Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glioma merupakan tumor otak primer paling banyak dijumpai (50%) yang
pada orang dewasa letaknya berada di supratentorial dan berasal dari korteks dan
hemisfer otak. Pada anak-anak 70% terletak di infratentorial yang berasal dari
serebelum, batang otak, dan mesensefalon. Rasio antara penderita pria dan wanita
adalah 55:45. Penatalaksanaan tumor ini yaitu dengan bedah atau kemoterapi

Glioblastoma multiforme merupakan tumor otak primer kelompok


neuroepitel tersering dan neoplasma yang paling ganas (Kohler et al., 2011; Louis
et al., 2007). Tumor ini biasanya menyerang orang dewasa dan terutama berlokasi
di hemisferium. Glioblastoma dapat timbul cepat secara de novo, tanpa lesi
prekursor yang sering disebut glioblastoma primer. Sedangkan glioblastoma
sekunder berkembang secara perlahan dari difus astrositoma (WHO grade II) atau
anaplastik astrositoma (WHO grade III). Karena sifatnya yang invasif,
glioblastoma tidak dapat sepenuhnya direseksi dan meskipun mendapat
radioterapi atau kemoterapi, kurang dari setengah pasien yang dapat bertahan
lebih dari satu tahun. Bahkan berdasarkan registri kanker oleh Beasty A. Kohler
dkk, 5 years survival untuk penderita glioblastoma yang berusia 40 60 tahun
hanya 5%. Prognosis lebih jelek pada pasien usia tua dibandingkan pasien muda
tidak dapat dihungkan dengan perifokal edema

Glioblastoma adalah tumor otak yang paling sering, terhitung sekitar 12


15% dari semua neoplasma intrakranial dan 60 75% dari tumor astrositik. Di
sebagian besar Eropa dan Amerika Utara, terdapat 3 4 kasus baru per 100 000
penduduk per tahun. Glioblastoma dapat bermanifestasi pada usia berapa pun,
tetapi paling sering terdapat pada orang dewasa, dengan puncak kejadian di antara
usia 45 dan 75 tahun.
Berdasarkan laporan kasus dari Lee TT dan Manzano GR dalam Luis (2007) pada
987 penderita glioblastoma dari Rumah Sakit Universitas Zurich, lokasi yang
paling sering terkena adalah lobus temporal (31%), lobus parietal (24%), lobus
frontal (23%) dan lobus oksipital (16%). Infiltrasi dari glioblastoma sering meluas
ke korteks yang berdekatan dan melalui corpus callosum ke belahan kontralateral.
Glioblastoma yang berlokasi ganglia basal dan talamus juga tidak jarang, terutama
pada anak-anak. Glioblastoma dari batang otak jarang terjadi dan sering
menyerang anak-anak. Serebelum dan sumsum tulang belakang merupakan lokasi
yang paling jarang ditempati oleh neoplasma ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Glioblastoma masih sering disingkat GBM adalah kelas tertinggi glioma


(kelas IV) tumor, adalah yang paling bentuk ganas astrocytoma, dan ini identik
dengan glioma kelas IV. Fitur histologis yang membedakan glioblastoma dari
semua nilai lain kehadiran nekrosis (sel-sel mati) dan peningkatan pertumbuhan
abnormal pembuluh darah sekitar tumor. tumor kelas IV selalu berkembang pesat
dan sangat ganas

2.2 Etiologi

Tumor otak tidak dapat dicegah. Penyebab ini tumor dan jenis lain dari
tumor otak tidak diketahui. Gen adalah blok bangunan fundamental ditemukan di
semua sel-sel tubuh. Para ilmuwan telah mengidentifikasi kelainan pada gen
kromosom yang berbeda yang mungkin memainkan peran dalam perkembangan
tumor. Namun, apa yang menyebabkan mereka Kelainan masih belum pasti.
Para ilmuwan sedang melakukan lingkungan, pekerjaan, penelitian
keluarga dan genetik untuk mengidentifikasi link umum di antara pasien.
Meskipun banyak penelitian tentang bahaya lingkungan, tidak ada penyebab
langsung telah ditemukan. Mayoritas tumor otak tidak turun-temurun. Otak tumor
dapat disebabkan oleh sindrom warisan genetik, seperti Neurofibromatosis, Li-
Frameni, Von Hippel-Lindau, Turcot dan berbonggol Sclerosis, tapi ini hanya
mempengaruhi 5% pasien.

2.3 Klasifikasi

Astrositoma, secara umum dan yang paling banyak dipakai, menurut World
Health Organization dibagi didalam beberapa tipe dan grade:
1. Astrositoma Pilositik (Grade I)

Tumbuh lambat dan jarang menyebar ke jaringan disekitarnya. Tumor ini biasa
terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Mereka dapat disembuhkan secara
tuntas dan memuaskan. Namun demikian, apabila mereka menyerang pada tempat
yang sukar dijangkau, masih dapat mengancam hidup.

2. Astrositoma Difusa (Grade II)

Tumbuh lambat, namun menyebar ke jaringan sekitarnya. Beberapa dapat


berlanjut ke tahap berikutnya. Kebanyakan terjadi pada dewasa muda.

