Abstrak
Manusia seringkali dipandang sebagai mahluk yang rasional. Kajian behavioral economics
terhadap rasionalitas bertumpu di satu sisi pada konsepsi ilmu ekonomika tentang
rasionalitas dalam pengambilan keputusan, dan di sisi lain pada teori-teori psikologi
kognitif tentang proses mental dan perilaku. Penelitian eksperimental yang telah dilakukan
selama sekitar setengah abad terakhir menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan
sistematis dari asas rasionalitas, disebut juga sebagai anomali, dalam judgment dan
pengambilan keputusan oleh individu. Sejauh ini penjelasan teoritis atas anomali itu lebih
ditekankan pada faktor keterbatasan dalam rasionalitas individu. Lebih jauh, keterbatasan
dalam rasionalitas dipandang sebagai ciri yang universal dari individu manusia. Namun
dalam beberapa waktu terakhir ini berkembang kajian-kajian yang berupaya untuk
membuktikan adanya faktor individual differences di balik anomali dalam judgment dan
pengambilan keputusan. Tulisan ini mencoba merangkum kedua sudut pandang tersebut,
dan mendiskusikan pemikiran tentang perlunya pengembangan instrumen untuk mengukur
rasionalitas sebagai sebuah faktor pembeda invididual dalam judgment dan pengambilan
keputusan.
Kata kunci: individual differences, rationality, rational belief, rational behavior, rational
decision making
tindakan itu dengan norma yang disepakati Perkembangan kajian tentang rasio-
bersama; sebaliknya, ketidakrasionalan nalitas terjadi tidak saja secara kuantitatif,
dikaitkan dengan kebodohan, kengawuran, melainkan juga dalam hal dampaknya.
dan ketidaktepatan. Dengan demikian Sebagai gambaran, dari dua hadiah Nobel
dapat dipahami bahwa berpikir dan bertin- di bidang ekonomi yang diberikan kepada
dak rasional merupakan sebuah keharusan, peneliti psikologi, kedua-duanya terkait
atau sebuah norma, dalam kehidupan dengan rasionalitas dalam pengambilan
manusia. Ketidakpatuhan atas norma ini keputusan. Hadiah Nobel pertama diberi-
akan menyebabkan seseorang menanggung kan kepada Herbert Simon pada tahun 1978
kerugian dalam satu dan lain bentuk. untuk kontribusinya terkait dengan bounded
Sebagai gambaran, konsumen seharusnya rationality. Pada tahun 2002 hadiah diberi-
berbelanja secara rasional, kalau tidak maka kan kepada Daniel Kahneman untuk
dia akan menghadapi konsekuensi pengha- kontribusinya melalui penelitian-penelitian
silannya tidak mencukupi kebutuhan tentang judgment dan pengambilan kepu-
hidup. Pedagang harus bertindak rasional, tusan. Dampak dari kajian tentang
alih-alih usahanya akan bangkrut. Politisi rasionalitas dalam pengambilan keputusan
diharapkan membuat janji-janji yang terlihat dari lahirnya disiplin-disiplin baru
rasional, alih-alih masyarakat akan kecewa di bidang ekonomika, yaitu behavioral
dan tidak akan mendukungnya lagi. Bahkan economics, behavioral finance, behavioral
kita diharapkan oleh orang tua untuk accounting, serta sebuah bidang lintas
memilih jodoh secara rasional supaya tidak disiplin yaitu behavioral law.
menyesal di kemudian hari. Tulisan ini mencoba menyajkan rang-
Kemampuan manusia untuk berpikir kuman terhadap kajian-kajian ilmiah
dan bertindak secara rasional dipandang tentang rasionalitas. Salah satu pendorong-
sebagai capaian tertinggi yang hanya nya adalah karena setelah kajian selama
mampu diraih oleh manusia, di antara kurang lebih 50 tahun, kajian-kajian di
semua mahluk hidup yang lain (Shafir & bidang rasionalitas dalam pengambilan
LeBoeuf, 2002; Santos & Rosati, 2015). keputusan menunjukkan gambaran yang
Karena itu rasionalitas menjadi satu bagian kontradiktif dengan keyakinan bahwa
yang penting dalam kajian di bidang ilmu- manusia adalah makhluk yang rasional
ilmu sosial dan perilaku, terutama psiko- (Santos & Rosati, 2015). Alih-alih, peneli-
logi, ekonomika, dan filsafat. Dengan alasan tian-penelitian psikologi menunjukkan
yang jelas dalam ilustrasi di atas, terbatasnya rasionalitas manusia. Untuk
rasionalitas dikaji dalam kaitan dengan memberikan gambaran yang menyeluruh
pengambilan keputusan. Tulisan Ward tentang hasil-hasil kajian tersebut,
Edwards yang dipublikasikan di Psycho- rangkuman dilakukan terhadap hasil-hasil
logical Bulletin (Edwards, 1954) adalah penelitian yang terkait dengan disiplin
artikel pertama yang membahas rasionalitas psikologi, ekonomika, dan filsafat. Secara
dengan pengambilan keputusan. Artikel khusus perhatan diberikan kepada kajian-
Ward Edwards sedikit mendahului lahirnya kajian di bidang behavioral economics yang
disiplin psikologi kognitif. Sejalan dengan telah menunjukkan berbagai bentuk
berkembangnya psikologi kognitif, kajian- penyimpangan dari asas rasionalitas dalam
kajian tentang rasionalitas dalam judgment judgment dan pengambilan keputusan oleh
dan pengambilan keputusan berkembang invidu. Rangkuman tentang kajian-kajian
dengan pesat. behavioral economics tentang rasionalitas
akan diuraikan pada bagian dua dari tulisan expected utility theory (Edwards, Miles, &
ini. Setelah itu argumentasi dan bukti-bukti von Winterfeldt, 2007).
