinya mengenai inovasi dan
berorientasi pada pesan
Inisiator
- Ide baru mulai diperhatikan oleh anggota sistem social dan disesuaikan dengan
kebutuhan sistem.
- Inisiator membuat rancangan penggunaan inovasi dalam sistem sosial dengan
menyesuaikan dengan kondisi yang ada
- Inisiator lebih mengenal liku-liku sistem dan berorientasi pada sistem (penerima
pesan inovasi)
- Antara inisiator dan stimulator harus ada jalinan komunikasi yang baik (dalam
beberapa kasus stimulator bertindak pula sebagai inisiator)
Legitimasi
- Inovasi disetujui oleh orang-orang yang secara informal mewakili sistem sosial
dalam norma-norma dan nilai-nilainya dan dalam kekuasaan sosial yang mereka
miliki
- Peranan legitimator sebagai penyaring ide yang akan dikukuhkan
- Kecepatan adopsi inovasi kolektif berhubungan positif dengan tingkat keterlibatan
legitimator sistem sosial itu dalam proses pengambilan keputusan
- Status sosial legitimator lebih tinggi dari pada anggota sosial lainnya
2
Partisipasi
Tahap Pengenalan
Keputusan
keputusan keputusan
pengambilan keputusan
Fase implementasi
keputusan
adopsi
Komunikasi
- Penyampaian keputusan unit yang telah memilih alternatif inovasi yang diterima kepada
bawahan.
- Informasi harus dioperkan melalui arus turun dari atasan ke bawahan mengikuti pola
kekuasaan dalam posisi hirarkhi unit adopsi.
- Dalam organisasi yang otoritatif pesan-pesan ke bawah diterima dengan penuh kecurigaan,
kesalahpahaman dan penolakan.
- Dalam organisasi yang partisipatif komunikasi ke bawah lebih mudah diterima.
4
Tindakan
- Tahap dimana penggunaan inovasi oleh unit pengadopsi mulai dilaksanakan. Akan tampak
tingkah-laku disonan dan konsonan.
- Disonansi inovasi: ketidakcocokan sikap anggota terhadap inovasi (menerima atau
menolak inovasi) yang dituntut oleh unit pembuat keputusan
- Konsonan: sikap anggota yang selaras dengan tuntutan atasan
- Dalam keputusan inovasi otoritas ada situasi kompliansi (compliance) seseorang
menerima pengaruh orang lain, mau mengikuti orang lain, karena mengharapkan
memperoleh imbalan dari orang tersebut
- Konsekuensi dari keputusan inovasi otoritas adalah terjadinya perubahan pada organisasi
formal yang bersangkutan.
- Ada dua pendekatan yg berbeda:
(1) otoritatif (instruksi): keputusan dibuat oleh penguasa secara sepihak. Biasa dibuat
oleh pucuk pimpinan.
(2) Partisipatif: ada interaksi dua arah antara yang memprakarsai dan dikenai perubahan,
melibatkan unit pengadopsi.
- Perlunya unit adaptif dalam struktur organisasi: untuk memahami lingkungan, menentukan
kebutuhan untuk berubah, dan mengenali dan menilai inovasi.
C. Konsekuensi Inovasi
Adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai hasil dari
adopsi atau penolakan inovasi.
Agen pembaharu dan pengambilan keputusan inovasi perlu tahu tentang unsur-unsur pokok
Inovasi:
1. Bentuk inovasi: sesuatu yang dapat diamati langsung dalam penampilan fisik.
2. Fungsi inovasi: kegunaan suatu inovasi
3. Manka inovasi; persepsi anggota-anggota sistem sosial terhadap inovasi
5