Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan Magang Kerja Institusional bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Bengkulu merupakan mata kuliah pilihan wajib, yang harus diambil oleh setiap mahasiswa

sesuai dengan Kurikulum Program Studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Bengkulu. Kegiatan magang mahasiswa bertujuan untuk :

a. Memberikan keterampilan kerja, pengalaman praktik kerja serta bersosialisasi

dan berinteraksi dalam dunia kerja.

b. Memberikan pengetahuan prosedur pelayanan baik secara formal dan dasar-

dasar yuridis yang menjadi dasar pijakan untuk melaksanakan

aktifitas/operasional suatu instansi.

c. Mengenal instansi/institusi yang menangani masalah-masalah tertentu dengan

baik secara berjenjang (dari unit terbawah sampai unit yang tertinggi).

d. Dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab serta mengenal dunia kerja

sebelum mahasiswa tersebut masuk ke pasar kerja yang sesungguhnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu

Nomor : 26/J30.1.11/HK/2004 tanggal 06 Januari 2004, Kegiatan Magang Mahasiswa

Fakultas Hukum dibagi ke dalam 3(tiga) bentuk/jenis yaitu :

1. Magang perkantoran, yaitu : bekerja dan ditempatkan di kantor pada dinas

instansi pemerintah atau perusahaan swasta atau LSM.

1
2. Magang di daerah dan kelompok masyarakat bermasalah, yaitu : kegiatan

magang mahasiwa yang ikut memformulasikan serta menyelesaikan konflik

massal di suatu daerah.

3. Magang Kerja Institusional, yaitu : magang mahasiswa yang dilakukan pada

beberapa instansi pemerintah pusat dan atau lembaga-lembaga tinggi Negara

maupun instansi swasta di Jakarta.

Dengan adanya tiga jenis/bentuk pelaksanaan magang tersebut dan berdasarkan

usulan mahasiswa regular dan ekstensi, maka panitia pelaksana yang diangkat dengan

Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu Nomor :

1999/UN30.8/HK/2017 tanggal 15 Semtember 2017, telah sepakat untuk melaksanakan

kegiatan magang jenis/bentuk ke-3 (ke-tiga), yaitu : Magang Kerja Institusional di

beberapa lembaga tinggi Negara dan instansi swasta di Jakarta.

Pelaksanaan Magang Kerja Institusional Tahun 2017 di Jakarta tersebut

dilaksanakan dari tanggal 15 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 21 Oktober 2017.

Pelaksanaan kegiatan ini akan diselenggarakan dan disesuaikan dengan ketentuan yang

berlaku yaitu setara dengan 2 SKS atau 160 jam efektif di lapangan. Pada Magang Kerja

Institusional Tahun 2017 di Jakarta yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu ini, yaitu : sebagai Pelindung adalah Dekan Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu, yang Diketahui oleh Ketua Laboratorium Hukum Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu, jumlah Tim Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) adalah 5 (lima)

orang, 1 (satu) orang Tenaga Administrasi Laboratorium Hukum Fakultas Hukum

2
Universitas Bengkulu danjumlah peserta magang yakni jumlah mahasiswa/i yang terdaftar

dan telah memenuhi persyaratan akademis maupun administrasi sebagai peserta Magang

Kerja Institusional tercatat sebanyak 123 (seratus duapuluh tiga) orang mahasiswa/i

Program Reguler,13 (tiga belas) orang mahasiswa/i Program Ekstensi, jadi total jumlah

keseluruhan peserta Magang Kerja Institusional Tahun 2017/2018 di Jakarta adalah 136

(seratus tiga puluh enam) orang mahasiswa/i.

Pengalaman yang diperoleh mahasiswa selama melaksanakan kegiatan magang ini,

diharapkan dapat memberikan kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi dengan

lingkungan tempat magang dan dengan team work.

Peserta Magang Kerja Institusional akan mengunjungi beberapa lembaga Negara

dan lembaga swasta di Jakarta. Kegiatan Magang Kerja Institusional ini dilaksanakan

dengan maksud adalahdalam upaya untuk meningkatkan wawasan, pengalaman,

keterampilan kerja, meningkatkan disiplin pribadi dan ilmu pengetahuan mahasiswa

Fakultas Hukum terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan instansi-

instansi/lembaga-lembaga baik itu pemerintah, non-pemerintah (swasta) dan profesi, yang

bidang kegiatannya relevan dengan bidang ilmu hukum, yang berkedudukan di Jakarta.

Selain itu, mahasiswa dapat mengenal secara langsung instansi-instansi/lembaga-lembaga

yang terkait dengan bidang hukum tersebut. Beberapa instansi/lembaga terkait yang

dikunjungi mahasiswa dalam kegiatan Magang Kerja Institusional ini adalah :

1. Divisi Humas Dan Maber Polri.

2. Kementrian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI.

3
3. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Republik Indonesia (KPAI).

4. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha Republik Indonesia (KPPU RI).

5. Kementrian Perencanaan Oembangunan Nasional (Bapennas).

6. Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi

Republik Indonesia

7. Ombudsman Republik Indonesia

8. Lembaga erlindungan Saksi dan Korban Republik Indonesia (LPSK RI)

Instansi/ lembaga tersebut nantinya diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa

untuk menata karir di bidang hukum.

Selama berkunjung ke beberapa instansi tersebut, mahasiswa dibimbing dan

diarahkan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk melihat, mendengar dan

memperhatikan serta menanyakan semua hal yang tidak diketahui dan ingin diketaui.

Mahasiswa peserta magang harus mengikuti pemaparan materi yang disampaikan

narasumber di instansi yang dikunjungi serta mempelajari struktur organisasi, fungsi,

tugas, wewenang dan tanggung jawab serta jasa-jasa/layanan yang diberikan kepada

masyarakat (yang dijual). Mempelajari Sistem Administrasi Umum, Pembinaan Sumber

Daya Manusia, serta dasar-dasar hukum pelaksanaan kegiatan serta kegiatan-kegiatan

lainnya yang ada di instansi tersebut.

Dalam Laporan Magang Kerja Institusional Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu ini Penulis mencoba untuk memaparkan hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan instansi/lembaga tempat magang seperti : Laporan lengkap tiap institusi

4
yang dikunjungi (hari, tanggal, waktu, tempat, alamat, judul materi, nama pemberi

materi/narasumber,nama moderator) dan sejarah pembentukan, visi dan misi, tugas dan

wewenang, struktur organisasi, fungsi, tanggung jawab, dasar-dasar hukum pelaksanaan

kegiatan yang ada di instansi serta pada uraian/materi, Penulis membahas tentang

PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN

KEKERASAN

Mahasiswa/i peserta Magang Kerja Institusional Tahun 2017 di Jakarta yang

menyelesaikan kegiatan dengan baik akan mendapatkan penilaian dari Dosen Pembimbing

Lapangan (DPL) dan mendapatkan sertifikat magang.

