Anda di halaman 1dari 39

Pemimpin Impian

Ku awali hari menyapa dunia


Mentari baru saja menampakkan diri
Senyumnya mendamaikan hati
Untuk menghangatkan dunia
Untuk mengiringi setiap langkah diri

Di tengah perkembangan Metropolis


Di antara euforia negeri
Bersama mentari
Kini ku renungkan Sang penerus

Oh, Ibu Pertiwi


Ku tahu kini kau sedang tersedu
Ku tahu sakitnya dicabik anak sendiri
Anak sendiri yang kini telah buta
Buta akan iman
Buta akan pentingnya pendidikan
Buta akan keluarga dan Saudara
Mereka semakin sukar menemukan cahaya
Semakin mudah menemukan kebahagian semu
Mereka menjelajahi lubang hitam
Kemudian mereka berseru Inilah Surga
Dan mereka terjebak dalam hidup yang kelam
Dimana tak ada cahaya yang dapat menembusnya
Mereka rasakan surga dunia
Tapi mereka telah menusuk Ibu Pertiwi
Dengarlah rintihnya
Memperhatikan saudaraku,
Langit serasa begitu kelam

Inikah cermin putra Nusantara


Para pejuang bangsa kini
Harapan Ibu Pertiwi
Harapan para pejuang bangsa

Lihat saudaraku yang hidup sendiri


Yang harus menghadapi kejamnya dunia
Mereka yang tak dapat melihat mimpi mereka
Mereka yang harus membanting tulang
Mereka yang menjadi tiang asa untuk saudara

1
Dengarlah para penguasa mengucap sumpah
Tersenyum lega Ibu Pertiwi
Namun senyum itu berubah menjadi rintih
Perhatikan, mudahnya penguasa korupsi
Inikah cermin pemimpin
Yang selama ini di elu-elukan

Oh, bumiku nusantara ..


Ku tau betapa pedih rasanya
Melihat mereka saudaraku sendiri
Memperhatikan para penguasa negeri
Sekelam inikah Nusantara

Namun tengoklah saudaraku yang nun jauh di sana


Mereka yang hanya berbekal doa Ibu
Melangkah di antara aral rintang
Melintasi sawah, hutan, dan gunung
Walau darah menggenang
Tak pernah surut langkah tuk menggapai asa

Bukan asa tuk menundukkan Dunia


Asa yang membuat Ibu Pertiwi tersenyum
Dan mengharumkan nama bangsa
Walau itu sukar dicapai
Walau harus diolok orang
Walau darah menggenang
Itulah pengorbanan untuk Ibu Pertiwi
Demi membuktikan pada dunia
Bahwa bumi nusantara bisa
Merekalah harapan bangsa
Para pemimpin impian

contoh puisi, puisi karakter anak bangsa

====================
WAKTU SILIH BERGANTI,
GENERASI MUDA PUN MENUNGGU MASA DEPAN DI TENGAH DEBUNYA
JALANAN,
KORUPSI, PEREBUTAN KURSI, DEMO ANARKIS, TERJADI DIMANA-MANA
SEOLAH-OLAH TERJADI KARENA AMBISI DAN KERASNYA HIDUP..

2
DEBU KECIL INDONESIA BERPACU BERLARI
DEMI MENCAPAI INDONESIA YANG SESUNGGUHNYA
DEMI MENUNJUKKAN KEPADA DUNIA
BAHWA ANAK BANGSA INDONESIA BISA BERKARYA..

NAMUN, DITENGAH DERAINYA HUJAN,


DEBU ITU HILANG, SEAKAN DI BAWA OLEH RINTIK HUJAN,
TAPI SATU YANG TAK AKAN PERNAH HILANG
SEMANGAT PARA DEBU ITU UNTUK MENGHARUMKAN NAMA BANGSA
INDONESIA..

MASALAH PEMERINTAHAN DI INDONESIA


MEMBUAT KARAKTER ANAK BANGSA LEMAH TANPA DAYA
NAMUN BESARNYA KEINGINAN UNTUK BERJUANG
MEMBUAT SIFAT PESIMIS LENYAP BEGITU SAJA..

KEPALSUAN DEMI KEPALSUAN YANG TERJADI,


MEMICU SEMANGAT ANAK BANGSA UNTUK BANGKIT,
BANGKIT DARI CARUT-MARUTNYA KEHIDUPAN,
BANGKIT DARI KETERPURUKAN..

IMPIAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KERAGUAN


HARAPAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KEPUTUSASAAN
RASA BANGGA ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA MASALAH
KEPERCAYAAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KEPALSUAN..

ANAK BANGSA, SIAPKAN DIRIMU DEMI KEMAJUAN INDONESIA !


BIARLAH ORANG BERDEMO RIA DI LUAR SANA
YANG PENTING ENGKAU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA !
DAN JANGAN PERNAH ENGKAU TERBUAI OLEH PERASAAN EUFORIAMU..

===================

3
Generasi demi generasi silih berganti
Tapi selalu sepi akan prestasi
Terkontaminasi oleh ambisi dan korupsi
Bumi Pertiwi seakan mati suri

Paradigma Karakter Anak Bangsa lesu tanpa daya


Terbelenggu nafsu, ambisi, euforia, dan budaya mimikri
berbingkai kepalsuan
Ijazah palsu, pemimpin palsu, gelar palsu, uang palsu
Oli palsu, premium palsu, peluru palsu, guru palsu,
dosen palsu, polisi palsu,
dokter palsu, barang-barang palsu
Kepalsuan mendominasi dan memicu setiap waktu

Wahai anak bangsa, anak nusantara


Janganlah terbuai dengan kepalsuan
Singsingkan lengan bajumu
Binalah Karakter Anak pewaris pemimpin bangsa
Jagalah sikap dari perbuatan murka
Kikis habis mental penguasa SARA

Jadikan karakter anak bangsa sebagai pelindung,


pelayan jagad Raya Nusantara
Karakter anak bangsa adalah citra
tumbuhkan sikap kepahlawanan
Menjadi figur Panutan dan Tauladan
Untuk bangun dan bangkit dari keterpurukan
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan
Cita-cita anak bangsa
====================

4
Kemerdekaan tahun 1945
Cita-cita bangsa menjulang ke angkasa
Pandu tajam kesejahteraan membalut kemerdekaan
Perjuangan cita rasa adalah habitat kemerdekaan

Terlahir setiap tahun para pemuda


Berjuta banyaknya untuk membela
Keadilan yang dihahapkan
Semoga bukan sekedar asa
Namun kenyataannya

bangsa kita adalah malas


bahwa bangsa mesti dibangun
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
Gunung-gunung menjulang
Langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat anak bangsa
Terpuruk tak menerka
====================
----------
Semoga bermanfaat untuk anda. Terima kasih.

5
Berdiri aku di senja sunyi
Meratapi apa yang terjadi di negeri ini
Kabut ungu yang berarak di awan bumi pertiwi
Membuat kalbuku menangis tak henti
Merasakan buih kekecewaan yang meninggi dalam hati

Apa balasan kita wahai generasiku


Setelah asa mereka terhenti di pangkuan bumi pertiwi?
Setelah nyawa mereka tergeletak di pangkuan bumi pertiwi?
Tiada lagi gunung yang kita daki?
Tiada lagi lembah yang kita lalui?
Dan hanya belokan kecil yang kan kita temui

Tapi mengapa?
Kini, tumpahan darah sepele yang terpampang
Tontonan tak lazim yang disawang
Air mata pilu dan jiwa tanpa dosa terenggut melayang
Dan tak ada makna kemerdekaan yang terbayang
di setiap insan

Selalu ku dengungkan dan dengungkan lagi


Wahai generasiku hari esok menanti
Walau esok kita tersesat lagi
Tetaplah, kobarkan asa yang membara dalam mimpi
Tetaplah, kobarkan api abadi dalam hati

Wahai Generasiku..
Jangan biarkan,
Mimipimu menyatu dalam gugusan badai
Jangan biarkan,
Jemarimu merangkul harapan kosong yang tak sempat tercapai
Jangan biarkan,
Ragamu menyentuh noda kejam yang tak mampu terbenai

Mari kita bangkit, mengutuk kelamnya ungu menjadi biru


Jangan buat, kepiluan abadi yang mendera bangsa ini
Jangan sayatkan belati pada ibu pertiwi

6
Jangan benihkan luka pada bumi pertiwi

Kita lah ratusan insan yang kan menyongsong bangsa ini


Karena masih ada hari yang kan kita lewati

Kawan,
Marilah kita merenungkan diri,
Menangis sejenak meratapi rintihan bumi pertiwi
Membaurkan jemari dalam setiap tetes air mata dan lantunan hati
Memohon pada sang Ilahi
Semoga negeri ini jaya abadi

Puisi ini di tulis ketika lomba cipta puisi di Kemah Kebangsaan Pemuda 2013 Tingkat Jawa
Tengah

