Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERPETAAN

SISTEM PROYEKSI PETA

OLEH :

KELOMPOK 2

ALFIAN RAMADHAN (D621 14 013)

RISKA SAVITRI (D621 14 305)

FADHILAH MARDI (D621 14 006)

AKHMAD ZULHIDAYAH S. (D621 14 017)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

GOWA

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Laporan Lengkap Perpetaan yang berjudul Sistem Proyeksi Peta.

Laporan Lengkap ini dibuat untuk memenuhi persyaratan praktikum Mata

Kuliah Perpetaan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Tidak lupa kami

mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah dan Asisten

Perpetaan yang selalu membimbing dan mengajari kami dalam melaksanakan

praktikum serta dalam menyusun laporan, teman-teman seprodi, terkhusus

kepada anggota kelompok 2, serta semua pihak yang membantu kami dalam

hal penyusunan Laporan Lengkap Perpetaan ini. Laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang

membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Atas perhatian dari semua

pihak yang telah membantu, kami mengucapkan terima kasih. Semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta semua pihak yang

membutuhkan.

Gowa, November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................

2.1 Pengertian Peta ............................................................................

2.2 Pengertian Proyeksi Peta ...............................................................

2.3 Macam-macam Proyeksi Peta ........................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................

3.1 Kesimpulan ..................................................................................

3.2 Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahulan

Sistem proyeksi peta merupakan sistem proyeksi pemindahan benda

berdimensi tiga ( 3 ) ke dalam bidang proyeksi berdimensi dua ( 2 ). Proyeksi

peta merupakan suatu fungsi matematis yang dapat merepresentasikan titik-

titik yang ada di permukaan Bumi ke dalam bidang proyeksi dua dimensi. Jadi

hasil yang diharapkan dari memproyeksikan suatu peta adalah titik-titik yang

ada di peta hasil proyeksi benar-benar merepresentasikan titik-titik yang ada

di permukaan Bumi.

Peta merupakan gambaran permukaan Bumi ke dalam bidang dua

dimensi. Posisi titik x pada peta adalah latitude dan y adalah longitude. Kita

telah mengetahui bahwa sistem referensi geografis di Bumi merupakan

spherical. Karena bidang proyeksi dari proyeksi peta adalah bidang datar, maka

koordinat proyeksi yang memungkinkan untuk eksis adalah koordinat Cartesian

atau koordinat polar. Namun, untuk memudahkan perhitungan, maka pada


umumnya koordinat proyeksi pengkonversian referensi geografis adalah

koordinat Cartesian. Jadi, secara sederhana dapat ditulis :

Bentuk Bumi berupa dimensi ruang yang melengkung menyerupai

ellipsoidal. Untuk memudahkan perhitungan, dalam konstruksinya, Bumi

digambarkan sebagai bole dengan radius kurang lebih 6370 km. Dengan

menggunakan persamaan volume bola dalam penentuan volume Bumi, maka

hasilnya ditetapkan juga sebagai volume ellipsoidal. Untuk daerah dengan luas

yang kecil, dapat dianggap sebagai bidang yang datar, sehingga pemetaannya

dapat langsung digambarkan ke dalam bidang proyeksi.

Sistem proyeksi peta dapat dibagi-bagi tergantung jenisnya. Selain itu,

dalam pemproyeksian (transformasi) dari bidang lengkung (spheris) ke dalam

bidang datar terkadang kita memperoleh distorsi atau pergeseran dari bidang

proyesi terhadap data yang ada di lapangan. Itulah yang akan menjadi fokus

kami dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem proyeksi peta?


2. Apa macam proyeksi peta terkait dengan bidang proyeksi?

3. Apa sifat proyeksi peta?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :

1. Memahami apa itu sistem proyeksi peta

2. Memahami macam-macam proyeksi peta terkait dengan bidang proyeksi

3. Memahami tentang sifat proyeksi peta


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Peta

Peta adalah gambaran permukaan Bumi pada bidang datar dengan

skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai

cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional hingga peta digital dari layar

komputer. Suatu peta merupakan representasi dua dimensi dari suatu benda

tiga dimensi. Dalam pembuatan peta, diperlukan adanya skala. Skala inilah

yang menentukan seberapa besar objek yang ada pada peta dalam realita atau

keadaan sebenarnya.

Suatu peta harus sebangun dengan keadaan sebenarnya di wilayah

yang akan dipetakan, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar

menggambarkan atau merepresentasikan keadaan sebenarnya.

