ID Pengaruh Pengungkapan Corporate Social R
ID Pengaruh Pengungkapan Corporate Social R
15-26
ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari pengungkapan
informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan ter-
hadap respon pasar terhadap laba perusahaan (Earning Response Coefficient, ERC). Peneliti-
an ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa
laporan tahunan (annual report) 123 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan variabel terikat
(dependen) Cummulative Abnormal Return (CAR), variabel bebas (independen) CSR
disclosure Indeks (CSRI) yang di dapat dari hasil checklist Indeks GRI G3 dan Unexpected
Earnings (UE), serta variabel kontrol Price-to-Book Value (PBV) dan Leverage (DER) . Hasil
penelitian empiris menunjukkan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan
tidak berpengaruh terhadap ERC perusahaan tersebut. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa pengungkapan CSR perusahaan tidak mempengaruhi keputusan investasi oleh para
investor.
Kata kunci: Pengungkapan corporate social responsibility; earning response coefficient; GRI
G3.
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine and analyze the effect of Corporate Social Responsibility (CSR)
disclosure in the company's annual report on the market response to the company's profit (Earning Response
Coefficient, ERC). This research is a quantitative study using secondary data from annual reports of 123
mining companies listed at the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2010-2013. This study uses the dependent
variable Cumulative Abnormal Return (CAR), the independent variable is CSR disclosure Index (CSRI)
which is obtained from the checklist Index GRI G3 and Unexpected Earnings (EU), and control variables
Price-to-Book Value (PBV) and Leverage (DER). The results of empirical research shows that CSR
disclosure by the company do not affect the company's ERC. This indicates that the disclosure of CSR does
not influence investment decisions by investors.
Keywords: Corporate social responsibility disclosure; earnings response coefficient; GRI G3.
15
16 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 15-26
tansi. Dahulu pelaporan atau pengungkapan tang- Welker (2009:145) mengungkapkan di dalam
gung jawab sosial perusahaan yang hanya me- artikelnya bahwa CSR memiliki tiga keistimewa-
rupakan laporan sukarela yang dilakukan perusa- an, yaitu : (1) CSR mendukung secara luas promosi
haan, namun sekarang pemerintah menyadari self-regulation sukarela perusahaan sebagai ben-
pentingnya dan juga manfaat pelaporan CSR yang tuk perlawanan terhadap bentuk peraturan dari
dilakukan perusahaan. Hal itu dibuktikan dengan kewajiban nasional atau transnasional (Watts,
telah disahkan beberapa undang-undang yang 2005:393-398); (2) Industri CSR merupakan sen-
mengatur tentang pengungkapan CSR yang di- tralitas dari business case, yaitu gagasan bahwa
lakukan oleh perusahaan. Pengungkapan CSR investasi sosial dan lingkungan akan membayar
yang dilakukan oleh perusahaan bukanlah hanya dividen-dividen ekonomi sebagai bisnis yang lebih
untuk mematuhi peraturan yang telah berlaku, bertanggung jawab akan menjadi perusahaan-
namun juga bermanfaat untuk keberlangsungan perusahaan terpilih untuk para konsumen, inves-
hidup dari perusahaan atau dapat juga disebut tor, pemerintah, dan mitra masyarakat sipil; dan
investasi jangka panjang bagi perusahaan. Kegiat- (3) Kedekatan CSR terhubung dengan industri
an CSR yang perusahaan lakukan menunjukkan berkembang.
bahwa perusahaan turut peduli dengan lingkung- Konsep CSR pada umumnya menyatakan
an dan juga kesejahteraan masyarakat sekitar dan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya
juga kesejahteraan dari para karyawan perusaha- terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja
an. Dengan begitu, manfaat dari operasional yang tetapi juga terhadap para stakeholder yang terkait
dilakukan oleh perusahaan tidak hanya dirasakan dan/atau terkena dampak dari keberadaan per-
ataupun dinikmati oleh pihak internal perusaha- usahaan. Perusahaan yang menjalankan aktivitas
an, namun juga masyarakat luas. Di Indonesia CSR akan memperhatikan dampak operasional
sendiri telah banyak perusahaan dari berbagai perusahaan terhadap kondisi sosial dan lingkung-
sektor yang melakukan kegiatan CSR dan me- an dan berupaya agar dampaknya positif.
laporkannya di dalam laporan tahunan perusaha- Sehingga dengan adanya konsep CSR diharapkan
an untuk menarik pihak investor. kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, mulai
Junaedi (2005) menunjukkan hasil peneliti- dari penggundulan hutan, polusi udara dan air,
annya yang menunjukkan tingkat pengungkapan hingga perubahan iklim dapat dikurangi.