7
Negeriku yang sempurna

Alammu membuat semua mata terpana

Indahmu ibarat kepingan nirwana

Perbedaanmu membuat hatiku terkesima

Keramahanmu membuat rakyatnya sentosa

Hampir 72 tahun kau diciptakan Yang Maha Kuasa untuk merdeka

Indonesiaku, di negeri ini lah ku belajar perbedaan yang di satukan

Aku Indonesia, memiliki agama dan keyakinan

Sebagai pemersatu perbedaan

Indonesia negeri tercintaku

Penuh ragam budaya negeriku

Hidup rukun rakyatnya bersatu

Indonesiaku, untuk aku dan kamu

8
Sesama kita saling junjung toleransi

Sesama kita saling menghargai

Negeriku tiada suram

Negeriku sejahtera dan tentram

Kala resah pada perbedaan

Matahari dan rintik hujan kan menyadarkan

Keabadian takan mampu di paksakan

Sebab pelangi indah atas perbedaan

Bangkitlah selalu bangsaku

Secercah harapan menantimu

Kami pemudamu,

Akan selalu mendukungmu

Kami pemudamu,

9
Siap menjunjung tinggi namamu

Bangsaku, marilah kita,

Bersatu dalam perbedaan

Mengikrar satu perjanjian

Berdamai dalam kehidupan

Menggapai tujuan PERSATUAN DAN KESATUAN~

*Puisi ini saya kolaborasikan dengan puisi milik teman saya*

Cek musikalisasinya :
https://www.youtube.com/watch?v=obU5OgpwkSk

10
KARAWANG BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami

Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa

Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang-kenanglah kami

Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta

Menjaga Bung Syahrir

Kami sekarang mayat

Berilah kami arti

11
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang-kenanglah kami

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Karya Chairil Anwar

12
Diponegoro
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Diponegoro merupakan seorang pangeran yang lahir pada 11 November
1785. Ia putra tertua dari Sultan Hamengkubuwono III (1811-1814). Ibunya
Raden Ayu Mangkarawati merupakan keturunan Kyai Agung Prampelan yaitu
ulama yang sangat disegani di masa panembahan senapati mendirikan
kerajaan Mataram. Pangeran Diponegoro adalah seorang pemberani
khususnya dalam melawan pemerintahan Belanda yang ada di Indonesia saat
itu, sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat
simpati dan dukungan rakyat. Pada saat perang Diponegoro kerugian dari
pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden.

hairil Anwar ingin menumbuhkan semangat untuk meraih kemerdekaan dalam


puisi ini apalagi puisi Diponegoro ini lahir sekitar bulan Februari tahun 1943
saat Indonesia belum merdeka. Chairil Anwar sebagai penulis puisi ini ingin
menghidupkan kembali semangat perjuangan Pangeran Diponegoro dalam
melawan penjajah pada saat itu.

Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Februari 1943

13
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba


Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

Pengarang: Chairil Anwar

14
SEBUAH JAKET BERLUMURAN DARAH
karya: Taufik Ismail

Sebuah jaket berlumur darah


Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita


Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan Selamat tinggal perjuangan
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu


Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana


Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.
--

15
Naskah Drama "Peristiwa 10 November 1945"
26 Juni 2014 pukul 21:22
Pada tanggal 17 agustus 1945, telah dicetuskan sebagai kemerdekaan INDONESIA. Akan tetapi para
sekutu tidak menerima kemerdekaan INDONESIA, jauh dari ibukota Batavia terjadi sebuah perlawanan
kecil yang di lakukan rakyat Surabaya di kenal PERTEMPURAN 10 NOVEMBER. Mengorbankan
seluruh jiwa raga mereka demi tanah air tercinta, walaupun hanya menggunakan senjata sederhana di
tangan mereka. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti cerita berikut ini:

Babak I
(Latar suara kicau burung, musik pedesaan, dan pedagang. Mbok iyem masuk sambil jualan jamu, di susul
oleh tukidi, dan tukiyem)
Mbok iyem : jamu.jamuuuu, jamune mbak!!!
Tukiyem : jamu pegel linune, mbak
Mbok iyem : Baik, mbak!!
Tukidi : (lari-lari seperti orang kebingungan sambil membawa kentongan)
Mbok iyem : Nak, nak ada apa sih? Kok lari lari-lari kayak dikejar setan? (ekspresi kaget dan
bingung)
Tukidi : Ini lho neng, tentara sekutu sudah datang menyerang. (lari-lari sambil memanggil warga
dengan kentongannya)
Pejuang : (lari-lari sambil membawa bambu runcing) MERDEKA.MERDEKA!!!
(suara pesawat terbang sekutu sedang berkeliaran di atas hotel yamato)
Tukidi : ayo ngumpulngumpul. (tukidi kebingungan untuk mengumpulkan warga demi
menghindari serangan sekutu).
Pejuang : ayo cepetan, sekutu sudah tiba di hotel yamato. (para pejuang melihat bendera sekutu
telah berkibar di atas hotel yamato).
Mbok iyem : ayo cepetan ke hotel yamato, sekutu sudah tiba di hotel yamato. (mbok iyem berlari
sambil mengangkat barang dagangannya, dengan tergesa-gesa).
Tukidi : maju.!!!
Pejuang : SEKALI MERDEKA TETEP MERDEKA.
Mbok iyem : ALLAHUAKBAR.
Tukiyem : Merdekaaaaaaaaa..!!!
(semua pemain masuk dengan bergiliran)

Seluruh rakyat Surabaya bersama-sama saling bahu-membahu dalam menghadapi penjajah,


mereka berjuang tanpa pamrih, dan tanpa kenal lelah demi cita-cita tanah air tercinta serta tumpah darah.
Kebahagiaan mereka adalah merdeka dari penjajahan di atas bumi pertiwi. Satu demi satu pejuang
Indonesia gugur di medan perang hanya untuk membela tanah air, mereka tidak pernah mengharap tanda
jasa.

Babak II
(kapten Donald dan kapten Smith masuk dengan di susul oleh kapten Mallaby)
A.W.S Mallaby : pasukan. (dengan ekspresi marah dia bertanya kepada pasukannya).
Gorden Smith : siap kapten (maju dengan perasaan gugup).

16
A.W.S Mallaby : bagaimana keadaan pasukan kita, sudah siap apa belum? Dalam merebut Kota
Surabaya.
Kapten Donald : lapor kapten pasukan sudah siap.!!
A.W.S Mallaby : Gorden Smith.
Gorden Smith : yes sir. (sambil memberi hormat).
A.W.S Mallaby : bagaimana strategi kita untuk merebut Kota Surabaya?
Gorden Smith : pasukan sudah siap kapten, tinggal menunggu perintah!!!
A.W.S Mallaby : kapten Donald.
Kapten Donald : siap kapten (sambil memberi hormat)
A.W.S Mallaby : sekarang kita berangkat menghadapi para pribumi Surabaya.
Kapten Donald : siap kapten.
Gorden Smith : pasukan majuuuu..! (dengan di iringi genderang perang yang mereka bawa,
sekutu berangkat menuju hotel yamato)
(semua pemain masuk).

Babak III
Sementara itu kesibukan di dalam gubernuran, gubernur lagi sibuk memikirkan serangan agresi
sekutu. Bersamaan dengan itu datanglah utusan dari sekutu yang mau menawarkan kesepakatan
damaiuntuk tahu kelanjutannya mari kita ikuti ceritanya :
(gubernur suryo masuk di ikuti oleh musrifah)
Musrifah : ampun gusti gubernur, nuwun sewu.
Gubernur S : ada apa?
Musrifah : ada tamu, gusti!!!
Gubernur S : tamu dari mana?
Musrifah : tamunya orang kompeni, gusti
Gubernur S : dimana tamunya? Suruh masuk.
Gorden Smith : good morning, Gubernur.
Gubernur S : morning kapten, what happen?
Kapten Donald : Kami minta maaf, tuan gubernur!!!
Gorden Smith : Tujuan kami kesini adalah untuk mengantarkan surat dari Kapten Brigjen Mallaby.
Gubernur S : surat apa kapten? (gubernur suryo membacanya sambil terkaget-kaget dengan mata
melotot). APA? (gubernur suryo mengelus dada sambil marah kepada kompeni)
Kapten Donald : bagaimana tuan gubernur?
Gorden Smith : apakah tuan mau bergabung dengan kompeni? (dengan raut wajah, berharap gubernur
suryo menerima tawaran mereka)
Gubernur S : TIDAK.!!! (gubernur marah-marah sambil menyobek surat dari kompeni)
Kapten Donald : baik lah, nanti gubernur akan tau akibatnya. (dengan kesal kompeni mengancam
gubernur suryo dan meninggalkan gubernuran)
Gubernur S : musrifah.
Musrifah : baik, gusti gubernur..
Gubernur S : kamu sebarkan kepada seluruh rakyat untuk melawan setiap agresi penjajah yang mau
menguasai bumi pertiwi kita.

Babak IV
Suara dentuman peluru-peluru dan bom sekutu menghiasi kota Surabaya, asap bom menyebar kemana-
mana. Pejuang Surabaya terus maju tak gentar dengan para penjajah, seruan panjang para pejuang tuk

17
memperoleh kemerdekaan semakin kuat membasahi setiap keringat yang keluar. Tiap tetes darah yang
mereka tumpahkan demi menggapai kemerdekaan yang sejati.

