Anda di halaman 1dari 2

KOMUNIKASI BISNIS 4SM-1

KELOMPOK 5:

WALIYYUL FAMARDHI S.H 1510209833

BELLIA RAHMA 1510209949

FINANDRI TRI ILMI 1510209991

RENTIKA DEWI 1510210097

MIKHAEL OCTAVIAN SUPIT 1510210101

CALVIN ARMANDO V 1510210203

ALFIN SANTOSO 1510210210

RANI AYU SUSANTI 1510210281

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA


(STIESIA)
TAHUN 2017-2018
PEMBAHASAN
Mudik merupakan kegiatan atau hajatan wajib bagi para penduduk Jakarta. Banytak
penduduk Jakarta yang mayoritas perantau pulang ke kampung halaman mereka. Pada
tahun 2013, jumlah pemudik dari ibukota DKI Jakarta diperkirakan sebesar 9.798.335 jiwa.
Dengan rincian motor 14 juta atau sebesar 14%, Bus 729 ribu atau sebesar 7,4 % , mudik
gratis 81 ribu atau sebesar 0,8%, Kereta 382 ribu atau sebesar 3,9%, Kapal 18 ribu atau
sebesar 3,9%, pesawat 1,3 juta atau sebesar 13%, mobil 5,8 juta atau sebesar 59%. Dari
poster tersebut penulis memperkirakan 3 dari 4 orang di Jakarta melakukan kegiatan mudik
atau sekitar 9 juta jiwa dari 12 juta jiwa penduduk Jakarta. Hal ini juga otomatis berdampak
langsung pada lengangnya aktivitas di Jakarta khususnya di jalan-jalan raya jakarta yang
sering macet.
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan saat lebaran, dari pengamatan yang
dilakukan dari berbagai kegiatan selama momen lebaran. Terdapat proporsi sekitar 85%
penduduk Jakarta yang mengunjungi sahabat, ada pula 70% menerima tamu dirumah, 53%
tinggal dirumah, 41% pergi ketempat rekreasi, 36% pergi ke mal.
Dari pengamatan yang dilakukan juga pada 4 kota besar yaitu Jakarta, Bandung,
Surabaya, dan Medan. Penduduk kota besar tersebut diperkirakan rata-rata mengeluarkan
dana sebesar 2 juta ketika lebaran dari 4 kota yang di survei yaitu Dari rata-rata sekitar 2
juta dana yang dikeluarkan saat lebaran 92% makanan dan minuman, 77% baju dan
elektronik, 72% angpao, 67% zakat atau sedekah.

KESIMPULAN
Dari poster yang sudah ditayangkan tersebut. Kami dapat mengambil kesimpulan
bahawa pada erayaan lebaran dan kegiatan mudik adalah tradisi tahunan yang sering
dilakukan oleh masyarakat Jakarta. Masyarakat Jakarta yang sebagian besar adalah
perantau memanfaatkan libur panjang untuk berkunjung ke rumah sanak saudara sebagai
bentuk kegiatan silahturahmi atau ramah tamah kepada para keluarga yang lama tak
berjumpa. Mayoritas warga Jakarta menghabiskan tunjangan hari raya mereka untuk
kegiatan bersama keluarga mereka.

Anda mungkin juga menyukai