(disclosure level) yang diberikan oleh pihak mana- Penelitian ini hendak menganalisis kembali
jemen perusahaan akan berdampak kepada per- hubungan atau pengaruh pengungkapan CSR
gerakan harga saham yang pada akhirnya juga yang dilakukan oleh perusahaan terhadap
akan berdampak pada volume saham yang diper- Earnings Response Coefficient (ERC) perusahaan
dagangkan dan return. Laporan keuangan yang tersebut berdasarkan adanya perbedaan hasil
berkualitas dapat diukur dengan melihat reaksi pada penelitian-penelitian terdahulu yang telah
pasar atas pengumuman laporan keuangan. dilakukan sebelumnya. Peneliti menggunakan
Menurut Guthrie dan Parker (1990), pengungkap- perusahaan-perusahaan pertambangan yang ter-
an informasi CSR dalam laporan tahunan merupa- daftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam
situsnya www.idx.co.id pada tahun 2010-2013
kan salah satu cara perusahaan membangun,
sebagai objek penelitian.
mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi
Di dalam penelitian ini, pemilihan perusaha-
perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Hal ini
an-perusahaan yang bergerak di dalam bidang
mengindikasikan bahwa perusahaan yang mene-
pertambangan sebagai objek penelitian bukan
rapkan CSR berharap akan direspon positif oleh
tanpa dasar atau alasan. Selama tahun 2000-an,
para pelaku pasar. Publikasi CSR menunjukkan penyebaran praktek-praktek terbaik di dalam ber-
komitmen perusahaan untuk meningkatkan bagai aspek seperti sistem manajemen lingkungan
transparansi mengenai kinerja perusahaan jangka dan protokol keterlibatan masyarakat menjadi ciri
panjang dan manajemen resiko. Laporan keuang- penanda industri pertambangan. Asyari (2009)
an dengan pengungkapan CSR dan daya informasi menyebutkan bahwa ruang lingkup kajian hukum
akuntansi yang baik dan memberi keyakinan pertambangan meliputi pertambangan umum,
investor dalam menilai resiko dan return yang dan pertambangan minyak dan gas bumi. Per-
diharapkan. Apabila investor menilai suatu per- tambangan umum merupakan pertambangan
usahaan beresiko tinggi berdasarkan laporan bahan galian di luar minyak dan gas bumi.
keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang Banyaknya regulasi atau peraturan yang berlaku
diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada di Indonesia yang mengatur mengenai peng-
akhirnya akan menyebabkan tingginya biaya ekui- ungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusa-
tas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan haan terutama pada perusahaan pertambangan,
(Agustini, 2011). seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 ten-
Awuy: Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ERC 17
tang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang rencana kenaikan deviden tahun ini), serta infor-
Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 95 tentang Pertam- masi yang bersifat sebagai pendapat atau opini
bangan Mineral dan Batu Bara menjadi dasar rasional yang beredar di pasar yang bisa mem-
pentingnya CSR di dalam perusahaan pertam- pengaruhi perubahan harga. Artinya, jika pasar
bangan. Dengan mengambil dua variabel kontrol, telah efisien dan semua informasi yang tersedia
yaitu price to book value (PBV) dan leverage, serta bisa didapat oleh semua pihak dengan mudah dan
adanya peraturan tentang CSR dan juga keguna- dengan biaya yang murah, maka akan terbentuk
an dilakukannya pengungkapan CSR di dalam harga keseimbangan, sehingga tidak ada seorang
perusahaan pertambangan yang peneliti gunakan investorpun yang bisa memperoleh abnormal
sebagai dasar dari penelitian ini, maka diharapkan return dengan memanfaatkan informasi yang
hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dimilikinya.