Suatu peta dapat dibagi menjadi dua berdasarkan fungsinya, yaitu peta

umum yang terdiri dari peta topografi dan peta geografi dan peta khusus atau

peta tematik seperti peta geologi, peta politik, peta kepadatan penduduk, dan

lain-lain yang sifatnya khusus. Peta berdasarkan sumber datpanya, peta dibagi
menjadi peta turunan dan peta induk. Peta berdasarkan bentuknya, peta terdiri

atas peta datar, peta timbul, peta digital, peta foto, dan peta garis. Sedangkan

peta berdasarkan tingkat skalanya terdiri atas peta skala kecil, peta skala

sedang, dan peta skala besar.

2.2 Pengertian Proyeksi Peta

Sistem proyeksi peta adalah suatu sistem pemindahan benda yang

berdimensi tiga ( 3 ) ke dalam bidang proyeksi berdimensi dua ( 2 ). Proyeksi

peta merupakan suatu fungsi matematis yang dapat merepresentasikan titik-

titik yang ada di permukaan Bumi ke dalam bidang proyeksi dua dimensi.

Peta merupakan gambaran permukaan Bumi ke dalam bidang dua

dimensi. Posisi titik x pada peta adalah latitude dan y adalah longitude. Kita

telah mengetahui bahwa sistem referensi geografis di Bumi merupakan

spherical. Karena bidang proyeksi dari proyeksi peta adalah bidang datar, maka

koordinat proyeksi yang memungkinkan untuk eksis adalah koordinat Cartesian

atau koordinat polar. Namun, untuk memudahkan perhitungan, maka pada

umumnya koordinat proyeksi pengkonversian referensi geografis adalah

koordinat Cartesian.

Bentuk Bumi berupa dimensi ruang yang melengkung menyerupai

ellipsoidal. Untuk memudahkan perhitungan, dalam konstruksinya, Bumi


digambarkan sebagai bola dengan radius kurang lebih 6370 km. Dengan

menggunakan persamaan volume bola dalam penentuan volume Bumi, maka

hasilnya ditetapkan juga sebagai volume ellipsoidal. Untuk daerah dengan luas

yang kecil, dapat dianggap sebagai bidang yang datar, sehingga pemetaannya

dapat langsung digambarkan ke dalam bidang proyeksi.

Dalam transformasi dari bidang lengkung ke dalam bidang datar

terkadang kita memperoleh distorsi atau pergeseran dari bidang proyesi

terhadap data yang ada di lapangan. Untuk mengidealkan lebih tepatnya

meminimalisir distorsi- bentuk atau hasil proyeksi, maka kita perlu

mengimplementasikan beberapa syarat geometris, yaitu :


a) Jarak antar titik pada peta perlu representatif terhadap jarak titik di

lapangan;

b) Luas wilayah yang dipetakan perlu representatif terhadap luas wilayah

sebenarnya;

c) Arah garis atau sudut yang dipetakan perlu representatif terhadap arah

garis atau sudut sebenarnya;

d) Bentuk unsur yang dipetakan perlu representatif terhadap unsur

sebenarnya.

Bedasarkan syarat geometris dalam pengidealan hasil proyeksi di atas,

dapat diketahui bahwa semuanya merupakan faktor dari skala yang akan

digunakan pada peta. Maka dari itu, skala peta merupakan unsur yang amat

fundamental dalam proyeksi peta.

2.3 Jenis Proyeksi Peta

Proyeksi peta dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a) Menurut bidang proyeksi;

b) Menurut modifikasi;

c) Menurut ciri asli yang dipertahankan;

d) Menurut karakteristik singgungan bidang proyeksi dengan bidang

datum.
Dari keempat faktor klasifikasi jenis peta, yang menjadi fokus pada laporan

ini adalah menurut bidang proyeksi. Oleh karenai itu, hanya proyeksi peta

menurut bidang proyeksi sajalah yang akan kami jelaskan. Adapun jenis peta

dengan faktor yang lain hanya akan kami paparkan secara singkat.

2.3.1 Jenis Proyeksi Peta Menurut Bidang Proyeksi

Jenis peta ini fokus penyajiannya berdasarkan bidang proyeksi. Bidang

proyeksi yang biasa digunakan dalam proyeksi peta jenis ini adalah bidang

datar (azimuthal), kerucut, dan silinder atau tabung.

1. Proyeksi Aimuthal

Proyeksi azimuthal merupakan sistem proyeksi peta dengan menggunakan

bidang datar sebagai bidang proyeksi. Bidang datar yang digunakan dalam

proyeksi azimuthal adalah sebuah lingkaran yang menyinggung permukaan

Bumi dan perpusat di satu titik. Proyeksi ini sangat berguna jika wilayah atau

daerah yang akan diproyeksikan berada di sekitar kutub Bumi. Jadi jika wilayah

atau daerah yang akan diproyeksikan berada di sekitar kutub Bumi, maka pusat

bidang proyeksi dapat ditempatkan pada tepat di kutub Bumi.

2. Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut merupakan sistem proyeksi peta dengan menggunakan

sebuah kerucut sebagai bidang proyeksi. Dalam jenis proyeksi kerucut, garis-

garis meridian secara parallel diproyeksikan ke dalam sisi selimut kerucut.

Proyeksi jenis ini sangat tepat digunakan jika wilayah atau daerah yang akan

diproyeksikan berada di sekitar lintang 45.

3. Proyeksi Silinder

Proyeksi silinder merupakan sistem proyeksi peta dengan menggunakan

sebuah silinder atau tabung sebagai bidang proyeksi. Jenis proyeksi ini dapat

menggambarkan wilayah atau daerah yang luas, menggambarkan daerah di

sekitar khatulistiwa, sehingga apabila sisi selimut silinder atau tabung

menyinggung khatulistiwa, maka setiap garis horizontal merepresentasikan

garis paralel dan garis vertikalnya merepresentasikan garis meridian. Jenis

proyeksi ini sangat tepat digunakan untuk menggambarkan daerah di sekitar

ekuator.
Ketiga jenis proyeksi menurut bidang proyeksi di atas, ketiganya dapat

dibagi menjadi tiga jenis lagi berdasarkan kedudukan atau posisi bidang

proyeksi terhadap bidang datum yang digunakan, yaitu :

a. Proyeksi Normal

Proyeksi jenis ini dapat dikatakan sebagai proyeksi dengan kedudukan

bidang proyeksi yang paling ideal, karena sumbu setiap bidang proyeksi

berhimpit dengan sumbu Bumi. Dengan kata lain, sumbu Bumi sekaligus

merupakan sumbu bidang proyeksi.

b. Proyeksi Miring

Proyeksi jenis ini merupakan jenis proyeksi yang bidang proyeksinya miring

terhadap sumbu Bumi dan bidang ekuator.

c. Proyeksi Transversal

Proyeksi jenis ini merupakan jenis proyeksi yang kedudukan sumbu bidang

proyeksinya tegak lurus terhadap sumbu Bumi.

Secara sederhana, macam proyeksi peta menurut bidang proyeksinya

dapat dilihat pada gambar di bawah.


2.3.2 Jenis Proyeksi Peta Menurut Modifikasi

Jenis proyeksi ini terbagi atas 6 macam, yaitu :

1. Proyeksi Bonne;

2. Proyeksi Sinusoidal;

3. Proyeksi Mercator;

4. Proyeksi Gall;

5. Proyeksi Mollweide;
6. Proyeksi Homolografik.

2.3.3 Jenis Proyeksi Peta Menurut Ciri Asli yang Dipertahankan

Jenis proyeksi ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Proyeksi Conform;

2. Proyeksi Equidistant;

3. Proyeksi Equvalent.

2.3.3 Jenis Proyeksi Peta Menurut Ciri Asli yang Dipertahankan

Jenis proyeksi ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Proyeksi Menyinggung;

2. Proyeksi Memotong;

3. Proyeksi tidak Menyinggung dan Memotong.

2.4 Proyeksi Peta yang Umum Dipakai di Indonesia

1. Proyeksi polyeder

Proyeksi polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi

ini, setiap bagian derajat dibatasi oleh dua garis peralel dan dua garis meridian

yang masing masing berjarak 20. Diantara kedua parallel tersebut terdapat
garis parallel rata-rata yang disebut sebagai parallel standard an garis meridian

rata-rata yang disebut meridian standar. Titik potong antara garis pralel

standard an garis meridian standar disebut sebagai titik nol (0, 0) bagian

derajat tersebut. Setiap bagian derajat proyeksi polyeder diberi nomor dengan

dua digit angka. Digit angka pertam yang menggunakan angka romawi

menunjukkan letak garis. Prarel standar (0) sedangkan digit kedua yang

menggunakan angka arab menunjukkan garis meridian standarnya ( 0) untuk

wilayah indonesia penomoran bagian derajatnya adalah:

Pararel standar :dimulai dari I (0=650 LU) SAMPAI LI (0=1050 LU)

Meridian standar : dimulai dari 1 (0=1150 BT) sampai 96 (0=1950 BT)

Proyeksi polyeder beracuan pada elipsoida bassel 1841 dan meridian nol

Jakarta (jakarta=1064827,79 BT)

2. Proyeksi transverse mercator

Proyeksi Transverse Mercator adalah proyeksi ciri-ciri silinder, transversal,

conform dan menyinggung. Pada proyeksi ini secara geografis silindernya

menyinggung bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral. Pada

meridian sentral, faktror skala (K) adalah 1 (tidak terjadi distorsi). Perbesaran

sepanjang parallel semkian akan meningkat pada lngkran parallel yang

semakin mendekati equator. Dengan adanya distorsi dengan membagi daerah


dalam zona yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh dua

meridian). Lebar zona proyeksi TM biasanya sebesar 3. Setiap zoa mempunyai

meridian sentral sendir. Jadi seluruh permukan bumi tidak dipetakan dalam

satu silinder.

Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

Proyeksi UTM adalah proyeksi yang memiliki merctor yang memiliki

sifat-sifat khusus. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh proyeksi UTM adalah:

a. proyeksi : Transverse Mercator dengan lebar zona 6

b. sumbu pertama (ordinat/y) : Meridian sentral dari tiap zona

c. sumbu kedua (absis/x) : Ekuator

d. satuan : Meter

e. Absis Semu (T) : 500.000 meter meridian sentral

f. ordinat semu (U) : 0 meter di ekuoator untuk belahan bumi

bagian utara dan 10.000.000 meter di

ekuator untuk belahan bumi bagian selatan.

g. Faktor skala : 0,9996 (pada Meridian sentral)

h. Penomoran zone : Dimulai dengan zone 1 dari 180 BB s/d

174 BB,Tzone 2 dari 174 BB s/d 168 BB,


dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari

174 B s/d 180 BT.

i. Batas Lintang : 84 LU dan 80 LS dengan lebar lintang

untuk masing-masing zone adalah 8,

kecuali untuk bagian lintang X yaitu 12.

j. Penomoran bagian derajat lintang : Dimulai dari notasi C , D, E, F sampai

X (notasi huruf I dan O tidak digunakan).

Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90 BT

sampai meridian 144 BT dengan batas lintang 11 LS sampai 6 LU. Dengan

demikian, wilayah Indonesia terdapat pada zone 46 sampai zone 54.

Proyeksi Tranverse Mercator 3 (TM-3)

Proyeksi TM-3 adalah proyeksi yang memiliki mercator yang memiliki sifat-

sifat khusus. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh proyeksi TM-3 adalah :

a. Proyeksi : Transverse Mercator dengan lebar

zone 3

b. Sumbu pertama (ordinat / Y) : Meridian sentral dari tiap zone

c. Sumbu kedua (absis / X) : Ekuator

d.Satuan : Meter

e. Absis Semu (T) : 200.000 meter + X


f. Ordinat Semu (U) : 1.500.000 meter + Y

g. Faktor skala : 0,9999 (pada Meridian sentral)

h. Penomoran zone : Dimulai dengan zone 46.2 dari 93 BT

s/d 96 BT, zone 47.1 dari 96 BT s/d 99

BT, zone 47.2 dari 99 BT s/d 102 BT,

zone 48.1 dari 102 BT s/d 105 BT dan

seterusnya sampai zone 54.1 dari 138 BT

s/d 141 BT .

i. Batas Lintang : 6 LU dan 11 LS


BAB III

PENUTUP

Sistem proyeksi peta merupakan sistem proyeksi pemindahan benda

berdimensi tiga ( 3 ) ke dalam bidang proyeksi berdimensi dua ( 2 ). Proyeksi

peta merupakan suatu fungsi matematis yang dapat merepresentasikan titik-

titik yang ada di permukaan Bumi ke dalam bidang proyeksi dua dimensi. Jadi

hasil yang diharapkan dari memproyeksikan suatu peta adalah titik-titik yang

ada di peta hasil proyeksi benar-benar merepresentasikan titik-titik yang ada

di permukaan Bumi.

Jenis proyeksi peta menurut bidang proyeksi yang biasa digunakan dalam

proyeksi peta jenis ini adalah bidang datar (azimuthal), kerucut, dan silinder

atau tabung.
DAFTAR PUSTAKA

Mutiara, Ira. 2004. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan

Pemetaan Kota. ITS : Surabaya

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. ITS : Surabaya

Anda mungkin juga menyukai