Anda di halaman 1dari 4

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda
1. 11. 21. 31.
2. 12. 22. 32.
3. 13. 23. 33.
4. 14. 24. 34.
5. 15. 25. 35.
6. 16. 26.
7. 17. 27.
8. 18. 28.
9. 19. 29.
10. 20. 30.

Essay
1. Peredaran Besar dan Kecil
Peredaran Darah Kecil
Peredaran darak kecil/pendek yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung ke paru-paru
kembali ke jantung.
Jantung(bilik kiri) paru-paru jantung (serambi kiri)
Peredaran Darah Besar
Peredaran darah besar/ panjang yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung ke seluruh
tubuh kembali ke jantung. Jantung (bilik kiri) seluruh tubuh jantung (serambi
kanan)
a. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel)
kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui
vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
b. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali
ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah
yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui
vena pulmonalis.
2. Proses Osifikasi

Osifikasi adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan kartilago diubah menjadi tulang selama
pengembangan. Awalnya, selama perkembangan embrio, kerangka tetap terutama rawan
untuk membentuk komponen struktural dasar dan kerangka tubuh. Rangka berasal dari
membran-membran menyerabut dan tulang rawan hialin pada bulan-bulan pertama
perkembangan embrio. Jaringan ini digantikan oleh tulang dengan dua proses pembentukan
tulang atau osifikasi yang berbeda.

Berbagai tahap osifikasi endokhondral pada tulang panjang (Gilbert, 2006)

Proses pertama, disebut osifikasi intramembran, terjadi ketika membran menyerabut


digantikan oleh jaringan tulang. Proses ini, yang hanya terjadi pada tulang pipih tertentu,
diringkas dalam dua langkah dasar:

Tulang spons mulai berkembang di tempat-tempat di dalam membran yang disebut pusat
osifikasi.

Sumsum tulang merah terbentuk di dalam jaringan tulang spons, diikuti oleh pembentukan
tulang padat di luarnya.

Proses osifikasi kedua, disebut osifikasi endokondrium, terjadi ketika tulang rawan hilain
digantikan oleh jaringan tulang. Proses ini, yang terjadi pada sebagian besar tulang tubuh,
mengikuti langkah-langkah berikut ini:

Pada pusat osifikasi primer, di pust model tulang rawan, tulang rawan hialin pecah,
membentuk rongga.

Kuncup periosteum yang terdiri atas osteoblas, osteoklas, sumsum merah, saraf, serta
pembuluh darah limfa, memasuki rongga. Osteoblas menghasilkan jaringan tulang spons.

Rongga medula terbentuk ketika osteoklas memecahkan jaringan tulang spons yang baru
terbentuk. Rongga medula semakin membesar saat rongga tersebut mengikuti penyebaran
pusat osifikasi primer ke bagian ujung tulang.

Jaringan tulang padat menggantikan tulang rawan di bagian luar tulang.

Di dalam tulang panjang, pusat osifikasi sekunder terbentuk di epifisis. Sama seperti pada
batang, kuncup periosteum terbentuk. Akan tetapi jaringan tulang spons yang nantinya
berkembang tidak digantikan oleh rongga medula.

Tulang rawan persendian dibentuk dari tulang rawan yang tersisa di luar epifisis.

Lempeng epifisis dibentuk dari tulang rawan yang tersisa di antara pusat perkembangan
osifikasi primer dan sekunder yang membesar.

3. Jaringan
a. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional ; artinya mampu
membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Ciri-ciri sel meristem adalah berdinding
tipis, banyak mengandung protoplasma, inti besar, dan plastida belum matang. Jaringan
Meristem disebut juga jaringan muda.
b. Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada paling luar, yaitu pada permukaan organ
primer tumbuhan, seperti akar, batang, daun, bunga dan buah. Jaringan epidermis berfungsi
melindungi bagian dalam tumbuhan sehingga jaringan epidermis disebut jaringan pelindung.
c. Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan
struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan proses fisiologis.
Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
Contohnya, parenkim dijumpai di antara epidermis dan pembuluh angkut pada akar dan
batang.
d. Jaringan Penyokong (Penguat) Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan
tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan
kolenkim dan jaringan sklerenkim.
e. Jaringan epitelium : Merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan membatasi
rongga tubuh. Berfungsi untu melindungi permukaan luar dan dalam organ. Berdasarkan
susunan sel terdapat epitelium sederhana dan epitelium kompleks :
1. Epitelium pipih
2. Epitelium silindris
3. Epitelium kubus
4. Epitelium transisional
5. Epitelium Kelenjar
f. Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya senantiasa membelah. Jaringan ini
merupakan hasil pemebalahan sel zigot. Pada tahap awal terbentknya embrio, sel-sel
penyusunnya mempunyai bentuk sama. Namun dalam perkembangan selanjutnya sel-sel
tersebut akan membelah dan mengalami perubahan bentuk , proses ini disebut spesialisasi.
Hasil spesialisasi ini antara lain, lapisan jaringan embrional.

