Anda di halaman 1dari 3

Yesi Erika

1414071101

SistemInformasi (TugasTerstruktur 2)

Di tengah kemelut perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia yang


berkembang begitu pesat dan cepat, terkadang membuat perindustrian buku dapat terancam
kegiatan produksinya. Ini juga memungkinkan tingkat penjualan buku yang relatif menurun
disbanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Belum lagi, seiring dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin merakyat di tengah kehidupan masyarakat
Indonesia, ada beberapa hal yang memicu menurunnya perbukuan di Indonesia dalam dua tahun
terakhir ini, diantaranya adalah:
1. Isu harga buku yang relatif mahal

Harga buku yang saat ini terbilang relatif mahal. Menurut tulisan Masni dalam web UGM,
beberapa tahun belakangan ini harga buku yang mahal menjadi rumor yang berkembang di
kalangan mahasiswa dan masyarakat pencinta buku. Dengan mahalnya harga buku, maka
mengakibatkan para konsumen buku terkadang harus merogok saku atau dompetnya lebih dalam
untuk mendapatkan sebuah buku yang mereka ingin beli. Artinya bahwa buku yang berkembang
saat ini di Indonesia memang terbilang cukup mahal untuk kalangan mahasiswa dan masyarakat
pecinta buku.

2. Perbandingan harga buku, kualitas buku, dan tempat penjualan

Faktor kedua adalah tidak seimbangnya antara harga buku dengan kualitas buku. Misalnya saja
masyarakat sering menemukan buku dengan lembaran dan kualitas terbitan yang sama tetapi
dengan perbedaan harga hingga berapa kali lipat. Ditambah lagi, jika masyarakat
membandingkan harga antar toko buku, maka umumnya akan ditemukan beda harga yang cukup
kontras antara toko buku ternama setingkat Gramedia yang relatif lebih mahal dari toko biasa.
Apakah teknologi digital akhirnya membuat industri buku konvensional menurun?

Keberadaan buku digital setelah bertahun-tahun memperlihatkan pengaruhnya masih sangat


kecil. Revenue belum signifikan dibandingkan dengan cetak, masih sekitar dua persen. Contoh di
Rosdakarya, kami mendigitalkan buku sejak 2011, hampir 5 tahun. Masih belum kelihatan
hasilnya, belum signifikan. Namun, saat kami kerja sama dengan platform buku digital global,
hasilnya lumayan. Ternyata, buku-buku Indonesia diminati, dalam waktu singkat lumayan
hasilnya. Ke depan, mau tidak mau, kami memang harus ikut tren digital. Pemerintah juga
melaksanaan pengadaan buku melalui digital. Karena sebagian besar pembelian dari pemerintah,
ya kami harus ikut tren itu.

Di era serba digital ini, manusia telah dimudahkan dengan berbagai teknologi yang ada.
Kemudahan itu merambat juga ke dunia perbukuan. Munculnya ebook atau buku elektronik
sangat membantu penikmat buku, dengan hanya mengandalkan gadgetnya mereka dapat
membawa perpustakaan pribadi kemana saja.

Keunggulan ebook yang paling menonjol tentu dapat dilihat dari segi harga yang lebih murah.
hal ini disebabkan karena ebook tidak memerlukan biaya produksi seperti halnya buku cetak.
Ebook bisa dikatakan bersifat abadi, berbeda dengan buku cetak yang rawan sobek, rusak, dan
lain-lain.
Sumber :

http://www.map.ugm.ac.id/index.php/component/content/article/20-map-corner/177-
membongkar-industri-perbukuan-nasional

http://www.itoday.co.id/pendidikan/dunia-perbukuan-indonesia-di-ujung-tanduk
http://info.pikiran-rakyat.com/serial-konten/industri-penerbitan-harus-ikut-tren-digital

Anda mungkin juga menyukai