dari kebanyakan penelitian sebelumnya dan juga
lebih akurat. Corporate Social Responsibility (CSR)
tersebut, dijelaskan bahwa TJSL adalah tanggung berikan wacana baru bagi investor dan mengu-
jawab yang melekat pada setiap perusahaan rangi pemakaian informasi laba yang kemungkin-
penanaman modal untuk tetap menciptakan an juga terdapat informasi yang bias (Kurniawan
hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dan Nugrahanti, 2012). Secara teoritis, ada
dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya hubungan positif antara pengungkapan (termasuk
masyarakat setempat. TJSL ini juga diatur di pengungkapan sukarela) dan kinerja pasar per-
dalam Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2012 usahaan (Lang & Lundholm, 1993). Laporan
tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan tahunan adalah salah satu media yang digunakan
Perseroan Terbatas yang mengatakan bahwa oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung
TJSL dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan dengan para investor. Pengungkapan informasi
rencana kerja tahunan perseroan setelah men- dalam laporan tahunan yang dilakukan oleh
dapat persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat perusahaan diharapkan dapar mengurangi asi-
Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan metri informasi dan juga mengurangi agency
anggaran dasar perseroan. Sedangkan di dalam problems (Healy et al, 2001 dalam Sayekti dan
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Wondabio, 2007). Dalam membuat keputusan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Guthrie dan investasi para investor tidak lagi hanya meng-
Parker (1990) di dalam Sayekti dan Wondabio andalkan informasi laba saja. Para investor mulai
(2007) mengungkapkan bahwa pengungkapan mempertimbangkan kegiatan CSR perusahaan.
CSR di dalam laporan tahunan merupakan salah Ini mengindikasikan bahwa investor mengapre-
satu cara perusahaan untuk membangun, mem- siasi informasi CSR yang diungkapkan dalam
pertahankan, dan melegitimasi kontribusi per- laporan tahunan perusahaan (Sayekti dan
usahaan dari sisi ekonomi dan politis. Wondabio, 2007). Pertimbangan para investor
tersebut akan mempengaruhi respon pasar
Earnings Response Coefficient (ERC) terhadap laba perusahaan (ERC) karena investor
tidak hanya menggunakan informasi laba saja
Cho dan Jung (1991) mendefinisikan bahwa dalam membuat keputusan investasi tetapi juga
ERC sebagai suatu dampak dari setiap dolar menggunakan informasi yang terkandung dalam
unexpected earnings atas pengembalian saham laporan CSR. Ini berarti informasi yang ter-
dan biasanya diukur dengan coefficient slope kandung dalam CSR akan mengurangi atau
dalam regresi abnormal return dan unexpected berpengaruh negatif terhadap tingkat pemakaian
earnings dari tingkat rata-rata abnormal return. informasi laba oleh investor. Penelitian Lang dan
Menurut Scott (2009), ada beberapa hal yang me- Lundholm (1993) mengenai pengungkapan suka-
nyebabkan respon pasar yang berbeda-beda ter- rela menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan
hadap laba, yaitu: yang lebih tinggi berasosiasi dengan kinerja pasar
a) Beta yang lebih baik (yang diukur dengan return
b) Struktur Permodalan Perusahaan
saham) dan menggunakan korelasi laba dan
c) Kualitas Laba
return saham perusahaan sebagai proksi asimetri
d) Growth Opportunities
informasi. Korelasi laba dan return saham yang
e) Persamaan Ekspektasi Investor
rendah mengindikasikan bahwa informasi laba
f) Informativeness Of Price
hanya memberikan sedikit informasi tentang nilai
Pengungkapan CSR dan ERC perusahaan yang menunjukkan bahwa masih
terdapat asimetri informasi yang tinggi. Peng-
Laporan CSR bermanfaat untuk mengidenti- ungkapan tersebut bertujuan mengurangi asimetri
fikasi perusahaan yang mempunyai komitmen informasi terutama pada perusahaan yang me-
yang tinggi terhadap CSR. Keuntungan perusaha- miliki korelasi earning/returns yang rendah, se-
an dalam melaksanakan CSR membuat perusa- hingga adanya hubungan negatif antara korelasi
haan semakin kuat. Apabila perusahaan menjaga earnings/returns (ERC) dengan tingkat peng-
hubungan baik dengan masyarakat dan juga ke- ungkapan.