(Di ujung jalan markas Belanda, pasukan kapten Amin mengendap menunggu penyerangan)
Amin : Prajurit Narto, siapkan senjata!! Nanti ketika tepat lonceng berbunyi jam 01.00 kita mulai
penyerangan.
Narto : Siap Kapten!
(Narto bergegas pergi dan membisiki pasukan untuk bersiap-siap. Suasana sepi mencekam..hati semua
berdebar-debar menunggu lonceng berbunyi. Dan tiba-tiba.... Lonceng berbunyi...Teng...teng...teng...!!!)
Amin : Serbu....!!! Allaahhuakbar..... Allaahhuakbar.....!!
(Terjadi pertempuran sengit, tembak-menembak, didalam maarkas panik dan alarm dibunyikan)
Amin : Maju...Prajurit!! tembak 3 penjaga di menara..dan kuasai pintu gerbang!!
Prajurit I : Siap Kapten!
(Baku tembak terjadi sekitar 2 jam, korban sudah mulai banyak berjatuhan)
Amin : Prajurit, jemput pasukan dari Surabaya! Supaya menyerang dari kiri, dan pasukan
dibelakang lakukan penyerangan!
Prajurit II : Siap Kapten
(Baku tembak masih berlangsung, keadaan makin memanas sampai menjelang subuh)
Kartiko : Merdeka!! Kapten, pasukan Surabaya sudah tiba sekitar 20 pasukan tempur dan 16
tenaga medis, nona Surti juga ikut serta!
Amin : Kerahkan pasukan. Tenaga medis dibelakang, pasukan dibagi 4 perarah!!
Kartiko : Siap Kapten, tadi juga ada relawan dari tentara pelajar sebanyak 25 orang dan warga sipil
30 orang.
Amin : Untuk relawan, kerahkan untuk menyerang dari depan 30 orang, dan lainnya tim
pelindung dari belakang!
Kartiko : Siap Kapten!!!
(Pertempuran terus berlangsung dan tiba-tiba)
Amin : Aduh...!! aku tertembak.
Prajurit III : Cepat bawa Kapten dan urus lukanya!!
Amin : Prajurit, komando suruh pegang kopral Kartiko, jangan hiraukan aku, maju terus!!
Prajurit III : Panggil Nona Surti!! Kapten tertembak dan pasukan dikomandokan Kopral Kartiko!
(Baku tembak terus terjadi, banyak mayat tubuh penuh luka. Kapten Amin jatuh tergeletak.)
Surti : Tolong Nanik, ambilkan kapas!!
Nanik : Ini Nona.
Surti : Tolong bersihkan lukanya!
Nanik : Nona, pendarahannya cukup banyak!!
Amin : Sudah, aku tak perlu ditolong.
Surti : Kapten Amin, kamu harus kuat!
Amin : Sudahlah, luka ini tidak sia-sia...perjuangan ini penuh pengorbanan!
Surti : Tidak, tidak, Kapten tidak boleh mati!! Negeri ini masih membutuhkanmu.
Amin : Tenang saja, masih banyak pasukan yang gagah berani yang siap memperjuangkan jiwa
dan raganya! Ini sudah takdir dan pesanku; Berjuanglah sampai titik darah penghabisan!!
Nanik : Nona Surti, tubuh Kapten kejang-kejang!
Amin : Allahu, Akbarr. Merdeka!!
(Sambil mengangkat tangan Kapten Amin menghembuskan nafas terakhirnya)

18
Nanik : Kapten meninggalkan kita untuk panggilan Bangsa dan Negara, beliau mati syahid!
membela kebenaran dan menumpas kemungkaran.
Surti : Merdekaa!!!
(Hening dan pertunjukan selesai)

Babak V
Akhirnya perlawanan mencapai puncaknya dengan mengobarkan semangat PERJUANGAN
untuk mempertahankan kemenangan, di sisi lain suara lantang semangat kemerdekaan sedang bergemuruh
di setiap pojok-pojok kota Surabaya. MERDEKA.MERDEKA!!! siapakah pengobar semangat itu?

BUNG TOMO : Bismillahirrahmanirrahim, MERDEKA !!!


Saudara-saudara di Indonesia, bersiaplah, keadaan genting, saya peringatkan jangan mulai menembak,
baru kalau kita di tembak, mari kita ganti dengan menyerang mereka. Lebih baik hancur lebur daripada
tidak MERDEKA!!!
Semboyan kita tetap, MERDEKA ATAU MATI!!!
Sebab, ALLAH berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan melindungi kita semua.
Semua Pemain : ALLAHUAKBAR.. ALLAHUAKBAR. ALLAHUAKBAR !!!
MERDEKA.. MERDEKA MERDEKA.. !!!

Dengan di iringi semangat yang di kobarkan dalam sanubari setiap pejuang dan akhirnya para penjajah
berhasil di kalahkan dalam PERTEMPURAN 10 NOVEMBER.
*Sekian*

Peristiwa 10 November 1945 telah lama berlalu. Hari itu berada jauh di belakang kita sekarang, namun
patutlah kita kenang jasa mereka semua. pejuang kemerdekaan yang tidak kenal namanya. Beliau pejuang
yang patut selalu kita kenang. Belajar dan belajar untuk sebuah cita-cita. Cita-cita adalah satu semangat
dari para pendahulu kita. Para pejuang yang korbankan jiwa dan raga untuk tanah air ini.
AYO!!! MARILAH KITA BERSAMA-SAMA BERSATU DALAM SEBUAH BARISAN PANJANG
MENUNAIKAN TUGAS KEWAJIBAN KITA SEBAGAI PUTRA PUTRI BANGSA.

"Karya ini diambil dari berbagai sumber"

19
Contoh Naskah Drama Tentang Cita-cita

Berbicara mengenai cita-cita, tentu sangatlah luas dan tidak ada batasnya. Sama halnya dengan
perasaan seseorang, cita-cita bisa saja berubah dari waktu ke waktu. Tetapi cita-cita yang
mantap dan diyakini akan menjadi satu tujuan utama hidup yang akan terus dikejar tanpa henti.
Seperti kisah dari contoh naskah drama tentang cita-cita di bawah ini.

Sinopsis Drama

Bermula dari penyakit kronis yang merasuki dan berhasil merampas nyawa Ayahnya, Rasta
selalu berharap akan ada keajaiban untuk mengulang kejadian tersebut dan melakukan tindakan
untuk mengobati sang Ayah. Tapi apa mau dikata, ketika hal tersebut berlangsung Rasta masih
berusia 7 tahun dan baru akan naik kelas 2 sekolah dasar. Bersama Ibunya, Rasta hanya bisa
pasrah akan keadaan dan berharap suatu saat nanti ia akan menjadi seorang dokter yang
professional dan mampu mengobati semua macam penyakit, khususnya penyakit kronis yang
diderita Ayahnya seperti saat itu.

Judul

Mengejar Cita Di Balik Impian Rasta

Tema

Perjuangan seorang anak muda dalam meraih mimpi dan cita-citanya.

Tokoh dan Perwatakan

Rasta : Pekerja keras dan pantang menyerah


Ibu : Tegar
Leoni : Baik hati
Pa Choki: Ramah

Naskah Drama

Masa SMA akan berakhir dan Rasta tak pernah memupuskan keinginannya untuk menggapai
impian masa kecilnya.

Rasta :Bu, doakan aku ya sebentar lagi Ujian Nasional tiba.

20
Ibu :Tentu nak, Ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu supaya apa yang kamu inginkan,
niat baik yang ingin kamu amalkan bisa berjalan tanpa hambatan.
Rasta :Iya, terimakasih banyak, Bu. Aku bukan apa-apa tanpa Ibu dan mendiang Ayah. Aku
akan selalu belajar dan berdoa agar suatu saat nanti aku bisa membahagiakan Ayah dan Ibu.
Ibu :Nah, itu baru anak Ibu yang cantik dan pintar.
Rasta :Ah Ibu, aku kan jadi malu Bu.

Setelah kejadian yang merenggut nyawa Ayahnya berlalu, Rasta menjadi anak yang penuh
obsesi dalam menggapai impian dan tekadnya. Sang Ibu yang setia dan tegar selalu
menyemangati agar Rasta bisa berjuang pada semua yang menjadi impian terbesarnya. Dalam
hati kecil Ibu, yang diinginkan hanya satu yaitu Rasta menjadi anak yang baik dan bersyukur
atas apa yang dimilikinya saat ini.

Suatu ketika setelah Ujian Nasional berakhir

Pa Choki:Rasta! Tunggu sebentar!


Rasta :Iya ada apa Pa?
Pa Choki:Bisa ke ruangan saya? Ada hal penting yang harus saya tanyakan.
Rasta :Baik, Pa.

Rasta terkejut dipanggil ke ruang guru oleh wali kelasnya, yaitu Pa Choki. Tanpa basa-basi, Pa
Chokipun langsung menanyakan hal yang ingin beliau bicarakan.