3. Astrositoma Anaplastik (Grade III)

Sering disebut sebagai astrositoma maligna. Tumbuh dengan cepat dan menyebar
ke jaringan sekitarnya. Sel-sel tumornya terlihat berbeda dibanding dengan sel-sel
yang normal. Rata-rata pasien yang menderita tumor jenis ini berumur 41 tahun.

4. Gliobastoma multiforme (Grade IV)

Tumbuh dan menyebar secara agresif. Sel-selnya sangat berbeda dari yang
normal. Menyerang pada orang dewasa berumur antara 45 sampai 70 tahun.
Tumor ini merupakan salah satu tumor otak primer dengan prognosis yang sangat
buruk. Grade I dan II juga dikenal sebagai Astrositoma berdifrensiasi baik (Well
differentiated astrocytomas).

2.4 Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda-tanda yang umum dari glioblastoma berupa gejala peningkatan
tekanan intrakranial, seperti sakit kepala, mual, muntah dengan disertai papil
edema. Sepertiga pasien dapat mengalami kejang epilepsi. Gejala neurologis non-
spesifik seperti sakit kepala dan perubahan kepribadian juga dapat terjadi. Gejala
lain mungkin juga terjadi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1. CT-Scan
Glioblastoma Multiforme:

Gambaran CT bervariasi, hal ini merefleksikan gambaran patologinya yang


heterogen. Pola yang khas, lesi berdensitas campuran yang heterogen atau
hipodens, yang pada pemeriksaan paseakontras menunjukkan bentuk yang
ireguler dengan pola enhancement cincin yang ketebalannya bervariasi, dan
biasanya ada efek masa. Adanya penebalan dan pelebaran dari septum pelusidum
yang tampak path enhanced sean sangat spesifik untuk neoplasma intraaksial. Hal
ini tampak pada glioma dan metastasis tetapi tidak tampak pada meningioma atau
adenoma hipofisis.

2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)


MRI Scan dengan penampakan tumor pada potongan axial dan sagital ialah
metode pilihan pada kasus-kasus curiga astrositoma. MRI memberikan garis batas
tumor lebih akurat dibandingkan dengan CT Scan, dan MRI Scan yang teratur
dapat dilakukan sebagai follow up pasca penatalaksanaan. Dengan CT Scan,
Astrositoma biasanya terlihat sebagai daerah dengan peningkatan densitas dan
menunjukkan peningkatan setelah penginfusan dari bahan kontras. Pergeseran
struktur-struktur garis tengah dan penipisan daripada dinding ventrikel lateralis di
sisi tumor dapat terlihat.

2.6 Diagnosa

Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter Anda akan mulai dengan
pemeriksaan neurologis diikuti oleh MRI atau CT scan. scan dapat dilakukan
dengan pewarna kontras yang membuat perbatasan dan rincian tumor lebih
terlihat. Jika Anda memiliki tumor, scan akan membantu dokter Anda
menentukan ukuran, lokasi dan jenis kemungkinan tumor. Beberapa dokter juga
dapat meminta MRS (magnetik spektroskopi resonansi) Scan yang mengukur
kimia dan tingkat mineral dalam tumor. Pengukuran tersebut dapat memberikan
saran apakah tumor ganas atau jinak. Hal ini juga dapat membantu membedakan
tumor otak dari masalah medis lainnya, seperti infeksi (TBC, parasit, bakteri dan
jamur), demielinasi (penyakit yang merusak myelin, atau selubung pelindung, dari
otak neuron) atau stroke. Pada MRI dengan kontras, kelas tinggi glioma
menunjukkan terang (ini disebut perangkat tambahan); rendah glioma kelas sering
tidak meningkatkan dengan kontras, atau sedikit meningkatkan. Namun, hanya
pemeriksaan dari jaringan tumor pasien di bawah mikroskop dan molekul Analisis
dapat mengkonfirmasi diagnosis yang tepat.

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan pada astrositoma maligna:

1. Operasi:

Reseksi agresif dengan pengangkatan seluruh massa yang mengganggu ialah


tujuan utama dari operasi. Pada kebanyakan pasien, eksisi total secara umum
meningkatkan fungsi neurologis, mengurangi oedema didaerah sekitar dan
memperpanjang ketahanan hidup. Walau ketika tumor melibatkan area yang
penting di otak, evaluasi pre-operasi dengan fungsional MRI (fMRI) dan
pemetaan intra-operatif terkadang dapat memudahkan ahli bedah saraf yang
terampil untuk mengeksisi lesi-lesi ini secara keseluruhan. Eksisi total juga
memudahkan ahli Patologi Anatomi untuk menegakkan diagnosis yang akurat.
Batas reseksi harus diukur dengan post-operatif MRI, dilakukan 72 jam post-
operatif, karena pengangkatan tumor intra-operatif terkadang tidak akurat. Tumor
yang bersifat multifokal, bilateral, atau yang melibatkan struktur yang peka seperti
thalamus,tidak boleh diangkat pada operasi. Pada pasien-pasien tersebut dilakukan
biopsy stereotaktis pada jaringan tumor.