lestarian lingkungan, maka kelangsungan hidup
perusahaan juga akan lebih terjaga. Dengan ada- CSR pada Perusahaan Pertambangan
nya keuntungan tersebut, investor akan mem-
pertimbangkan laporan CSR yang diungkapkan Walker dan Howard (2002) di dalam Jenkins
oleh perusahaan. Para investor berpikir bahwa dan Yakovleva (2006) menyebutkan beberpa
investasi mereka jauh lebih aman karena keber- alasan mengapa CSR dan juga seperti pelaporan
langsungan perusahaan juga terjamin, sehingga sukarela lainnya penting bagi perusahaan per-
informasi dari laporan CSR tersebut dapat mem- tambangan, yaitu:
Awuy: Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ERC 19
1. Opini publik terhadap sektor pertambangan PBV adalah indikator penting dalam inves-
secara keseluruhan masi terbilang kurang. tasi dan merupakan rasio yang sudah secara luas
2. Grup-grup pressure secara konsisten telah dipakai di berbagai analisis sekuritas dunia.
menargetkan sektor yang berada pada level Perusahaan dengan PBV yang tinggi memungkin-
lokal dan internasional, menantang legitimasi kan perusahaan mendapatkan atau menambah
industri. laba sehingga PBV perusahaan merupakan hal
3. Sektor keuangan semakin fokus terhadap yang perlu dipertimbangkan oleh investor (Scott,
sektor dari manajemen resiko maupun per- 2009). Kenaikan atau penurunan PBV perusahaan
spektif tanggung jawaba sosial. Hal ini tidak memiliki kandungan informasi yang akan menim-
biasa bagi perusahaan pertambangan untuk bulkan reaksi investor yang ditunjukan dengan
disaring dari dana investasi tanggung jawab abnormal return. PBV perusahaan yang tinggi
sosial seluruhnya. menandakan bahwa perusahaan memiliki ke-
4. Mempertahankan 'ijin untuk beroperasi' me- mampuan untuk mempunyai kinerja yang baik
rupakan tantangan yang bersifat terus mene- dalam arti mampu meningkatkan laba, mening-
rus. Misalnya, perlawanan oleh berbagai orga- katkan harga saham atau menghasilkan produk
nisasi sosial untuk ekspansi pertambangan yang berhasil sehingga hal ini akan direspon
emas di Gunung Quilish Peru telah menyebab- positif oleh invetor. Sedangkan, PBV perusahaan
kan Newmont untuk menangguhkan kegiatan- yang rendah menandakan perusahaan memiliki
nya. Oposisi terhadap tambang didasarkan pertumbuhan yang rendah sehingga hal ini akan
pada tuduhan suap untuk konsesi, kurangnya direspon negatif oleh pasar. Penjelasan ini di-
dukung dengan hasil penelitian terdahulu yang
keterlibatan masyarakat, dampak pada daerah
dilakukan oleh Dahlia dan Veronica (2008) yang
terutama lahan pertanian, polusi dan dampak
menemukan hubungan yang positif antara PBV
kesehatan terkait, dan masuknya migran yang
dan abnormal return.
mencari pekerjaan.