5
BAB II

DESKRIPSI INSTITUSI

A. Divisi Humas dan Mabes Polri

Hari : Senin.

Tanggal : 16 Oktober 2017.

Waktu : 08.00-11.30 WIB.

Tempat : Divisi Humas dan Mabes Polri

Alamat : Jalan Trunojoyo No. 3 Kebayoran Baru, Jakarta

Selatan 12110

Judul Materi : Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia

Dalam Menanggulangi Radikalisme di Indonesia.

Nama Pemberi Materi/Narasumber : 1. Jendral Drs. Ridwanto, S.H. M.Hum.

2. Kompol Jim Briliant (Direktorat penegakan

densus 88)

6
Visi dan Misi dari Divisi Humas dn Mabes Polri

VISI

Terjuwudnya postur Humas Polri yang Profesional, bermoral dan modern

dibidang kehumasan guna membangun objektivitas, kepercayaan dan partisipasi

masyarakat

MISI

Berdasarjkan pernyataan visi yang dicita-citakan tersebut, selanjutnya diuraikan

dalam misi Divhumas Polri yang mencerminkan koridor tugas-tugas sebagai berikut :

1. Membangun kemampuan kehumasan personil Polri dengan baik SDM,

Sarpras, Sismet, anggaran menuju Front Office Polri;

2. Menjalin kerjasama dengan komponen masyarakat dan pelaku komunikasi;

3. Mencari,menghimpun,mengolah,mendistribusi, menyimpan informasi dan data

secara menyuluruh, cepat, tepat dan akurat melalui jaringan terbuka dan mudah

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjalin komunikasi dua arah;

4. Mendukung kegiatan Kepolisiandan operasi kepolisian;

5. Kesiapan Polri atas kewajiban memberikan pelayanan informasi publik yang

sudah diberlakukannya UU KIP, Sehingga realisasi Humas Polri sebagai Front

Office segera diwujudkan. Karena itu diperlukan dukungan SDM, sarana

prasarana berbasis TI, Sistem dan metoda serta anggaran yang memadai.1

1
https://humas.polri.go.id/visi-misi-humas-polri/ diakses hari senin , tanggal 23 oktober 2017 pukul 22:51
WIB

7
Sebelum masuk kemateri Bapak Rikwanto memaparkan bahwa ada lima

Commander Wish Kapolri yaitu, Reformasi Kulturul yang terdiri dari menekankan budaya

kompetitif dan sosok polisi yang humanis, perbaikan layanan publik, peningkatan

profesionalisme dalan penegakan hukum, peningkatan stabilitas komtobnas, serta

manajemen media yang di gunakan melalui pendekatan THO media mainstream, kelola

media sosial dan digunakan intelijen media.

Dahulu hanya ada empat saja yang termasuk ke dalam Commander Wish Kapolri,

namun sejak berkembangnya zaman yang semakin canggih maka mabes polri melayani

masyarakat dengan menambah satu lagi pelayanan yaitu melalui manajemen media. yang

di karenakan media kini telah hampir digunakan oleh seluruh umat manusia di kalangan

masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, serta orang tua. Sehingga Bapak

Rikwanto berpendapat bahwa ada empat lembaga konstitusi yang ada di Indonesia yaitu

lembaga Legislatif, Eksekutif, Yudikatif, dan Media Sosial.

Rangkaian peristiwa pemboman yang terjadi di wilayah Negara Republik Indonesia

telah menimbulkan rasa takut masyarakat secara luas, mengakibatkan hilangnya nyawa

serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak menguntungkan

pada kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan hubungan Indonesia dengan dunia

internasional. Peledakan bom tersebut merupakan salah satu modus pelaku terorisme yang

telah menjadi fenomena umum di beberapa negara. Terorisme merupakan kejahatan lintas

negara, terorganisasi, dan bahkan merupakan tindak pidana internasional yang mempunyai

jaringan luas, yang mengancam perdamaian dan keamanan nasional maupun internasional.

8
Pemerintah Indonesia sejalan dengan amanat sebagaimana ditentukan dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam memelihara

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial,

berkewajiban untuk melindungi warganya dari setiap ancaman kejahatan baik bersifat

nasional, transnasional, maupun bersifat internasional. Pemerintah juga berkewajiban

untuk mempertahankan kedaulatan serta memelihara keutuhan dan integritas nasional dari

setiap bentuk ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk itu, maka

mutlak diperlukan penegakan hukum dan ketertiban secara konsisten dan

berkesinambungan.

Redikalisme adalah suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan

bersifat revolusioner dengan membalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis ini di atur di

dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Korupsi. Adapun

faktor yang mempengaruhi motivasi bergabung dalam terorisme adalah di karenakan

faktor Domestik contoh dari faktor ini ialah, kemiskinan, ketidak adilan dan merasa

kecewa dengan pemerintah, lalu faktor Internasional yang mana contohnya seperti kasus di

Ronghya, kemudian terakhir dikarenakan faktor Kultural seperti,, Agama yang dangkal

mengenai penafsiran kitab suci yang sempit (Harfiyah).

Radikalisme dan Terorisme berpotensi terjadi terhadap orang atau kelompok

mengenai keagamaan. Adapun strategi penanggulangan Terorisme dengan Kontra Radikal,

9
Naratif, Preventif Yustisial, dan dikalisasi. Adapun tahapan deradikalisasi mengenai

Teroris ialah identifikasi, Rehabilitasi, Reedukasi, dan Resosialisasi ini bagian tugas dari

Tim Densus 88. Mengenai Radikal pun Prof.Jayasuprada berpendapat bahwa Radikal

Mempunyai sisi Positif dan sisi Negatif tergantung pada sisi mana cara pandangnya.

10
B. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK

Hari : Senin.

Tanggal : 16OKTOBER 2017.

Waktu : 13.00-16.00 WIB.

Tempat : Kementerian pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak

Alamat : Jalam Medan Merdeka barat No. 15 Jakarta,

Judul Materi : Efektivitas Program Three Ends Kementerian

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Republik Indonesia Terhadap Tingkat Kekerasan

Perempuan dan Anak.

