PEDOMAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN SPIP
SUB UNSUR
DOKUMENTASI YANG BAIK ATAS SISTEM
PENGENDALIAN INTERN SERTA
TRANSAKSI DAN KEJADIAN PENTING
(3.11)
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting i
Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan
SPIP, BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum
Penyelenggaraan SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedoman
tentang hal-hal apa saja yang harus dibangun dan dilaksanakan
dalam rangka penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman
tersebut dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan
masing-masing sub unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur
ini merupakan acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan
dalam penyelenggaraan sub unsur SPIP.
Pedoman teknis penyelenggaraan SPIP Sub Unsur
Dokumentasi yang Baik atas Sistem Pengendalian Intern serta
Transaksi dan Kejadian Penting pada Unsur Kegiatan Pengendalian
merupakan acuan yang memberi arah bagi instansi pemerintah
pusat dan daerah dalam menyelenggarakan sub unsur tersebut dan
dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing instansi,
yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi
tersebut.
Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat
diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.
Kuswono Soeseno
NIP 19500910 197511 1 001
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian ............................................................... 3
B. Tujuan dan Manfaat ................................................. 7
C. Peraturan Perundang-undangan Terkait .................. 9
D. Parameter Penerapan ............................................. 10
A. Tahap Persiapan........................................................ 11
B. Tahap Pelaksanaan................................................... 15
C. Tahap Pelaporan........................................................ 21
BAB IV PENUTUP
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting iii
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 1
B. Sistematika Pedoman
Bab I Pendahuluan
Bab IV Penutup
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 2
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Pengertian
Kegiatan pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur
yang dapat membantu memastikan dilaksanakannya arahan
pimpinan instansi pemerintah untuk mengurangi risiko yang telah
diidentifikasi selama proses penilaian risiko.
Pimpinan instansi pemerintah wajib menyelenggarakan
kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan
sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah yang
bersangkutan. Penyelenggaraan kegiatan pengendalian
sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok
instansi pemerintah;
2. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses
penilaian risiko;
3. kegiatan pengendalian yang dipilih harus disesuaikan dengan
sifat khusus instansi pemerintah;
4. kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
5. prosedur yang tertulis harus dilaksanakan dengan konsisten;
6. kegiatan pengendalian harus dievaluasi secara teratur untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut tetap berfungsi dan
sesuai dengan yang diharapkan.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 3
1. visi, misi, dan tujuan;
2. lingkungan dan cara beroperasi;
3. tingkat kerumitan organisasi;
4. sejarah atau latar belakang serta budaya; dan
5. risiko yang dihadapi.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 4
Dokumentasi atas SPI mencakup identifikasi, penerapan,
dan evaluasi atas tujuan dan fungsi instansi pemerintah pada
tingkat kegiatan serta pengendaliannya yang tercermin dalam
kebijakan administratif, pedoman akuntansi, dan pedoman
lainnya. Dokumentasi atas SPI juga mencakup dokumentasi yang
menggambarkan sistem informasi yang otomatis, pengumpulan
dan penanganan data, serta pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi. Dokumentasi atas transaksi dan kejadian
penting dilaksanakan secara lengkap dan akurat untuk
memfasilitasi penelusuran transaksi, kejadian, dan informasi
terkait, sejak tahap otorisasi, inisiasi, pemrosesan, sampai
dengan penyelesaian.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 5
Dokumentasi yang dikenal umum sebagai dokumen adalah
tiap material/bahan (seperti tulisan, video, suara/audio, atau
kombinasi diantaranya), yang digunakan dalam menjelaskan
suatu atribut atau ciri dari suatu obyek, suatu sistem, atau suatu
prosedur.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 6
Sifat dan luasnya dokumentasi biasanya menjadi lebih
bersifat substantif (dapat dirinci) ketika pernyataan tentang sistem
atau evaluasi dibuat untuk pihak-pihak tambahan. Dokumentasi
yang baik diperlukan ketika manajemen membuat pernyataan
kepada pihak luar mengenai efektivitas SPI di instansinya, dan ini
berfungsi sebagai pendukung atas pernyataannya. Dokumentasi
seperti ini, akan berguna ketika pernyataan manajemen kepada
pihak luar tersebut dipertanyakan/diragukan.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 7
Dokumentasi atas kebijakan dan prosedur pengendalian yang
baik akan mengurangi keberagaman dalam keandalan SPI
tersebut, karena dokumentasi yang baik akan memudahkan
terpeliharanya konsistensi dan pemenuhan kriteria kebutuhan
pengendalian oleh siapa pun yang ditugaskan untuk
melaksanakannya.Terlebih lagi, bila dinyatakan secara jelas
parameter (batasan-batasan) ukuran dari suatu prosedur
pengendalian yang harus dilakukan.