Pa Choki:Rasta, setelah lulus SMA, apa yang akan kamu lakukan? Pasti melanjutkan kuliah
kan?
Rasta :Iya Pa, saya ingin kuliah, tapi
Pa Choki:Tapi kenapa?
Rasta :Ada banyak hal yang harus saya pertimbangkan.
Pa Choki:Memangnya ada apa? Bukankah kamu ingin menjadi dokter? Kamu mempunyai
potensi yang besar, sayang jika disia-siakan begitu saja.
Rasta :Iya Pa, terimakasih.
Pa Choki:Niat saya hanya ingin menyemangatkan kamu agar melanjutkan pendidikan ke bangku
kuliah dan menggapai semua yang kamu impikan.
Rasta :Iya Pa, terimakasih atas masukan dan supportnya. Saya permisi dulu.

Pa Choki:Iya, baiklah. Jika butuh bantuan, Bapak siap membantu. Kamu jangan sungkan ya.
Rasta :Baik, Pa.

Setelah percakapan di ruang guru tadi, pikiran Rasta seolah-olah dilanda kebingungan yang
amat berat. Sebab, setelah ditinggal Ayahnya, Ibu selalu berjuang memenuhi kebutuhan sekolah
Rasta. Iapun langsung berpikiran untuk bercerita pada Leoni, sahabat sejak ia kecil.

Leoni :Kamu kenapa Ta? Ada masalah ya?


Rasta :Iya Le, kok kamu tau?
Leoni :Ya aku kan kenal kamu dari dulu, mana mungkin aku gak bisa baca pikiran kamu.
Rasta :Hehe iya sih.
Leoni :Hayo kamu kenapa?

21
Rasta :Jadi gini, aku lagi bingung mau kuliah atau enggak. Aku gak tega lihat Ibu kerja banting
tulang penuhin kebutuhan aku. Di satu sisi, aku ingin bantu Ibu untuk kerja, tapi di sisi lain aku
ingin kuliah supaya cita-citaku tercapai. Menurut kamu gimana?
Leoni :Sebagai sahabat, aku sangat ingin kamu lanjutkan mimpi dan cita-cita kamu. Jadi saran
aku, coba kamu diskusi sama Ibu. Aku yakin Ibu kamu akan support impian kamu, Ta. Karena
tujuan kamu pengen jadi dokter supaya Ibu dan Almarhum Ayah kamu bangga kan?
Rasta :Iya Le, kamu bener! Makasih banyak ya. Kamu memang sahabat yang paling
Leoni :Paling apa? Cantik? Pinter? Ya iyalah.
Rasta :Haha iya, iya segala-galanya deh!

Mendapat masukan dan saran yang bagus dari Leoni, Rasta tak pikir panjang untuk menemui
Ibu dan membicarakan semuanya. Tapi sayang, nampaknya Ibu dalam kondisi yang sedang
tidak sehat. Mungkin kecapean karena seharian berkerja. Melihat hal itu, Rasta mengurungkan
niatnya untuk membicarakan soal keinginannya kuliah. Dan keesokan harinya

Pa Choki:Ta, saya sudah mendaftarkan kamu untuk mendapat beasiswa kedokteran. Siapkan
untuk tes minggu depan ya!
Rasta :Sungguh Pa? Terimakasih banyak! Saya akan berusaha sungguh-sungguh dan tidak
mengecewakan Bapak.
Pa Choki:Iya sama-sama. Kamu belajar yang tekun ya, supaya kenginan kamu untuk kuliah bisa
tercapai.
Rasta :Itu pasti, Pa!

Tak disangka beasiswa kuliah kedokteran diperoleh Rasta dan hasil UNpun menunjukkan bahwa
ia mendapat nilai terbaik di sekolahnya. Kabar gembira ini disambut antusias oleh Ibu, Pa Choki
dan Leoni.

Rasta :Terimakasih banyak, Bu. Berkat doa Ibu, aku bisa ada di posisi seperti ini dan karena
perjuangan Ibu, aku bisa sampai di sini. Terimakasih banyak, Bu.
Ibu :Sama-sama nak. Itu sudah menjadi tugas Ibu untuk selalu mendukung dan mendoakan
kamu. Hasil akhir ditentukan oleh Tuhan asalkan kita berusaha.
Rasta :Iya Bu, aku akan berjuang untuk membuat Ibu dan Ayah bangga.
Leoni :Wah selamat ya Ta. Aku salut sama kamu!
Rasta :Makasih ya Le, kamu juga hebat bisa lulus dan masuk di PTN yang kamu mau.
Pa Choki:Selamat ya, Rasta, Leoni. Kalian memang murid cerdas yang layak mendapat
kesempatan untuk meraih semua impian kalian masing-masing.
Leoni :Iya terimakasih Pa, berkat bantuan dan pengajaran dari Bapak, kita bisa seperti ini.
Rasta :Terimakasih banyak ya Pa.
Pa Choki:Iya sama-sama. Terus berjuang ya!

Sejak hari kelulusan itu, Rasta tak henti menggali ilmu dan serius menggeluti kuliah kedokteran
yang ia jalani. Tak disangka iapun bisa sekaligus menjadi asisten dosen di tempatnya kuliah.
Dengan begitu, cita-cita menjadi dokter sambil membantu Ibu menambah penghasilan bisa
dilakukan secara sekaligus.

Read more: http://www.contohskripdrama.click/2014/07/contoh-naskah-drama-tentang-cita-


cita.html#ixzz4sdnjQ2bd

22
Naskah Drama : Meraih Mimpi

Meraih Mimpi
Tri Fani Rahayu sebagai Wati
Ratih Puspita sebagai Jessie
Anita Dwi sebagai Marsya
Meisya Rani sebagai Ina
Hamidah sebagai Bu Aisyah

SMA Harapan adalah salah satu SMA terbaik di Palembang dimana disana terdapat
banyak siswa-siswa yang sangat jenius. Hanya siswa pilihan yang bisa sekolah disana.
Termasuk Jessie. Gadis jenius namun sombong akan kepintarannya. Namun, walaupun siswa di
sekolah itu merupakan siswa terbaik, ada satu siswa yang tidak pintar namun bisa sekolah
disana. Ialah Wati. Gadis katro dan miskin namun memiliki banyak mimpi.
Suatu ketika, pemerintah berniat memberikan beasiswa untuk kuliah ke luar negri bagi
siswa yang mendapat peringkat terbaik di Palembang.
Bu Aisyah : assalamualaikum
Anak-anak : waalaikumussalam
Bu Aisyah : anak-anak,ada berita gembira. Ibu baru saja mendapat informasi
bahwa pemerintah akan memberikan beasiswa untuk kuliah keluar negri.
Jessie : waahh.. asyik banget tuh. Syaratnya apa, Bu?
Bu Aisyah : syaratnya kalian harus mendaptkan peringkat tertinggi se SumSel
pada tes yang akan diadakan nanti.
Jessie, Marsya, Ina ,Wati : apa?!
Bu Aisyah` : Ya. Itu syarat yang diajukan oleh pemerintah untuk mendapatkan
beasiswa. Ibu harap, salah satu dari kalianlah yang terpilih untuk mendapatkan beasiswa
tersebut.
Marsya : Tapi, Bu. Its impossible. Saingan kami se SumSel nih.
Bu Aisyah : tidak ada yang tidak mungkin. Nah maka dari itu, kalian harus
berusaha untuk mendapatkan beasiswa itu. Ayo Semangat..Raih mimpi kalian untuk dapat
beasiswa
Anak-anak : Semangat
(menyanyi lagu meraih mimpi bersama-sama)
Bel istirahat berbunyi. Bu Aisyah pun meninggalkan kelas.
Jessie : Ha..ha..ha..Marsya, pasti deh gue yang bakalan dapet beasiswa
itu.
Marsya : Ya iyalah. Secarakamu siswa yang terjenius di sekolah ini.
Jessie dan Marsya pun keluar kelas. Sementara mereka berdua keluar, Wati dan Ina
tetap ada didalam kelas.
Wati : (menghela napas) aku pengen dapet beasiswa itu.
Ina : kenapa kamu mau dapet beasiswa itu, Wati?
Wati : sebab itu adalah mimpi aku, Na. (menyanyikan lagu I Had A
Dream)

