Kombang-MakalahTeori 9
Kombang-MakalahTeori 9
K OMUNIKASI PEMBANGUNAN
Oleh :
Kelas: D
Kelompok: 9
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................1
BAB II
PEBAHASAN........................................................................................................................
2.1 Keputusan Kolektif...............................................................................................
2.2 Keputusan Kekuasaan..........................................................................................
2.3 Konsekuensi Inovasi.............................................................................................
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
ii
I
PENDAHULUAN
1
konsekuensi inovasi agar kita tidak terjebak atau salah menerapkan inovasi yang
akan digunakan.
1.3 Tujuan
2
II
PEMBAHASAN
3
2.2.1 Tahap-tahap dalam proses keputusan inovasi kolektif
Anggota sistem sosial lebih puas dengan keputusan kolektif jika mereka
merasa terlibat dalam pembuatan keputusan itu karena:
4
pemuka pendapat lebih mantap dan para anggota terdorong untuk mentaati
a. Stimulasi
5
- Anggota sistem sosial belum anggap penting inovasi.
- Stimulator biasanya orang dari luar sistem atau anggota sistem yang
berorientasi ke luar.
b. Inisiator
- Ide baru mulai diperhatikan oleh anggota sistem sosial dan disesuaikan
dengan kebutuhan sistem.
- Antara inisiator dan stimulator harus ada jalinan komunikasi yang baik
(dalam beberapa kasus stimulator bertindak pula sebagai inisiator).
c. Legitimasi
6
- Status sosial legitimator lebih tinggi daripada anggota sosial lainnya.
d. Partisipasi
7
Ada dua macam unit yang terlibat dalam proses keputusan kekuasaan,
yaitu :
8
2.2.2 Ciri-ciri yang membedakan keputusan kekuasaan dengan bentuk
keputusan lainnya
a. Tahap Pengenalan
9
- Penyaringan informasi ke atas sering terjadi pada organisasi yang
otokratis.
b. Persuasi
c. Keputusan
10
d. Komunikasi
e. Tindakan
Yang dimaksud tindakan dalam hal ini yaitu tahap dimana penggunaan
inovasi mulai dilaksanakan oleh unit adopsi juga merupakan tahap akhir
dalam keputusan inovasi kekuasaan. Pada tahap ini akan tampak jelas
konsekuensi yang berupa tingkah laku baik itu menyenangkan maupun
mengecewakan.
11
Seiring dengan berjalannya waktu, ada kecenderungan seseorang untuk
merubah sikap mereka (suka atau tidak suka) yang tidak cocok dengan
tindakan yang dituntut oleh organisasi atau melanjutkan pengadopsian atau
penolakan inovasi tetapi menyelewengkan atau merubah inovasi itu
sedemikian rupa sehingga cocok dengan sikap mereka. Kecenderungan yang
terakhir ini seseorang tetap mempertahankan sikapnya semula.
12
Alur Proses Keputusan Kekuasaan
Fase implementasi
5. TINDAKAN atau impelementasi keputusan
keputusan: pengadopsian atau penolakan
inovasi oleh unit adopsi
13
dalam struktur organisasi, yang berarti disini ada pendelegasian
wewenang, tidak terpusat pada pimpinan tertinggi.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai hasil
dari adopsi atau penolakan inovasi.
14
3. Konsekuensi yang tampak (manifest x konsekuensi yang tidak tampak
(latent)
15
konsekuensi yang tidak diharapkan adalah suatu dampak yang timbul padahal
hal tersebut tidak dikehendaki.
16
3. Konsekuensi diantisipasi dan tidak diantisipasi
17
tetapi ternyata penelitian tentang akibat-akibat inovasi ini masih sedikit sekali,
meneliti apalagi memperkirakan konsekuensi atau akibat inovasi termasuk
pekerjaan yang sulit. Meskipun sulit bukan berarti hal itu tidak mungkin
dilakukan, hanya saja untuk melakukannya diperlukan keterampilan, ketekunan,
dan kerja keras.
18
inovai itu terjadi dalam jangka waktu yang sesegera mungkin, dan dengan hasil
nyata.
penyebaran suatu inovasi dalam suatu sistem sosial yang sesuai dengan
keinginan dari pengadopsi. Akibat-akibat yang dirasakan dari adopsi inovasi
tersebut memiliki konotasi yang positif, menguntungkan atau berguna.
Sebaliknya konsekuensi disfungsional adalah akibat-akibat dari pengadopsian
inovasi yang tidak diinginkan oleh pengadopsi.
Suatu hal yang terpenting disadari oleh inovator dan agen pembaharuan
adalah bahwa sebelum semua dampak jangka panjang dari suatu inovasi
19
terjadi, semuanya telah dikaji, diteliti, dan disiapkan solusi atau jalan
keluarnya.
perubahan yang telihat dan dikehendaki oleh anggota sistem sosial yang
Semakin penting, semakin maju, dan semakin modern suatu inovasi, akan
semakin banyak menghasilkan konsekuensi, sebagian adalah konsekuensi
yang tampak (nyata) dan sebagian lagi yang tidak nampak. Di dalam suatu
sistem sosial terjadinya suatu perubahan pada suatu bidang akan
mempengaruhi keseluruhan komponen sistem sosial tersebut. Suatu inovasi
yang canggih dalam suatu bidang tak lagi akan membawa dampak atau
konsekuensi yang akan mempengaruhi bidang-bidang yang lain dalam sistem
sosial tersebut.
20
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
22