Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

organisasi-organisasi internasional

Mata Kuliah : Hubungan Internasional

Nama Dosen : La Dauwi

Disusun oleh : Andika Pratama

Prodi : PKN

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sorong

Tahun Akademik 2017/2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya hatyurkan kehadirat Tuhan yang Maha ESA, yang atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul organisasi-organisasi
internasional. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pendidikan Pancasila di STKIP Muhammadiyah Sorong.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen saya yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Landasan Teori ....................................................................

C. Rumusan Masalah ............................................................... 1

D. Tujun ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat organisasi internasional ............................... 2

B. Klasifikasi organisasi internasional .....................................

C. Pendirian organisasi intrernasioanal ....................................

D. Contoh-contoh organisasi internasioanal ............................ 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat hidup
sendiri dalam hubungannya dengan negara lain. Fungsi sosial dari suatu negara terhadap negara
lain sangatlah besar dan oleh karena itu maka eksistensi dari suatu organisasi sangatlah
diperlukan. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah negara-negara dalam menyalurkan aspirasi,
kepentingan, dan pengaruh mereka. Terdapat banyak organisasi yang tumbuh dan berkembang di
dunia, mulai dari organisasi antar keluarga, antar daerah, antar propinsi sampai ke lingkup yang
lebih luas yaitu antar negara yang berada dalam satu kawasan.

Sebagai anggota masyarakat internasional, suatu negara tidak dapat hidup tanpa adanya
hubungan dengan negara lain. Hubungan antar negara sangat kompleks sehingga di perlukan
pengaturan. Untuk mengaturnya agar mencapai tujuan bersama, negara-negara membutuhkan
wadah yaitu Organisasi Internasional. Timbulnya hubungan internasional secara umum pada
hakikatnya merupakan proses perkembangan hubungan antar negara. Dengan membentuk
organiasasi, negara-negara akan berusaha mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama
dan menyangkut bidang kehidupan yang luas.

B. Landasan Teori
Organisasi Internasional adalah suatu bentuk dari gabungan beberapa negara atau bentuk
unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yang juga merupakan isi dari
perjanjian ataucharter.[

Menurut Boer Mauna, organisasi internasional adalah himpunan negara-negara yang merdeka
dan berdaulat yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama melalui organ-organ dari
perhimpunan itu sendiri.

Sedangkan menurut Clive Archer organisasi internasional sebagai suatu struktur formal dan
berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota (pemerintah atau
non pemerintah)dari dua atau lebih negara yang berdaulat dengan tujuan untuk mengejar
kepentingan bersama para anggotanya.

Hukum internasional adalah sebagai tatanan hukum yang mengatur hubungan antara masyarakat
internasional, dan organisasi internasional merupakan salah satu anggota dari masyarakat
internasional. Status organisasi internasional dalam hukum internasional adalah:

Sebagai subjek hukum internasional


Membantu pembentukan hukum internasional
Sebagai forum untuk membicarakan, mencari jalan yang dihadapi oleh anggotanya
Sebagai alat untuk memaksakan agar kaidah hukum internasional ditaati

Dalam mendirikan suatu organisasi internasiol, negara mengadakan kesepakatan yang


dirumusakan dalam suatu instrumen hukum yang disebut instrumen pokok atau anggaran dasar
yang semuanya merupakan perjanjian multilateral. Terdapat tiga aspek pembentukan organisasi
internasional yaitu:

Aspek administratif

Perlu dibentuk sekretariat tetap yang berada di salah satu negara anggota yang diteteapkan
melalui Headquarter agreement dan perlu adanya stf personalia.

Aspek filosofi

Pembentukan organisaasi intenasional dipengaruhi oleh falsafah kehidupan bersama negara di


suatu kawasan.

Aspek hukum

Organisasi internasional dibentuk melalui perjanjian antara tiga negara atau lebih dari satu pihak.
Suatu organisasi hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang menurut hukum dipisahkan dari
setiap organisasi lainnya dak akan berdiri dari satu badan atau lebih.

Boweet mengklasifikasikan organisasi internasional berdasarkan:

Fungsi: organisasi politik, organisasi administrasi, organisasi-orgasnisasi yang


mempunyai kompetensi luas dan organisasi-organisasi yang mempunyai kompetensi
terbatas.
Sifat: global dan regional
Perjanjian: antarnegara dan antarpemerintah dan nonpemerintah
Kewenangan: yang mempunyai kewenangan suprasional dan tidak mempunyai
kewenangan suprasional.

Menurut T. Sugeng Istanto, oraganisasi internasional diklasifikasikan menjadi dua yaitu


organisasi internasional privar dan organisasi internasional publik. Organisasi Internasional
privat adalah organisasi dari badan bukan pemerintah atau orang-perorangan yang melakukan
kerjas sama untuk kepentingan internasional yang diselenggarakan badan-badan sejenis di
berbagai negara, sedangkan yang dimaksud organisasi internasional publik adalah organisasi dari
pemerintah negara yang melakukan kerja sama untuk kepentingan internasional.
C. Perumusan Masalah
Dalam perkembangannya saat ini Organisasi ini berfungsi sebagai wadah negara-negara
dalam menyalurkan aspirasi, kepentingan, dan pengaruh mereka. Oleh karena itu perlu dipelajari
lebih dalam mengenai organisasi internasional terutama dalam hal:

1.Hakekat Organisasi Internasional !

2.Klasifikasi Organisasi Internasional !

3.Pendirian Organisasi Internasional !

4.Contoh Organisasi Internasional !

D. Tujuan

Dalam pembentukan organisasi internasioanal ini bertujuan untuk mencipatakan


perdamaian dunia dalam tata hubungan internasional yang menyangkut kepentingan berbagai
bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Organisasi Internasional
Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional sekarang tidak
diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada kepastian mengenai hal ini. Dalam
merumusakan definisi organisasi nasional, para sarjana tidak merumuskannya secara langsung
akan tetapi cenderung mengilustrasikan substansi dari pada organisasi internasional yang
mengarah pada kriteria-kriteria serta elemen-elemen dasar atau minimal yang harus dimiliki oleh
suatu entitas yang bernama organisasi internasional.

Sumaryo Suryokusumo berpendapat bahwa organisasi internasional adalah suatu proses,


organisasi internasional juga menyangkut aspek-aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut
yang telah dicapai pada waktu tertentu. Organisasi Internasional juga diperlukan dalam rangka
kerjasama menyesuaikan dan mencari kompromi untuk menentukan kesejahteraan serta
memecahkan persoalan bersama serta mengurangi pertikaian yang timbul.[4]

T. Sugeng Istanto menjelaskan bahwa yang dimaksud organisasi internasional dalam pengertian
luas adalah bentuk kerja sama antar pihak-pihak yang bersifat internasional untuk tujuan yang
bersifat internasional. Pihak-pihak yang bersifat internasional dapat berupa orang-perorangan,
badan-badan bukan negara yang berada diberbagai negara atau pemerintah negara. Adapun yang
dimaksud dengan tujuan internasional adalah tujuan bersama yang menyangkut kepentingan
berbagai negara.[5]

B. Klasifikasi Organisasi Internasional


Shermers mengklasifikasikan organisasi internasional berdasarkan struktur dan fungsi organisasi
internasional menjadi empat macam:

a) Organisasi publik dan privat

-Organisasi Internasional publik adalah organisasi yang didirikan berdasarkan penjanjian antar
negara.

-Organisasi Internasional privat adalah organisasi yang didirikan berdasarkan hukum


internasional privat dan tunduk pada hukum nasional suatu negar.

b) Organisasi universal dan tertutup

-Organisasi Internasional universal adalah organisasi yang memiliki karakter universalitas,


ultimate necessity, yaitu secara pesat organisasi ini menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi dan
ketiga heterogenitas yakni dibangun atas dasar perbedaan pandangan politik, perbedaan budaya
serta perbedaan tahap kemajuan.

-Organisasi Internasional tertutup adalah organisasi yang besifat tertutup yang artinya
perhimpunan tidak akan menerima keanggotaan selain dari groupnya atau komunitas secara
terbatas.

c) Organisasi suprasional dan organisasi antar pemerintah

-Organisasi Internasional suprasional merupakan organisasi kerjasama baik dalam bidang


legislasi, yudikasi dan eksekutif bahkan sampai warga negara.

-Organisasi Internasional, organisasi antar pemerintah hanya terbatas pada organ tertentu yaitu
eksekutif. Untuk IGO diterapkan pada kerjasama antarpemerintah maupun organ-organ
pemerintah selain suprasional.

d) Organisasi umum dan Organisasi fungsional

-Organisasi Internasional umum sering disebut dengan organisasi politik, dengan ciri vastness of
the fields juga termanifestasi dalam delegasi-delegasi diplomatik dan delegasi politik untuk
tujuan politik.

-Organisasi fungsional sering disebut dengan organisasi tehnis yang memiliki kekhususan dalam
bidang fungsi spesifik.[6]

Menurut Theodore A. Columbis dan James H, klasifikasi IGO dibagi empat berdasarkan
keanggotaan dan tujuannya yaitu:

Organisasi Internasional dengan anggota global dengan tujuan umum.


Organisasi internasional dengan anggota global dengan tujuan khusus.
Organisasi internasional dengan anggota regional dengan tujuan umum.
Organisasi internasional dengan anggota regional dengan tujuan khusus.

C. Pendirian Organisasi Internasional


Prasyarat untuk berdirinya suatu organisasi adalah adanya keinginan untuk bekerja sama,
begitu juga prasyarat untuk berdirinya suatu organisasi internasional yaitu adanya keinginan
untuk bekerja sama yang jelas-jelas kerjasama tersebut akan bermanfaat dalam bidangnya
dengan syarat organisasi tidak melanggar kekuasaan dan kedaulatan negara anggota dalam suatu
organisasi internasional.

Thomas L. Karnes berpendapat bahwa syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan organisasi
suprasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
No supranational authority is possible without representative government in the
participating states, the electrorate of democratioc state will never trasnfer power to an
organization partly composed of dictatorship. A dictatorship will not accept direct
communication between internastional organization and its citizens.
The state concered must have a sufficiently developed governmental structure. A
supranational organization can not function properly if it is unable to make states.
Nationalism should be not be a prominent feature of any of the participant states.
The states should have sufficient common interest. This may also include such factors as
the size of their respective national debts.

Syarat-syarat pendirian organisasi internasional dapat dikembangkan dari unsur-unsur perjanjian


internasional sebagai mana tertuang dalam Konvensi Wina 1969 yang menegaskan bahwa:

an international agreement concluded between states in written form and governed by


international law, whether embodied in a single instrument or in two or more related instrument,
and whatever its particular designation

Berdasarkan unsur-unsur diatas maka persyaratan suatu organisasi internasional dapat diperinci
sebagai berikut:

Dibuat oleh negara sebagai para pihak


Berdasarkan perjanjian tertulis dalam satu, dua, atau lebih instrumen
Untuk tujuan tertentu
Dilengkapi dengan organ
Berdasarkan hukum internasional

D. Contoh Organisasi Internasional

1. Liga Bangsa Bangsa ( LBB )


Liga Bangsa-Bangsa (LBB) adalah sebuahorganisasiinternasional yang didirikan
setelahKonferensi Perdamaian Paris 1919, tepatnya pada10 Januari1920. Fungsi - fungsi
utamanya termasuk melucutisenjata, mencegahperangmelalui keamanan kolektif, menyelesaikan
pertentangan antaranegara-negaramelaluinegosiasidandiplomasi, serta memperbaiki
kesejahteraan hidup global.

Ide untuk mendirikan LBB dicetuskanPresiden Amerika Serikat,Woodrow Wilson, meskipun AS


sendiri kemudian tidak pernah bergabung dengan organisasi ini. Sejumlah 42 negara menjadi
anggota saat LBB didirikan. 23 di antaranya tetap bertahan sebagai anggota hingga LBB
dibubarkan pada 1946. Antara 1920-1937, 21 negara masuk menjadi anggota, namun tujuh di
antara keduapuluh satu anggota tambahan ini kemudian mengundurkan diri (ada yang
dikeluarkan) sebelum 1946.
LBB tidak mempunyai angkatan bersenjata dan bergantung kepada kekuatan internasional untuk
menjaga agar resolusi-resolusinya dipatuhi. Meskipun awalnya menunjukkan keberhasilan dalam
menjalankan tugasnya, LBB akhirnya gagal mencegah berbagai serangan yang
dilakukanKekuatan Porospada tahun 1930-an. MunculnyaPerang Dunia IIkembali memperjelas
keadaan bahwa LBB telah gagal dalam tugasnya mencegah pecahnya perang. Setelah Perang
Dunia II, pada18 April1946, LBB resmi dibubarkan dan digantikan olehPerserikatan Bangsa-
Bangsa.[8]

Organ Liga Bangsa Bangsa terdiri dari:


Alat Perlengkapan Utama LBB

Assembly ( majelis ), Majelis terdiri dari perwakilan negara anggota LBB, setiap mempunyai
satu suara. Memiliki fungsi sebagai sidang umum dan terdiri dari delegasi setiap negara anggota
dan bersidang setiap tahun.Terdiri dari negara negara sekutu utama dan negara sekutu bersama
dengan empat wakil negara anggota yang dipilih antara anggota LBB. Tugas dewan antara lain:

-Menetapkan jabatan sekretariat, memelihara inventaris liga


-Merumuskan rencana pengurangan persenjataan nasional
-Bertindak sebagai juru damai untuk menyelesaikan sengketa
Sekretariat

Kedudukan sekretariat di markas Besar LBB yaitu di Jeneva, dengan tugas menangani soal
kearsipan, penelitian, laporan, analisa pekerjaan dan merupak pusat informasi.

Dalam perkembangan sejarahnya cita-cita masyarakat internasional bahwa LBB dapat


menyelesaikan persoalan-persoalan dunia internasional itu tidak tercapai. Masyarakat
internasional kurang menghargai LBB sebagai organisasi internasional kurang menghargai
konvenan sebagai dasar hukum bagi kelangsungan kerjasama internasional. Puncak kegagalan
LBB adalah pecahnyaPerang Dunia II bulan September tahun 1939. Hal ini ironis sekali karena
negara-negara yang seharusnya menyelesaikan sengketa berdasarkan konvenan LBB tetapi
menjadi negara yang memulai perang. Akan tetapi LBB dalam bidang tertentu telah berhasil
yaitu dengan membentuk Internastional Labaour Organization (ILO) dan Organisasi penangan
pengungsi pada tahun 1921.

2. Perserikatan Bangsa - Bangsa ( PBB )


Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations atau
disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di
dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan
internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.

Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah


Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum yang pertama - dihadiri
wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari
1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang
bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.

Sejak didirikan pada tahun 1945 hingga 2011, sudah ada 193 negara yang bergabung menjadi
anggota PBB, termasuk semua negara yang menyatakan kemerdekaannya masing-masing dan
diakui kedaulatannya secara internasional, kecuali Vatikan. Selain negara anggota, beberapa
organisasi internasional dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat
permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus
sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan
termasuk pengamat permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan
Palestina mempunyai kantor permanen di PBB).

Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1
Januari 2007 , menggantikan Sekretaris Jendral terdahulu, yaitu Kofi Annan dari Ghana.

Organisasi ini memiliki enam organ utama:

Majelis Umum (majelis musyawarah utama)


Dewan Keamanan (untuk memutuskan resolusi tertentu untuk perdamaian dan
keamanan)
Dewan Ekonomi dan Sosial (untuk membantu dalam mempromosikan kerjasama
ekonomi, sosial internasional dan pembangunan)
Sekretariat (untuk menyediakan studi, informasi dan fasilitas yang diperlukan oleh PBB)
Mahkamah Internasional (organ peradilan primer)
Dewan Perwalian (yang saat ini tidak aktif

Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939-1945).


Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana tidak diinginkan oleh seluruh
umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang
gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama
dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial dan kemanusiaan internasional.

Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen
Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang
pertama menciptakan istilah "United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah
untuk menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan
pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam Atlantik, dimana masing-
masing negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang.

Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di
San Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat
dalam penyusunan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober
1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik Cina,
Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat-dan mayoritas dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum
pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di Westminster Central Hall
di London pada Januari 1946.

Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope Corporation
di Lake Success, New York, mulai dari 1946 hingga 1952. Sampai gedung Markas Besar PBB di
Manhattan telah selesai dibangun.

Sejak pendiriannya, banyak kontroversi dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat,
saingan awal PBB adalah John Birch Society, yang memulai kampanye "get US out of the UN"
pada tahun 1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government"
atau Pemerintah Seluruh Dunia.

Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Perancis terlambat diakui oleh AS
sebagai pemerintah resmi Perancis, sehingga Perancis awalnya tidak diikutsertakan dalam
konferensi yang membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan
menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa tidak yakin bahwa
aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya pada
perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.

Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut:


i. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
ii. Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-asas
persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan
dalam negeri negara lain.
iii. Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-masalah
ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan.
iv. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya
peperangan.
v. Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan
fundamental tanpa membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
vi. Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama yang
harmonis untuk mencapai tujuan PBB.

Peran PBB terhadap hubungan internasional sangat banyak. diantaranya adalah:


i. Menyelesaikan konflik konflik yang terjadi antar Negara anggota PBB dengan menjadi
pihak ketiga
ii. Menindak pihak pihak yang melakukan pelanggaran internasional
3. NATO (North Atlantic Treaty Organization)
NATO merupakan organisasi regional yang menitik beratkan perhatian dalam bidang
pertahanan negara-negara Atlantik Utara. NATO didirikan sebagai akibat meluasnya pengaruh
Uni Soviet (yang tergabung dalam Pakta Warsawa).

Untuk menghambat pengaruh komunis tersebut, maka negara-negara di kawasan Atlantik Utara
yaitu Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Belgia, Luxenberg, Belanda, Italia, Norwegia,
Denmark, Eslandia, dan Portugal menandatangani naskah Perjanjian Atlantik Utara pada tanggal
4 April 1949 di Brussel, Belgia.

Latar belakang berdiri

North Atlantic Treaty Organization (NATO), didirikan pada tanggal 4 April 1949, bersamaan
dengan peng-aminan negara-negara yang mengikuti pertemuan di Washington D.C terhadap
North Atlantic Treaty (NAT).

Terdapat 12 Negara yang menandatangani NATO yaitu :

1.Belgia
7.Luksemburg
2.Canada
8.Belanda
9.Norwegia
3.Denmark

4.Perancis
10.Portugal
11.United Kingdom (Inggris)
5.Islandia
6.Italia 12.Amerika Serikat

Pada Tahun 1952 Turki dan Yunani turut pula bergabung menjadi Anggota NATO,
Jerman Barat (sekarang Jerman) bergabung pada tahun 1955. Spanyol pada akhirnya
menggabungkan diri pada tahun 1982. Dan sampai sekarang tercatat 26 negara yang menjadi
negara anggota NATO.

Perang Dunia II (PD II) telah mengubah tata-dunia sehingga membentuk tata dunia baru.
Tata dunia ini lalu melahirkan bipolaritas kekuatan, yang merepresentasikan pemenang PD
sekaligus dua ideologi yang berbeda. Di satu sisi ada negara-negara pemenang PD II yang
dipimpin Uni-Soviet dengan ideologi komunisnya, sedangkan dilain pihak ada negara-negara
lain yang dipimpin Amerika Serikat mengibarkan bendera Liberalisme. Rivalitas antara
keduanya menjadikan penyebab terbentuknya aliansi-aliansi pertahanan yang kemudian di-
institusionalisasikan menjadi NATO sebagai pendukung liberalisme dan Pakta Warsawa pada
tahun 1955 sebagai pendukung komunisme. Hal inilah yang kemudian disebut perang dingin.

NATO dibentuk untuk melindungi sekutu-sekutu Amerika Serikat di Eropa barat dari
kemungkinan serangan Soviet. Negara yang memutuskan untuk menjadi anggota NATO
meyakini bahwa Amerika sebagai negara penggagas NATO, masih memiliki kekuatan militer
terbesar. Sehingga dengan penggabungan mereka diharapkan bisa membuat Uni-Soviet pikir-
pikir kalau ingin menyerang.

Tujuan didirikannya NATO

Tujuan utama didirikannya NATO sebagai lembaga keamanan bersama telah mengalami
perluasan, bahwa kini NATO merupakan organisasi pertahanan bersama untuk pengumpulan
kekuatan, hal ini sebagai bentuk penyesuaian NATO bagi keadaan dunia yang semakin
berkembang.

Adapun selain tujuan utama diatas terbentuknya NATO, ada juga tujuan lain yang diharapkan
dari lahirnya NATO, yakni :

Menyelesaikan sengketa secara damai.


Menghapuskan sengketa politik ekonomi internasional.
Menghindarkan penggunaan kekerasan dan ancaman militer dalam hubungan
internasional.
Saling membantu dan membela Negara yang tergabung dalam anggota NATO yang
memperoleh serangan dari Negara lain, karena menyerang 1 negara anggota NATO
adalah seolah-olah menyerang seluruh anggota NATO dan NATO itu sendiri .
Meningkatkan kerjasama ekonomi di antara negara-negara NATO.

Pelaksanaan
Struktur NATO

Struktur dari Organisasi ini secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu

struktur sipil (civilian structure)

Struktur sipil meliputi Dewan Atlantik Utara (North Atlantic Council :NAC), yang merupakan
otoritas tertinggi di NATO. Dewan tersebut terdiri dari kepala pemerintahan masing-masing
negara anggota NATO atau perwakilannya. Dewan ini dikepalai oleh seorang sekretaris jendral
(sekjen). Dan untuk masalah sekjen ini selalu berasal dari negara Eropa.

Hasil keputusan dari dewan ini haruslah disepakati secara bulat oleh anggota-anggotanya.

struktur militer (Military structure)


Terdiri dari tiga komando yaitu Allied command Atlantic, Allied command Channel, dan
terakhir adalah Allied command Europe. Jantung NATO sendiri terletak di Allied Command
Europe. Komandan dari cabang militer ini selalu dari Amerika. Komandan militer NATO
bertanggung jawab ke komite militer untuk kemudian diteruskan kepada Dewan Atlantik Utara.
Komite militer terdiri dari pimpinan militer dari perwakilan negara-negara Anggota.

berdasarkan informasi terakhir dari situs resmi NATO, struktur NATO akan di review menjadi 6
divisi dan satu pusat keamanan (office of security).

Hubungan NATO dengan negara anggotanya

NATO yang merupakan konsensus dari negara anggota, telah memberi wewenang kepada
NATO untuk bertindak sendiri demi mempertahankan kepentingan (negara anggota) NATO.
Namun hal ini bukan berarti Negara anggota tidak dapat bertindak secara unilateral
mempertahankan kepentingannya. Pasal 5 dari NAT memberi gambaran yang jelas mengenai hal
ini.

NATO tetaplah sebuah organisasi yang berbeda dengan negara, sehingga memerlukan teritori
dari negara anggota untuk memperlancar tugas-tugasnya. Terkait dengan wilayah operasinya di
dalam suatu negara, NATO haruslah memiliki domestic legal personality (DLP). Sehingga
NATO memiliki kapasitas untuk melakukan perbuatan hukum dalam yurisdiksi suatu negara.
Mengenai hak-hak dan kewajiban suatu OI dalam suatu negara biasanya diatur dengan perjanjian
bilateral. Misalnya antara NATO dengan Inggris.

Hubungan NATO dengan entitas lain

Entitas lain disini dimaknai negara non-anggota dan Organisasi Internasional lainnya. Untuk
itu NATO harus memiliki international legal personality (ILP). Dengan memiliki ILP tersebut
maka NATO dapat bertindak dalam lalu-lintas hukum internasional. Seperti menuntut suatu
entitas hukum internasional atas kepentingan organisasi.

Dan sebaliknya bertanggung jawab secara organisatoris ketika ada kewajiban-kewajiban yang
tidak dipenuhi yang dianggap sebagai pelanggaran atas hukum internasional.

Namun kapasitas yuridik (legal capacity) saja tidak cukup untuk dapat berlalu-lintas dalam
hukum internasional. Karena dikenal prinsip hukum umum yang berbunyi pacta sunt
servanda. Yang bisa diartikan sebuah perjanjian mengikat para pihak. Ada juga prinsip pacta
tertiis nex nocent nec prosunt yang berarti suatu perjanjian tidak dapat menimbulkan hak-hak
dan kewajiban bagi pihak ketiga. Dengan demikian NAT mengikat secara eksklusif bagi NATO
dan negara anggotanya, namun hal ini dapat dikecualikan jika ada pihak ketiga yang menyetujui
ketentuan tersebut.
Hak-hak istimewa dan kekebalan

Status yang disandang oleh Organisasi Internasionalsebagai salah satu subyek hukum
Internasional, menjadikan kedudukannya hampir mirip dengan negara. Hal ini membuat
Organisasi Internasional juga memiliki hak-hak istimewa dan kekebalan, layaknya sebuah
negara. Namun lingkupnya lebih terbatas. Hal ini disebabkan karena Organisasi Internasional
belum mempunyai kedaulatan seperti yang dimiliki negara-negara merdeka.

NATO dan juga pegawainya juga menyandang hak-hak istimewa dan kekebalan tersebut. lebih
pada upaya memperlancartugas-tugasnya Yang pengaturannya tunduk pada hukum Internasional.

Landasan Utama

Landasan utama NATO ialah :

Pasal 5 Piagam NATO

serangan terhadap salah satu negara anggota berarti menyerang seluruhnya.

4. UNI EROPA
A. Pengertian Organisasi Internasional Uni Eropa

Uni Eropa (UE, bahasa Inggris: European Union atau EU) adalah sebuah organisasi
antar- pemerintahan dan supra-nasional, yang terdiri dari negara-negara Eropa, yang sejak 1
Januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di
bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992.
Namun, banyak aspek dari EU timbul sebelum tanggal tersebut melalui organisasi sebelumnya,
kembali ke tahun 1950-an.

Organisasi internasional ini bekerja melalui gabungan sistem supranasional dan


antarpemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan melalui musyawarah
dan mufakat di antara negara-negara anggota, dan di bidang-bidang lainnya lembaga-lembaga
organ yang bersifat supranasional menjalankan tanggung jawabnya tanpa perlu persetujuan
anggota-anggotanya. Lembaga organ penting di dalam UE adalah Komisi Eropa, Dewan Uni
Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Terdapat pula Parlemen Eropa
yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh warga negara anggota.

Pada tanggal 12 Oktober 2012, Uni Eropa ditetapkan sebagai penerima Penghargaan Perdamaian
Nobel tahun 2012.