2. Memungkinkan pemantauan yang efektif. Manajemen
diwajibkan untuk melaporkan perubahan-perubahan yang
material/berpengaruh besar dalam pengendalian intern secara
berkala. Dokumentasi yang baik memberi wadah untuk
melakukan hal ini. Dokumentasi yang baik ini dapat merupakan
refleksi (gambaran yang muncul) dari sistem pengendalian
intern. Seperti ketika seseorang melihat bayangan dirinya
dalam cermin, maka orang tersebut akan melihat secara jelas
gambaran dari bayangan dirinya dalam cermin tersebut.
Dengan gambaran tersebut, orang itu dapat menilai seberapa
baik tampilan dirinya, dan menjadi alat baginya dalam
memperbaiki tampilan dirinya tersebut.
Demikian halnya dengan dokumentasi yang baik, tentunya
dapat digunakan sebagai alat pemantauan yang efektif untuk
menilai seberapa baik atau seberapa efektifnya sistem
pengendalian yang berjalan dibandingkan dengan efektivitas
yang diinginkan. Suatu SPI yang terdokumentasi dengan
memadai tentunya dapat dilihat seberapa baik tampilannya
dari pendokumentasian yang dilaksanakan. Dengan demikian
dokumentasi yang baik tentunya memungkinkan pemantauan
yang efektif atas pelaksanaan dari SPI yang dijalankan.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 8
Dokumentasi juga memberi wadah (memfasilitasi) bagi
manajemen untuk menilai efektivitas sistem pengendalian intern,
dengan memberikan landasan dalam:
mengevaluasi efektivitas dari rancangan sistem pengendalian
intern yang diinginkan; dan
merencanakan untuk menguji efektivitas pengoperasian.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 9
D. Parameter Penerapan
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 10
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
A. Tahap Persiapan
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 11
jadwal pelaksanaan kegiatan;
2. Pemahaman (Knowing)
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 12
c. Terselenggaranya informasi mengenai:
1) bagaimana transaksi diawali/dimulai, dicatat, diproses,
serta dilaporkan; dan
2) arus transaksi untuk mengenali dimana terjadi
kesalahan pernyataan material karena kesalahan atau
timbul karena kecurangan (fraud).
d. Terselenggaranya penjelasan mengenai:
1) bagaimana prosedur harus diterapkan;
2) siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
prosedur; dan
3) seberapa sering prosedur harus dilaksanakan
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 13
Adapun metode tersebut, antara lain menggunakan:
a. tatap muka;
b. penggunaan situs jaringan (website) penyampaian
informasi;
c. penyampaian dengan menggunakan multimedia interaktif;
d. penyampaian yang menggunakan majalah atau buku saku;
e. penyampaian dengan menggunakan saluran komunikasi
yang umum; dan
f. pemberian akses ke jaringan informasi (network), dengan
menggunakan password.
3. Pemetaan (Mapping)
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 14
c. telah memiliki SOP atau pedoman untuk
menyelenggarakan peraturan tersebut;
d. dalam SOP atau pedoman dimaksud telah sesuai dengan
peraturan yang ada dan atau yang akan dibangun;
e. Telah diselenggarakannya praktik dokumentasi yang baik
sesuai dengan SOP atau pedoman yang ada.
B. Tahap Pelaksanaan
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 15
1. Membangun Infrastruktur (Norming)
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 16
Sebelum mendokumentasikan pengendalian pada
tingkat kegiatan, perlu dipahami hal-hal berikut:
1) Tujuan instansi secara keseluruhan;
2) Transaksi-transaksi penting yang rutin dilakukan instansi
untuk mencapai tujuan tersebut;
3) Risiko kegiatan yang terkait dengan transaksi tersebut;
4) Tujuan pengendalian terkait risiko tersebut.
2. Internalisasi (Forming)
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 17
b. Pengembangan dokumentasi pada tingkatan entitas
Dokumentasi pada tingkat entitas, meliputi dokumentasi
tata kelola (governance) instansi, dokumentasi kebijakan
dan pedoman sumber daya manusia, pedoman kebijakan
akuntansi, dan lainnya.
Penjelasan ringkas mengenai pendokumentasian atas
governance yang dapat menunjukkan tujuan-tujuan
pengendalian tingkat keseluruhan instansi secara umum,
antara lain adalah:
1) Dokumentasi mengenai visi dan misi instansi; dan
2) Dokumentasi mengenai aturan perilaku (code of
conduct).