Nama Pemberi Materi/Narasumber : Usman Basumi, S.Si., S.E

Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan,

pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan

penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti

binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial

11
yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang. Istilah kekerasan juga mengandung

kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda

biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.

Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat KDRT) adalah tindakan yang dilakukan di

dalam rumah tangga baik oleh suami, istri, maupun anak yang berdampak buruk terhadap

keutuhan fisik, psikis, dan keharmonisan hubungan sesuai yang termaktub dalam pasal 1

UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU

PKDRT).

Kasus yang sering terjadi di antaranya Gander Base Violence, yang meliputi

kekuasaan, pengetahuan, Class sosial, dan tubuh. Terjadinya GBV adanya ketidak adilan

dan ketidak setaraan antara laki-laki dan perempuan akibat dari kesenjangan: Akses, Peran,

Kontrol dan Manfaat terhadap sumber daya pembangunan dan kebutuhan masing-masing

pihak.

Dan terjadinya GBV pula ini karena adanya keinginan, hasrat, naluri, nafsu, obsesi,

target. Untuk dominan, superior, dan menguasi. Maka lembaga KPPA membuat program

Three ENDS dalam penghapusan KDRT. Yang terdiri dari KTPA (kekerasan terhadap

perempuan dan anak), TTPO (tindak pidana perdagangan orang), dan Kesenjangan akses

ekonomi. Yanag mana apabila ada pelaporan kasus dapat di klasifikasikan kedalam tindak

pidana yang mana yang terjadi.

Di indonesia hampir 28,4 juta perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah

tangga, yang mana di aniaya oleh pasangannya sendiri. Dan 43 kasus perceraian di

12
makassar dalam sehari yang profesinya sebagai guru ini di akibatkan seorang suami tidak

dapat memenuhi kebutuhan istrinya dan sedangnkan istri berpendapatan penghasilan yang

lebuh dari suami sehingga banyak istri yang berprofesi menjadi guru mengajukan gugutan

cerai ke pengadilan terhadap suami.

Disini KPPA sebagai tempat atau wadahnya perlindungan perempuan dan anak

lebih menindaklanjuti atas kasus-kasus yang menimpa perempuan dan terutama anak yang

mengakibatkan kekerasan Fisik, Psikis, Sexual dan penelantaran, Sehingga membuat

program three ENDS agar lebih mengurai kekerasan terhadap perempuan dan anak.

13
C. KOMISI PERLIDUNGAN ANAK INDONESIA REPUBLIK

INDONESIA (KPAI)

Hari : Selasa.

Tanggal : 17 Oktober 2017.

Waktu : 08.30 11.30 WIB.

Tempat : Komisi Perlindungan Anak Indonesia Republik

Indonesia

Alamat : Jalan Teuku Umar No. 10 Gondangdia Menteng

Jakarta Pusat DKI Jakarta, Indonesia

Judul Materi : Efektivitas Peran Komisi Perlindungan Anak

Indonesia Republik Indonesia (KPAI) Dalam

Mencegah Bullying Di Dunia Pendidikan

Nama Pemberi Materi/Narasumber : 1. Retno Aji Pangestu (POPY)

2. Ilham

3. Randar

Mengenai evektevitas KPAI dalam melindungi anak ini lebih ke pengawasannya.

Dalam artian bahwa apabila kasus yang masuk ke dalam persidangan ini telah mencapai

sampai putusan akhir yang mana KPAI bertugas untuk mengawasi apakah putusan tersebut

telah sesuai bagi kejahatan yang di lakukan oleh pelaku dan berdasarkan Undang-Undang.

14
Di karenakan bagi korban yang mengalami atas suatu kejahatan yang dialaminya dapat

merusak Psikis, pisik, dan bahkan seksual, sehingga tidak jarang apabila korban

mengalami syok/trauma yang sangat mendalam.

Yang mana hasil perhitungan dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober

sudah 750 Kasus yang terdata pengaduannya secara langsung di KPAI dan terhitung

perharinya ada 10 kasus yang berbeda di laporkan ke KPAI. Maka tidak heran setiap

tahunnya ada 4.000 lebih kasus yang ditangani oleh KPAI sampai ke persidangan. Namun

dalam menangani kasus seperti ini KPAI memberikan solusi bagi kedua belah pihak

keluarga untuk di damikan secara musyawarah dan apabila tidak tercapai maka bisa di

lanjutkan ke persidangan pengadilan pidana anak.

Dalam menangani kasus sampai ke persidangan ini harus ada bukti laporan

terdahulu oleh kepolisisan seperti di amanakan oleh UU No. 11 Tahun 2012 Tentang

Sistem Peradilan Anak, sehingga pihak KPAI dapat menindak lanjuti ke tahap berikutnya.

Dan kasus yang paling banyak di tangani oleh KPAI ialah kasus mengenai ABH (anak

butuh bantuan), pengasuhan, dan pendidikan. Ketika anak di bawah umur 18 tahun yang

menjadi pelaku maka ia sebagai juga korban, yang mana disini perlu untuk di lindungi

sebab kasus anak ini adalah kasus lex spesialis (khusus).

Dan apabila di pidana anak yang di bawah umur 18 tahun tersebut maka putusan

pemidanaannya ialah yang paling ringan dan evektivitasnya di Rehabilitasi. Namun

apabila di atas umur 18 tahun maka hukumannya di perberat di tambah sepertiga

hukumannya dengan evektivitas jera.

15
D. KOMISI PENGAWASAN PERSAINGAN USAHA REPUBLIK

INDONESIA (KPPU)

Hari : Selasa

Tanggal : 17 oktober 2017

Waktu : 13.30 16.00 WIB.

Tempat : Komisi pengawasan persaingan usaha republik

indonesia (KPPU RI)

Alamat : Jalan ir. H Juanda No. 36 Jakarta Pust 10120 DKI

Jakarta

Judul Materi : Peran Komisi pengawas persaingan usaha republik

indonesia dalam mengawasi prakterk dumping oleh

pelaku usaha asing di indonesia

Nama Pemberi Materi/Narasumber : 1. M. Sarkah Virauh

2. Sarkawi

3. Hilman Hujana

16
Disahkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta berdirinya Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU) merupakan upaya untuk mewujudkan Keinginan menciptakan

persaingan usaha yang sehat. Undang -undang Nomor5 Tahun 1999merupakan instrumen

perundang-undangan yang berusaha mewujudkan demokrasi dalam bidang ekonomi

dengan adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara untuk berpartisipasi

dalam proses produksi dan pemasaran barang dan/atau jasa dalamiklim usaha yang sehat,

efektif, dan efisien sehingga dapat mendorong pertumbuhanekonomi dan bekerjanya

ekonomi pasar yang wajar.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 berupaya untuk menjamin agar setiap orang

atau pelaku usaha yang berusaha di Indonesia selalu berada dalam situasi persaingan yang

sehat dan wajar, sehingga tidak terjadi kesenjangan ekonomi di masyarakat akibat

pemusatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu. Persaingan dalam dunia usaha merupakan

hal yang wajar, karena melalui persaingan itulah dunia usaha akan terpacu untuk

meningkatkan kualitas dan inovasinya, sehingga menjadi lebih efisien dan kompetitif.