23
Wati : (mendesah)tapi, aku Cuma anak yang bodoh dan miskin.
Sedangkan persyaratannya.(menutup wajahnya)
Ina : Iya sih. Tapi kamu tetap harus berusaha, Wati. Kata bu Aisyah
tadi kan tidak ada yang tidak mungkin. Berusahalah dan berdoalah.
Wati : bener juga sih apa yang kamu bilang. Eh, nanti kita belajar sama-
sama,yuk
Ina : Sip.
Ternyata, dari tadi pembicaraan antara Wati dan Ina didengar oleh Jessie dan Marsya
dari luar kelas.
Marsya : (dengan suara yang dibesar-besarkan) eh, Jessie. Masa si cewek
BOMI itu(melirik kearah Wati) mau ikut program beasiswa juga. Mau nyaingin kamu lagi?!
Jessie : (dengan suara yang dibesarkan) eh, apaan tuh BOMI?
Marsya : BOMI itu, bodoh dan miskin. Kamu taulah siapa si BOMI itu,kan?
Jessie : Oh BOMI itu mau nyaingin aku?! Please.deh. Mau dalam segi
apaun, akulah yang paling hebat di sekolah ini.
Marsya : Iya. Mau belajar sampai tua pun, si BOMI itu nggak bakalan bias
ngalahin kamu.
Jessie : pastinya. (tertawa bersama Marsya) udah yuk. Kita ke kantin.
Rupanya, ucapan Jessie dan Marsya tadi benar-benar menusuk hati Wati. Wati yang
awalnya semangat untuk mendapatkan beasiswa jadi pesimis.
Wati : (menahan tangisnya dengan background music Oogway Ascends)
Ina : (mengelus pundak Wati)
Wati :mereka bener. Sampai kapanpun, aku tidak akan bias
mengalahkan Jessie.(menutup wajah)
Ina : Wati! Kamu jangan pedulikan ucapan mereka. Ucapan kayak iu
tadi sih, mana bisa buat kamu down. Ya kan?
Wati : Tapi kenyataannya sekarang aku malah down, Na.
Ina : duh Wati. Anggap saja ucapan mereka tadi hanya angin lewat
yang tidak akan kembali lagi.
Wati : Jessie itu jenius, Na. dia selalu dapat juara umum. Pialanya sudah
banyak. Sudah pasti dia yang dapat beasiswa itu. Kayaknya aku nggak akan ikut tes beasiswa
itu.
Ina : Ehm.. iya juga sih. Tapi jelas aja kamu tidak akan dapet beasiswa
itu kalau kamu tidak ikut tesnya. Tidak ada yang tidak mungkin, Wati . ayo, kamu harus ingat
mimpi kamu tadi
Wati : Tapi, Na. aku Cuma anak miskin dan bodoh. Aku tidak kaya. Aku
tidak pintar. Aku BOMI. Apa pantas aku mengharap untuk dapat beasiswa untuk keluar negri?
Ina : wati, masa lalu kamu itu tidak menunjukan diri kamu yang
sebenarnya di masa mendatang. Tetapi keputusan yang kamu ambil sekaranglah yang akan
menetukan siapa kamu dimasa mendatang.
Wati : (menatap Ina dengan berbinar-binar)menurutmu aku pasti bisa?
Ina : pasti. Selama kamu terus bermimpi. Tapi jangan Cuma bermimpi.
Kamu juga harus menjemput mimpimu karna mimpi yang jadi kenyataan hanya mau dijemput,
bukan dikhayal atau diratapi.
Ina : (tersenyum) Ayo. Kamu pasti bisa. Semangat..
semangat..semangat
Sejak itu, Wati dan Ina terus belajar dengan giat. Mereka belajar dan terus belajar
karna ambisi mereka untuk mendapatkan beasiswa sangat besar. Wati sadar dia tidak pintar.
Tetapi karna ia sadar tidak pintar, maka Wati belajar dengan sangat ambisius.

24
Dilain pihak, Jessie dan Marsya sama sekali tidak belajar. Jessie merasa ia terlalu
pintar untuk belajar. Dengan bermodalkan keyakinan, ia yakin bias mendapatkan beasiswa.
Karna itu, Jessie dan Marsya sibuk mebaca dan melihat-lihat catalog.
Disekolah
Marsya : eh. Jessie.(melirik Wati) Rupanya si BOMI itu masih berharap
dapet beasiswa gitu..
Jessie : ah, masa sih?
Marsya : tuh. Liat aja. Si BOMI dan teman kampungnya kan lagi belajar
bareng.
Jessie : ah, percuma juga, Sya. Mereka gak mungkin bias menyaingi aku.
Secaragitu aku kan orang yang paling jenius di sekolah ini.
Marsya : Ah..ha..ha..ha
Ina : (memukul meja dan teriak) Eh pengacau, bisa diam gak sih?
Jessie : kenapa? (wajah mengejek)Tersinggung?
Ina : kalo kami tersinggung memangnya kenapa?
Wati : mendingan kalian keluar kalo tidak mau diam.
Marsya : wah..wah..wah Jes, kayaknya si BOMI ini mulai berani nih
Jessie : (menatap Wati) kamu tadi bilang apa, BOMI?
Wati : (gugup) ehoh..ehm.. Ya.(teriak) Keluar kalian jika tidak bisa
diam!(suara lemah) tolong, ya.
Jessie : huh, orang kayak kamu nggak akan bisa ngalahin aku. Ingat, aku
ini peraih medali emas olimpiade sains internasional. Sedangkan kamu, juara kelas aja nggak
pernah.
Ina : eh, kamu pikir kamu itu hebat ya?!
(semua menyanyikan lagu untuk mengejek)
Akhirnya, hari yang ditentukan pun tiba. Wati, Jessie, Marsya dan Ina mengikuti tes
dengan sungguh-sungguh. Bagi Jessie, tes ini hanyalah selingan yang membosankan karna
soal-soal yang menurutnya mudah. Sedangkan untuk Wati, tes ini adalah menunjukan siapa
dirinya jika ia lulus beasiswa.
Satu bulan kemudian
Bu Aisyah : Anak-anak. Dengan bangga ibu mengumumkan bahwa salah satu
murid sekolah kita lulus seleksi untuk mendapatkan beasiswa ke luar negri.
Anak-anak : Yeah. (tepuk tangan)
Ina : siapa yang dapat, Bu. Wati,kan?
Jessie ; (memandang jijik kearah Ina)
Bu Aisyah : sebentar (mengeluarkan kertas) dan yang mendapatkan beasiswa
ini pasti adalah nama yang tidak asing lagi. Ialah anak yang terpintar di sekolah ini. Jessie.
Jessie ; Hore..
Marsya ; Jessie. Selamat, ya..
(background We Are The Champion)
Wati : (menangis) Hu..hu..hu
Ina : (mengelus pundak Wati) Wati, sabar ya
Bu aisyah : (HPnya berdering)ah, assalamualaikum. Iya oh iyahmm.. oh,
begitu ya Pak?(melihat kea rah kertas)oh, baiklah pak. Ya, terimakasih atas
pemberitahuannya.(menatap siswa) maaf, Jessie kamu tidak jadi pemenangnya.
Jessie : (menatap heran)eh???
Bu Aisyah : ya, ada kesalahan teknis. Pemenangnya Wati, bukan Jessie.
Selamat ya Wati.
Wati : (melupakan tangusnya dan senang) Yeah hore... Aku dapat
beasiswa

25
Ina : Wati, selamat,ya.
Jessie : (kaget kemudian histeris)tidak
Marsya : (sigap langsung mengelus pundak Jessie)Jessie, yang sabar ya
Jessie : aku nggak terimaaku nggak terima.(marah kepada Wati)
kenapa kamu bias menang BOMI?! Kamu kan bodoh, aku pintar. Harusnya aku yang dapat
beasiswa.
Bu Aisyah : Jessie, apa-apaan kamu?!
Wati : jess, aku mungkin bodoh dalam hal pelajaran. Tapi aku punya
mimpi. Dan sekarang kamu lihat,orang yang selalu kamu hina kini mendapatkan mimpinya.
` Jessie : maksud kamu apa?! Aku kan juga punya mimpi untuk
mendapatkan beasiswa itu. Tetapi kenapa kamu yang dapat? Kenapa bukan aku, yang sudah
jelas pintar.
Wati : Ada yang bilang ke aku bahwa aku harus terus bermimpi. Tapi aku
tidak hanya boleh bermimpi, melainkan aku juga harus menjemput mimpiku. Karna mimpi yang
jadi kenyataan hanya mau dijemput, bukan dikhayal atau diratapi.
Ina : itu benar. Nah, Jessie. Apakah kamu sudah berusaha menjemput
mimpi kamu?
(hening sebentar)
Marsya : Jess, kayaknya ini sudah saatnya kita mengaku kalah sama si
BOMI. Eh, sama si Wati. (menepuk pundak Jessie) . mulai sekarang, bukan Cuma kamu, tapi
aku juga mau punya mimpi dan akan menjemput mimpiku sesegera mungkin.
(menyanyikan lagu laskar pelangi)

Contoh Naskah Drama Kewajiban Berbakti Pada Orangtua

Berbakti terhadap orangtua adalah sebuah keharusan bagi siapa saja. Orangtua memiliki jasa
yang tak ternilai terhadap anak-anaknya sehingga setiap anak harus selalu memahami hal
tersebut dan tidak menjadi anak yang durhaka.

Nah, pada kesempatan ini saya ingin berbagi sebuah naskah drama singkat tentang kewajiban
berbakti terhadap kedua orantua. Semoga contoh drama tentang kewajiban berbakti terhadap
orangtua yang saya tulis ini berguna bagi sahabatku semuanya.

Contoh Drama Berbakti Kepada Orangtua

Deskripsi Drama:

Tema: Sosial
Judul: Kewajiban Berbakti Pada Perintah Orangtua
Durasi: Pendek
Jumlah Pemeran: 4 orang
Penokohan/karakter: Airin (baik), Cinta (anak yang tidak berbakti pada orangtua), Irma (baik)

Percakapan Drama Dimulai....

Airin:

26
Kemarin aku lihat ibu seperti sedang sakit, apa benar Ta?

Cinta:
Iya, ibuku memang sakit. Sampai sekarang dia juga belum sembuh.

Airin:
Kalau kamu tahu dia sedang sakit, kenapa kamu biarkan dia ke pasar sendirian? harusnya kamu
yang pergi ke pasar.

Airin dengan muka serius menegur Cinta.

