PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar
perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya
adalah belajar menghormati orang yang lebih tua serta membantu menyelesaikan
berbagai masalah yang timbul. Orang tua diharapkan dapat membantu anak dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengatasi masalah secara realistik dan
simpati. Oleh karena itu, keluarga sebagai tempat untuk mengkondisikan pemberian
nilai positif pada anak. Salah satu aspek penting dari perawatan adalah
penekanannya pada unit keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat
dan lembaga sosial yang paling banyak memiliki efek-efek menonjol terhadap
anggota keluarga. Tujuan utama dari keluarga adalah sebagai perantara yaitu
menanggung semua harpan-harapan dan kewajiban masyarakat serta membentuk
dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan
kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi
perantara bagi tuntunan-tuntunan dan harapan dari semua individu yang ada dalam
unit keluarga.
Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak panjang,
tergantung pada beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak
anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dati SMA dan
perguruna tinggi. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi
penting ketika sebuah keluarga tersebut berubah dari sebuah rumah tangga dengan
anak-anak ke sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan
istri. Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang
tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan
yang sendiri (duvall, 1977). Selama tahap ini pasangan tersebut mengambil peran
kakek-nenek perubahan lainnya dalam peran maupun dalam citra diri mereka.
1
2. Rumusan Masalah
A. Definisi Keperawatan Keluarga?
B. Apa saja Fungsi Keluarga?
C. Pengertian Tahap Keluarga Dengan Anak Dewasa Awal?
D. Apa Masalah yang dihadapi oleh Keluarga Dengan Anak Dewasa Awal?
E. Apa saja Tugas dan perkembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa
Awal?
F. Asuhan keperawatan pada keluarga usia dewasa
3. Tujuan
4. Metode Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu diketahui, antara lain
adalah ( Setiadi, 2008, hal 2 ) :
2) WHO ( 1969 )
3) Duval ( 1972 )
4) Helvie ( 1981 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
3
5) Depkes RI ( 1988 )
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau
suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
8) Sayekti ( 1994 )
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
keluarga itu terjadi jikalau ada :
4
2. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (dalam Setiadi, 2008 hal. 3)
Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan menurut Setiadi, 2008 hal. 4:
a) Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau
adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar ( Extended Family ), adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
( kakek-nenek, paman-bibi )
b) Secara modern
5
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas
adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Nidle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasanganya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti.
6
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam persedian
fasilitas.
12) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.
1. Struktur Keluarga
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
7
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara istri.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara suami.
e. Keluarga kawin, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
B. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi.
8
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut :
a. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya.
b. Asuh
Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah
Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
a. Fungsi Biologis
Untuk meneruskan keturunan
Memelihara dan membesarkan anak
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
9
d. Fungsi Ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa
tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri.
Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin
akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai
pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu
masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang pribadi
yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
10
Profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan
aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan
dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan
tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young) ialah mereka
yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi
peran sosial (social role trantition).
Transisi Fisik
Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong
masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi
formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis,
dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari
11
SMU dan masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah
lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak
prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang
makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan
sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan
sosialnya.
MASALAH KESEHATAN
1. Masalah Fisiologis
12
penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa awal
mungkin juga rentan secara genetik terhadap penyakit kronis tertentu seperti
diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia keturunan ( Price dan Wilson, 1992).
Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih umum terjadi pada usia 15-35
tahun. Insiden infertalitas juga meningkat pada masa sekarang yang mempengaruhi
15-20% dewasa sehat lain, banyak klien infertile merupakan dewasa awal (Bobak
dan Jensen, 1993)
a. Faktor Risiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup
dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai berikut ;
a. kemiskinan
b. keretakan keluarga
c. penganiayaan
d. pengabaian anak
13
pada obat stimulan dan depresan yang (upper) dapat menekan system
kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga menyebabkan
kematian.
Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa
remaja, sebanyak 55% kehamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah
( Alan Guttmacher Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat
mempunyai efek fisik dan emosional jangka panjang pada masa awal dewasa.
Kehamilan yang tidak direncanakan adalah sumber stress yang berkelanjutan.
Sering kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan, karier dan
mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan tersebut
dapat mempengaruhi hubungan masa depan dan hubungan orang tua-anak
nantinya.
Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genetal dan
AIDS. Penyakit sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya
rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yang
diakibatkan penyakit herpes genetal, infertilitas yang diakibatkan gonore atau
bahkan kematian yang disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang
yang aktif secara seksual dan diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi
pada individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).
14
yang termasuk silikosis berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan
emfisema karena kanker disebabkan paparan tentang pekarjaan dapat
menyerang paru, hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan
pekerjaan terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin
pengkajian perawat.
2. Gaya hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene
personal yang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit
dalam keluarga seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan
risiko penyakit juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu
mengidentifikasi faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa
awal.
Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang diketahui
dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutan
rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin
pada tembakau adalah vasokontraktor yang bekerja pada arteri koroner, darah
meningkatkan risiko penyakit angina, infark miokard dan arteri koroner. Nikotin juga
menyebabkan penyempitan vasokonstriksi perifer dan memicu masalah vaskular.
Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola
latihan dapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan terus-
menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3 kali seminggu
meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata tekanan darah
dan denyut jantung. Selain itu latihan menurunkan kecenderungan mudah lelah
insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat harus melakukan pengkajian
muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan tonus otot, dan
pengkajian psikososial untuk meningkatkan toleransi terhadap stres dalam
menentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal
dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang
mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Higiene gigi
yang buruk meningkatkan risiko penyakit periodontal.
15
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir. Contohnya,
seorang pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai infark
miokard (serangan jantung), pada usia 50-an mempunyai risiko infark miokard di
masa depan. Adanya penyakit kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan risiko
bagi anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit itu. Risiko penyakit
keluarga jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya kepatuhan untuk
pemeriksaan skrining rutin dapat menempatkan klien pada risiko penyakit berat
karena kegagalan deteksi dini.
3. Infertilitas
16
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,
yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan
memenuhi persyaratan yang syah.
Dewasa awal yang telah bekerja, mereka mempersiapkan dan membukuan diri
bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi
dengan orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah yang positif bagi
mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan
rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat
membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan
sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup mereka harus dapat
menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing.
Mereka juga dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak
dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua
ataupun saudara-saudara.
Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Mereka
bekerja keras dan bersaing untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan prestasi kerja
yag baik akan memberikan kehidupan yang makmur sejahtera bagi keluarganya.
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan
yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti
17
4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut
terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan,
memperbaiki jalan, dan sebagainya).
Dengan rumah yang telah kosong, orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk
mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain,
termasuk mempertahankan hubungan intim.
Menjadi orang tua yang mandiri dan tidak tergantung dengan kegiatan-kegiatan
yang biasa dilakukan oleh anak dewasanya.
18
Menurut Havighurs, tugas-tugas yang harus diselesaikan di setiap tahapan
perkembangan.
Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2008 hal. 16 pada tahap ini
adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami/istri kakek/nenek
g. Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1998, Duvall dan Miller, 1985 tugas
perkemabangan keluarga meliputi:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri
19
PENGKAJIAN KELUARGA
A. DATA UMUM KELUARGA
a. Nama kepala keluarga : Tn. W
b. Umur : 49 tahun
c. Agama : Kristen Protestan
d. Pendidikan : S1
e. Pekerjaan : PNS
f. Suku / Bangsa : Manado
g. Alamat : Perumnas IV
h. Komposisi keluarga :
No. Nama Umur Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.
1. Tn. W 49thn L 26-05-1967 S1 PNS
2. Ny. R 49thn P 26-04-1967 D3 SWT
3. Nn. O 26thn P 12-10-1990 S1 MHS
4. Nyg. A 21thn L 21-07-1995 SMA MHS
5. Ny. A 45thn P 07-06-1969 S1 PNS
6. Nn. K 19thn P 02-10-1997 SMA MHS
i. Tipe keluarga :
j. Genogram :
20
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Cerai
= garis keturunan
=Garis perkawinan
k. Sifat Keluarga
1). Pengambilan Keputusan
- Pengambil keputusan dilakukan secara musyawarah dan di tentukan oleh
kepala keluarga.
21
m. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
- Asal suku dari kepala rumah tangga Manado dan Istri Jawa
- Apabila anggota keluarga ada yang sakit langsung di bawa kerumah sakit
untuk diperiksakan.
22
C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
- Tipe rumah 3b
- Terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan+keluarga, 1 dapur,
1 kamar mandi.
b. Ventilasi dan penerangan
- Setiap candela diberi ventilasi.
- Penerangan baik.
d. Pembuangan sampah
- Pembuangan sampah rutin dilakukan setiap senin dan jumat.
g. Denah rumah
Diagnosa :
h. Lingkungan sekitar rumah
23
- Daerah perumahan penduduk.
- Jalan di depan rumah sudah diaspal.
D. SOSIAL
a. Karakteristik tetangga dan komunitas
- Tingkat kepadatan penduduk stabil.
- Pekerjaan masyarakat pada umumnya adalah pegawai.
- Lingkungan tempat tinggal bersih.
24
E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
- Komunikasi berlangsung 2 arah.
- Komuniksai didalam keluarga selalu terbuka dalam suatu masalah.
Diagnosa :
F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
- Kepala keluarga dan istri sudah bercerai dan sudah tidak berada dalam satu
rumah yang sama.
- Kepala keluarga dan istri saling mendukung dalam membesarkan anak-
anaknya.
- Kedua anak saling mendukung membantu ayah dan ibunya dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
- Kepala rumah tangga baru menikah dengan istri kedua awal tahun 2016.
- Hubungan anak dan ibu tiri kurang harmonis sehingga anak pertama meminta
untuk kos/tinggal sendiri.
Diagnosa : Koping Keluarga Yang Tidak Adekuat
25
b. Fungsi sosialisasi
- Kepala keluarga dan istri pertamanya langsung yang membesarkan kedua
anak-anaknya.
- Anak-anak sekolah sesuai dengan usianya dan mampu beradaptasi tanpa
hambatan disekolahnya sampai selesai.