Dalam hal inilah peran KPPU diperlukan untuk menjadi pengawas dalam dunia usaha.

KPPU merupakan lembaga yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) sebagai sumber pembiayaan kegiatannya. Oleh karena itu, KPPU

berkewajiban mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada stakeholders dan masyarakat

melalui penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dengan

menyusun LAKIP, KPPU dapat memberikan informasi bagi para stakeholder mengenai

17
kinerjanya serta mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada KPPU.

Penyusunan LAKIP setiap tahun akan mendorong KPPU untuk selalu berbenah diri dalam

mengupayakan terwujudnya good governance.

Dalam Pasal 35 UU No . 5 Tahun 1999 menjelaskan bahwa tugas dan wewenang

KPPU adalah : Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat; Melakukan penilaian

terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat; Melakukan penilaian

terhadap ada/atau tidaknya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat; Mengambil tindakan

sesuai dengan wewenang Komisi; Memberikan saran dan pertimbangan terhadap

kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha

tidak sehat; Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan UU No. 5

Tahun 1999; LAKIP Sekretariat Jenderal KPPU Persaingan Sehat Sejahterakan Rakyat;

Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan

Perwakilan Rakyat.

Dan mengenai Wewenang KPPU adalah Menerima laporan dari masyarakat

dan/atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktik monopoli dan atau

persaingan usaha tidak sehat; Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha

dan/atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli

dan/atau persaingan usaha tidak sehat; Melakukan penyelidikan dan/atau pemeriksaan

18
terhadap kasus dugaan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat yang

dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau menghadirkan pelaku usaha, saksi,

saksi ahli, atau setiap orang yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;

Menyimpulkan hasil penyelidikan dan/atau pemeriksaan tentang ada dan/atau tidak

adanya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat; Memanggil pelaku usaha

yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan UU No. 5 Tahun 1999;

Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap

mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan UU No. 5 Tahun 1999; Meminta bantuan

penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang

sebagaimana dimaksud pada angka 5 dan angka 6, yang tidak bersedia memenuhi

panggilan Komisi; Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan

penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU

No. 5 Tahun 1999; Mendapatkan, meneliti, dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat

bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan; Memutuskan dan menetapkan ada/atau

tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat; LAKIPSekretariat

Jenderal KPPU Persaingan Sehat Sejahterakan Rakyat Memberitahukan putusan Komisi

kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha

tidak sehat; Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang

melanggar ketentuan Undang-undang ini.

UU No. 5 Tahun 1999 berupaya untuk menjamin agar setiap orang atau pelaku

usaha yang berusaha di Indonesia selalu berada dalam situasi persaingan yang sehat dan

19
wajar, sehingga tidak terjadi kesenjangan ekonomi di masyarakat akibat pemusatan

ekonomi pada pelaku usaha tertentu. Persaingan dalam dunia usaha merupakan hal yang

wajar, karena melalui persaingan itulah dunia usaha akan terpacu untuk meningkatkan

kualitas dan inovasinya, sehingga menjadi lebih efisien dan kompetitif. Permasalahannya

adalah bagaimana persaingan tersebut dapat dilakukan secara sehat tanpa persekongkolan

yang dapat menimbulkan distorsi pasar, maupun kerugian pada pelaku usaha lain. Dalam

hal inilah peran KPPU diperlukan untuk menjadi pengawas dalam dunia usaha.

20
E. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

(BAPENNAS)

Hari : Rabu.

Tanggal : 18 Oktober 2017

Waktu : 08.30 11.30 WIB.

Tempat : Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan

RI

Alamat : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310

Judul Materi : Peran kementerian perencanaan pembangunan

nasional dalam mensingkronkan perencanaan pusat

dan daerah

Nama Pemberi Materi/Narasumber : Bambang Triyono (Kasubit Pemantauan Evaluasi

Pemerintahan Daerah)

Dalam perencaaan dan penganggaran pembangunan perencaan pusat dan daerah ini

di atur di dalam UU No. 25 Tahun 2004 Tentang SPPN dan UU No. 17 Tahun 2003

21
Tentang Keuangan Negara. Yang mana dalam perencanaan pembangunan jangka negara

ini di landasi pertama mengenai norma pembangunan kabinet kerja. Yang tugasnya untuk

membangun manusia dan masyarakat, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan sosial. Kedua rencana pembangunan tahunan yang tugasnya meningkatkan

monney follow program dengan pendekatan Holistik, Tematik, Integratif, dan Spasial.

Dalam musyawarah pembangunan nasional pusat dan daerah ini di

musyawarahakan melalui kementrian Bapennas, kota, dan daerah. Lalu di buat dokumen

RPJM dan di bahas di DPR dan kemenrian keuangan untuk mengalokasikan dana. Dan

apabila di setujui maka pada bulan januari di laksanakan keputusan atas musyawarah

tersebut.

22
F. KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Hari : Raabu

Tanggal : 18 Oktober 2017

Waktu : 13.30-16.00 WIB.

Tempat : Kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal

dan transmigrasi republik indonesia

Alamat : Jl. Abdul muis No.7, Gambir Jakarta Pusat, DKI

Jakarta Indonesia

Judul Materi : Peran Kementrian desa, pembangunan daerak

tertinggal , dan transmigrasi republik indonesia

dalam pemberdayaan desa (pendamping desa)

Nama Pemberi Materi/Narasumber : 1. Irjen Kemendes fajar tri sutrantno

2. Rismanto (kepala bagian)

3. Bambang sujadmiko (Kepala Bagian Luar

Negeri)

4. Anwar sanusi (Sekjen)

23
Kementrian ini baru terbentuk sejak pemerintahan Presiden Jokowi yang mana

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan

perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal,

dan transmigrasi untuk membantu Predisen dalam menyelenggarakan pemerintahan

negara.