Leverage
Pemerintah mengatur implementasi CSR
dalam kegiatan usaha pertambangan terdapat
Scott (2009) menyampaikan pendapat yang
dalam Pasal 95 Undang-Undang Nomor 4 Tahun
mengatakan bahwa semakin tinggi leverage
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
kemungkinan besar perusahaan akan mengalami
Bara yang dilakukan dalam bentuk community pelanggaran terhadap kontrak utang, maka mana-
development. Sebelumnya, terdapat pula Undang- jer akan berusaha untuk melaporkan laba se-
undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan karang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa
Gas Bumi yang menjelaskan pada pasal 11 ayat depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi
(3) huruf p bahwa kegiatan usaha hulu yang akan mengurangi kemungkinan perusahaan me-
dilaksanakan oleh badan usaha atau bentuk langgar perjanjian utang. Manajer akan memilih
usaha tetap berdasarkan kontrak kerja sama metode akuntansi yang akan memaksimalkan
dengan badan pelaksana wajib memuat keten- laba sekarang. Menurut Belkaoui dan Karpik
tuan-ketentuan pokok yang salah satunya adalah (1989) di dalam Fahrizqi (2010), keputusan untuk
ketentuan mengenai pengembangan masyarakat mengungkapkan CSR akan mengikuti suatu
sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat. pengeluaran untuk pengungkapan yang menurun-
Selain itu, terdapat pula dalam pasal 40 ayat (5) kan pendapatan. Perusahaan dengan rasio
menyatakan bahwa badan usaha atau bentuk leverage yang tinggi mengakibatkan pengawasan
usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap
minyak dan gas bumi ikut bertanggung jawab aktivitas perusahaan. Sesuai dengan teori agensi
dalam mengembangkan lingkungan dan masya- maka manajemen perusahaan dengan tingkat
rakat setempat. leverage yang tinggi akan mengurangi pengung-
kapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar
Price to Book Value (PBV) tidak menjadi sorotan para debtholders. Semakin
tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi resiko
Price to Book Value atau biasa dikenal juga yang dihadapi serta semakin besar tingkat return
dengan istilah market to book value menggambar- atau penghasilan yang diharapkan sehingga me-
kan seberapa besar pasar menghargai nilai buku nandakan bahwa tingginya leverage suatu per-
saham suatu perusahaan (Darmadji, 2001:141 di usahaan berdampak positif pula bagi ERC per-
dalam Kastutisari dan Dewi, 2013). usahaan tersebut.
20 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 15-26
Penelitian Terdahulu
return dalam penelitian ini menggunakan market- Metode skoring pada indeks GRI G3 memberikan
adjusted model yang mengasumsikan bahwa peng- bobot (scoring) yang berbeda untuk setiap item
ukuran expected return saham perusahaan yang pengungkapan yang sesuai dengan compliance
terbaik adalah return indeks pasar (Pincus, 1993, yang terdapat dalam GRI. Perusahaan diberi skor
dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Berikut 1 jika mengungkapkan item informasi dan diberi 0
adalah rumus untuk menghitung abnormal return jika tidak mengungkapkan. Selanjutnya, skor dari
(Sayekti dan Wondabio, 2007): setiap item dijumlahkan untuk memperoleh ke-
seluruhan skor untuk setiap perusahaan. Checklist
GRI G3 dapat dilihat dalam Lampiran 1. Rumus
perhitungan CSRI adalah sebagai berikut (Haniffa
et al, 2005 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007):
Keterangan: Keterangan:
ARit : Abnormal return untuk perusahaan i CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure
pada hari ke-t. Index perusahaan j.
Rit : Return harian perusahaan i pada nj : jumlah item untuk perusahaan j.
hari ke-t. Xij : dummy variable: 1 = jika item i diungkap-
Rm : Return indeks pasar pada hari ke-t. kan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
Pit : Harga saham perusahaan i pada
waktu t. Unexpected earnings (UE) merupakan selisih
Pit-1 : Harga saham perusahaan I pada dari laba akuntansi yang direalisasi dengan laba
waktu t-1. akuntansi yang diharapkan oleh pasar. Rumus
JKMINGt : Indeks harga saham sektoral pertam- perhitungan unexpected earnings adalah sebagai
bangan pada waktu t. berikut (Sukirman dan Meiden, 2012):
JKMINGt-1 : Indeks harga saham sektoral pertam-
bangan pada waktu t-1.
Dimana:
Selanjutnya, perhitungan CAR untuk masing- UEi,t : Unexpected Earnings untuk perusahaan i
masing perusahaan adalah merupakan kumulasi pada waktu t.
abnormal return dari masing-masing perusahaan Et : Laba per saham perusahaan (EPS) tahun
tersebut selama periode 2010 2013 (Sukirman yang bersangkutan.
dan Meiden, 2012). Et-1 : Laba per saham perusahaan (EPS) sebelum
pada akhir periode sebelumnya.