Cinta:
Aku malas ke pasar, makanya aku suruh ibu yang pergi.

Airin:
Tapi kamu kan tahu kalau dia sedang sakit. Setidaknya kalau dia sedang sakit ya kamu gantikan
dia.

Risma ikut masuk dalam percakapan mereka berdua.

Irma:
Ada apa ini?

Airin:
Ini Cinta, dia tahu ibunya sedang sakit tapi malah dia suruh ke pasar.

Irma:
Kenapa kamu tega sekali, Ta?

Cinta menjawab.

Cinta:
Aku memang malas ke pasar, jadi kalau disuruh ibuku aku selalu alasan.

Airin:
Justru itu, harusnya kamu itu jadi anak yang patuh pada perintah orangtua.

Irma:
Iya, kalau kamu itu bukan sekedar tidak patuh pada perintah orangtua, tapi kamu malah
keterlaluan sekali, Ta, sudah tahu ibunya sakit, tapi malah disuruh ke pasar.

Cinta merasa bersalah dengan sikpanya. Dia merenung, dan bermaksud meminta maaf kepada
ibunya.

Cinta:
Iya, memang benar apa yang kalian bilang. Seharusnya aku turuti perintah ibuku, apalagi ini dia
sedang sakit.

27
Irma:
Iya, apapun itu, kita tidak boleh jadi anak yang tak tahu diuntung, benar tidak, Rin?

Airin:
Iya, benar sekali.

Cinta memberi tahu temannya bahwa dia akan meminta maaf kepada ibunya saat dia pulang.

Cinta:
ya sudah, nanti kalau aku sudah dirumah aku akan minta maaf sama ibuku. Aku janji akan
menuruti perintah ibuku, karena aku tidak mau jadi anak durhaka.

Irma dan Airin senang sekali mendengar ucapan Cinta.

Irma:
Bagus, begitu baru sahabat aku.

Airin:
Awas, kalau kamu sampai mengulangi kesalahan yang sama.

Cinta:
Tidak, aku tahu aku salah.

1 jam kemudian, Cinta tiba dirumah dan dia langsung menemui ibunya untuk meminta maaf.

Cinta:
Bu.. ibu...

Ibu Cinta:
Iya, nak.. ada apa?

Cinta:
Ibu maafkan aku ya.. aku ini banyak salah sama ibu.

Ibu Cinta pun terkejut mendengarnya.

Ibu Cinta:
Kenapa kamu tiba-tiba minta maaf nak, ada apa?

Cinta:
Aku tidak bisa jadi anak yang nurut sama orangtua bu, buktinya waktu ibu suruh aku ke pasar
aku tidak mau padahal ibu kan sedang sakit. Aku minta maaf ya bu, aku janji aku akan
mengerjakan apa yang ibu suruh.

Ibu Cinta tersentuh sekali dengan perkataan anaknya itu.

Ibu Cinta:
Ibu senang sekali mendengar ucapan kamu. Ibu selalu berdo'a supaya kamu jadi anak yang
sholihah, nak.

28
Cinta:
Iya, bu aku akan menjadi anak yang berbakti kepada ibu.

Nah, demikianlah contoh teks drama pendek tentang patuh kepada orangtua, semoga naskah
drama orangtua dan anak ini bermanfaat bagi sahabat drama lovers

Read more: http://www.contohskripdrama.click/2015/04/contoh-naskah-drama-kewajiban-


berbakti.html#ixzz4sdoiCqcE

Tema : Religi

Judul : Tobatya Preman Sekolah

Penokohan :

Abduh (kasar)
Laila (lemah lembut)
Ibu. Syaroffah (penyabar)
Rukmam (sombong)
Vera (sombong)
Rico (sombong)
Rudi (kasar)
Sinopsis

Pagi hari, dua preman sekolah bersiri di depan pintu kelas. Mereka adalah Abduh dan rudi.
Hamper dari seluruh siswa serta guru yang ada takut pada mereka berdua. Mereka sangatlah
sering membuat onar di sekolah. Mereka sering memeras uang teman temannya. Rukmam,
Vera dan Rico adalah sasaran utama anduh dan rudi, karena mereka bertiga adalah anak anak
orang kaya di di sekolahan mereka.

Tidak hanya itu, selain diperas uang,mereka bertiga juga sering sekali dikerjai oleh Abduh dan
rudi. Perbuatan Abduh dan rudi ini membuat murid murid di sekolah membenci dirinya. Abduh
sebgai ketua geng sangatlah popular di sekolahnya karena saking seringnya dia keluar dan
masuk ruang BK.

Abduh ini adalah seorang anak dari keluarga tidak mempu. Ayahnya telah meninggal dunia
ketika ia kecil dan sekarang ia hanya tinggal dengan ibunya di sebuah rumah kontrakan kecil.

29
Perbuatan Abduh yang liar tak terkontrol ini membuat ibunya sering sakit sakitan. Abduh sering
kali memerahi ibunya karena hal sangat sepele dan membuat ibunya sakit hati tetapi mesekipun
begitu ibunya tetaplah sabar ia selalu berdoa agar anaknya berubah menjadi anak yang baik dan
sholeh.

Suatu hari saat ia pulang sekolah bersama rudi. Ia melihat banyak sekali orang orang yang
berkumpul di rumahnya. Sebelumnya ia beranggapan kalau orang orang sedang mengadakan
arisan rutin di rumahnya. Ia berpikiran setelah acara itu ia akan mengambil uang arisan tersebut
untuk dibuat berfoya foya. Tetapi setelah ia masuk kedalam rumah. Betapa kagetnya dia melihat
seorang wanita tua tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika
mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya.

Sejak kematian ibunya, Abduh bertekad akan menjadi anak yang baik dan dapat diandalkan
oleh orang lain. Rudi pun mengikuti jejak Abduh. Mereka tidak pernah lagi berbuat onar di
sekolah. Lalau mereka berdua meminta maaf kepada teman temannya. Seluruh temannya
begitu kaget dan tidak bisa memaafkan begitu saja, ternyata mereka bukannya malah bersyukur
karena premen yang ada di sekolah mereka telah insyaf tetapi mereka malah ingin membalas
dendam, terutama Rukmam,Rico dan Vera yang setiap hari dikerjai olehnya. Setiap hari
cacimaki dan olok-olok dari teman-temannya bertubi-tubi kepada rudi dan Abduh. Tetapi dibalik
itu semua ada seorang cewek yang malah menghibur mereka berdua.

Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan memiliki
nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak.
Mereka semua tidak percaya tetapi mereka berdua tidaklah putus asa. Hingga akhirnya karena
rajin belajar rudi dan Abduh menjadi siswa terbaik se-kabupate sedangkan Rico, Rukmam dan
Vera hany meratapi nasib mereka karena tidak lulus. Akhirnya setelah Rico, Rukmam dan Vera
merasa bersalah mereka memutuskan untuk meminta maaf kepada rudi dan Abduh. Dan
akhirnya mereka pun saling memaafkan.

Alur : progresiv/maju

Setting :

Tempat :

rumah kontrakan

Sekolah

Jalan

Waktu :

Pagi hari

Malam hari

Siang hari

Suasana :

30
menegangkan

Bahagia

Sedih

Tobatnya Preman Sekolah

Pagi pagi preman sekolah sudah membuat masalah . Mereka adalah Abduh dan rudi. Didepan
pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus membayar uang kepada Abduh dan rudi
jika mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka. Dari kejauhan, tiga anak
pejabat tinggi sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Rukmam, Vera dan Rico
Abduh dan rudi telah menunggu mereka dari tadi.

Abduh : Hey! Apa kabar para pejabat cilik?(menghadang jalan mereka bertiga) buru
buru y? kenapa buru buru sih santai aja lah? (memeluk Rukmam) kita main main aja dulu dulu,
bener ga Rud?

Rudi : Bener ntuh, lagian bel masuk kan masih lama.

Rukmam : Kenapa nih? Kenapa loe berdua hadang jalan kita berdua?

Rudi : Pura pura ga tau atau loe emang ga tau ya? Nih kan daerah kita berdua. Loe
pada sebagai pendatang harus bayar pajak dunk sama kita kita.

Rico : Aturan nenek loe ya kali? Ini kan sekolahan ga ada pajak pajak an tau?
Emang nih sekolahan punya nenek loe y? gue aja yang nyumbang banyak begini ga pernah
narik pajak kayak loe berdua? Eh, loe berdua bocah ingusan dari kolong jembatan mau
bertindak aneh aneh? Malas gue bayar?

Rudi : Apa loe barusan bilang? Bocah ingusan. Oke, jadi loe mau bayar ga nih. Gue
tanya sekali lagi?

Rico : Bayar? Malas y mending uang gue buat beli bakso 10 mangkok dari pada
buat loe pada.

Rudi : Jadi gimana bos? (menoleh ke arah Abduh)

Abduh : (berjalan ke arah Rico dan memegang kerahnya) heh, gentong. Loe jangan
sok berani main main sama kita berdua y? ini tanah emang bukan tanah nenek gue tapi ini
daerah kekuasaan gue. Loe, sebagai pendatang mau ga mau harus bayar. Ya! Ga apa apa sih
kalo le bertiga ga mau bayar, lagian hari ini kita juga belum punya kelinci percobaan.