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 18
meningkatkan kompetensi tiap individu pegawai melalui
pelatihan yang dibutuhkan, sehingga tidak terlalu bertumpu
pada kompetensi dan kerajinan yang dimiliki oleh seorang
pegawai saja.
Terdapat tiga teknik dasar dokumentasi, yaitu:
1) Bagan Arus (Flowcharts);
2) Narasi (Narratives); dan
3) Matrik (Matrixes)
Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Umumnya, kombinasi dari dua atau tiga teknik
tersebut digunakan untuk mendokumentasikan transaksi
atau bisnis proses.
Dalam mendesain dokumentasi sistem pengendalian
intern, biasanya meliputi tahapan berikut:
1) Tetapkan tujuan dokumentasi. Sebagai contoh, apakah
dokumentasi disiapkan hanya untuk memenuhi
persyaratan penilaian pengendalian intern? Atau apakah
instansi pemerintah menginginkan dokumentasi
didistribusikan secara luas di keseluruhan instansi untuk
mengomunikasikan prosedur dan tanggung jawab
pengendalian.
2) Tentukan isi dokumentasi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan instansi pemerintah.
3) Putuskan teknik dokumentasi mana yang paling cocok
untuk mengomunikasikan isi informasi dalam
dokumentasi dan melayani fungsi-fungsi yang diperlukan;
4) Mendesain per satuan dokumen dan keseluruhan
arsitektur dokumen. Apa pun teknik dokumentasi yang
digunakan, perlu mendesain dokumen secara satuannya
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 19
atau menyusun pedoman dasar untuk membuatnya.
Instansi pemerintah juga harus menentukan bagaimana
dokumen secara satuan berhubungan dengan dokumen
lainnya, itulah arsitektur dokumen.
C. Tahap Pelaporan
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 21
c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang antara lain berisi:
1) kebijakan dan prosedur dokumentasi yang baik atas SPI
serta transaksi dan kejadian penting lainnya; 2) pedoman
penyusunan dokumentasi yang baik atas SPI serta transaksi
dan kejadian penting lainnya; 3) persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pelaksana pendokumentasian yang baik atas
SPI serta transaksi dan kejadian penting lainnya.
d. Kegiatan internalisasi, yang antara lain berisi: 1) kegiatan
sosialisasi kebijakan dan prosedur dokumentasi yang baik
atas SPI serta transaksi dan kejadian penting lainnya;
2) kegiatan yang memastikan bahwa dokumentasi yang baik
atas SPI serta transaksi dan kejadian penting lainnya telah
dilaksanakan.
e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang antara lain
berisi: 1) kegiatan pemantauan penerapan kebijakan dan
prosedur dokumentasi yang baik atas SPI serta transaksi
dan kejadian penting lainnya; 2) masukan bagi pimpinan
instansi pemerintah untuk perbaikan sistem dokumentasi
yang baik atas SPI serta transaksi dan kejadian penting
lainnya.
2. Hambatan kegiatan
Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan
kegiatan tersebut, dijelaskan penyebab terjadinya hambatan
tersebut.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 22
3. Saran
Saran diberikan berkaitan dengan adanya hambatan
pelaksanaan kegiatan dan dicarikan saran pemecahan
masalah untuk tidak berulangnya kejadian serupa dan guna
peningkatan pencapaian tujuan. Saran/rekomendasi yang
diberikan agar yang realistis dan benar-benar dapat
dilaksanakan.
4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya
Disini dilaporkan tindak lanjut yang telah dilakukan atas saran
yang telah diberikan pada kegiatan periode sebelumnya.
Dokumentasi ini merupakan bahan dukungan bagi
penyusunan laporan berkala dan tahunan (penjelasan
penyusunan laporan dapat dilihat pada buku Pedoman Teknis
Umum Penyelenggaraan SPIP). Kegiatan pendokumentasian
menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan yang hasilnya
disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah sebagai
bentuk akuntabilitas, melalui satuan tugas penyelenggaraan
SPIP (Satgas SPIP) di instansi pemerintah yang bersangkutan.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 23
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 24
BAB IV
PENUTUP
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 25
Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah acuan
dasar yang berlaku umum bagi seluruh instansi pemerintah dalam
menerapkan dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian
intern serta transaksi dan kejadian penting. Oleh karenanya,
pedoman ini tidak berlaku spesifik hanya bagi instansi pemerintah
tertentu. Instansi pemerintah hendaknya dapat mengembangkan
lebih jauh langkah-langkah yang diperlukan disesuaikan dengan
kebutuhan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3.11 Dokumentasi yang Baik atas SPI serta Transaksi dan Kejadian Penting 26