Tingkat leverage bisa saja berbeda-beda antar g. Perkalian variabel dependen UE terhadap dua
perusahaan yang satu dengan yang lain atau dari variabel kontrol, yaitu PBV dan DER diperoleh
satu periode ke periode lainnya dalam satu per- hasil nilai minimum sebesar -8,486 dan maksi-
usahaan, tapi semakin tinggi tingkat leverage akan mum sebesar 4,598 untuk UE*PBV serta me-
semakin tinggi resiko yang dihadapi serta semakin miliki rata-rata sebesar -0,12864, sedangkan
besar tingkat return atau penghasilan yang di- untuk UE*DER memiliki nilai minumum se-
harapkan. Karena dalam penelitian ini ber- besar -3,565 dan nilai maksimum sebesar
hubungan dengan keputusan investor dalam 40,006 serta memiliki rata-rata sebesar
berinvestasi saham, maka leverage yang diguna- 0,29934.
kan adalah financial leverage, dimana biasanya
diukur dengan menggunakan rasio DER (Debt to Tabel 1. Deskripsi Variabel Penelitian
Equity Ratio) (Syamsuddin, 2007). Descriptive Statistics
Data statistik pada Tabel 1 menunjukkan Sumber: Data yang diolah pada SPSS (setelah menge-
bahwa nilai minimum, nilai maksimum, nilai luarkan outlier)
mean, dan standar deviasi pada semua variabel
Keterangan:
penelitian pada tahun 2010 hingga tahun 2013 CAR : Cummulative Abnormal Return.
yang dijelaskan sebagai berikut: UE : Unexpected Earnings.
a. Cummulative Abnormal Return (CAR) yang CSRI : Corporate Social Disclosures Index (meng-
merupakan angka kumulatif dari abnormal ukur jenis dari CSR yang diungkapkan oleh
return perusahaan dalam 7 hari jangka pene- perusahaan dalam laporan tahunannya).
litian menunjukkan nilai minimum dari CAR PBV : Rasio Price-to-Book-Value yang merupakan
adalah sebesar -1,033 sedangkan nilai maksi- proxy dari pertumbuhan (growth) perusaha-
mumnya adalah sebesar 0,956 dan memiliki an.
DER : Rasio DER (Debt to Equity Ratio) yang
rata-rata sebesar 0,01767.
merupakan proxy dari leverage perusahaan.
b. Unexpected Earnings (UE) pada tabel 4.2 me- UE*CSRI : Interaksi dari variabel UE dan CSRI.
nunjukkan nilai minimum sebesar -0,441 dan UE*PBV : Interaksi dari variabel UE dan PBV.
nilai maksimum sebesar 0,614 serta memiliki UE*DER : Interaksi dari variabel UE dan DER
rata-rata sebesar 0,01941. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
(Leverage)
c. Indeks CSR (CSRI) yang diperoleh dari hasil
checklist indeks GRI 3 terhadap laporan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
tahunan perusahaan dalam periode penelitian Dependent
DependentVariable: CAR
Variable: CAR
selama 4 tahun (2010-2013) menunjukkan nilai 1.0
minimum sebesar 1,024 serta nilai maksimum
15,750, dan memiliki rata-rata sebesar 6,05246.
d. Nilai minimum dari Price to Book Value (PBV) 0.8
3
4. Uji Multikolinearitas
Regression Studentized Residual
2
Pada Tabel 3 hasil uji multikolinearitas me-
nunjukkan hasil:
1
a) Nilai tolerance di atas 0,1: unexpected earnings
(UE) sebesar 0,125; indeks CSR (CSRI) sebesar
0,971; price to book value (PBV) sebesar 0,254;
debt to equity ratio (DER) sebesar
0
-4 -2 0 2 4
CSR (CSRI) sebesar 1,030; price to book value
(PBV) sebesar 3,932; debt to equity ratio (DER)
Regression Standardized Predicted Value
model regresi bisa digunakan dan baik karena Hasil penelitian juga menunjukkan reaksi
berada di bawah 0,005 atau dengan kata lain hasil pasar yang tidak dipengaruhi oleh pengungkapan
uji F signifikan. CSR yang dilakukan perusahaan di dalam laporan
tahunan perusahaan. Hal tersebut dapat terlihat
2. Koefisien Determinasi di dalam hasil uji t pada hasil perkalian UE
terhadap CSRI, PBV, maupun DER yang tidak
Nilai koefisien determinasi pada Tabel 5 yang menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil peneliti-
ditunjukkan dalam kolom R Square (R2) bernilai an secara keseluruhan menunjukkan bahwa peng-
0,181 yang mengartikan bahwa sebesar 18% hasil ungkapan CSR di dalam laporan tahunan per-
penelitian di atas dipengaruhi oleh variabel-varia- usahaan tidak berpengaruh terhadap ERC perusa-
