Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar
perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya
adalah belajar menghormati orang yang lebih tua serta membantu menyelesaikan
berbagai masalah yang timbul. Orang tua diharapkan dapat membantu anak dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengatasi masalah secara realistik dan
simpati. Oleh karena itu, keluarga sebagai tempat untuk mengkondisikan pemberian
nilai positif pada anak. Salah satu aspek penting dari perawatan adalah
penekanannya pada unit keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat
dan lembaga sosial yang paling banyak memiliki efek-efek menonjol terhadap
anggota keluarga. Tujuan utama dari keluarga adalah sebagai perantara yaitu
menanggung semua harpan-harapan dan kewajiban masyarakat serta membentuk
dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan
kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi
perantara bagi tuntunan-tuntunan dan harapan dari semua individu yang ada dalam
unit keluarga.

Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak panjang,
tergantung pada beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak
anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dati SMA dan
perguruna tinggi. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi
penting ketika sebuah keluarga tersebut berubah dari sebuah rumah tangga dengan
anak-anak ke sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan
istri. Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang
tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan
yang sendiri (duvall, 1977). Selama tahap ini pasangan tersebut mengambil peran
kakek-nenek perubahan lainnya dalam peran maupun dalam citra diri mereka.

1
2. Rumusan Masalah
A. Definisi Keperawatan Keluarga?
B. Apa saja Fungsi Keluarga?
C. Pengertian Tahap Keluarga Dengan Anak Dewasa Awal?
D. Apa Masalah yang dihadapi oleh Keluarga Dengan Anak Dewasa Awal?
E. Apa saja Tugas dan perkembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa
Awal?
F. Asuhan keperawatan pada keluarga usia dewasa

3. Tujuan

Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami pengertian dari :

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


B. Fungsi Keluarga
C. Tahap Keluarga Dengan Anak Dewasa Awal
D. Masalah yang dihadapi oleh Keluarga Dengan Anak Dewasa Awal
E. Tugas dan perkembangan
F. Mengetahui masalah yang dihadapi oleh keluarga

4. Metode Penulisan

Dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Komunitas ini penulis mengkaji dan


mengumpulkan data-data yang di kaji langsung dari Keluarga Dengan Anak Usia
Dewasa Awal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian

Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu diketahui, antara lain
adalah ( Setiadi, 2008, hal 2 ) :

1) Bussard dan Ball ( 1966 )

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya


dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan
kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi
hubungan anak dan lingkungannya.

2) WHO ( 1969 )

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui


pertalian darah, adopsi dan perkawinan.

3) Duval ( 1972 )

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,


adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap
anggota keluarga.

4) Helvie ( 1981 )

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

3
5) Depkes RI ( 1988 )

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.

6) Bailon dan Maglaya ( 1989 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

7) UU No. 10 Tahun 1992

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau
suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

8) Sayekti ( 1994 )

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
keluarga itu terjadi jikalau ada :

a) Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)


b) Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)
c) Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
d) Ada peran masing-masing anggota keluarga
e) Ikatan emosional

4
2. Ciri-Ciri Keluarga

Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (dalam Setiadi, 2008 hal. 3)

a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan


b) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama ( Nomen Clatur )
termasuk perhitungan garis keturunan
d) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga.

Ciri Keluarga Indonesia


a) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat
gotong royong.
b) Dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan ketimuran.
c) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secara musyawarah.

Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan menurut Setiadi, 2008 hal. 4:
a) Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau
adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar ( Extended Family ), adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
( kakek-nenek, paman-bibi )
b) Secara modern

5
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas
adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Nidle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasanganya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti.

6
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam persedian
fasilitas.
12) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.

13) Unmarried Parent and Child


Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dihendaki, anaknya diadopsi.
14) Cohibing Coiple
Dua orangtua atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
menikah.
15) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

Gambaran tentang bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk


struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga harus
dipahami dalam konteksnya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya sebagai
referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap
upaya perlu memperhatikan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan
profesionalis dalam bidang kesehatan untuk melayani keluarga harus bersifat toleren
dan sensitif terhadap perbedaan gaya hidup keluarga ( Setiadi, 2008, hal 4, 5, 6 ).

1. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi


keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam menurut
Setiadi, 2008 hal.6, diantaranya :

a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.