Kementrian desa, pembangunan tertinggal, dan transmigrasi sesuai tugas dan

fungsinya yaitu mengimplementasikan nawacita ketika membangun indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatu, dan

pengemban amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang desa, meletakkan gerakan desa

membangun menjadi basis fundamental bagi kemandirian desa. Pendekatan pembangunan

desa dibutuhkan untuk melakukan akselerasi kemajuan desa. Melalui pembangunan

kawasan perdesaan, negara hadir membangun desa yang berorientasi pada memeratakan

pembangunan dalam pengembangan potensi lokal, redistribusi lahan untuk desa, membuka

lapangan pekerjaan, serta memberikan kesempatan bagi desa dan pelaku ekonomi lokal.

Dan memperkuat desa dengan cara kerja sama antar desa, serta memberdayakan

masyarakat.

Adapun program unggulan kegiatan prioritas pembangunan desa tahun 2017 ini

ada empat yang mana pertama pengembangan produk unggulan desa (Prudes) atau produk

unggulan kawasan perdesaan (Prukades) dalam meningkatkan skala ekonomi berbasis

teknologi dan inovasi, kedua BUMDESA yang mana peningkatan kapasistas manajerial,

24
perluasaan akses pasar, peningkatan skala ekonomi, penciptaan iklim usaha kondusif,

penyediaan sparas pasca panen dan bantuan permohonan, ketiga Embung Desa, dan yang

keempat Sarana Olah Raga Desa.

Filosofi dana desa ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

pemerataan pembangunan desa melalui: peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan

perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, dan memperkuat

masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan. Dalam prioritas pembangunan desa

dari dana desa ini untuk, pertama pembangunan desa yang meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta pengunggulan kemiskinan, kedua

pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan kapasitas warga atau masyarakat desa

dalam pengembangan wirausaha, penigkatan pendapatan, serta perluasan skala ekonomi

individu warga atau kelompok masyarakat dan desa. Dalam prioritas penggunaan dana

desa dipublikasikan kepada masyarakat oleh pemerintah desa di ruang publik atau runag

yang dapat diakses masyarakat desa.

Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas dari

kolusi, korupsi, dan nepotisme, perlu disediakan akses bagi masyarakat utnuk

menyampaikan aspirasi maupun pengaduan mengenai indikasi pelanggaran dan/atau

tindak pidana dalam pelaksaan program Kementrian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, Dan Transmigrasi. Salah satu upaya dalam mewujudkan pemerintah yang

bersih perlu disediakan akses bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi maupun

pengaduan mengenai indikasi pelanggaran dan/atau tindak pidana dalam pelaksaan

25
program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi kepada

penyelenggaraan pemerintah.

Dalam hal pelayanan pengaduan dari masyarakat ini, kementrian desa,

pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi membuka saluran informasi bagi mereka

yang membutuhkan informasi, jawaban, penyampaian aspirasi, huingga pengaduan,

apabila ada persoalan yang dirasa kurang tepat dalam implementasi di lapangan. Dalam

pelayanan pengaduan masyarakat ini dikelola oleh bagian informasi dan pelayanan

pengaduan Biro Humas dan Kerjasama.

26
G. OMBUDSMAN RAPUBLIK INDONESIA

Hari : Kamis

Tanggal : 19 Oktober 2017

Waktu : 08.30-11.30 WIB.

Tempat : Ombudsman reoublik Indonesia

Alamat : Jl. HR Resuna Said Kav. C-19 lantai 5&7 kuningan

(gedung pengadilan TIPIKOR) Jakarta selatan

Judul Materi : Peran Ombudsman republik indonesia dalam

meninjaklanjuti laporan/pengaduan masyarakat

untjuk mewujudkan good govermance

Nama Pemberi Materi/Narasumber : Laude Ida(salah satu pimpinan Ombudsman )

Saputra Malik (Asisten Ahli)

Febri.

Pemerintah melalui Jalan Perubahan Jokowi-JK untuk Rakyat Indonesia

merumuskan program prioritas dalam Nawa Cita. Ombudsman Republik Indonesia

(selanjutnya disebut Ombudsman RI) mendukung pencapaian Nawa ke-2 dari Nawa Cita,

27
yaitu "membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas sebagai

lembaga negara pengawas pelayanan publik, Ombudsman RI mendorong percepatan

peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini selaras dengan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan negara berkewajiban

melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya

dalam kerangka pelayanan publik.

Pelayanan publik, yang diselengarakan atau dibiayai negara harus dapat memenuhi

harapan dan tuntutan warga negara dan penduduk. Setelah 7 (tujuh) tahun sejak Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik diberlakukan, efektivitas

pelaksanaannya perlu dikaji kembali berdasarkan filosofi pembentukannya, yaitu:

Pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum dapat mengejar kebutuhan

dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Konsep sistem pelayanan publik yang mampu mewujudkan hak asasi manusia belum dapat

diterapkan sehingga masyarakat belum memperoleh pelayanan publik yang sesuai

kebutuhan.

Fungsi Ombudsman RI berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2008 adalah mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah termasuk yang

diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan

28
Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas

menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

Sebagaimana mandat Pasal 7 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008,

Ombudsman RI mempunyai tugas: Menerima laporan atas dugaan maladministrasi dalam

penyelenggaraan pelayanan publik; Melakukan pemeriksaaan substansi atas laporan;

Menindaklanjuti laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan Ombudsman RI;

Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan maladministrasi dalam

penyelenggaraan pelayanan publik; Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga

negara, lembaga pemerintahan, serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan;

Membangun jaringan kerja; Melakukan upaya pencegahan maladminsirasi dalam

penyelenggaraan pelayanan publik; dan Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-

undang.

Kegiatan Penyelesaian Laporan, adalah menindaklanjuti dan menyelesaikan

laporan atas dugaan maladministrasi yang diterima Ombudsman. Akses masyarakat

kepada Ombudsman untuk keperluan melapor, mengantar surat, konsultasi, permintaan

data guna penelitian skripsi, menghadiri undangan atau bertanya fungsi dan peran dari

Ombudsman. Hal ini menunjukkan, bahwa masyarakat menaruh harapan besar kepada

Ombudsman. Aspek pelayanan merupakan bagian integral dan strategis bagi

pengembangan tugas dan fungsi pelayanan pemerintahan. Untuk itu, kualitas pelayanan

publik merupakan salah satu parameter keberhasilan birokrasi. Pelayanan yang berkualitas

merupakan harapan masyarakat karena pelayanan merupakan hak yang harus

29
diperolehnya. Kesadaran masyarakat terhadap hak untuk memperoleh pelayanan yang baik

salah satunya diwujudkan dalam penyampaian akses ke Ombudsman RI.