4. Difusi dan Osmosis

Pengertian Difusi >> Difusi adalah perpindahan molekul atau ion sebagai akibat dari gerak acak
dari cairan yang berkonsentrasi tinggi ke cairan yang berkonsentrasi rendah. Konsentrsai disini
adalah konsentrasi dari zat yang terlarut.

Contoh difusi dalam kehidupan sehari hari :

Suatu tabung berisi suatu air, kemudian ditambahkan cairan dengan konsentrasi gula tinggi,
maka ion atau molekul gula tadi akan bergerak menuju ke arah air, cairan hasil campuran tadi
konsentrasinya menjadi sama.

Pengertian Osmosis >> Osmosis adalah proses difusi suatu pelarut (biasanya air) melalui
membran semi-permiabel secara deferensial dari suatu cairan yang berkonsentrasi tinggi ke
cairan yang berkonsentrasi rendah. Konsentrasi disini adalah konsentrasi pelarutnya (air). Ada 3
bentuk osmosis yaitu :

Hipotonik . Hipotonik adalah sebuah keadaan yang terjadi bila konsentrasi air di luar sel lebih
besar dari konsentrasi air di dalam sel. Contoh hipotonik : Bila sel darah merah dimasukkan ke
dalam air, maka sel darah merah akan pecah (hemolisis/plasmolisis).
Isotonik. Isotonik adalah keadaan yang terjadi bila konsentrasi air di luar sel sama dengan
konsentrasi air di dalam sel, sehingga tidak terjadi apa-apa

Hipertonik . Hipertonik adalah keadaan yang terjadi bila konsentrasi air di luar sel lebih kecil
dari konsentrasi air di dalam sel.

Contoh hipertonik: Sel darah merah dimasukkan ke dalam air laut, maka air dalam sel darah
merah akan terserap keluar, sehingga sel darah merah akan mengkerut. Hal ini dikarenakan
konsentrasi air dalam sitoplasma sel darah merah lebih tinggi dari konsentrasi air pada air laut.

5. Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik


No. Prokariotik Eukariotik
1 Tidak memiliki inti yang Memiliki nukleus yang sebenarnya karena
sebenarnya, materi inti tersebar materi inti dilingkupi oleh membran inti
dalam sitoplasma karena tidak
mempunyai membran inti

2 Memiliki DNA yang lebih Memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih
sederhana, lebih sedikit banyak mengandung pasangan basa
mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus digulung pada
nukleotida, berbentuk sirkuler protein histon (ada histonnya)

3 Hanya memiliki kromosom Memiliki kromosom lebih dari 1 (satu)


tunggal

4 Tidak memiliki intron, hanya Memiliki intron dan ekson


ekson

5 Memiliki operon Tidak memiliki operon

6 Proses transkipsi dan translasi Transkipsi terjadi di inti, dan translasi terjadi
dapat terjadi secara simultan di sitoplasma. Keduanya tidak dapat berjalan
secara bersamaan.

7 Proses transkipsi terjadi lebih Transkipsi lebih rumit terjadi, dikarenakan


sederhana akses RNA polymerase terhadap DNA lebih
lama akibat DNA dikemas secara kompak
dengan protein histon
8 Proses regulasi sintesis protein Proses regulasi sintesis proteinnya lebih
lebih sederhana kompleks

9 Memiliki ukuran sel 0,2-2,0 nm Memiliki ukuran sel 10-100 nm


10 Pembelahan biner (amitosis) Mitosis. Meiosis
11 Bacteria dan archaea Protista, fungi, hewan, tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai