Anda di halaman 1dari 11

Analisis Sistem Daya II

Studi Aliran Daya


Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

STUDI ALIRAN DAYA

1. PENDAHULUAN

Perhitungan aliran beban adalah salah satu penyelesaian yang sangat penting
dalam analisis rangkaian sistem daya. Analisis ini digunakan secara luas dalam
perancangan sistem, rekabentuk dan kontrol. Tujuan utamanya adalah untuk
menentukan tegangan node/bus dan berikutnya adalah menentukan aliran daya pada
rangkaian sistem daya pada keadaan keadaan tunak/mantap. Persamaan yang
memodelkan masalah aliran beban diselesaikan dengan algoritma yang dibangun
sesuai dengan karakteristik dan struktur sistem rangkaian.
Asumsi dasar dari masalah aliran beban adalah dengan menganggap rangkaian
sebagai rangkaian linear dan seimbang yang diwakili oleh parameter jaringan
tergumpal. Karena itu untuk masalah tak linear akan direpresentasikan dalam bentuk
linear sebagaimana asumsi di atas, karena keadaan yang ditetapkan pada node adalah
tak linear. Oleh karena itu penyelesaian aliran beban dibuat secara iterasi atau
berangka (numerical analysis).

2. RUMUSAN DASAR

2.1 Simbol Utama

B', B" matrik Jacobian


E tegangan internal dibelakang reaktansi sumber
f frekuensi
H, J, L, N submatriks Jacobian yang mengandung perbedaan daya
I arus node yang diinjeksikan pada sistem
P Daya aktif pada node
Q Daya reaktif pada node
S P + jQ = daya kompleks/semu
V magnitud tegangan node
sudut tegangan node
V V = e + jf = tegangan node
Y G + jB = matriks aadmitandi node
Z matriks impedansi node
n jumlah node tidak termasuk node referensi
Re bagian real
Im bagian imajiner

Subskrip Superskrip

d beban (permintaan) sp nilai yang dikehendaki


g pembangkitan r jumlah iterasi
T
i, j, k indeks node variabel
s nilai injeksi min minimum
* konjuget kompleks max maksimum

(-) palang atas simbol utama menandakan nilai kompleks

1 STUDI ALIRAN DAYA | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

k i subset node yang bersambung langsung oleh cabang k ke node


-i
k i subset node yang bersambung langsung oleh cabang k ke satu
node PQ i
k i subset node yang bersambung langsung oleh cabang k ke satu
node PV i

Untuk memudahkan perhitungan aliran beban, asumsinya adalah dengan


menganggap sistem 3 fasa adalah seimbang. Oleh karena itu parameter tergumpal
jaringan diwakili oleh urutan positif-nya. Dengan menggunakan simbul matriks,
persamaan tegangan node dapat dinyatakan sebagai

Y V = I (2.1)
di mana I merepresntasikan arus setara node diinjeksi (masuk) dan dihitung dari
s
S i Vi I i*
I i S i / Vi *
s*
(2.2)
Di mana S i jumlah pembangkitan pada node i
s*
S i = (Pgi - Pdi) -j(Qgi - Qdi) = Pi s jQis (2.3)
Persamaan aliran beban dapat disebut sebagai

Y ik V k I i (2.4)
k i
untuk node i.

Menggantikan Ii dengan sebutan persamaan 2.2 menjadikan

Y
ki
ik
s*
V k Si /V i
*

atau
* s*
V i Y ik V k S i (2.5)
ki

Persamaan di atas dapat dibuat dalam bentuk kordinat kutub sebagai

S i Vi i Y
s*
ik Vk k
ki

S i Vi Y ikVk k i
s*
(2.6)
ki
Dengan menyamakan bagian real dan imajiner persamaan di atas menjadi

Pi s Vi (Gik cos ik Bik sin ik )Vk (2.7)


ki

Vi 2 Gii Vi (G
ki k i
ik cos ik Bik sin ik )Vk

Qis Vi (G
k i
ik sin ik Bik cos ik )Vk

Vi 2 Bii Vi (G
ki k i
ik sin ik Bik cos ik )Vk (2.8)
di mana Yik = Gik + jBik adalah unsur baris i dan kolom j matriks admitansi node.
2 RUMUSAN DASAR | Electric Power Engineering
Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

dan ik = i - k
Perhatikan cos ik = cos ki serta sin ik = - sin ki

Pada setiap node ada empat pengubah Pi, Qi, Vi dan i. Ada dua persamaan pada
setiap node dan oleh karena itu kita perlu menetapkan dua darinya untuk mendapatkan
penyelesaian untuk dua variable yang lainnya. Dalam analisis fasa kita perlu fasa
referensi di mana sudut fasa tersebut diambil sebagai nol. Ini bermakna bahwa satu
node perlu ditetapkan sebagai node referensi di mana sudut tegangan pada node
tersebut, i, adalah nol. Implementasinya adalah dengan ditetapkannya tiga cara
sebagai berikut:

Node variabel ditentukan variable tak diketahui


PQ sp
Pi , Q i
sp
Vi , i
PV sp
Pi ,Vi sp
Q i , i
Referensi (Swing) i
sp
0, Vi sp
P,
i Qi

Oleh karena itu untuk node PQ



Sisp ( Pgisp Pdisp ) j(Qgisp Qdisp ) V i I i (2.9)
dan untuk node PV

Pi sp ( Pgisp Pdisp ) Re(V i I i ) (2.10)
Vi sp ei2 f i 2 (2.11)

Selain dari persamaan di atas kesetimbangan daya adalah merupakan kendala


(constraint) untuk masalah aliran daya, yaitu daya masukan sistem adalah sama
dengan daya keluaran sistem. Dalam perkataan lain, jumlah pembangkitan sistem
adalah sama dengan jumlah beban sistem dan jumlah kehilangan daya rangkaian
(network losses).
nb nb nb

P
i
gi
Pdi Philang Pdi f p (v, )
i i
nb nb nb

Q
i
gi
Qdi Pdiserap Pdi f q (v, )
i i

Kehilangan daya rangkaian akibat aliran arus dalam jaringan adalah I2R. Arus
didapatkan dari tegangan node yang diketahui setelah konvergen. Oleh karena itu kita
perlu longgarkan (kendurkan) kendala ini dengan memilih satu node yang mempunyai
pembangkit karena nilai pembangkitan node itu dapat disesuaikan supaya dapat
memenuhi kendala kesetimbangan daya. Dalam perkataan lain pada node kendur ini
nilai P dan Q tak diketahui dan kita tetapkan V dan . Praktisnya dipilih node
referensi sebagai node kendur karena sudut tegangan node referensi tersebut
ditetapkan dengan nilai nol. Sedangkan magnitud tegangan untuk node rujukan
(referensi) perlu juga ditetapkan dan pilihan ini akan mempengaruhi hasil
penyelesaiannya.

2.2 Beda Daya (Power Mismatch)

Oleh karena penyelesaian aliran beban bersifat penyelesaian berangka/beriterasi


maka perlu ditetapkan nilai error konvergennya. Nilai perbedaan daya antara daya
injeksi dengan daya yang mengalir pada rangkaian pada setiap node harus berada

3 RUMUSAN DASAR | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

pada nilai dibawah atas sama dengan dengan nilai error konvergennya. Perbedaan ini
disebut sebagai beda daya. Beda daya pada node i adalah perbedaan daya antara daya
s r * r
yang ditentukan S i (daya suntikan) dan daya yang dihitung Vi Ii di mana V i adalah
tegangan yang dihitung pada iterasi ke-r.
s * * *
S i S i Vi r I i Pi s jQis Vi r ( Y ki V k ) (2.12)
ki
Persamaan (2.12) dapat dipisahkan kepada bagian real dan imajiner. Dalam kordinat
kutub disebut sebagai

Pi Pi s Vi (Gik cos ik Bik sin ik )Vk


ki (2.13)
Qi Q Vi (Gik sin ik Bik cos ik )Vk
i
s

ki (2.14)
Dalam kordinat kartes

Pi Pi s ei (Gik ek Bik f k ) f i (Gik f k Bik ek )


ki ki (2.15)
Qi Q f i (Gik ek Bik f k ) ek
i
s
(G ik f k Vik ek )
ki ki (2.16)
Diandaikan pada persamaan di atas dimana Vi adalah tegangan pada iterasi r.
Biasanya nilai error konvergen untuk beda-daya adalah 0.01 MW atau 0.01 MVar.

3. METODE NEWTON-RAPHSON

Satu teknik yang paling menonjol dalam menentukan persamaan tak linear adalah
dengan metode Newton atau Newton-Raphson. Jika suatu variable xr dari satu
persamaan tak linear diketahui, maka akan didapatkan:
f ( x r 1 x ) f ( x r ) xf ' ( x r )
x 2 f ' ' ( x r ) ......
x n
dnx
2! n ! dx n x r

Menggunakan penghitungan fungsi untuk bagian disebelah kiri dianggap bernilai nol
dan semua variable untuk pangkat kedua ke atas diabaikan, maka akan didapatkan:
0 f ( x r ) xf ' ( x r )
dan diperoleh
f (xr ) (3.1)
x
f '(xr )
Oleh karena itu didapatkan metode Newton-Raphson yang dapat disebut sebagai

xr+1 = xr - f(xr)/f,(xr) (3.2)


atau xr+1 = xr -+x (3.3)

Metode dapat dipanjangkan kepada satu set persamaan taklinear serentak. Kalau
x1 , x2 penyelesaian perhitungan untuk fungsi f1 x1 , x2 dan f 2 x1 , x2 , maka
x1 x1 , x2 x2 adalah penyelesaian yang lebih baik. Dengan menggunakan deret
Taylor akan didapatkan:

4 METODE NEWTON-RAPHSON | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

f1 f1
0 f 1 x1r , x2r x1r r x
x1 2
x2 r
f 2 f
0 f 2 x1r , x2r x1r
x r 2
x1 r
x2 r 2

Apabila turunan kedua dan seterusnya diabaikan maka akan didapatkan:


f 1 f 1

f 1 x , x x1
r r
x 2 x1
r
(3.4)
r
1 2


f 2 x , x f 2
1
r r
2 f 2 x 2
x1 x 2

yaitu f1 r r
r x1 (3.5)
f r = J x r
2 2

dan x1r 1 x1r x1r (3.6)


Untuk persamaan dengan banyak variable persamaan di atas ditulis sebagai

f r
= J x
r r
(3.7)
Sufiks r menunjukkan nomor iterasi dan matriks bujursangkar J adalah matriks
Jacobian yang unsur ke (i,k) adalah nilai fi/xk.

Penyelesaian aliran beban dengan menggunakan algoritma ini, perlu ditulis kembali
persamaan aliran beban sebagai satu set F(x) = 0. Apabila hal ini diterapkan untuk
persamaan beda daya (2.13) and (2.14), maka akan didapatkan:

Untuk node PQ
Pi Pi sp Vi (Gik cos ik Bik sin ik )Vk 0 (3.8a)
ki

Qi Qisp Vi (Gik sin ik Bik cos ik )Vk 0


ki (3.8b)
Untuk node PV
Pi Pi sp Vi (Gik cosik Bik sinik )Vk 0
k i
(3.8c)
Untuk node slack
nb nb
Pgr Pgi Pdi f p (v, ) 0
i r i
nb nb
Q gr Q gi Q di f q (v, ) 0
i r i

Perlu diingat bahwa pada node kendur magnitud tegangan dan sudut tegangan
ditetapkan dan tidak dapat diubah dalam perhitungan. Oleh karena itu, pada node
kendur tidak ada persamaan yang diperlukan untuk metode Newton-Raphson.

Persamaan Newton-Raphson (3.4) dapat ditulis dalam sebutan variable aliran beban
sebagai:

5 METODE NEWTON-RAPHSON | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

P 1 P
Q J V V J Q
atau sebagai (3.9a)
dimana i dan Vi adalah pembetulan untuk sudut dan magnitud tegangan pada node
i. Matriks Jacobian yang mengandung perbedaan daya dapat dibagi kedalam 4 bagian
yaitu:
P H N
Q J L V
(3.9b)
Untuk memudahkan perhitungan unsur Jacobian persamaan diatas dapat dibuat
sebagai berikut:
P H N
Q J
L V V
(3.10)
Unsur matriks didalam persamaan (3.10) didapatkan dengan menurunkan persamaan
(2.13) dan (2.14). Perhatikan bahwa:

cos ik/i = - sin ik


cos ik /k = sin ik
sin ik/i = cos ik
sin ik/k = - cos ik

Unsur tersebut adalah seperti berikut:


H ii Pi / i Vi (G
k i , k i
ik sin ik Bik cos ik )V k Q isp Vi 2 Bii

H ik Pi / k Vi (G ik sin ik Bik cos ik )V k


J ii Q i / i Vi (G
k i , k i
ik cos ik Bik sin ik )V k Pi sp Vi 2 G ii
J ik Qi / k Vi (Gik cos ik Bik sin ik )Vk
Nii ViPi / Vi Vi (Gik cos ik Bik sin ik )Vk Vi 2Gii Pi sp Vi 2Gii
k i
(3.11)
N ik Vk Pi i / Vk J ik
Lii Vi Qi / Vi Vi (G
k i
ik sin ik Bik cos ik )Vk Vi 2 Bii Qisp Vi 2 Bii

Lik Vk Qi / Vk H ik
( Pi sp Pi sp Pi d , Qisp Qisp Qid )
*

Flow chart metode Newton Raphson ditunjukkan sebagai berikut:

6 METODE NEWTON-RAPHSON | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

Flow chart untuk penyelesaian aliran beban menggunakan metode Newton-Raphson.

Keunggulan dari metode Newton-Raphson adalah bahwa pencapaian


konvergensinya bersifat kuadratik yang lebih cepat dari metode atau teknik analisis
aliran daya lainnya. Metode ini sangat reliable paling kurang peka terhadap faktor
yang menyebabkan lemahnya perhitungan dan pengurangan dalam pencapaian
konvergensi seperti pemilihan node rujukan ataupun juga pengaruh kapasitor seri.
Pendekatan dengan bentuk kordinat kutub (Polar) ataupun rektangular (kompleks)
dapat digunakan, tetapi untuk metode Newton-Rapson, bagian riil dan imajiner harus
dipisahkan. Secara umum penyelesaian aliran beban dengan mengunakan metode
Newton Raphson dapat diperoleh dalam 3 atau 4 iterasi. Kelemahan utama dari
metode Newton Raphson adalah perlunya inversi matriks Jacobian pada setiap iterasi.
Karena struktur matriks Jacobian adalah bersifat gersang (banyak elemen 0) dan sama
dengan struktur matriks admitansi, maka metode matriks gersang (sparse matriks)
dapat digunakan.
Ini memiliki keuntungan hanya membutuhkan satu urutan ordering dan
penghapusan aktual (actual elimination) dan solusinya adalah relatif kurang memakan
7 METODE NEWTON-RAPHSON | Electric Power Engineering
Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

waktu, metode ini juga menyajikan tidak ada masalah dalam waktu penyelesaian
ataupun juga ruang penyimpanan (storage space). Satu lagi kekurangan metode
Newton-Raphson adalah metode ini hanya dapat dipakai kepada fungsi konveks saja
dan akan hanya menumpu kepada puncak terdekat. Dalam sistem riil, penyelesaian
tekniknya ditentukan oleh tegangan yang hampir 1.0 pu. Oleh karena itu penyelesaian
yang betul akan didapatkan atau iterasi penyelesaiannya akan gagal konvergen.

4. METODE NEWTON-RAPHSON FAST-DECOUPLED

Persamaan dasar metode Newton didapatkan dari pengembangan deret Taylor


yang mengabaikan turunan kedua dan seterusnya. Koreksi pada setiap iterasi adalah
perhitunganan pada setiap iterasi tersebut tetapi nilai fungsi (yaitu ketidaksamaan
daya pada kasus aliran beban) dihitung secara tepat pada setiap iterasi. Melalui iterasi
tersebut penyelesaian akan bertambah akurat, oleh karena itu penyelesaian akhir dapat
didapatkan sehingga ketelitian yang diinginkan dengan meneruskan proses iterasi
tanpa bergantung kepada ketelitian fungsi perbaikan.
Inti dari algoritma ini memdapatkan perhitunganan lain untuk variable matriks
Jacobian. Satu contoh mudah dalam penyelesaian persamaan kuadratik dengan
metode Newton dapat menunjukkan nilai konvergensi yang baik walaupun persamaan
diferensial digantikan dengan nilai konstan yang dipilih secara random. Walaupun
demikian, nilai konstan yang dipilih harus tetap dipilih sedemikian rupa sehingga
hasil iterasi yang dipilih mempunyai karakteristik konvergensi yang baik.
Masalah aliran beban adalah masalah berbentuk kuadratik atau berciri
trigonometri dan ini dapat dikatakan tak linear sederhana. Ciri sistem daya difahami
sepenuhnya oleh seorang insinyur dan karena itu masalah karakteristik dapat
digunakan untuk meningkat kemampuan penyelesaiannya.

4.1 Karakteristik Metode Fast Decoupled

Salah satu ciri dari sistem daya adalah hubungan rapat antara aliran daya riil dengan
sudut tegangan node dan hubungan rapat antara aliran daya reaktif dengan magnitud
tegangan node. Ciri ini dapat ditunjukkan pada sistem dengan dua node berikut.

~
V2
V1

P jQ
(a) sistem dua node
X(Q Q)
V 1
-XQ
V2
-jxP
0 V
jx(P P)
V 0

(b) Hubungan Q-V dan P-

8 METODE NEWTON-RAPHSON FAST-DECOUPLED | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

V1 diambil sebagai referensi dengan (1 p.u. and 1 = 0) dan Z = jX , karena R << x ;


V2 = V1 I Z
Tetapi untuk arus (I):
I = (P-jQ)/V1*= P-jQ (ingat V1 bernilai1 p.u. and 1 = 0)
Oleh karena itu:
V2 = V1 - jX(P-jQ) = V1- XQ - jXP

Dari gambar fasa di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:


(a) Perubahan P pada P akan mempengaruhi sudut , tetapi hanya mempunyai
pengaruh yang sedikit kepada perubahan magnitud tegangan yaitu V 0
(b) Perubahan Q pada Q akan mempengaruhi magnitud tegangan V, tetapi hanya
mempunyai pengaruh yang sedikit terhadap sudut 0

Meneruskan ciri dari Fast-decoupled untuk sistem dengan Multi-node maka


submatriks N dan J dalam persamaan (3.9) dapat diabaikan sehingga menjadi:

P H
Q L V (4.1)

Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan iterasi dari kedua persamaan di atas
silih berganti, yaitu menyelesaikan P- dan Q-V dengan pengurangan 2:1 untuk
penyimpanan dan penyelesaian matriks Jacobian. Perhitungan ini mengakibatkan
iterasi yang lebih banyak, tetapi kelebihan perhitunganan ini karena waktu yang
diperlukan untuk inversi matriks Jacobian lebih cepat dan juga waktu iterasi yang
sedikit lebih pendek.

4.2 Aproksimasi Lanjutan

Berdasarkan kepada asumsi yang serupa sebelum ini, aproksimasi lanjutan dapat
dibuat untuk matriks Jacobian (4.1):

cos ik 1
i BiiVi 2 (4.2)
Gik sin ik Bik cos ik
Elemen matriks Jacobian persamaan (3.11) akan menjadi:
H ii Pi / i Vi BiiVi Lii Vi BiiVi
(4.3)
H ik Pi / k Vi BikVk Lik Vi BikVk
atau

Pi / Vi Vi Bii i BikVk k
ki
k i (4.4)
Qi / Vi Bii Vi Bik Vk
ki
k i

Persamaan pertama menghubungkan P dengan . Oleh karena itu untuk semua


variabel yang mempengaruhi kepada Q dapat diabaikan. Sebagai contoh, dengan
menetapkan tegangan di sebelah kanan persamaan dengan 1.0, maka menghasilkan:
P / V B , (4.5a)

9 METODE NEWTON-RAPHSON FAST-DECOUPLED | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

Q / V B ,, V (4.5b)
Matriks B' dan B" adalah negatif bagian imajiner matriks admitansi, tanpa baris dan
kolom dari node rujukan (referensi). Konvergensi yang lebih cepat dapat dihasilkan
dengan mengabaikan resistansi pada B'. Oleh karena itu persamaan B dan B
menjadi:
x
Bik' 1 / x ik Bik'' 2 ik 2
Rik X ik
(4.6)
Bii 1 / x ik Bii Bik
' ''

k i k i

Waktu konvergensi dapat dikurangi lagi dengan membuat simplifikasi sebagai


berikut:
a) Abaikan dari B' untuk semua unsur yang menyebakan perubahan pada Q,
seperti shunt reactors, shunt capacitors dan off nominal pada phase
transformer taps.
b) Abaikan dari B" phase-shifters yang menyebabkan perubahan pada P.

4.3 Perhitungan Secara Iterasi

Dengan asumsi yang dibuat, matriks B' dan B" menjadi matriks real, simmetri,
gersang dan konstan oleh karena itu elemen matriknya merupakan admitansi
rangkaian. Matrik tersebut merupkan matriks Jacobian dimana elemennya adalah,
yang dapat diinversi, oleh karena itu diperlukan hanya satu kali inversi saja. Apabila
teknik matriks gersang yang digunakan maka proses inversi dengan menggunakan
faktorisasi dapat dilakukan hanya sekali saja untuk seluruh proses penyelesaian.
Walaupun aproksimasi persamaan Jacobian digunakan, persamaan beda daya
(power mismatch) akan didapatkan secara tepat. Oleh karena itu, akurasi
penyelesaiannya adalah sama dengan metode Newton-Raphson. Perbedaan utama
untuk decoupled aliran-beban adalah bahwa gradien penyelesaiannya adalah konstan.
Gradien konstan mempunyai nilai konvergensi geometri yang lebih lambat dari nilai
kuadratik metode Newton-Raphson. Biasanya konvergensi didapatkan pada 6 s.d. 8
iterasi. Seperti yang telah didiskusikan sebelumnya, inversi matrik Jacobian konstan
dibuat sekali saja dan dalam setiap iterasi tidak ada proses inversi sehingga flop
(perkalian/pembagian) matriks juga berkurang. Oleh karena itu waktu yang
diperlukan satu iterasi lebih cepat dari satu iterasi Newton-Raphson. Waktu
penyelesaiannya kurang lebih adalah linear dengan ukuran dari sistem yang
diselesaikan.

10 METODE NEWTON-RAPHSON FAST-DECOUPLED | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University
Analisis Sistem Daya II
Studi Aliran Daya
Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D

Mula dengan nilai


V r 1 dan r 0

Faktorkan B' dan B" dengan Sparsiti

Lelar = Lelar + 1

Gelung bas i dari bas i=1 hingga Nb

rujukan
jenis bas ?
bukan rujukan

Hitungkan
P r / V r dari Pers (2.13)

Selesai untuk
r
dari Pers(4.5a)

Mutakhirkan
r1 r r

PV
jenis bas ?
PQ
Hitungkan
Q r / V r dari Pers (2.14)

Selesai untuk
V r dari Pers (4.5b)

Mutakhirkan
V r1 V r V

Tidak menumpu
P ; Q

Tumpu
Hitungkan Q untuk nod PV pers(2.8)
P dan Q untuk rujukan (2.7) dan (2.8)

Jawapan

Flowchart untuk penyelesaian aliran beban dengan metode Fast-Decoupled.

11 METODE NEWTON-RAPHSON FAST-DECOUPLED | Electric Power Engineering


Department of Electrical Engineering, Brawijaya University

Anda mungkin juga menyukai