7
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara istri.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
saudara suami.
e. Keluarga kawin, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.

B. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi.

8
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut :

a. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya.

b. Asuh
Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah
Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industriliasi, fungsi


keluarga dikembangkan menjadi :

a. Fungsi Biologis
Untuk meneruskan keturunan
Memelihara dan membesarkan anak
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

9
d. Fungsi Ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

C. Pengertian Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak


Dewasa
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat
anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali
keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga
mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantu anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).

Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa
tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri.
Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin
akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai
pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu
masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang pribadi
yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.

10
Profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan
aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan
dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan
tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young) ialah mereka
yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi
peran sosial (social role trantition).

Transisi Fisik

Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa


muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua.
Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil
balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa
(maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi
sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya
benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa
lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak
secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk
keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum
yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan
memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau
perdata). Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya
tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan
reproduksi.

Transisi Intelektual

Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong
masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi
formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu
memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis,
dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari

11
SMU dan masuk ke perguruan tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah
lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak
prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang
makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan
sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan
sosialnya.

Transisi Peran Sosial

Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya


(dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara
kehidupan rumah tangga yang baru, yakni terpisah dari kedua orang tuanya. Di
dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-
laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang
bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-
anaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang
wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat
mereka bekerja. Namun demikian,ntah sedikit seorang wanita mau
meninggalkan kariernya untuk menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu
rumah tangga, agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik.
Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas
sosial, misalnya dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan
pengurus RT/RW.

D. Permasalahan Kesehatan Keluarga dengan Tahap Anak Usia


Dewasa Muda

MASALAH KESEHATAN

1. Masalah Fisiologis

Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama


minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko

12
penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa awal
mungkin juga rentan secara genetik terhadap penyakit kronis tertentu seperti
diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia keturunan ( Price dan Wilson, 1992).
Penyakit crohn, radang kronis pada usus halus lebih umum terjadi pada usia 15-35
tahun. Insiden infertalitas juga meningkat pada masa sekarang yang mempengaruhi
15-20% dewasa sehat lain, banyak klien infertile merupakan dewasa awal (Bobak
dan Jensen, 1993)

a. Faktor Risiko

Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup
dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai berikut ;

Kematian dan Cedera karena kekerasan

Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada


populasi dewasa awal. Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan fisik,
kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.

Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang mengakibatkan


cedera atau kematian, yaitu :

a. kemiskinan
b. keretakan keluarga
c. penganiayaan
d. pengabaian anak

Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian psikososial


secara keseluruhan termasuk faktor seperti : pola perilaku, riwayat penganiayaan
fisik dan peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan dan system
pendukung sosial untuk mengetahui faktor risiko terhadap kekerasan personal
dan lingkungan.

Penyalah gunaan Zat

Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung berperan


terhadap mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa
awal dapat menyebabkan cedera berat dalam kecelakaan kedaraan bermotor
yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan permanen. Penyalahgunan

13
pada obat stimulan dan depresan yang (upper) dapat menekan system
kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga menyebabkan
kematian.

Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya pada tahap


awal. Informasi yang penting mungkin diperoleh dengan membuat pertanyaan
yang spesifik tentang masalah medis di masa lalu, perubahan masukan
makanan, pola tidur atau masalah labilitas emosi. Laporan penangkapan karena
mengemudi saat intoksikasi, penganiayaan istri dan anak atau perilaku yang
melanggar peraturan untuk memeriksa kemungkinan penyalahgunaan obat
secara cermat (Winger, Hofmam dan Woods, 1992).

Kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa
remaja, sebanyak 55% kehamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah
( Alan Guttmacher Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat
mempunyai efek fisik dan emosional jangka panjang pada masa awal dewasa.
Kehamilan yang tidak direncanakan adalah sumber stress yang berkelanjutan.
Sering kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan, karier dan
mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan tersebut
dapat mempengaruhi hubungan masa depan dan hubungan orang tua-anak
nantinya.

Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genetal dan
AIDS. Penyakit sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya
rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yang
diakibatkan penyakit herpes genetal, infertilitas yang diakibatkan gonore atau
bahkan kematian yang disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang
yang aktif secara seksual dan diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi
pada individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).