bel yang dipilih atau digunakan di dalam peneliti- haan tersebut sesuai dengan lima hasil penelitan
an ini, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain terdahulu yang telah dilakukan oleh Restuti dan
diluar variabel yang telah dipilih atau ditentukan. Nathaniel (2012) serta hasil penelitian dari Wulan-
dari dan Wirajaya (2014) yang menyatakan bahwa
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
ERC. Restuti dan Nathaniel (2012) melakukan
Dengan melihat pada kolom signifikansi penelitian dengan menggunakan sampel dari 150
Tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa diantara perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indo-
tujuh variabel yang terdapat pada tabel tersebut nesia pada tahun 2010 yang telah memenuhi
hanya PBV yang memiliki nilai signifikan di kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan
bawah 0,05 yaitu senilai 0,001 yang artinya oleh peneliti. Instrumen pengukuran informasi
variabel kontrol PBV mempunyai nilai signifikan. CSR yang digunakan Restuti dan Nathaniel (2012)
Sedangkan variabel lain seperti UE yang nilai dalam penelitiannya dengan mengelompokkan
signifikannya 0,794; CSRI senilai 0,506; DER informasi CSR ke dalam kategori: Lingkungan,
senilai 0,986; UE*CSR senilai 0,824; UE*PBV Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan
senilai 0,308; dan UE*DER senilai 0,987 yang Masyarakat, dan Umum yang memiliki jumlah
berada di atas nilai signifikan 0,05 menandakan total 63 hingga 78 (tergantung dari jenis industri
bahwa varibel-variabel tersebut tidak mempunya perusahaan). Restuti dan Nathaniel (2012) meng-
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen/ gunakan BETA dan PBV sebagai variabel kontrol.
terikat CAR. Sehingga, berdasarkan hasil dari Penelitian yang dilakukan Wulandari dan Wira-
pengujian tersebut di atas disimpulkan bahwa jaya (2014) di dalam penelitiannya menggunakan
hipotesis penelitian tingkat pengungkapan infor- 82 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
masi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Indonesia pada tahun 2011 hingga 2012 secara
laporan tahunan perusahaan berpengaruh ter- berturut-turut dan telah memenuhi kriteria
hadap Earnings Respon Coefficient (ERC) per- sampel yang telah ditentukan oleh peneliti, serta
usahaan ditolak. hanya menggunakan ukuran perusahaan sebagai
variabel kontrol, dan menggunakan CSR Indeks
Pembahasan sebagai instrumen pengukuran CSR.
Berdasakan hasil penelitian, ditemukan bahwa Secara garis besar, hasil penelitian ini mem-
perusahaan-perusahaan pertambangan yang men- buktikan bahwa informasi pengungkapan CSR
jadi objek penelitian secara umum telah meng- yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat
ungkapkan laporan tanggung jawab sosial (CSR) meyakinkan investor untuk dapat meningkatkan
di dalam laporan tahunan perusahaan walaupun saham perusahaan sehingga informasi pengung-
masih terdapat perbedaan skala pelaporan CSR kapan CSR ini tidak direspon positif oleh investor
pada tiap perusahaan. dan tidak digunakan oleh investor dalam proses
pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
Tabel 6. Hasil Uji t
Coefficientsa KESIMPULAN DAN SARAN
Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
Kesimpulan
1 (Constant) -,020 ,034 -,581 ,562
UE ,081 ,309 ,062 ,262 ,794 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
CSRI ,003 ,005 ,057 ,667 ,506
PBV ,002 ,001 ,559 3,342 ,001 menguji pengaruh dari tingkat pengungkapan
DER 6,32E-005 ,004 ,003 ,018 ,986 informasi Corporate Social Responsibility (CSR)
UE*CSRI
UE*PBV
-,009
,029
,041
,028
-,054
,189
-,222
1,023
,824
,308
dalam laporan tahunan perusahaan terhadap
UE*DER ,000 ,008 -,003 -,017 ,987 Earnings Response Coefficient (ERC). Penelitian ini
a. Dependent Variable: CAR menggunakan 128 sampel perusahaan pertam-
Awuy: Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap ERC 25