Kegiatan Penyelesaian Laporan meliputi kegiatan investigasi, monitoring,

mediasi/konsilitasi, dan ajudikasi khusus untuk menindaklanjuti laporan yang ditangani

oleh Pusat dan Perwakilan. Sampai dengan saat ini penyelesaian pengaduan melalui

ajudikasi khusus belum dapat dilaksanakan karena belum ditetapkan Peraturan Pemeritah

tentang Mekanisme dan Ketentuan Pembayaran Ganti Rugi sebagai pelaksanaaan Pasal 50

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009. Sebagai persiapan pelaksanaan ajudikasi khusus,

telah dibangun ruang Ajudikasi Khusus dan dilakukan diseminasi pelaksanaan ajudikasi

khusus.

30
H. LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK

INDONESIA (LPSK RI)

Hari : Kamis

Tanggal : 19 Oktober 2017

Waktu : 13.30 16.00 WIB.

Tempat : Lembaga Perlindungan saksi dan korban Republik

Indonesia (LPSK RI)

Alamat : Jl. Raya Bogor Km 24 No. 47-49 susukan ciracas,

jakarta timur 13750

Judul Materi : Pelaksanaan perlindungan hukum bagi whistle

blower dan justice collaborator dalam kasus tindak

pidana korupsi

Nama Pemberi Materi/Narasumber : Syahrial Martanto Wirawan, S.H

Konteks perkembangan perlindungan saksi ini ada karena tumbuhnya kejahatan

teroganisasi dan terorisme, serta pengakuan dan penerimaan sebagai alat yang terlegitimasi

dan penting dalam pendektesian serta investigasi terhadap kejahatan-kejahatan serius

31
dengan menggunakan agen yang menyamar. Sehingga perlunya perhatian yang diberikan

pada posisi dari korban kejahatan dalm proses peradilan pidana. Dikarenakan memberikan

kesaksian merupakan kewajiban dari warga negara dan dibanyak negara saksi-saksi yang

menolak untuk memberikan testimoninya diancam dengan denda atau tidak jarang dengan

ancaman penjara. Kewajiban tersebut juga harus diimbangi dengan kewajiban dari sistem

peradilan pidana untuk menyediakan lingkungan yang konduktif bagi saksi untuk dapat

memberikan keterangannya secara bebas dan tanpa intimidasi.

Terbentuknya LPSK ini di amandatkan oleh UU No. 13 Tahun 2005 tentnag

perlindungan saksi dan korban yang di rubah oleh UU No. 31 Tahun 2014 Tentang

perubahan atas UU No. 13 Tahun 2005. Adapun mengenai peran dari LPSK ialah

memberikan perlindungan kepada saksi dan korban dalam semua tahap proses peradilan

pidana dalam lingkungan peradilan, memberikan perlindungan saksi dan/atau korban

bertujuan memberikan rasa aman dalam memberikan keterangan pada setiap proses

peradilan pidan, dan LPSK bertugas menangani pemberian perlindungan dan bantuan bagi

saksi dan/atau korban sebagimana diatur dalam UU No. 31 Tahun 2014.

Mengenai kewenagan yang di emban oleh LPSK ialah meminta keterangan

lisan/tulisan dari pemohon, menelaah keterangan untuk dapatkan kebenaran, meminta

salinan surat/dokumen dari instansi maupun meminta informasi perkembangan kasus dari

aparat penegak hukum, emngubah identitas terlindung, merelokasi terlindung ke tempat

lebih aman, melakukan pengamanan dan pengawalan, mendampingi saksi/korban dalam

peradilan, dan melakukan penilaian dalam pemberian restitusi dan kompesasi.

32
Ada beberapa alasan mengapa korupsi digolongkan sebagai kejahatan yang serius,

karena dimana para koruptor banyak mengirimkan uangnya ke negara lain, dalam

pembuktian korupsi membutuhkan usaha ekstra keras dari para penegak hukum, dan

dampak dari korupsi yang sangat luar biasa terhadap perekonomian negara. Maka apabila

di lihat dari tingginya angka korupsi perlu penanganan tepat bagi saksi dan pelapor agar

bisa aman dan nyaman berikan kesaksian serta perlindungan saksi dan pelapor korupsi

sangat penting di karenakan mengingat ancaman bagi mereka sangat besar.

Kasus yang terjadi di Kendal yang mana pelapor adalah terlindung dari LPSK

dilaporkan oleh orang yang diungkap korupsinya. Terlindung LPSK tersebut dituduh

melakukan pencemaran nama baik dan seharusnya disidangkann di PN Kendal. Penasihat

hukum dari LPSK menjelaskan posisi terlindung sebagi pelapor wajib dilindungi hak-

haknya, dan pada putusan selanya, majelis hakim PN Kendal kabulakan eksepsi penasihat

hukum terlindung LPSK. Disini hakim menilai dakwaan JPU prematur dan nyatakan

berkas perkara dikembalikan pada JPU, pelapor dinilai memiliki itikad baik dan sesuai

dengan UU PSK dan SEMA 4/2011, laporannya wajib lebih dulu diperiksa. Maka pelaor

wajib dilindungi dan apabila terdapat penuntutan, wajib ditunda hingga kasus yang

dilaporkan diputus.

33
BAB III

PEMBAHASAN

PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK

KORBAN KEKERASAN

1. Pengertian Kebijakan Publik

Pengertian kebijakan publik dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli.Menurut

Candler dan Plano dalamHesel Nogi S. Tangkilisan, kebijakan publik adalah pemanfaatan

yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-

masalah publik atau pemerintah. Pendapat lain menyatakan bahwa kebijakan publik adalah

jalan mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan.

Anderson memberikan definisi kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang

dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, yang membawa implikasi :

a. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai

tindakan-tindakan yang berorientasi kepada tujuan;

b. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah;

c. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh

pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk

dilakukan;

34
d. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan

tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat

negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan

sesuatu;

e. kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti positif didasarkan pada

peraturan perundangan yang besifat mengikat dan memaksa.

