Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok :

1. Indah Kumala Sari (11150478)


2. Indah Putri Hardiyani (11150479)**
3. Kartika Eva Rahmawati (11150489)
4. Lensy Fitri Febriastuti (11150494)

NB : ** (yang mengerjakan resume)

1. Kasus Axeon N.V.

Pada Oktober 1998,Anton van Leuven, direktur manajemen Axeon N.V., sebuah perusahaan
besar kimia Belanda, dihadapkan pada keputusan sulit. Ian Wallingford, direktur manajemen Axeon
cabang Innggris, Hollandsworth,Ltd., dan Jeremy Noble,anggota dewan direktur Hollandsworth,
merasa frustasi karena proposal investasi yang telah dipresentasikan beberapa waktu lalu belum
disetujui.

Analisis masalah :
Produksi AR-42 terbilang rumit dan sulit untuk diproduksi.
Proposal yang sebelumnya sudah disetujui diminta untuk ditinjau kembali.
Manajemen Axeon terkesan membicarakan desentrasasi,tetapi disaat yang sama mereka
bersikap layaknya pengusasa.
AR-42 tidak ekonomis untuk menghasilkan produk di Inggris karena biaya overhead dan
biaya variabel akan lebih tinggi dari yang diproyeksikan.
Ian adalah seorang pemuda yang cemerlang,tetapi ia tidak dapat memahami bisnis lapangan.

Solusi :
Walaupun produksi AR-42 terbilang rumit dan sulit untuk diproduksi,hal ini dapat
diselesaikan dengan melakukan pelatihan bagi para karyawan. Pelatihan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat mengenai tindakan atau hasil yang diinginkan oleh perusahaan.
Meskipun dalam proses kedepannya pelatihan tersebut gagal untuk memproduksi suatu
produk,setidaknya para karyawan memperoleh ilmu dan motivasi untuk memproduksi suatu
produk kedepannya.
Dalam hal ini tentu perusahaan tidak ingin mengalami kerugian yang diakibatkan dari
proposal yang diajukan,sehingga perusahaan perlu Penilaian Pratindakan yang mencakup
adanya penyelidikan kritis terhadap proposal yang sudah diajukan. Dalam penilaian ini dapat
menyetujui atau tidak menyetujui dari proposal tersebut,meminta dilakukannya modifikasi
atau perubahan,maupun meminta agar perencanaan proposal dirancang lebih seksama
sebelum persetujuan akhir.
Hal ini berkaitan dengan pembatasan perilaku dimana seharusnya manajemen Axeon tidak
ikut campur terlalu dalam karena pada sistem yang dipakai perusahaan adalah desentrasasi.
Jika hal ini terus dilakukan maka ide-ide karyawan banyak yang tidak disetujui karena
manajer dari kantor pusat tentu berbeda pendapat dengan manejer dari kantor cabang.
Dalam hal ini perlua adanya pengendalian tindakan yang berupa pencegahan dan deteksi.
Karena pengendalian ini penting untuk mencegah munculnya tindakan yang tidak
diingkan.pengendalian ini merupakan bentuk pengendalian yang paling kuat karena dapat
mencegah timbulnya biaya dan kerusakan akibat perilaku yang tidak diinginkan.
Salah dalam menempatkan posisi karyawan dapat dilakukan dengan pengendalian personal.
Didalam pengendalian personal terdapat seleksi dan penempatan, seleksi karyawan dapat
dilakukan dengan pengecekan referensi terhadapa karyawan baru,wawancara,dll. Dengan
melakukan seleksi perusahaan dapat dengan tepat menempatkan karyawan sesuai dengan
bidang keahlian karyawan. Apabila terdapat karyawan yang memiliki potensi yang baik bagi
perusahaan dapat pula karyawan tersebut diberi pelatihan agar menjadi lebih baik sehingga
dapat memberikan prosif lebih untuk perusahaan.

2. Kasus Alcon Laboratories, Inc.

Di awal tahun 1985, George Leone,wakil direktur senior dari IPTEK di Alcon
Laboratories,Inc., menunjukan keprihatinannya terhadapa tantangan yang dihadapi perusahaaannya
dalam mengukur produktivitas kegiatan penelitian dan pengembangan perusahaan.

Analisis masalah :
Siklus pengembangan produk dalam perusahaan memakan waktu lama,biasanya sampai 15
tahun untuk produk obat yang baru dan 3-5 tahun untuk produk yang sederhana.
Alcon menjadi sangat bergantung kepada perusahaan-perusahaan farmasi lain yang tidak
terlibat dalam pasar ophthalmic sebagai sumber dari produk baru.
Jika pengembangan obat tertentu dikejar terlalu dini,perusahaan dapat dipengaruhi oleh
kemungkinan kegagalan yang tinggi dan/atau biaya pengembangan ekstra yang signifikan.
Kekhawatiran yang disebabkan karena tidak memiliki sistem peringatan dini yang bagus
sebagai tanda akan adanya masalah potensial pada waktu tertentu karena kesulitan dalam
mengukur produktivitas R&D.
Karena besarnya perbedaan antar proyek,tidak semua orang dalam perusahaan yakin akan
kelayakan untuk mencoba mengorganisasikan sistem informasi pada suatu konseptualisasi
proyek yang terstandarisasi.

Solusi
Hal ini dapat diatasi dengan mengadakan pelatihan kepada karyawan,karena pelatihan adalah
cara umum untuk meningkatkan kemungkinan karyawan melakukan pekerjaan dengan baik.
Dengan pelatihan karyawan juga dapat memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produktivitas kerja,selain itu karyawan yang sudah terbiasa dalam pelatihan
akan dengan cepat dan tepat dalam melakukan pekerjaan.
Selagi perusahaan masih mampu untuk menghasilkan produk sendiri mengapa perusahaan
harus bergantung kepada perusahaan lain. Dalam hal ini,perusahaan dapat melakukan
pengendalian personal yaitu seleksi dan penempatan. Perusahaan dalam menyeleksi
karyawan tentu akan memilih karyawan yang berpotensi baik bagi perusahaan,perusahaan
dapat menempatkan karyawan yang mampu mengembangkan produk-produk baru secara baik
sehingga perusahaan tidak perlu bergantung pada perusahaan lain.
Mencegah atau mendeteksi kemungkinan kegagalan yang akan muncul. Pengendalian tipe
ini akan berjalan dengan efektif jika deteksi dibuat secara tepat waktu. Setelah masalah
terdeteksi maka perusahaan dapat mencegah atau mengatasi masalah tersebut sehingga
kemungkinan kegagalan atau biaya pengembangan yang terlalu ekstra dapat teratasi.
Karena sulitnya dalam mengukur produktivitas maka dapat dilakukan dengan melakukan
akuntabilitas tindakan, dimana apabila terjadi masalah potensial maka perusahaan akan
meminta pertanggung jawaban kepada karyawan. Karyawan dapat mengkomunikasikan apa
yang menjadi hambatan dalam melakukan pekerjakan sehingga perusahaan dapat mengetahui
permasalahaan yang menghambat produktivitas.
Ketidak yakinan karyawan dalam mencoba mengorganisasikan sistem informasi pada suatu
konseptualisasi proyek yang terstandarisasi disebabkan karena desain pekerjaan dan
persediaan sumberdaya yang dibutuhkan oleh karyawan tidak dipenuhi oleh perusahaan.
Perusahaan seharusnya memberikan informasi,peralatan,perlengkapan,dll kepada karyawan
sehingga karyawan mengetahui perkembangan proyek yang terbaru dan dapat
mengorganisasikan proyek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai