Disusun Oleh :
NIM. E0015002
FAKULTAS HUKUM
2016
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Hak Merek. Makalah ini
saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang.
Rasa terima kasih saya sampaikan kepada beberapa pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula rasa terima kasih saya
sampaikan kepada Bapak Hudi Asrori selaku dosen mata kuliah Hukum Dagang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan
saran saya terima dengan lapang dada agar ke depannya saya dapat membuat
makalah dengan lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................... 1
Kesimpulan ................................................................................................................... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 359.
4
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain
merupakan hal yang sangat penting dan sepatutnya dilindungi oleh hukum.
Berkaitan dengan perlindungan merek, perdagangan tidak akan berkembang jika
merek tidak mendapat perlindungan hukum yang memadai di suatu Negara.
Pembajakan atau pelanggaran-pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan
para pengusahanya saja sebagai pemilik atau pemegang hak atas merek tersebut,
tetapi juga bagi para konsumen.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Objektif
Untuk mengetahui definisi dari hak merek
Untuk mengetahui pengaturan tentang hak merek yang berlaku di
indonesia
2. Tujuan Subjektif
Untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum dagang
Untuk memperluas dan menambah wawasan pengetahuan bagi penulis
mengenai apa itu hak merek
5
D. Manfaat Penulisan
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
6
atau jasa sejenis yang dihasilkan dan diperdagangkan seseorang atau kelompok
orang atau badan hukum dengan barang-barang atau jasa yang sejenis yang
dihasilkan oleh orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai jaminan
atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan.2
.
Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.4
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau
jasa sejenis lainnya.5
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan
pengalihan hak) untuk menggunakan Merek tersebut, baik untuk seluruh atau
sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan
syarat tertentu. Perjanjian Lisensi wajib dimohonkan pencatatannya kepada
DJHKI dengan dikenakan biaya. Akibat hukum dari adanya pencatatan perjanjian
lisensi tersebut adalah bahwa perjanjian lisensi tersebut selain berlaku bagi para
pihak, juga mengikat pihak ketiga.6
1.2 Fungsi
Fungsi Merek
2
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 345.
3
Ditjen HKI. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), (Tangerang: 2011), hlm. 44.
4
Ibid.
5
Ibid.
6
Ibid, hlm. 45.
7
Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk
perusahaan lain;
Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga
secara pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan
produsennya, sekaligus memberikan jaminan kualitas akan produk
tersebut;
Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana
memperkenalkan dan mempertahankan reputasi produk lama yang
diperdagangkan, sekaligus untuk menguasai pasar;
Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat
menunjang pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing
maupun dalam negeri dalam menghadapi mekanisme pasar bebas.
Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari
segi produsen merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya
mengenai kualitas, kemudian pemakaiannya, dari pihak pedagang, merek
digunakan untuk promosi barang-barang dagangannya guna mencari dan
meluaskan pasaran, dari pihak konsumen, merek digunakan untuk mengadakan
pilihan barang yang akan dibeli.7
7
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia,
Bogor, 2005, hlm. 96.
8
3. Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama pada
keseluruhannya atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk
barang/jasa sejenisnya.
Paling tidak terdapat tiga (3) justifikasi perlindungan hak merek menurut
Bently & Sherman, yaitu:
a) Kreatifitas.
9
b) Informasi.
c) Etis.
1. Penghapusan
b) Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan
jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian Merek
yang tidak sesuai dengan Merek yang didaftar.
10
Jenderal. Penghapusan pendaftaran Merek berdasarkan alasan dapat pula diajukan
oleh pihak ketiga dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga.
2. Pembatalan
Agar dapat diterima sebagai Merek, sebuah tanda haruslah memiliki Daya
Pembeda. Daya Pembeda adalah kemampuan suatu merek yang dimiliki untuk
membedakan barang tersebut dari barang sejenis yang diproduksi oleh pihak
lainnya. Dengan kata lain, tanda tersebut telah memperoleh arti yang kedua
(secondary meaning). Sebagai contoh, Apple secara harafiah bisa berarti buah
Apel, namun dalam perdagangan merupakan merek komputer.
Kata-kata yang deskriptif namun tidak memiliki daya pembeda tidak bisa
dijadikan sebagai merek. Kalimat yang panjang, juga tidak bisa menjadi merek
(terlalu rumit). Selain itu, tanda yang terlalu sederhana tidak bisa pula dijadikan
sebagai merek, misalnya: . atau . Lambang negara, organisasi, bendera
resmi negara, organisasi, hasil karya cipta orang lain, tidak bisa dijadikan merek.
11
Apabila terjadi penyalah gunaan Gugatan dapat diajukan dalam jangka waktu
5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran merek atau dapat dilakukan tanpa batas
waktu apabila Merek yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama,
kesusilan, atau ketertiban umum.
Terhadap putusan Pengadilan Niaga tersebut dapat diajukan kasasi. Setelah isi
putusan keluar maka segera disampaikan oleh Panitera yang bersangkutan kepada
Direktorat Jenderal setelah tanggal putusan diucapkan. Oleh Direktorat Jenderal
dilaksanakan pembatalan pendaftaran merek dari Daftar Umum Merek dan
mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek, setelah putusan tersebut diterima
dan mempunyai kekuatan hukum tetap.
12
5. Dalam Jangka paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal gugatan
pembatalan didaftarkan, Pengadilan Niaga mempelajari gugatan dan menetapkan
dari sidang.
7. Pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita paling lama 7 (tujuh) hari
setelah gugatan pembatalan didaftarkan.
9. Putusan atas gugatan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) yang
memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut
harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan dapat dijalankan
terlebih dahulu meskipun terhadap putusan tersebut diajuka suatu upaya hukum.
10. Isi putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud pada ayat (9) wajib
disampaikan oleh juru sita kepada para pihak paling lama 14 (empat belas) hari
setelah putusan atas gugatan pembatalan diucapkan.
13
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
1. Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, sususan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
2. Fungsi Merek
Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi;
Alat Promosi;
Jaminan atas mutu barangnya;
Penunjuk asal barang/jasa yang dihasilkan.
3. Perlindungan Hak Merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas
merek, investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk
melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul suatu barang
atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui Pendaftaran Merek.
4. Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan
atas prakarsa Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik
Merek yang bersangkutan.
Merek terdaftar dapat dibatalkan berdasarkan putusan Pengadilan Niaga
yang berkekuatan hukum tetap atas gugatan pihak yang berkepentingan
dengan alasan berdasarkan Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 UUM.
5. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan mengajukan gugatan ke
Peradilan Niaga, Artbitrase juga melalu Penyelesaian Alternatif lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Pustakamaya
15