Faktor Lingkungan dan Pekerjaan

Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan terhadap


partikel udara yang dapat menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit paru

14
yang termasuk silikosis berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan
emfisema karena kanker disebabkan paparan tentang pekarjaan dapat
menyerang paru, hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan
pekerjaan terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin
pengkajian perawat.

2. Gaya hidup

Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene
personal yang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit
dalam keluarga seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan
risiko penyakit juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu
mengidentifikasi faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa
awal.

Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang diketahui
dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutan
rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin
pada tembakau adalah vasokontraktor yang bekerja pada arteri koroner, darah
meningkatkan risiko penyakit angina, infark miokard dan arteri koroner. Nikotin juga
menyebabkan penyempitan vasokonstriksi perifer dan memicu masalah vaskular.

Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola
latihan dapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan terus-
menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3 kali seminggu
meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata tekanan darah
dan denyut jantung. Selain itu latihan menurunkan kecenderungan mudah lelah
insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat harus melakukan pengkajian
muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan tonus otot, dan
pengkajian psikososial untuk meningkatkan toleransi terhadap stres dalam
menentukan efek-efek latihan.

Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal
dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang
mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Higiene gigi
yang buruk meningkatkan risiko penyakit periodontal.

15
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir. Contohnya,
seorang pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai infark
miokard (serangan jantung), pada usia 50-an mempunyai risiko infark miokard di
masa depan. Adanya penyakit kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan risiko
bagi anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit itu. Risiko penyakit
keluarga jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya kepatuhan untuk
pemeriksaan skrining rutin dapat menempatkan klien pada risiko penyakit berat
karena kegagalan deteksi dini.

3. Infertilitas

Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita atau


pasangan.

E. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal

Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan


sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier
dalam pekerjaanya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks
dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki
kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap
harus memperhatikan orang tua yang makin tua.

Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan


pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja sebelumnya. Havighrust
(Turner dan Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa
muda, diantaranya :

a. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup


b. Membina kehidupan rumah tangga
c. Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
d. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab

Mencari dan menemukan calon pasangan hidup

16
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,
yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan
memenuhi persyaratan yang syah.

Membina kehidupan rumah tangga

Dewasa awal yang telah bekerja, mereka mempersiapkan dan membukuan diri
bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi
dengan orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah yang positif bagi
mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan
rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat
membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan
sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup mereka harus dapat
menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing.
Mereka juga dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak
dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua
ataupun saudara-saudara.

Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga

Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Mereka
bekerja keras dan bersaing untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan prestasi kerja
yag baik akan memberikan kehidupan yang makmur sejahtera bagi keluarganya.

Menjadi warga negara yang baik.

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan
yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti

1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,


surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri).
2) membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan
bermotor, pajak penghasilan).
3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri
agar tidak tercela di mata masyarakat.

17
4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut
terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan,
memperbaiki jalan, dan sebagainya).

Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi


seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi
orang tertentu, yang menjalani ajaran agama, mungkin tidak mengikuti tugas
perkembangan, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah
tangga.

Menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

Tugas perkembangan berkisar pada pembinaan hubungan intim dengan orang


lain, terutama hubungan intim dengan lawan jenis, yang ditandai dengan saling
mengenal pribadi seseorang baik kekurangan ataupun kelebihan masing-masing
individu yang dilanjutkan dengan berpacaran dan menikah

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

Dengan rumah yang telah kosong, orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk
mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain,
termasuk mempertahankan hubungan intim.

3. Membantu orang tua memasuki masa tua.

Suami/istri diharapkan dapat membantu dan menyokong anggota keluarga


yang lebih tua semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk mulai dari menelpon secara rutin hingga bantuan finansial,
transportasi, dan mengunjungi serta merawat orang tua mereka dirumah.

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.

Menjadi orang tua yang mandiri dan tidak tergantung dengan kegiatan-kegiatan
yang biasa dilakukan oleh anak dewasanya.