Rudi : loe berdua mau bayar kagak? (kata rudi pada Vera dan Rukmam)

Vera : Okey, gue mau bayar. Asal loe berdua mau lepasin kita bertiga.

Abduh : Loe berdua boleh masuk setelah bayar tapi untuk si gentong nggak. Kita mau
main main dulu ama dia. loe keberatan?

31
Vera : (berbisik kepada Rukmam) Gimana mam, kalo kita ga biarin Rico bersama
mereka bisa bisa kita bernasib sama kayak mereka ntuh.

Rukmam : okey, loe bisa bawa Rico

Abduh : Okey

Vera : (mengeluarkan selembar uang 10 ribuan dari dompetnya) Nih, duitnya!


(menyerahkan uang itu pada rudi)

Rudi : Hah (mengatakan dengan nada tak percaya) 10 ribu ,ini ma duit cuma buat
beli penthol lah gimana dengan uang makannya? Loe kan anak pejabat minim uang saku kan
100 ribu. Kurang?

Rukmam : Gue aja deh yang bayar(mengeluarkan uang 100ribu dari dompetnya).

Rudi : (mengambil uang 100ribu tersebut dengan cepat dari tangan Rukmam) Ini
baru duit. Nah sekarang kalian boleh masuk.

Rukmam : (berjalan masuk kalas sambil menengok Rico) sorry, co!! gue kali ini ga bisa
bantu.

Vera : Sorry, gue kali ini juga ga bisa bantu.

Abduh : Rud, enaknya kita apain nih anak yang satu ini?

Rudi : (berpikir sejenak) Di ceburin di kolam ikan sekolahan aja, habis ntu di coreng
coreng pake arang and disuruh nari ballet di depan anak anak. Pasti nanti ntu heboh banget.
Hahahahahahaah (ketawa terbahak bahak)

Abduh : wkwkwkwk, oke laksanakan bro. tumben otaklo encer

Rico : Waduh, jangan deh rud. Nanti kalo gue pulang trus sakit gimana? Gue bisa di
marahin mami gue habis habisan? Ampuni gue duh?

Abduh : Tak ada ampun lagi buatmu, dasar gentong

Akhirnya setelah mengerjai Rico habis habisan. Abduh dan rudi bukannya masuk kelas tapi
bolos sekolah. Mereka pergi ke tempat diskotik dan menggunakan uang yang mereka dapatkan
tadi buat minum minuman keras. Hingga mereka berdua mabuk di tengah jalan. Kesedokan
harinya mereka baru pulang kerumah masing masing. Abduh telah ditunggu dari tadi malam oleh
ibunya.

Ibu Syaroffah : Dari mana aja kamu nak, kenapa baru pagi ini kamu barusan pulang?

Abduh : Sudahlah bu ga usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.

Ibu Syaroffah : Ya sudah sekarang masuk yuk, kamu pasti laper kan? Sudah ibu siapin tuh
sarapan ntuh. Makanan kesukaan kamu.

32
Abduh : Ga ah, Abduh masih kenyang kok. Sekarang Abduh minta duit aja? Cuma 500
ribu aja. Males aku di rumah ngeladeni ibu yang ngomel terus mending Abduh pergi sama temen
temen. Udah cepet? (nada membujuk kasar)

Ibu Syaroffah : 500 ribu katamu? Uang dari mana ibu dapat uang sebanyak itu. ibu kan hanya
seorang penjual jamu keliling.

Abduh : Pokoknya Abduh ga mau tau, sekarang Abduh mau uang itu. cepetan?

Ibu Syaroffah : Ibu ga punya uang sebanyak itu nak?

Abduh : Enggak, ibu pastii nyembunyiin sesuatu dari Abduh. (berjalan menuju kamar
ibunya)

Abduh lalau membongkar seluruh isi kamar ibunya. Setelah beberapa lama ternyata dia
menemukan sebuah cincin.

Ibu Syaroffah : Jangan, jangan kau ambil cincin itu nak, itu adalah cincin peninggalan ayahmu
ketika ibu menikah dulu. (sambil merebut)

Abduh : Argh. Dasar orang tua bawel. Sudah Abduh mau pergi dulu. (mendorang
ibunya hingga jatuh ke lantai)

Ibu Syaroffah : Jangan Abduh, jangan kau jual cincin peninggalan almarhum bapakmu itu. Ibu
mohon, ibu mohon nak( mengejar sambil menangis)

Abduh meinggalkan ibunya begitu saja. Layaknya ia tidak mengenal ibuny lagi. kemudian ia
pergi ke pasar untuk menjual cincin itu. Lalu ia menelpon rudi.

Abduh : Halo, rud. Loe lagi ngapain?

Rudi : Gue lagi tidur tiduran aja, bosen gue ga ada kerjaan.

Abduh : Bagus kalo begitu, loe sekarang ikut gue ke diskotik kita minum minum
sepuasnnya disana nanti. Nyante aja gue yang mbayarin kok

Rudi : Hah uang dari mana loe bisa traktir gue?

Abduh : Udah, loe jangan banyak bacot. Loe cepet kesini. Gue udah di depan rumah
loe.

Rudi : Okey, bos

Akhirnya mereka pun pergi bersama ke diskotik hingga larut malam. Setelah puas seharian di
diskotik akhirnya mereka berdua pulang ke rumah masing masing. Mereka pulang dengan
keadaan mabuk berat. Abduh sempat mutah beberapa kali. Begitu pula dengan rudi. Ibu
syaroffah yang stres melihat anaknya berubah menjadi nakal seperti itu. Pada waktu itu beliau
masih memakai mukena dan masih berdoa di kamarnya.

33
Abduh : Ibu!!! ibu!!! Abduh, anak ibu pulang nih ( masuk nyelonong dan bicara
dalam keadaan mabuk)

Ibu Syaroffah : Kamu ini kenapa tho le? Kenapa kamu bisa mabuk mabuk an seperti ini

Abduh : Agh. Pasti bawel, anak pulang bukannya di sambut dengan ceria malah
diomeli. Anak muda zaman sekarang ntu ga ada yang di nasehati. Eh.. ibu hobinya comel
mlulu bosen bu. ( bicar sambil marah)

Ibu syaroffah : Astagfitullah. Nyebut nak nyebut. Sekarang kamu mandi dulu sana gih dan
ganti pakaian ya? Habis ntu jangan lupa shalat isya, ibu sudah lama ga pernah lihat kamu
sholat lag ntuhi.

Abduh : Aduh!! Ibu ini, bawel lagi bawel lagi. Tak bilangin ya bu, sekarang ntu dunia
udah berubah, ga butuh shalat. Shalat itu ga bisa datengain kita uang. Cuma buang buang
waktu aja. Kayak kita ini miskin trus. Udah ahg dari pada dengerin ibu yang bawelnya minta
ampun Abduh mau tidur dulu aja. ( berjalan menuju kamar dengan menclang menclong)

Ibu Syaroffah : Astagfirullah Abduh. Kenapa kamu bisa berubah kayak begini nak? Hati hati
kalo jalan. Sini biar ibu bantu kamu masuk ke kamar.

Abduh : aghr.(mendorang hingga ibunya terjatuh) ga usah sok meratiin. Abduh bisa
jalan sendiri. Abduh ga perlu ibu miskin seperti ibu.( membentak)

Kelakukan Abduh semakin hari semakin menjadi jadi. Ia tidak hanya berani pulang dengan
mabuk tetapi sekarang dia sudah berani membawa cewek main keluar masuk rumah. Ibunya
pun sakitnya semakin parah. Hingga suatu hari, sepulang sekolah Abduh pulang kerumah ingin
meminta uang kembali pada ibunya. Rudi berada di balakannya. Betapa kagetnya dia ketika
melihat banyak orang tengah berkumpul di rumahnya.

Rudi : Apaan ntuh, kenapa di rumah loe banyak sekali orang. Masak orang orang
lagi demo gara gara ibu loe ga bisa bayar cicilan utang?

Abduh : Ngawur aja loe ( mendorong kepala rudi) mungkin sedang ada arisan ibu ibu
kali.. wah ini kesempatan bagus ntuh, gue bisa minta uang lebih dari ibu gue.kalo begitu ayo
cepetan kita kesana

Setelah masuk rumah, Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua tergeletak tak berdaya di
depan dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya. Abduh pun
tak percaya dan berjalan mendekati ibunya. Ia pun berlutut di depan mayat ibunya dan meminta
maaf atas semua yang pernah ia perbuat. Ia menangis sejadi jadinya.

Abduh : Hiks.. hiks.. bu maafkan aku bu kenapa ibu lebih dulu meninggalkan
Abduh? Abduh tak sanggup untuk hidup sendirian. Bu. Kenapa ibu harus mati maafkanlah
kesalahanku selama ini bu selama ini Abduh telah menjadi anak yang durhaka. Abduh jaji
kali ini Abduh akan berubah menjadi anak yang baik dan sholehah seperti yang ibu inginkan.
(menangis tersedu-sedu)

Rudi : Sudahlah duh, biarkan yang tejadi berlalu.(belum selesai ngomong)

34
Abduh : argh.. biarkan aku sendiri.

Sejak saat itu, Abduh dan rudi berubah total, ia tidak pernah lagi membuat onar di sekolahnya. Ia
menjadi anak yang sangat pendiam dan rajin belajar. Seluruh temannya begitu kaget. Mengapa
Abduh dan rudi bisa berubah? Tetapi ternyata banyak dari teman temannya yang memanfaatkan
hal ini untuk membalas dendam terutama Rico, Rukmam dan Vera.