Diagnosa :
26
c. Fungsi reproduksi
- Jumlah anak Tn. W dari istri pertama berjumlah 2.
- Pengendalian jumlah anak dengan program KB.
- Jarak antara anak pertama dan anak kedua 5 tahun.
Diagnosa :
d. Fungsi ekonomi
- Keluarga mampu menghidupi dan mencakupi kebutuhan harian.
27
b). Ibu
- DM
- Hipertensi
c). Anak
-
b. Keluarga berencana
-
c. Imunisasi
-
d. Tumbuh kembang
-
a). Pemeriksaan tumbuh kembang anak
- Anak I :
- Anak II:
28
4). Kepala :
a) Rambut : distribusi rambut merata
b) Mata : tampak menggunakan alat bantu kacamata.
c) Hidung : tampak simetris
d) Telinga : tampak simetris antara telinga kanan dan kiri
e) Mulut : tidak tampak adanya lesi dan karies pada gigi
5). Dada / Thorax :
- I : tampak simetris antara kanan dan kiri
- P : iktuskordis teraba
- P : sonor
- A : suara nafas vesikuler ,-weezing, -ronchi, BJ1 & BJ2 reguler
6). Perut / Abdomen :
- I :cembung
- P :tidak terdapat pembesaran pada hati dan limfe
- P :tympani
- A :terdengar bising usus
7). Genetalia / Anus : dalam batas normal
8). Ekstremitas : hangat, tidak ada ulkus dan oedem
29
e) Mulut : tidak terdapat lesi dan tidak terdapat karies pada gigi
5). Dada / Thorax :
- I :simetris,ikut gerak nafas
- P :ictus cordis teraba
- P :sonor
- A :suara nafas vesikuler, tidak terdapat weezing/ronchi. BJ1&BJ2
reguler
6). Perut / Abdomen :
- I :datar
- P :supel, hati dan limfe tidak teraba besar
- P :tympani
- A :terdengar bising usus
7). Genetalia / Anus : dalam batas normal
8). Ekstremitas : akral hangat, tidak ada oedem, tidak ada ulkus
30
6). Perut / Abdomen :
- I :datar
- P :supel
- P :tympani
- A :terdengar bising usus
31
7). Genetalia / Anus : dalam batas normal
8). Ekstremitas : aktar hangat, tidak ada ulkus, tidak ada oedem
J. HARAPAN KELUARGA
- Keluarga hanya berharap anaknya dapat menyelesaikan sekolahnya dengan
prestasi yang memuaskan dan pekerjaan yang sesuai dengan harapan.
32
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. - Kepala keluarga dan istri pencari Perubahan Proses Keluarga
nafkah dan mendidik anak-anaknya.
- Setelah bercerai dari istri yang
pertama, kepala keluarga berperan
dalam mengasuh kedua anaknya.
2. - Kepala keluarga dan istri sudah Koping Keluarga Yang
bercerai dan sudah tidak berada Tidak Adekuat
dalam satu rumah yang sama.
- Kepala rumah tangga baru menikah
dengan istri kedua awal tahun 2016.
- Hubungan anak dan ibu tiri kurang
harmonis sehingga anak pertama
meminta untuk kos/tinggal sendiri.
33
SKALA PRIORITAS MASALAH
Anak-anak saling
2. Kemungkinan masalah membantu dalam
dapat diubah menyelesaikan tugas-
1/2x2=1
Mudah: 2 2 tugas
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
Keluarga saling
3. Kemungkinan masalah mendukung dalam
dapat dicegah membiayai pendidikan
Tinggi: 3 1 2/3x1=0,08 anak-anaknya
Cukup: 2
Rendah: 1
Skor 3,08
34
Masalah 2: Koping Keluarga Yang Tidak Adekuat
KRITERIA/SKOR BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
Hubungan anak dan
2. Sifat masalah ibu tiri kurang
Aktual: 3 2/3x1=0,08 harmonis sehingga
1
Resiko: 2 anak pertama
Potensial: 1 meminta untuk
kos/tinggal sendiri.
Anak-anak kurang
3. Kemungkinan masalah dapat menerima
dapat diubah dengan adanya ibu tiri
Mudah: 2 2 0/2x2=0
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
Kepala keluarga
5. Menonjolnya masalah menikah diawal tahun
Segera: 2 2016
0/2x1=0
Tidak segera: 1 1
Tidak dirasakan: 0
Skor 1,08
35
BAB III
Penutup
Depkes RI ( 1988 ) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut : Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi, Fungsi
reproduksi, Fungsi ekonomi, dan Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat
anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali
keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga
mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).
Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda adalah
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan
orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang
yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi
kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi,
obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa
muda tetap penting
Saran
Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata ajar keperawatan
komunitas makalah ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajaran.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://sibawellbercerita.blogspot.co.id/2013/06/tugas-keluarga-dalam-tahap-
perkembangan.html?m=1
http://venusweety.blogspot.com/2014/04/14-tugas-perkembangan-keluarga-
dengan_4490.html?m=1
http://bocil2.blogspot.co.id/2015/04/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-anak.html?m=1
37