18
Menurut Havighurs, tugas-tugas yang harus diselesaikan di setiap tahapan
perkembangan.

Mencari dan memilih pasangan hidup


Belajar hidup bersama pasangan
Memulai sebuah keluarga
Merawat anak
Mengatur rumah tangga
Memulai jenjang karier/bekerja
Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara (sipil)
Menemukan kelompok sosial yang sesuai

Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2008 hal. 16 pada tahap ini
adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami/istri kakek/nenek
g. Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak

Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1998, Duvall dan Miller, 1985 tugas
perkemabangan keluarga meliputi:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri

19
PENGKAJIAN KELUARGA
A. DATA UMUM KELUARGA
a. Nama kepala keluarga : Tn. W
b. Umur : 49 tahun
c. Agama : Kristen Protestan
d. Pendidikan : S1
e. Pekerjaan : PNS
f. Suku / Bangsa : Manado
g. Alamat : Perumnas IV
h. Komposisi keluarga :
No. Nama Umur Sex Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.
1. Tn. W 49thn L 26-05-1967 S1 PNS
2. Ny. R 49thn P 26-04-1967 D3 SWT
3. Nn. O 26thn P 12-10-1990 S1 MHS
4. Nyg. A 21thn L 21-07-1995 SMA MHS
5. Ny. A 45thn P 07-06-1969 S1 PNS
6. Nn. K 19thn P 02-10-1997 SMA MHS

i. Tipe keluarga :
j. Genogram :

20
Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Cerai
= garis keturunan
=Garis perkawinan

k. Sifat Keluarga
1). Pengambilan Keputusan
- Pengambil keputusan dilakukan secara musyawarah dan di tentukan oleh
kepala keluarga.

2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari


a) Kebiasaan tidur / istirahat
- Kebiasaan di keluarga pukul 22.00 anak-anak masuk ke dalam kamar masing-
masing untuk beristirahat.
b) Kebiasaan rekreasi
- Rekreasi biasa dilakukan apabila ada salah satu anggota keluarga yang
berulang tahun.
- Menonton TV bersama setiap hari sebelum jam istirahat.

c) Kebiasaan makan keluarga


- Makanan yang di konsumsi 4 sehat 5 sempurna.
- Makan jarang dilakukan bersama anggota keluarga yang lain.
- Tidak bisa makan di meja makan.

l. Status Sosial Ekonomi Keluarga


- Keluarga mendapatkan penghasilan yang cukup untuk digunakan dalam
kebutuhan hidup sehari-hari.

21
m. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
- Asal suku dari kepala rumah tangga Manado dan Istri Jawa
- Apabila anggota keluarga ada yang sakit langsung di bawa kerumah sakit
untuk diperiksakan.

n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)


- Kepala rumah tangga beragama Kristen Protestan, dan istri Islam.
- kebiasaan di dalam keluarga selalu membawa langsung kerumah sakit apabila
ada salah satu anggota keluarganya yang sakit.
- Selalu berdoa apabila ada keluarga yang sakit.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
- Keluarga Tn. W mempunyai 2 orang anak dari istri yang pertama, anak yang
pertama berusia 26 tahun dan yang kedua berusia 21 tahun, dan 1 anak dari
istri yang ke dua berusia 19 tahun. Maka keluarga Tn. W berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


- Kepala keluarga yang masih membiayai anak-anaknya yang lagi menempuh
pendidikan.

c. Riwayat keluarga inti


- Awal keluarga terbentuk yaitu melalui pacaran yang cukup rumit.
- Usia pernikahan hanya berlangsung 16 tahun dari istri yang pertama.
- Dari suami maupun istri mempunyai riwayat keturunan DM.
- Status imunisasi baik.
- Apabila ada keluarga yang sakit maka akan berobat kerumah sakit.

d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)


- Dari suami maupun istri sama-sama mempunyai riwayat penyakit keturunan
DM.

22
C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
- Tipe rumah 3b
- Terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan+keluarga, 1 dapur,
1 kamar mandi.
b. Ventilasi dan penerangan
- Setiap candela diberi ventilasi.
- Penerangan baik.

c. Persediaan air bersih


- Air yang digunakan merupakan air yang berasal dari mata air pegunungan.

d. Pembuangan sampah
- Pembuangan sampah rutin dilakukan setiap senin dan jumat.

e. Pembuangan air limbah


- Pembuangan langsung menuju got depan rumah.

f. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air)


- Pembuangan langsung di sapiteng yang dibuat berada dibelakang rumah.
- Antara sepiteng dengan sumber air tidak ada masalah.

g. Denah rumah

Diagnosa :
h. Lingkungan sekitar rumah

23
- Daerah perumahan penduduk.
- Jalan di depan rumah sudah diaspal.

i. Sarana komunikasi dan transportasi


- Sarana komunikasi dengan menggunakan HP untuk setiap anggota keluarga.
- Transportasi dengan menggunakan motor.

j. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)


- Fasilitas yang digunakan di dalam keluarga yaitu berupa TV dan HP.

k. Fasilitas pelayanan kesehatan


- Fasilitas pelayanan kesehatan di keluarga yaitu Rumah Sakit.