2. Radioterapi:

Merupakan penatalaksanaan non operatif yang paling penting untuk glioma


grade tinggi. Pada orang dewasa, terapi radiasi biasanya mengikuti biopsi atau
operasi. Ada berbagai jenis radiasi yang mungkin diberikan menggunakan
berbagai dosis dan jadwal. difraksinasi radiasi sinar eksternal konvensional
Standar radiasi diberikan lima hari seminggu selama lima atau enam minggu.
radiasi sinar eksternal sebenarnya adalah radiasi yang sama Anda dapatkan
dengan X-ray dada yang sederhana. radiasi konvensional untuk astrocytomas
bermutu tinggi adalah biasanya ditujukan pada lokasi tumor dan daerah sekitar
tumor.
Suatu bentuk radiasi lokal dapat digunakan untuk meningkatkan radiasi
konvensional. Sebagian besar bentuk radiasi lokal mengobati tumor sekaligus
melindungi sel-sel sehat mengelilingi tumor. Mereka termasuk:
1. Radiasi Konform foton, yang dapat disampaikan dengan beberapa metode
termasuk intensity- termodulasi terapi radiasi (IMRT) dan 3-D Konformal
terapi radiasi, yang kontur balok radiasi untuk mencocokkan bentuk dan
ukuran tumor.
2. Gambar-dipandu terapi radiasi (IGRT) adalah teknik menggunakan
teknologi pencitraan pada saat setiap perawatan untuk memverifikasi
bahwa pasien berada di sebelah kanan posisi dalam milimeter.
3. Proton terapi sinar adalah sebuah alternatif untuk standar radiasi, yang
menyediakan distribusi dosis superior untuk dosis tinggi pada tumor dan
menghindari jaringan sehat dan mengurangi toksisitas keseluruhan
3. Kemoterapi:

Dari penelitian yang dilakukan para ahli, 20% dari pasien yang memakai
kemoterapi nitrosourea terlihat memiliki angka ketahanan hidup yang lebih
panjang. Namun banyak dokter sekarang ini memakai temozolomide.
Temozolomide ialah obat yang bersifat alkylating agent, diberikan per oral.
Secara empiris sangat baik pengaruhnya untuk perawatan pasien yang menderita
glioma ganas yang kambuh kembali dan telah menjadi standard pengobatan untuk
kasus-kasus seperti itu.

2.8 Prognosa

Pasien dengan Astrositoma grade rendah dapat bertahan hidup sampai lima
tahun. Rentang kemampuan untuk bertahan hidup bervariasi, dimana beberapa
pasien hanya dapat bertahan selama satu tahun, tetapi ada yang sanggup untuk
bertahan hidup hingga sepuluh tahun ke depan. Sebagian besar pasien meninggal
karena tumor yang telah berkembang ke grade yang lebih tinggi.
Pasien yang menderita glioblastoma multiform sebagian besar hanya dapat
bertahan sampai satu tahun, sedangkan pada anaplastic astrocytoma rata-rata
dapat bertahan hidup sampai tiga tahun. Tumor sering kali muncul kembali lokal
dan secepatnya harus diterapi kembali. Namun, sebagian pasien dapat hidup
sampai sepuluh tahun tanpa adanya tumor rekuren.
BAB III
KESIMPULAN

Glioblastoma masih sering disingkat GBM adalah kelas tertinggi glioma


(kelas IV) tumor, adalah yang paling bentuk ganas astrocytoma, dan ini identik
dengan glioma kelas IV. Fitur histologis yang membedakan glioblastoma dari
semua nilai lain kehadiran nekrosis (sel-sel mati) dan peningkatan pertumbuhan
abnormal pembuluh darah sekitar tumor. tumor kelas IV selalu berkembang pesat
dan sangat ganas.

Pasien yang menderita glioblastoma multiform sebagian besar hanya dapat


bertahan sampai satu tahun, sedangkan pada anaplastic astrocytoma rata-rata
dapat bertahan hidup sampai tiga tahun. Tumor sering kali muncul kembali lokal
dan secepatnya harus diterapi kembali. Namun, sebagian pasien dapat hidup
sampai sepuluh tahun tanpa adanya tumor rekuren.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Brain Tumor Association. 2007. Low Grade Astrocytoma. Illinois
American Brain Tumor Association.
2. American Brain Tumor Association. 2016. Glioblastoma and Malignant
Astrocytoma. Illinois American Brain Tumor Association.
3. Rich JN.Malignant Neural Tumors.In: Johnson RT,Griffin JW,McArthur
JC,Current Theraphy in Neurologic Disease. 6th ed.London.
4. Kleihues P, Cavanee WK editor.2000. World Health
Organization.Classification of tumours. Pathology and genetics-tumours of
the nervous system. Lyon: IARC Press.
5. Rowland, Lewis P. 2005. Merritt's Neurology, 11th Edition. Lippincott
Williams & Wilkins. Hal: 394-405.

Anda mungkin juga menyukai