Anggota

Sejak 2007 Uni Eropa memiliki 27 negara anggota, yaitu

Swedia(sejak 1 januari Belgia (sejak Malta (sejak 1 Mei


1995 permulaan) 2004)
Finlandia (sejak 1 Luksemburg (sejak Austria (sejak 1
Januari 1995) permulaan) Januari 1995)
Estonia (sejak 1 Mei Slovenia (sejak 1 Mei
Irlandia (sejak 1973)
2004) 2004)
Latvia (sejak 1 Mei Britania Raya (sejak Republik Ceko (sejak
2004) 1973) 1 Mei 2004)
Lituania (sejak 1 Mei Perancis (sejak Slowakia (sejak 1 Mei
2004) permulaan) 2004)
Belanda (sejak Hongaria (sejak 1 Mei
Portugal (sejak 1986)
permulaan) 2004)
Denmark (sejak 1973) Spanyol (sejak 1986) Yunani (sejak 1981)
Bulgaria (sejak 1
Rumania (sejak 1 Siprus selatan (sejak 1
Januari 2007)
Januari 2007) Mei 2004)
Italia (sejak
Jerman (sejak
permulaan)
permulaan)

Kroasia kelak akan jadi anggota pula. Status Turki masih belum jelas. Parlemen Eropa berunding
di Brusel, Belgia dan (beberapa kali setahun) di Strasbourg (Perancis).Parlemen Eropa dipilih
secara langsung oleh penduduknya.

B. Latar Belakang Berdirinya Uni Eropa

Acara penandatanganan Perjanjian Roma, 1957 Tiga ribu tahun lalu, Eropa didominasi
oleh bangsa Celt, dan kemudian ditaklukan dan diperintah Kekaisaran Roma yang berpusat di
Mediterania. Awal penyatuan ini diciptakan dengan cara paksa. Kekaisaran Franks dari
Charlemagne dan Kekaisaran Suci Roma menyatukan wilayah yang luas di bawah administrasi
yang longgar selama beberapa ratus tahun. Belakangan pada 1800-an customs union di bawah
Napoleon I Prancis dan penaklukan pada 1940-an oleh Nazi Jerman hanya terjadi sementara saja.

Dikarenakan koleksi bahasa Eropa dan budayanya, percobaan penyatuan ini biasanya melibatkan
pendudukan dari negara yang tidak bersedia, menciptakan ketidakstabilan. Salah satu percobaan
penyatuan secara damai melalui kerjasama dan persamaan anggota dibuat oleh pasifisVictor
Hugo pada 1851. S etelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II, keinginan untuk mendirikan Uni
Eropa semakin meningkat, didorong oleh keinginan untuk membangun kembali Eropa dan
menghilangkan kemungkinan perang lainnya. Oleh karena itu dibentuklah European Coal and
Steel Community oleh Jerman, Perancis, Italia, dan negara-negara Benelux. Hal ini terjadi oleh
Perjanjian Paris (1951), ditandatangani pada April 1951 dan dimulai pada Juli 1952.

Setelah itu terbentuk juga European Economic Community didirikan oleh Perjanjian Roma pada
1957 dan diimplementasikan pada 1 Januari1958. Kemudian komunitas tersebut berubah
menjadi Masyarakat Eropa yang merupakan 'pilar pertama' dari Uni Eropa. Uni Eropa telah ber-
evolusi dari sebuah badan perdagangan menjadi sebuah kerja sama ekonomi dan politik.

C. Tujuan Organisasi
Terjalinnya kerjasama antar negara anggota di bidang ekonomi yang fokus terhadap
keleluasaan gerak sumber produksi, manusia (sumber tenaga kerja), hasil produksi, dan
jasa tanpa tarif atau minimal dengan kesegaraman tarif yang rendah.
Terjalinnya kerjasama antar negara anggota di bidang politik sehingga dapat mengurangi
dampak negatif rivalitas antar negara-negara besar di Eropa yang telah ada sejak dahulu
kala sehingga bisa menghindari terjadinya perang kembali di Eropa, serta menjadi salah
satu kekuatan di dunia dalam regulasi internasional.
D. Pembahasan Dan Pelaksanaan
Kebijakan utama

Dari pergantian namanya dari "Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa" hingga ke
"Uni Eropa" menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah kesatuan ekonomi
menjadi sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah
kebijakan dalam UE.

Peningkatan pemusatan ini diimbangi oleh dua faktor.

Pertama, beberapa negara anggota memiliki beberapa tradisi domestik pemerintahan regional
yang kuat. Hal ini menyebabkan peningkatan fokus tentang kebijakan regional dan wilayah
Eropa. Sebuah Committee of the Regions didirikan sebagai bagian dari Perjanjian Maastricht.

Kedua, kebijakan UE mencakup sejumlah kerja sama yang berbeda.Pengambilan keputusan yang
otonom: negara-negara anggota telah memberikan kepada Komisi Eropa kekuasaan untuk
mengeluarkan keputusan-keputusan di wilayah-wilayah tertentu seperti misalnya undang-undang
kompetisi, kontrol Bantuan Negara dan liberalisasi.

Harmonisasi: hukum negara-negara anggota diharmonisasikan melalui proses legislatif UE, yang
melibatkan Komisi Eropa, Parlemen Eropa dan Dewan Uni Eropa. Akibat dari hal ini hukum Uni
Eropa semakin terasa hadir dalam sistem-sistem negara anggota.

Ko-operasi: negara-negara anggota, yang bertemu sebagai Dewan Uni Eropa sepakat untuk
bekerja sama dan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dalam negeri mereka.

Semua negara calon anggota harus memberlakukan undang-undang agar selaras dengan
kerangka hukum Eropa bersama, yang dikenal sebagai Acquis Communautaire.

Kebijakan eksternal

Suatu tarif eksternal bersama bea cukai, dan posisi yang sama dalam perundingan-
perundingan perdagangan internasional.
Pendanaan untuk program-program di negara-negara calon anggota dan negara-negara Eropa
Timur lainnya, serta bantuan ke banyak negara berkembang melalui program Phare and Tacis-
nya. Pembentukan sebuah pasar tunggal Masyarakat Energi Eropa melalui Perjanjian Komunitas
Energi Eropa Tenggara

Kerjasama dan harmonisasi di wilayah-wilayah lain

Kebebasan bagi warga UE untuk ikut memilih dalam pemilihan pemerintahan setempat dan
Parlemen Eropa di negara anggota manapun juga.Kerjasama dalam masalah-masalah kriminal,
termasuk saling berbagi intelijen (melalui EUROPOL dan Sistem Informasi Schengen),
perjanjian tentang definisi bersama mengenai kejahatan dan prosedur-prosedur ekstradisi.

Suatu kebijakan luar negeri bersama sebagai sebuah sasaran masa depan, namun demikian hal ini
masih lama baru akan terwujud. Pembagian antara negara-negara anggota (dalam surat delapan)
dan anggota-anggota yang saat itu belum bergabung (dalam surat Vilnius) pada saat penyerbuan
Irak 2003 menyoroti seberapa jauh sasaran ini berada di depan sebelum ia dapat menjadi
kenyataan.

Suatu kebijakan keamanan bersama sebagai suatu sasaran, termasuk pembentukan Satuan Reaksi
Cepat Eropa dengan 60.000 anggota untuk maksud-maksud memelihara perdamaian, seorang
staf militer UE dan sebuah pusat satelit UE (untuk maksud-maksud intelijen).

Kebijakan bersama tentang asilum dan imigrasi.

Pendanaan bersama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, melalui Rancangan Program
untuk Penelitian dan Pengembangan Teknologi selama empat tahun. Rancangan Program
Keenam berlaku dari 2002 hingga 2006.

Politik

Uni Eropa memiliki kompetensi yang didasarkan pada Perjanjian-perjanjian Uni Eropa dan
prinsip subsidiaritas yang menyatakan bahwa aksi Uni Eropa hanya bisa diambil saat suatu
tujuan tidak dapat diraih secara memadai oleh hanya sebuah negara anggota. Hukum yang
dicanangkan oleh institusi Uni Eropa dikeluarkan dalam beberapa cara, secara umum hukum
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: hukum yang mulai berlaku tanpa
kebutuhan untuk mengukur implementasi skala nasional, dan hukum yang berlaku dengan
kebutuhan tersebut.

Pemerintahan

Uni Eropa memiliki tujuh institusi: Parlemen Eropa, Dewan Uni Eropa, Komisi Eropa,
Dewan Eropa, Bank Sentral Eropa, Mahkamah Eropa, dan Mahkamah Audit Eropa. Wewenang
untuk meneliti dan mengamandemen legislasi dibagi antara Parlemen Eropa dan Dewan Uni
Eropa, sementara tugas eksekutif ditangani oleh Komisi Eropa dan, secara terbatas, oleh Dewan
Eropa (tidak boleh disamadengankan dengan Dewan Uni Eropa yang disebut terlebih dahulu).
Kebijakan moneter eurozone diatur oleh Bank Sentral Eropa. Penafsiran dan penerapan hukum
Uni Eropa dan perjanjian-perjanjian dipastikan oleh Mahkamah Eropa. Disamping itu, terdapat
juga badan-badan tambahan yang bertugas untuk memberikan saran bagi Uni Eropa atau
beroperasi dalam area yang spesifik.

Dewan Uni Eropa

Dewan Eropa memberikan pengarahan kepada Uni Eropa, dan mengadakan sidang
sedikitnya empat kali setahun. Dewan Eropa terdiri dari Presiden Dewan Eropa, Presiden Komisi
Eropa dan satu wakil per negara anggota; baik kepala negara atau kepala pemerintahan. Dewan
Eropa digambarkan oleh beberapa pihak sebagai "otoritas politik tertinggi" Uni Eropa. Dewan
Eropa aktif terlibat dalam negosiasi perubahan perjanjian dan mendefinisikan agenda dan strategi
kebijakan Uni Eropa.

Dewan Eropa menggunakan peran kepemimpinannya untuk menyelesaikan perselisihan antara


negara-negara anggota dan institusi-institusi Uni Eropa, serta untuk menyelesaikan krisis politik
dan perbedaan pendapat atas masalah dan kebijakan kontroversial. Secara eksternal, Dewan
Eropa berfungsi sebagai "Kepala Negara kolektif" dan meratifikasi dokumen penting (misalnya
perjanjian dan persetujuan internasional).

Pengadilan Eropa

Dewan Uni Eropa, atau yang seringkali disebut sebagai Dewan, dan terkadang sebagai
Dewan Menteri, membentuk setengah bagian lain daripada lembaga legislatif UE. Dewan terdiri
dari seorang menteri dari setiap negara anggota. Komposisi Dewan dapat berubah-ubah dan
bergantung pada bidang kebijakan yang ditangani. Meskipun komposisi yang berbeda, Dewan
tetap dianggap sebagai satu tubuh. Selain fungsi legislasi, Dewan juga melakukan fungsi
eksekutif dalam Kebijakan Bersama Luar Negeri dan Keamanan.

Ekonomi

Penduduk dan PDB per kapita negara-negara anggota dan kandidat Uni Eropa

Bila dianggap sebaga satu kesatuan, Uni Eropa memiliki ekonomi terbesar di dunia dengan GDP
2004 11.723.816 PPP. Ekonomi UE diharapkan tumbuh lebih jauh dalam dekade berikutnya
sejalan dengan lebih banyak negara bergabung dalam persatuan ini - dan terlebih lagi negara-
negara baru ini biasanya lebih miskin dari rata-rata UE, dan oleh karena itu diharapkan
pertumbuhan GDP yang cepat akan membantu dinamika Uni Eropa. Meskipun begitu UE hanya
akan tumbuh sekitar 0,3% pada kuarter 2 2005 1, sedangkan negara industri lainnya seperti
Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh sekitar 3,2%.

5. ASEAN (Association of South East Asian Nations)


A. Latar Belakang Pembentukan Asean

Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis.
Hal tersebut tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-
negara besar pasca Perang Dunia II. Diantaranya :

1. Persaingan antar Negara adidaya dan kekuatan besar lainnya di kawasan antara lain terlihat dari
terjadinya Perang Vietnam.

2. Konflik kepentingan diantara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti konfrontasi antara
Indonesia dan Malaysia.

3. Klaim territorial antara Malaysia dan Filipina mengenai Sabah.

4. Berpisahnya Singapura dari Federasi Malaysia.

Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama untuk
meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong kerjasama
pembangunan kawasan.

Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan
berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra kawasan
seperti :

Association of Southeast Asia (ASA)


Malaya, Philipina, Indonesia (MAPHILINDO)
South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)
South East Asia Treaty Organization (SEATO)
Asia and Pacific Council (ASPAC)

Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration,
yang mencakup kesadaran akan perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara
baik serta membina kerjasama yang bermanfaat di antara negara-negara yang sudah terikat oleh pertalian
sejarah dan budaya.

B. Sejarah Singkat ASEAN

Asal mula berdirinya ASEAN di awali dengan kunjungan Menteri luar negeri Filipina, yaitu Naarciso
Ramos ke Indonesia pada tanggal 22 Agustus 1996 untuk mengadakan pernyataan bersama dengan
Menteri luar negeri Indonesia yang bernama, Adam Malik. Pernyataan tersebut antara lain membahas
pentingnya pembentukan sebuah wadah kerja sama regional di kalangan Asia tenggara, terutama dalam
bidang ekonomi, teknik, sosial dan budaya.

Kemudian, pada tanggal 5 Agustus 1967 diselenggarakan pertemuan tingkat Menlu di Bangkok,
Thailand. Pada pertemuan tersebut, Indonesia diwakili oleh Adam Malik, Thailand oleh Thanat Khoman,
Malaysia oleh Tun Abdul Rajak, Singapura oleh Sinaathamby Rajatnam, dan Filiphina oleh Narciso
Ramos. Pada akhir pertemuan tersebut, tepatnya tanggal 8 Agustus 1967, disepakatilah Deklarasi
Bangkok yang menghasilakn lima poin penting kesepakatan, diantaranya adalah terbentuknya ASEAN
(Association of South East Asian Nations), yaitu perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara.