D. SOSIAL
a. Karakteristik tetangga dan komunitas
- Tingkat kepadatan penduduk stabil.
- Pekerjaan masyarakat pada umumnya adalah pegawai.
- Lingkungan tempat tinggal bersih.

b. Mobilitas geografis keluarga


- Tinggal dirumah sudah 15 tahun dan dapat beradaptasi dengan baik.

c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


- Sering dilakukan rapat RW/RT untuk saling berinteraksi sesama warga.
- Sering dilakukan lomba pada momen-momen tertentu.
- Dilakukannya kerja bakti bersama setiap 2 bulan.
Diagnosa :

d. Sistem pendukung keluarga


-

24
E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
- Komunikasi berlangsung 2 arah.
- Komuniksai didalam keluarga selalu terbuka dalam suatu masalah.
Diagnosa :

b. Struktur Kekuatan Keluarga


- Apabila ada perbedaan pendapat langsung dimusyawarahkan kemudian
pembuat keputusan akhir adalah kepala keluarga.
Diagnosa :

c. Struktur Peran (formal dan informal)


- Kepala keluarga dan istri pencari nafkah dan mendidik anak-anaknya.
- Setelah bercerai dari istri yang pertama, kepala keluarga berperan dalam
mengasuh kedua anaknya.
Diagnosa : Perubahan Proses Keluarga

d. Nilai dan Norma Keluarga


-
Diagnosa :

F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
- Kepala keluarga dan istri sudah bercerai dan sudah tidak berada dalam satu
rumah yang sama.
- Kepala keluarga dan istri saling mendukung dalam membesarkan anak-
anaknya.
- Kedua anak saling mendukung membantu ayah dan ibunya dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
- Kepala rumah tangga baru menikah dengan istri kedua awal tahun 2016.
- Hubungan anak dan ibu tiri kurang harmonis sehingga anak pertama meminta
untuk kos/tinggal sendiri.
Diagnosa : Koping Keluarga Yang Tidak Adekuat

25
b. Fungsi sosialisasi
- Kepala keluarga dan istri pertamanya langsung yang membesarkan kedua
anak-anaknya.
- Anak-anak sekolah sesuai dengan usianya dan mampu beradaptasi tanpa
hambatan disekolahnya sampai selesai.
Diagnosa :

c. Fungsi perawatan kesehatan


- Selama ini keluarga dalam menyediakan kebutuhan makan dan pakaian sangat
baik.
- Dari setiap anggota keluarga yang sakit langsung diperiksakan ke rumah sakit.

Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:


1). Mengenal masalah kesehatan
- keluarga paham dalam mengidentifikasi suatu penyakit.

2). Memutuskan untuk merawat


- Dalam memutuskan perawatan terhadap masalah kesehatan keluarga lebih
kepada pelayanan kesehatan di rumah sakit/dokter.

3). Mampu merawat


- Yang bertanggungjawab ketika ada keluarga yang sakit adalah kepala
keluarga.

4). Modifikasi lingkungan


- keluarga dalam memodifikasi lingkungan sekitar rumah baik dan teratur.

5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada


- Menggunakan pelayanan rumah sakit karena selain perawatannya yang
terjamin, keluarga juga mengetahui fasilitas dan pelayanan kesehatan yang
diberikan.

26
c. Fungsi reproduksi
- Jumlah anak Tn. W dari istri pertama berjumlah 2.
- Pengendalian jumlah anak dengan program KB.
- Jarak antara anak pertama dan anak kedua 5 tahun.
Diagnosa :

d. Fungsi ekonomi
- Keluarga mampu menghidupi dan mencakupi kebutuhan harian.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
1). Stresor jangka pendek
- Hubungan anak dengan ibu tiri.