Rico :Cuih, preman sekolah ternyata bisa tobat ya, apalagi preman kayak loe
berdua. Angin dari mana yang bisa membuat loe berdua bisa tobat kayak begini

Vera : Paling-paling juga besok sudah menjadi preman lagi yang paling ganas, tapi
yakin aku ga akan takut lagi ama loe berdua.

Rukmam : Shit, loe berdua mau berubah. Jangna ngaco loe pada. Gue ga akan percaya
selamanya kalo loe berdua bisa berubah mendjai anak yang baik.

Laila : Kalian ini, gimana sih? Mereka ini mau berubah malah di olok olok ini kayak
begini. Orang yang niatnya baik itu hasunya di sukung sunk jangna malah di olok olok ini kayak
gene.syukur syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.

Vera : (mendorong pundak Laila) Eh Loe ntu, jadi cewek jangan munafik deh, loe
ntu sebenarnya juga punya dendam pribadi kan ama mereka berdua? Ga usah di tutup tutupi
kayak gene. Munafik loe!

Abduh : Sudahlah Lil, tak usah kau hiraukan mereka. Mereka memang pantas kok
melakukannya, aku memang yang salah kok. Untuk itu aku mau minta maaf kepada kalian
bertiga atas semua yang telah aku perbuat kepada kalian?

Laila : Tapi duh.

Rudi : Abduh benar, aku juga mau minta maaf epada kalian semua. Da kalian mau
kan maafin kiita berdua? Kita tak ingin ada lagi permusuhan di antara kita.

Rico : Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh loe aku aja yang duluminta
maaf sambil berlutut aja malah loe kerjain abis abisan. Sekarang loe berdua malah minta maaf
ama gue tanpa rasa salah apapun. Enak banget loe!

Rukmam : Bener, co! gue juga males banget maafin mereka, balikin dulu uang gue
baru loe minta maaf di depan gue sambil sujud, mungkin gue bisa maafin loe berdua

Vera : Bener mam, gue juga ga rela maafin mereka sebelum kita bisa membalas
semua yang telah mereka lakukan kepada kita bertiga.

Rico : Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus ngurus masalah mereka berdua
kayak orang kurang kerjaan aja.

Vera : Kita ke kantin aja yuk, gue laper banget nih

Rukman : Ayo (beranjak pergi)

35
Abduh :Laila, kenapa loe malah mbelain gue waktu mereka bertiga menghina gue.
Bukannya kita berdua ini juga sering nyekitin hati loe?

Rudi : Iya, kenapa loe ga ngolok kita berdua. Padahal loe kalo mau kita ga akan
balas kok. Silahkan aja!

Laila : Sudahlah, tak usah kalian ungkit lagi masalah yang lalu itu, biarlah yang lalu
itu berlalu dengan sendirinya. Lagi pula aku sudah tidak ada dendam lagi kok ama kalian berdua.
Malah an aku juga ikut seneng kalian bisa berubah seperti ini.

Rudi : Loe emang cewek yang baaik Lil

Laila : Jangan begitu( tersipu malu)

Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan memiliki
nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak.

Rico : Hahahaha jadi loe berdua bertekad mau jadi yang tebaik se- kabupaten.
Jangan bermimpi deh loe. Gue aja nih y? anak terpandai satu sekolahan ga pernah ngimpi
kayak begitu, karena itu suatu yang tidak mungkin. Loe berdua kan bodohnya minta ampun
jangan berharap deh.

Rukmam : Gue aja nih y? yang belajar tiap hari ga yakin bisa jadi yang terbaik, ehh elo
yang masih cupu begitu mau jadi yang terbaik. Sadar donk?

Vera : Kita aja anak pejabat yang setiap hari les di beberapa LBB aja ga yakin
masuk 5 besar se-kabupaten. Elo yang bodohnya berpangkat mau jadi yang terbaik. Paling
paling lulus aja masih kemungkinan.

Rudi :Memang kita dari golongan anak yang tidak mampu, tapi ingat kesempatan
itu datang kepada siapapun. Kalo emang loe bisa, kenapa kita tidak bisa? Ya bisa dunk. Kita kan
sama-sama makan nasinya masak ga bisa sih.

Rukmam : Okey, kalo begitu kita bertarung siapa yang akan menjadi yang terbaik.

Abduh : Oke, gue trimu tantangan loe bertiga

Rico : Paling paling melawan mereka berdua kita tak perlu belajar pun bisa
menang, benar ga ?

Vera : Bener, ga usah belajar paling menang

Untuk memenangkan pertarungan ini rudi dan Abduh harus belajar dengan giat. Tetapi
masalahnya mereka tidak punya uang sama sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi
ngamen pada siang hari dan belajar extra pada malam harinya.

Abduh :(menyanyi)

Rudi : Panas banget duh, gue ga kuat lagi nih

36
Abduh : Tahan rud, demi mendapatkan kemenangan itu.

Rudi : oke deh

Ketika mereka sedang mengamen di sebuah mobil mewah hitam, mereka bertemu dengan

Vera, Rukmam dan Rico yang ternyata pemilim dari mobil hitam ini.

Rico : hah ternyata memang benar tidak perlu repot repot belajar melawan
kalian berdua.

Vera : Iya benar, kita kita aja siang siang begini mau pergi les, eh loe berdua malah
ngamen di tengah jalan. Ga tau malu loe?

Rico : Ini gue punya uang 100ribu buat loe, gratis kok mumpung kita lagi baik hati?
nih ( menyodorkan uang 100ribuan ke arah rudi)

Rudi : (menjulurkan tangan untuk mengambil uang tersebut)

Rico : Cuih (meludah tepat diatas tangan rudi). Hahahahahahahaha makan ntu
ludah gue

Vera&Rukmam: hahahahahahahah, mampus loe, mau aja dikerjain)

Rudi yang dari tadi kelelahan lepas kendali, dia lalu menuju ke arah Rico dan ketika akan
memukulnya ternyata lampu merah telah berganti hijau. Rico dan teman temannya berhasil
mealrikan diri.

Abduh : Sudahlah rud, jangan kau ambil hati. Biarlah mereka merasakan yang pernah
kita rasakan sebelumnya. Sekarang gantian biarlah kita merasakan apa yang telah mereka
rasakan dulu. Jadi sabar aja, oke?

Rudi : baiklah

Setelah mati-matian mereka berdua mencari uang untuk membeli buku, akhirnya kesampaian
juga. Mereka belajar dengan tekun tiap hari. Dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaik
se-kabupaten sedangkan Vera, Rukmam dan Rico tidak lulus ujian nasional lantaran terlalu
meremehkannya.

Laila : Selamat y duh? (menyalami Abduh) selamat juga ya rud?(menyalami rudi).


Selamat kalian telah terpilih menjadi siswa terbaik se-kabupaten.

Abduh : Sama-sama y Lil! Aku juga mau ngucapin trima kasih buat elo yang mau
nemenin kita belajar selama ini

Rudi : Iya Lil kalo misalnya y? kita tidak punya temen seperti kamu mungkin kita ga
bisa jadi yang terbaik seperti ini?

Laila : Alah, jangan terlalu berlebiah namanya juag temen kita harus saling tolong
menolong.

37
Abduh : eh.. Lil ngomong ngomong loe tau g dimana Rico, Vera ma Rukmam.

Laila : em. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka kayaknya sedih banget deh
setelah tau mereka tidak lulus

Rudi : Syukurin biar mereka tau rasa

Abduh : Gimana kalo kita ke mereka aja, kita hibur mereka. Kasihan mereka.

(Sampai di kelas)

Abduh : hai mam.

Rukmam : Wat apa loe bertiga datang ke sini? Loe mau pamer y karena uadah jadi
pemenang petarungan kita atoo loe mau ngolok-nglok in kita karena kita tidak lulus ujian
nasional?

Abduh : Ga kok, gue d ateng ke sini Cuma mau ngajakinloe semua makan di kantin.
Habis dari tadi muka kalian murung terus sih

Rico : Emm duh hati loe baik banget y? sory y buat kesalahan gue ke elo ma
rudi. Gue khilaf duh loe mau maafin gue kan?

Vera : Gue juga mau minta maaf ya duh? ma loe rud? Loe berdua mau maafin gue
kan?

Rukmam : sorry ya duh! Gue udah nuduh loe dengan yang tidak tidak. Gue juga mau
minta maaf atas semua salah gue ke elo?

Abduh : Kita berdua mau kok maafin loe bertiga, kita juga mau minta maaf y buat
yang dulu dulu?

Rico :Iya kita udah maafin kok

Rudi : Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke kantin biar gue yang
traktir?

Abduh : ayukkkk ( berjalan bersam sama menuju kantin)

Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara mereka.

38
39

Anda mungkin juga menyukai