Berbagai pengertian kebijakan public di atas mempunyai implikasi sebagai

berikut :

a. Bahwa kebijakan publik itu bentuk awalnya adalah merupakan penetapan

tindakan-tindakan pemerintah,

b. Bahwa kebijakan publik tersebut tidak cukup hanya dinyatakan dalam

bentuk teks-teks formal, namun juga harus dilaksanakan atau

dimplementasikan secara nyata,

c. Bahwa kebijakan publik tersebut pada hakekatnya harus memiliki tujuan-

tujuan dan dampak-dampak, baik jangka panjang maupun jangka pendek,

yang telah dipikirkan secara matang terlebih dahulu,

d. Dan pada akhirnya segala proses yang ada di atas diperuntukkan bagi

pemenuhan kepentingan masyarakat.

Dengan demikian kebijakan publik umumnya harus dilegalisasikan dalam bentuk

hukum, serta pada dasarnya sebuah hukum adalah hasil kebijakan publik. Dalam suatu

rechtsstaat yang modern, fungsi perundang-undangan bukanlah hanya memberi bentuk

35
kepada endapan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan hidup dalam masyarakat,

dan undang-undang bukanlah hanya sekedar produk fungsi negara di bidang

pengaturan.Perundang-undangan adalah salah satu metode dan instrumen ampuh yang

tersedia untuk mengatur dan mengarahkan kehidupan masyarakat menuju cita-cita yang

diharapkan.

Oleh karena itu perlindungan hukum terhadap anak sebagai sebuah kebijakan

publik harus menerapkan asas legalitas, yaitu bahwa kebijakan publik atau tindakan

pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, harus didasarkan pada peraturan

perundangan.

2. Perlindungan Hukum terhadap Anak

Perlindungan adalah adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh

aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik

maupun mental, kepada korban dan saksi, dari ancaman, ganguan, teror, dan kekerasa dari

pihak manapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau

pemeriksaan di sidang pengadilan.

Pengertian Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun dan belum

menikah, termasuk anak yang masih dalam dalam kandungan apabila hal tersebut adalah

demi kepentingannya. Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997

Tentang Pengadilan Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai

umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum

36
pernah kawin. Sedangkan menurut perspektif Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)

tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Korban adalah orang atau kelompok orang yang mengalami penderitaan secara

fisik, mental, maupun emosional serta mengalami kerugian ekonomi, atau mengalami

pengabaian, pengurangan dan perampasan hak hak dasarnya sebagai akibat langsung dari

pelanggaran hak asasi manusia.

Kekerasan adalah hal yang bersifat atau berciri keras yaitu perbuatan seseorang

yang menyebabkan cedera atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang yang orang lain

atau paksaan. Secara spesifik yang dimaksud kekerasan seksual adalah suatu prilaku

seksual deviatif atau menyimpang, merugikan korban dan merusak kedamaian di

masyarakat.

Pengertian Perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak adalah segala

kegiatan untuk menjamin dan melindungi perempuan dan anak atas hak-haknya agar dapat

hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi aktif secara optimal, sesuai dengan harkat

dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan

diskriminasi dalam rangka mewujudkan generasi penerus yang berkualitas, berahlak mulia

dan sejahtera. Rasa aman merupakan kebutuhan hakiki bagi setiap orang termasuk

perempuan dan anak kerena tanpa adanya rasa aman maka masyarakat cenderung untuk

khawatir dan terganggu dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

37
Secara umum definisi kekerasan adalah semua bentuk prilaku, baik verbal/ ucapan

(antara lain : makian, ancaman, penghinaan) maupun non verbal/ tindakan (misalnya :

pemukulan, perkosaan) yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang sehingga

berakibat merendahkan, menyakiti atau merugikan (memberi efek negatif) baik secara

fisik, seksual, mental, emosional-psikologis ataupun finansial ekonomi.

Terdapat banyak bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak di antaranya yang

paling umum / sering terjadi adalah :

1. Pelecehan Seksual dan Perkosaan :

Meliputi komentar, gurauan yang tidak senonoh, mencolek, meraba,

mengelus, memeluk, mencium, menunjukkan gambar porno, memaksa atau

mengancam untuk melakukan sesuatu yang tidak senonoh sampai perkosaan.

Pelecehan seksual dapat terjadi pada perempuan segala umur, bahkan pada

anak laki-laki dan perempuan. Pelakunya pada umumnya adalah laki-laki yang

memiliki power / posisi kekuasaan lebih tinggi misalnya atasan terhadap

bawahan, orang tua / paman terhadap anak, guru terhadap murid, pemberi pekerja

terhadap percari kerja, ataupun orang-orang lain yang tak dikenal. Namun

berdasarkan fakta-fakta pelaku perkosaan sebagian besar adalah orang dikenal

korban sehingga perkosaan dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu :

1) Incest

Yaitu perkosaan yang dilakukan oleh anggota keluarga atau orang

yang telah dianggap sebagai keluarga.

38
2) Marital Rape

Yaitu perkosaan yang dilakukan oleh suami terhadap isterinya.

3) Dating Rape

Yaitu perkosaan yang dilakukan oleh pacar atau teman kencan.

2. Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Yang dimaksud dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap

perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya

kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau

penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan

pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup

rumah tangga (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 Tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

Sebagai anggota keluarga yang paling mudah dan tidak berdaya seringkali

anak-anak menjadi korban orang tuanya / orang dewasa antara lain :

a) Menjadi pelampiasan kemarahan apabila orangtua mempunyai

masalah.

b) Dimarahi atau dipukul atau dihukum apabila tidak patuh terhadap

kehendak orangtua.

39
c) Membebani anak dengan tugas-tugas yang belum semestinya (ikut

mencari nafkah, melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti mengasuh

adik, bertani dan lain-lain).

d) Dirampas hak-haknya untuk berpendapat, berbicara, dan menentukan

pilihan.

Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak adalah sebagai

berikut :

1) Diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami

kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi

sosialnya.

2) Penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit

atau penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial.

3) Eksploitasi ekonomi dan sosial terhadap anak dalam bentuk

perdagangan anak, dan mempekerjakan anak lebih dari ketentuan yang

berlaku.

4) Melibatkan anak dalam politik, konflik bersenjata, kekerasan sara, dan

perbuatan yang mengandung unsur kekerasan lainnya.

5) Memberikan ancaman kekerasan kepada anak.

6) Melibatkan anak dalam perdagangan dan produksi narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya (Napza).

40
7) Kekerasan seksual.

8) Pengambilan organ tubuh anak atau transplantasi tanpa ijin wali anak

dan tanpa memperhatikan kepentingan kesehatan anak tersebut.