2). Stresor jangka panjang


- Kebutuhan anak dalam menempuh pendidikan dan kebutuhan lainnya.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor


- Respon keluarga kurang dalam komunikasi antara anak dan ibu tiri.

c. Strategi koping yang digunakan


-

d. Strategi adaptasi disfungsional


- Lebih kepada keterbukaan di keluarga dalam berkomunikasi.
Diagnosa :

H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a). Ayah :
- DM
- Hiperkolesterolemia

27
b). Ibu
- DM
- Hipertensi

c). Anak
-

b. Keluarga berencana
-
c. Imunisasi
-
d. Tumbuh kembang
-
a). Pemeriksaan tumbuh kembang anak
- Anak I :

- Anak II:

b). Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak


-
I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
a. Pemeriksaan fisik Bapak Tn. W
1). Keadaan umum : Tampak sehat
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 120/90 mmHg
b) N : 79 x/menit
c) RR : 20 x/menit
d) SB : 36o C

28
4). Kepala :
a) Rambut : distribusi rambut merata
b) Mata : tampak menggunakan alat bantu kacamata.
c) Hidung : tampak simetris
d) Telinga : tampak simetris antara telinga kanan dan kiri
e) Mulut : tidak tampak adanya lesi dan karies pada gigi
5). Dada / Thorax :
- I : tampak simetris antara kanan dan kiri
- P : iktuskordis teraba
- P : sonor
- A : suara nafas vesikuler ,-weezing, -ronchi, BJ1 & BJ2 reguler
6). Perut / Abdomen :
- I :cembung
- P :tidak terdapat pembesaran pada hati dan limfe
- P :tympani
- A :terdengar bising usus
7). Genetalia / Anus : dalam batas normal
8). Ekstremitas : hangat, tidak ada ulkus dan oedem

b. Pemeriksaan fisik Ibu Ny. R


1). Keadaan umum : tampak sehat
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 130/100 mmHg
b) N : 80 x/menit
c) RR : 20 x/menit
d) SB : 36o C
4). Kepala :
a) Rambut : distribusi rambut merata
b) Mata : tampak simetris antara mata kiri dan kanan
c) Hidung : tidak terdapat sekret
d) Telinga : terdapat serumen, dan mampu mendengar

29
e) Mulut : tidak terdapat lesi dan tidak terdapat karies pada gigi
5). Dada / Thorax :
- I :simetris,ikut gerak nafas
- P :ictus cordis teraba
- P :sonor
- A :suara nafas vesikuler, tidak terdapat weezing/ronchi. BJ1&BJ2
reguler
6). Perut / Abdomen :
- I :datar
- P :supel, hati dan limfe tidak teraba besar
- P :tympani
- A :terdengar bising usus
7). Genetalia / Anus : dalam batas normal
8). Ekstremitas : akral hangat, tidak ada oedem, tidak ada ulkus

c. Pemeriksaan fisik Anak Nn. O


1). Keadaan umum : Tampak sehat
2). Kesadaran : composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 110/80 mmHg
b) N : 92 x/menit
c) RR : 20 x/menit
d) SB : 36o C
4). Kepala :
a) Rambut : distribusi rambut merata
b) Mata : tampak simetris antara mata kiri dan kanan
c) Hidung : tampak simetris
d) Telinga : tidak terdapat pembengkakan maupun kemerahan
e) Mulut : tidak terdapat karies pada gigi, tidak adanya lesi
5). Dada / Thorax :
- I :simetris, ikut gerak nafas, tidak terdapat retraksi
- P :ictus cordis teraba
- P :sonor
- A :suara nafas vesikuler dan tdk terdapat weezing dan ronchi

30
6). Perut / Abdomen :
- I :datar
- P :supel
- P :tympani
- A :terdengar bising usus

7). Genetalia / Anus : dalam batas normal


8). Ekstremitas : akral hangat, tidak ada ulkus, tidak terdapat oedem.

d. Pemeriksaan fisik Anak Yng. A


1). Keadaan umum : tampak sehat
2). Kesadaran : Composmentis
3). Tanda-tanda vital :
a) TD : 120/90 mmHg
b) N : 72 x/menit
c) RR : 20 x/menit
d) SB : 36o C
4). Kepala :
a) Rambut : distribusi rambut merata
b) Mata : tampak simetris antara mata kiri dan kanan.
c) Hidung : tidak tampak adanya secret
d) Telinga : tampak simetris antara kiri dan kanan
e) Mulut : tidak adanya karies pada gigi, tidak adanya lesi
5). Dada / Thorax :
- I :simetrsis,ikut gerak nafas
- P :ictus cordis teraba
- P :sonor
- A :suara nafas vesikuker, BJ1&BJ2 reguler
6). Perut / Abdomen :
- I :datar
- P :supel
- P :tympani
- A :terdengar bising usus