C. Faktor-Faktor Terbentuknya ASEAN

Faktor-faktor terbentuknya ASEAN, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Internal, yaitu bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan sama-sama sebagai
bekas jajahan bangsa Barat.

2. Faktor Eksternal, yaitu adanya perang Vietnam (Indonesia-China) dan sikap RRC yang ingin
mendominasi Asia Tenggara.

D. Asas dan Tujuan ASEAN

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan melalui


usaha dan semangat bersama untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia
Tenggara yang sejahtera dan damai;

2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum
di dalam hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa;

3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu
pengetahuan dan administrasi;

4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang-bidang
pendidikan, profesi, teknik dan administrasi;

5. Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri, memperluas
perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional, memperbaiki sarana-sarana
pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat;

6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara;

7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai organisasi internasional dan regional
yang mempunyai tujuan serupa, dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama
secara erat di antara mereka sendiri.

E. Struktur Organisasi Asean

1) Sruktur ASEAN Berdasarkan Deklarasi Bangkok

Deklarasi Bangkok menghasilkan maksud dan tujuan terbentuknya ASEAN. Selain itu, disepakati pula
tentang struktur organisasiASEAN dalam rangka mencapai tujuan tersebut, yaitu sebagai berikut :

a) Sidang tahunan para menteri luar negeri.


b) Standing committee, komite yang bersidang di antara dua Menlu ASEAN untuk menangani
persoalan-persoalan yang memerlukan keputusan para menteri. Komite ini beranggotakan para
duta besar negara anggota.

c) Komite tetap dan komite ad hoc (khusus), biasanya terdiri dari tenaga-tenaga ahli dan pejabat
resmi mengenai masalah-masalah yang khusus.

d) Sekretariat nasional (Seknas) ASEAN di masing-masing negara anggota ASEAN yang


bertugas mempersiapkan sidang tahunan para Menlu, Standing Commitee, dan komite tetap serta
komite ad hoc.

2) Struktur ASEAN Berdasarkan KTT Kuala Lumpur 1977

Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur bulan Agustus 1977, peserta KTT menyepakati dan mengesahkan
struktur organisasi ASEAN yang baru, yaitu :

Pertemuan Kepala Pemerintahan yang merupakan otoritas tertinggi ASEAN


Sidang tahunan para Menlu
Sidang para menteri ekonomi setiap 2 tahun sekali
Sidang para menteri sektoral
Standing committee
Komite-komite

Selama 40 tahun pendiriannya, ASEAN telah berhasil mengembangkan dan mempertahankan stabilitas
dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara, serta menumbuhkan saling percaya di antara sesama
anggotanya dan para Mitra Wicara ASEAN. ASEAN juga telah berkontribusi kepada keamanan dan
kestabilan kawasan secara lebih luas di Asia Pasifik melalui Forum Regional ASEAN (ASEAN Regional
Forum/ARF) sejak 1994. ARF mewadahi dialog dan pertukaran informasi mengenai masalah-masalah
keamanan di Asia Pasifik. Walaupun terdapat keberagaman kondisi politik, ekonomi, dan kultural di
antara negara-negara anggotanya, ASEAN telah menumbuhkan tujuan dan arah kerjasama, khususnya
dalam mempercepat integrasi kawasan. Hal ini terlihat semakin jelas dengan disepakatinya Visi ASEAN
2020 di Kuala Lumpur, tahun 1997, dan Deklarasi Bali Concord II di Bali, tahun 2003 mengenai upaya
perwujudan Komunitas ASEAN dengan ketiga pilarnya (politikkeamanan, ekonomi, dan sosial budaya).

6. OPEC (Organization Of Petroleum Exporting Countries)


1. Pengertian OPEC

OPEC singkatan dari Organization of Petroleum Exporting Countries. yaitu Organisasi Negara-
negara Pengekspor Minyak. OPEC didirikan pada bulan September 1960 atas prakarsa negara Irak, Iran,
Kuwait, Saudi Arabia dan Venezuela.

Indonesia masuk menjadi anggota OPEC pada tahun 1962. Prof. Dr. Subroto mantan Menteri
Pertambangan Republik Indonesia, sejak 1988 terpilih menjadi Sekjen OPEC. Markas besar OPEC
terletak di Wina, Austria.
2. Anggota OPEC terdiri dari negara-negara sebagai berikut :

a. Aljazair
b. Equador
c. Gabon
d. Indonesia
e. Irak
f. Iran
g. Kuwait
h. Libia
i. Nigeria
j. Persatuan Emirat Arab
k. Qatar
l. Saudi Arabia
m. Venezuela

3. Tujuan

Tujuan didirikannya OPEC adalah :

a. Menghindarkan persaingan di antara negara-negara pengekspor minyak bumi.

b. Mengatur pemasaran minyak bumi serta menetapkan harga yang seragam.

c. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi.

4. Sejarah Singkat OPEC

OPEC dibentuk akibat penurunan harga minyak oleh perusahaan minyak raksasa, seperti: Shell,
British Petroleum, Texaco, Exxon, Mobil, Socal, dan Gulf. Perusahaan minyak raksasa menguasai
pasaran dan memonopoli minyaknya dengan memasarkannya ke negara-negara industri besar, seperti AS,
Jerman, dan Jepang. Sementara itu, negara-negara penghasil minyak lumpuh dan mengalami kerugian
yang sangat parah.

Oleh karena itu, negara-negara Timur Tengah berusaha merebut pasaran harga minyak
internasional dengan cara mengadakan perundingan tanggal 11 14 September 1960 di Baghdad (Irak).
Mereka sepakat mendirikan OPEC yang anggotanya mula-mula terdiri atas Saudi Arabia, Iran, Irak,
Kuwait, dan Venezuela. OPEC bertujuan agar ada keseragaman dalam pengambilan kebijaksanaan bidang
perminyakan dan menentukan harga sehingga menguntungkan negara-negara anggota atau negara
produsen serta mengatur hubungan dengan perusahaan minyak asing, seperti Shell (Inggris) dan Caltex
(AS). OPEC berusaha membantu kemakmuran negara-negara anggota dan mempercepat pembangunan
negara-negara berkembang.
Keanggotaan OPEC bersifat terbuka bagi negara-negara penghasil minyak. Indonesia menjadi anggota
OPEC pada tahun 1962. Pada tahun 1979, anggota OPEC menjadi sebanyak 13 negara.

OPEC dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal, dengan 5 departemen yaitu, Administrasi, Penerangan,
Hukum, Ekonomi, dan Teknik serta 2 biro, yaitu Sekretariat Jenderal dan Unit Statistik.

5. Lembaga-lembaga OPEC

1) Conference (Konferensi) yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan wewenang untuk menetapkan
kebijaksanaan.