9) Memaksa dan atau membujuk anak untuk memeluk suatu agama

Pelaku kekerasan terhadap anak diancam dengan sanksi pidana

sebagaimana diatur dalam berbagai peraturan, antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 : Pasal 44 s.d. Pasal 55

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak:

Pasal 77 s.d. Pasal 90

Perlindungan Terhadap anak juga dilakukan dengan menerbitkan

peraturan-peraturan sebagai berikut:

1) Undang undang Dasar 1945 Pasal 28b Ayat 2

2) Undang undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan

Anak (Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143)

3) Undang undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi

Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap

Perempuan (Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277)

4) Undang undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

(Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886)

41
5) Undang undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi

ICESCR (Pasal 10, Pasal 12 Ayat (2), dan Pasal 13 Ayat (3))

6) Undang undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi ICCPR

(Pasal 14 Ayat (1), Pasal 18 Ayat (4), Pasal 23 Ayat (4) dan Pasal

24).

7) Keppres Nomor 40 Tahun 2004 tentang Pertahanan Keamanan

2004 2009 tentang Memasukan Agenda Ratifikasi Protokol

Opsional Konvensi Hak Anak tentang Perdagangan Anak,

Pornografi Anak, dan Prostitusi Anak (2005) dan Protokol

Opsional Konvensi Hak Anak entang Kterlibatan Anak dalam

Konflik Senjata (2006)

8) Keppres Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi

Penghapusan Bentuk bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak

9) Keppres Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional

Penghapusan Eksplotasi Seksual Komersial Anak (ESKA)

10) Keppres Nomor 88 Tahun 2002 tentang tentang Rencana

Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak (RAN P3A).

Peraturan hukum ini dapat digolongkan sebagai aturan yang

bersifat mendasar.

42
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Magang Kerja Institusional, yaitu : magang mahasiswa yang dilakukan pada beberapa

instansi pemerintah pusat dan atau lembaga-lembaga tinggi Negara maupun instansi swasta di

Jakarta.

Kegiatan Magang Kerja Institusional bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Bengkulu merupakan mata kuliah pilihan wajib, yang harus diambil oleh setiap mahasiswa

sesuai dengan Kurikulum Program Studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Bengkulu. Kegiatan magang mahasiswa bertujuan untuk :

i. Memberikan keterampilan kerja, pengalaman praktik kerja serta bersosialisasi

dan berinteraksi dalam dunia kerja.

ii. Memberikan pengetahuan prosedur pelayanan baik secara formal dan dasar-dasar

yuridis yang menjadi dasar pijakan untuk melaksanakan aktifitas/operasional

suatu instansi.

iii. Mengenal instansi/institusi yang menangani masalah-masalah tertentu dengan

baik secara berjenjang (dari unit terbawah sampai unit yang tertinggi).

iv. Dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab serta mengenal dunia kerja

sebelum mahasiswa tersebut masuk ke pasar kerja yang sesungguhnya.

Pelaksanaan Magang Kerja Institusional Tahun 2017 di Jakarta tersebut dilaksanakan

dari tanggal 15 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 21 Oktober 2017. Pelaksanaan kegiatan

ini akan diselenggarakan dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku yaitu setara dengan

2 SKS atau 160 jam efektif di lapangan. Pada Magang Kerja Institusional Tahun 2017 di

Jakarta yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Bengkulu ini, yaitu : sebagai

Pelindung adalah Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, yang Diketahui oleh Ketua

43
Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, jumlah Tim Dosen

Pembimbing Lapangan (DPL) adalah 5 (lima) orang, 1 (satu) orang Tenaga Administrasi

Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Bengkulu dan jumlah peserta magang

yakni jumlah mahasiswa/i yang terdaftar dan telah memenuhi persyaratan akademis maupun

administrasi sebagai peserta Magang Kerja Institusional tercatat sebanyak 116 (seratus enam

belas) orang mahasiswa/i Program Reguler, 21 (dua puluh satu) orang mahasiswa/i Program

Ekstensi, jadi total jumlah keseluruhan peserta Magang Kerja Institusional Tahun 2017 di

Jakarta adalah 137 (seratus tiga puluh tujuh) orang mahasiswa/i. Beberapa instansi/lembaga

terkait yang dikunjungi mahasiswa dalam kegiatan Magang Kerja Institusional ini adalah :

1. Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan Republik Indonesia (PPATK RI).

2. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum Dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia.

3. Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI).

4. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).

5. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

6. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI

7. Deretorat Hukum dan Perjanjian Internasional KEMLU RI

8. Mahkamah Agung RI

Jadi, kesimpulannya bahwa masing-masing lembaga/institusi telah mempunyai tugas

dan wewenang tersendiri dan dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, sehingga dalam

penyelanggaraan pemerintahan akan terlaksana seperti apa yang dicita-citakan oleh bangsa

Indonesia sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945, dan hal itu harus didukung oleh sarana dan prasarana yang baik dan memadai,

Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan yang terpenting adalah moral yang baik dari

44
pejabat itu sendiri. Apabila suatu kondisi Negara tersebut cenderung anarkis, sewenang-

wenang dan hanya menyengsarakan rakyat.

B. SARAN

Dari pembahasan diatas, maka penulis memberikan saran bahwa :

1. Hendaknya ada hubungan koordinasi antara lembaga-lembaga yang berwenang

dalam menyelesaikan dan menjalankan tugas yang di pertanggung jawabkan

kepada lembaga tersebut.

2. Hendaknya lembaga Negara yang berwenang dalam menyelesaikan masalah

bekerja secara sungguh-sungguh, professional dan bertindak sesuai dengan

aturan hukum yang berlaku.

3. Dengan berjalannya tugas dan fungsi lembaga-lembaga tersebut dengan baik

dan selalu berpegang teguh kepada kebenaran berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa, bersama pemerintah membawa bangsa kearah yang dicita-citakan

rakyat Indonesia.

45
BIODATA

CURRICULUM VITAE

Nama : Muh Ilham Akbar Hanafi

NPM : B1A014087

Tempat dan Tanggal Lahir : Bengkulu, 21 Agustus 1996

Alamat Rumah : Jl. Merawan 15 RT.28 RW.07 No.14 Kel. Sawah

Lebar Lama Kec. Ratu Agung Kota Bengkulu

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki

Pendidikan Terakhir : SMAN 5 KOTA BENGKULU

Fakultas : Hukum

Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu

Telp./Hp. : 082371257567

46
LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

DIVISI HUMAS MABES POLRI

LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

47
LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

KOMISI PENGAWASAN PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA)

48
LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN

TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

49
LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN (FOTO/DOKUMENTASI)

LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RI)

50

Anda mungkin juga menyukai