31
7). Genetalia / Anus : dalam batas normal
8). Ekstremitas : aktar hangat, tidak ada ulkus, tidak ada oedem

J. HARAPAN KELUARGA
- Keluarga hanya berharap anaknya dapat menyelesaikan sekolahnya dengan
prestasi yang memuaskan dan pekerjaan yang sesuai dengan harapan.

32
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1. - Kepala keluarga dan istri pencari Perubahan Proses Keluarga
nafkah dan mendidik anak-anaknya.
- Setelah bercerai dari istri yang
pertama, kepala keluarga berperan
dalam mengasuh kedua anaknya.
2. - Kepala keluarga dan istri sudah Koping Keluarga Yang
bercerai dan sudah tidak berada Tidak Adekuat
dalam satu rumah yang sama.
- Kepala rumah tangga baru menikah
dengan istri kedua awal tahun 2016.
- Hubungan anak dan ibu tiri kurang
harmonis sehingga anak pertama
meminta untuk kos/tinggal sendiri.

33
SKALA PRIORITAS MASALAH

Masalah 1: Perubahan Proses Keluarga


KRITERIA/SKOR BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
Selain mencari nafkah
1. Sifat masalah kepala keluarga juga
Aktual: 3 3/3x1=1 mengasuh anak-
1
Resiko: 2 anaknya
Potensial: 1

Anak-anak saling
2. Kemungkinan masalah membantu dalam
dapat diubah menyelesaikan tugas-
1/2x2=1
Mudah: 2 2 tugas
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0

Keluarga saling
3. Kemungkinan masalah mendukung dalam
dapat dicegah membiayai pendidikan
Tinggi: 3 1 2/3x1=0,08 anak-anaknya
Cukup: 2
Rendah: 1

Kepala keluarga dan


4. Menonjolnya masalah istri saling membagi
Segera: 2 tugas dalam
Tidak segera: 1 1 2/2x1=1 pembagian kebutuhan
Tidak dirasakan: 0 anak-anaknya

Skor 3,08

34
Masalah 2: Koping Keluarga Yang Tidak Adekuat
KRITERIA/SKOR BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
Hubungan anak dan
2. Sifat masalah ibu tiri kurang
Aktual: 3 2/3x1=0,08 harmonis sehingga
1
Resiko: 2 anak pertama
Potensial: 1 meminta untuk
kos/tinggal sendiri.
Anak-anak kurang
3. Kemungkinan masalah dapat menerima
dapat diubah dengan adanya ibu tiri
Mudah: 2 2 0/2x2=0
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0

Anak pertama lebih


4. Kemungkinan masalah memilih tinggal
dapat dicegah sendiri daripada
Tinggi: 3 1 1/3x1=1 tinggal dirumah
Cukup: 2
Rendah: 1

Kepala keluarga
5. Menonjolnya masalah menikah diawal tahun
Segera: 2 2016
0/2x1=0
Tidak segera: 1 1
Tidak dirasakan: 0

Skor 1,08

35
BAB III

Penutup

Depkes RI ( 1988 ) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi


keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri deari bermacam-macam menurut
Setiadi, 2008 hal. 6, diantaranya :Patrilineal, Matrilineal, Matrilokal, Patrilokal dan
Keluarga kawin.

Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut : Fungsi afektif, Fungsi sosialisasi, Fungsi
reproduksi, Fungsi ekonomi, dan Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat
anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali
keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga
mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).

Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda adalah
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan
orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang
yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi
kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi,
obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa
muda tetap penting

Saran

Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata ajar keperawatan
komunitas makalah ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajaran.

36
DAFTAR PUSTAKA

http://sibawellbercerita.blogspot.co.id/2013/06/tugas-keluarga-dalam-tahap-
perkembangan.html?m=1

http://venusweety.blogspot.com/2014/04/14-tugas-perkembangan-keluarga-
dengan_4490.html?m=1

http://bocil2.blogspot.co.id/2015/04/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-anak.html?m=1

37

Anda mungkin juga menyukai