2) Board of Governors (Dewan Gubemur) yang bertugas menata pelaksanaan kegiatan organisasi dan
keputusan konferensi.

3) Economic Commision Board (Dewan Komisi Ekonomi) yang bertugas mengkaji dan mempersiapkan
bahan-bahan dan syarat-syarat untuk konferensi, terutama mengenai segi teknis ekonomi bidang
perminyakan.

4) Secretariat yang melaksanakan tugas sehari-hari yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal.

7. Konferensi Asia-Afrika (KAA)


Latarbelakang

Konferensi Asia Afrika (KAA)- Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan
pertama kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara
India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo.

Pelaksanaan KAA

1. Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)

Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka pada
tanggal 28 April2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana menteri dari negara sebagai
berikut.

a) Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah

b) Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala

c) Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu

d) Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo

e) Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru

Konferensi Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi


Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan
mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggaranya.
Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo kemudian dikenal dengan nama
Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal
dengan nama Konferensi Pancanegara I.

2. Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)

Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 2229 Desember 1954.
Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta Konferensi Kolombo.

Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.

a) Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.

b) Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi
Asia Afrika.

c) Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.

d) Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.

Konferensi Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.

3. Tujuan KAA

1. kepentingan bersamaa negara-negara Asia Afrika.

2. Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

3. Kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme.

4. Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia

Hasil KAA

1. Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.

2. Menghormati kedaulatan wilayah setiap bangsa.

3. Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil.

4. Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.

5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau secara kolektif.

6. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.

7. Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.

8. Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.

9. Memajukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.


10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasiona

8. Organisasi Konferensi Islam (OKI)

OKI adalah organisasi antar-pemerintahan negara-negara islam. OKI didirikan pada tanggal 18
Rajab 1389 H atau tahun 1969. OKI dibentuk sebagai jawaban terhadap Israel yang telah menduduki
wilayah Negara-negara Arab dalam perang Arab-Israel tahun 1967 dan berakibat dikuasainya Yerussalem
oleh Israel. Tujuan didirikannya OKI diantaranya :
Memajukan solidaritas Islam diantara Negara-negara anggota.
Memperkuat kerjasama antara Negara-negara anggota dalam bidang ekonomi, social, budaya,
ilmu pengetahuan, dan bidang-bidang lainnya serta mengadakan perundingan.
Mengupayakan seoptimal mungkin untuk menghilangkan pemisahan rasial dan diskriminasi.
Mengatur usaha melindungi tempat-tempat suci, menyokong perjuangan rakyat Palestina dan
membantunya.
Membentuk suasana yang harmonis demi meningkatkan kerjasama dan pengertian diantara
sesame Negara anggota OKI maupun Negara-negara lainnya.
Memperkuat perjuangan umat Islam dalam melindungi martabat umat, ketidaktergantungan, dan
hak setiap Negara Islam.

Struktur organisasi OKI adalah Badan Utama, Komite-komite khusus (komite keuangan, social, budaya),
badan-badan subsideryang bergerak dalam bidang ekonomi, keuangan, social, dan budaya.

9. Gerakan Non-Blok
Gerakan ini diprakarsai oleh lima pemimpin Negara, yaitu Yosep Broz Tito (Presiden Yugoslavia),
Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), Soekarno (Presiden Indonesia), Jawaharal Nehru (Perdana
Menteri India), dan Kwane(Presiden Ghana).

Asas-asas gerakan Non-Blok, yaitu :

a. Gerakan Non-Blok bukan merupakan blok tersendiri dan tidak termasuk kedalam salah satu blok yang
ada.

b. Gerakan Non-Blok merupakan wadah perjuangan Negara-negara yang sedang berkembang.

c.Gerakan Non-Blok memegang teguh prinsip perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme,


neokolinialisme, rasialisme, dan zionisme.

Tujuan didirikannya Gerakan Non-Blok adalah :

A. Mendukung perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh perjuangan melawan imperialism,


kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, dan zionisme.

b. Wadah perjuangan Negara-negara yang sedang berkembang.


c. Mengurangi ketegangan antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang
dipimpin oleh Uni Soviet.

d. Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata.

10. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)

APEC Merupakan organisasi kerjasama Negara-negara dikawasan Asia Pasifik di bidang ekonomi.
APEC berdiri atas gagasan Bob Howke (Perdana Menteri Australia) yang berdiri pada bulan November
1989 di Canberra,Australia. Tujuan dibentuknya APEC, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan di Asia Pasifik, memperkuat system perdagangan multilateral yang terbuka, dan
memberikan focus kerjasama di bidang ekonomi.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Organisasi Internasional sebagai wadah bagi negara dalam berinterakasi dengan negara-negara
lainnya. Negara merupakan bagian dari masyarakat sosial yang mana pada hakekatnya sebagai
bagian dari masyarakat sosial, negara tidak dapat hidup sendiri diperlukan adanya interaksi antar
negara melalu Organisai Internasional.

Terbentuknya Organisasi Internasional dengan didasari keinginan untuk bekerja sama antar
negara anggota Organisasi Internasional, keinginan untuk bekerja sama yang telah di sepakati
antar anggota Organisasi Internasional membentuk suatu komitmen untuk saling bekerja sama,
salah satunya kerja sama dalam menyelesaikan konflik-konflik yang ada di dunia internasional,
tidak hanya itu saja antar anggota Organisasi Internasional dapat saling membantu dalam hal
memberi bantuan apabila salah satu negara anggota Organisasi Internasional terkena bencana
alam. Maka dari itu terbentuknya Organisasi Internasional menjadi komitmen bersama antar
negara anggota Organisasi Internasional untuk saling bekerja sama sesuai dengan kesepakatan
terbentuknya Organisasi Internasional.

Liga Bangsa-Bangsa salah satu organisasi internasional yang memiliki cita-cita awal
pembentukan organisasi internasional guna menyelesaikan sengketa, akan tetapi negara anggota
Liga Bangsa-Bangsa malah memulai perang, tidak hanya kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam
menyelesaikan sengketa tetapi Liga Bangsa-Bangsa berhasil yaitu dengan membentuk
Internastional Labaour Organization (ILO) dan Organisasi penangan pengungsi pada tahun 1921.

Setelah Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal dalam cita-cita awal menyelesaikan sengketa dan
sejak pecahnya Perang Dunia II, maka dibentuklah PBB ( Perserikatan Bangsa-Bangsa ),
Organisasi Internasional yang masih ada sampai saat ini dengan tujuan: Memelihara perdamaian
dan keamanan dunia, Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-
asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam
negeri negara lain, Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-
masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan, Menyelesaikan perselisihan dengan cara
damai dan mencegah timbulnya peperangan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_internasionaldiakses 8 Oktober 2012 | 07.00 WIB.

[2] Aryuni Yuliantiningsih,2012, Bahan Kuliah Hukum Organisasi Internasional, ;Purwokerto.


Hal 5.

[3] Dw, Boweet, Hukum Organisasi

Anda mungkin juga menyukai