tentang trait rasionalitas, yang dipandang Dari ilustrasi tersebut dapat dirumus-
mampu menjelaskan terjadinya anomali kan bahwa rasionalitas merupakan sebuah
dalam judgment dan pengambilan kepu- ukuran yang bersifat normatif yang digu-
tusan oleh individu, diuraikan pada bagian nakan ketika kita mengevaluasi keyakinan-
ke tiga. Bagian ke empat berisi beberapa keyakinan dan keputusan-keputusan yang
pandangan tentang konstruksi dari trait diambil seseorang dalam rangka mencapai
rasionalitas. Tulisan ini ditutup dengan tujuan-tujuan yang dimilikinya (Baron,
perenungan singkat tentang pentingnya 2008). Sebagai sebuah ukuran normatif,
pengembangan instrumen pengukuran keputusan seseorang dan keyakinan yang
faktor pembeda indidividual dalam rasio- mendasarinya dapat dinilai sebagai benar
nalitas. dalam arti rasional, atau tidak. Selain itu
rasionalitas dalam satu situasi dapat
Pengertian Rasionalitas dibandingkan kadarnya dari rasionalitas
Rasionalitas memiliki makna yang relatif pada sebuah situasi yang lain. Demikian
sama baik dari sudut pandang masyarakat pula, rasionalitas pada seseorang dapat
umum, maupun dari sudut-sudut pandang dibandingkan dengan kadar rasionalitas
keilmuan psikologi, ekonomika, dan filsafat. pada seorang yang lain. Secara keseluruhan,
Untuk memahami benang merah antar rasionalitas dapat berkadar tinggi atau
berbagai sudut pandang itu, gambaran rendah, dapat dikatakan sangat tinggi,
tentang tindakan yang dipandang rasional tinggi, sedang, rendah, atau sangat rendah.
akan membantu. Ketika kita berharap agar Sebagai sebuah ukuran yang normatif,
seseorang bertindak secara rasional, maka kadar rasionalitas yang lebih tinggi dalam
yang dimaksudkan adalah orang lain sebuah keyakinan dan keputusan lebih
tersebut bertindak berdasarkan keputusan dihargai, atau lebih desirable, dibandingkan
yang dipikirkan secara matang, dan dengan kadar rasionalias yang lebih rendah.
dilandasi oleh informasi yang akurat dan Parameter utama dari rasionalitas
objektif. Yang dimaksudkan dengan adalah tujuan yang dimiliki oleh seseorang.
pemikiran matang adalah orang tersebut Keberadaan tujuan ini sendiri bersifat given,
mempertimbangkan dengan baik tujuan apa atau bersifat sebagai sebuah keniscayaan.
yang akan dicapai, dan keputusan dilandasi Setiap orang, bahkan setiap organisme
oleh niatan untuk mencapai tujuan tersebut hidup, pada setiap momen keberadaannya
dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya niscaya setidaknya memiliki sebuah tujuan.
(Baron, 2008). Bila ada hal yang belum pasti Setidaknya, mempertahankan hidup meru-
di dalam informasi yang dimiliki ketika pakan tujuan dasar yang dimiliki oleh
mengambil keputusan, maka seseorang setiap organisme. Selain itu, berbagai tujuan
yang rasional akan membuat judgment hidup yang lain juga dimiliki oleh organis-
berdasarkan penalaran yang logis. me. Semakin tinggi tingkat kompleksitas
Penalaran logis untuk membuat judgment biologis sebuah organisme maka semakin
dan mengambil keputusan yang rasional di bervariasi tujuan-tujuan yang dimilikinya.
tengah ketidaklengkapan informasi meru- Namun, aspek yang relevan dengan ukuran
pakan inti dari teori-teori normatif tentang rasionalitas dari sebuah tujuan bukanlah
pengambilan keputusan normatif, seperti jenis, bentuk, atau isi dari tujuan itu,
teorema Bayes, teori probabilitas, dan melainkan tingkatan pencapaian atau
pemenuhan dari sebuah tujuan, apa pun itu keputusan yang dapat dinilai sebagai
jenis, bentuk, atau isi tujuannya. Secara rasional atau kurang rasional. Lebih banyak
normatif, pencapaian atau pemenuhan tentang hal ini akan diuraikan pada bagian
tujuan yang lebih tinggi akan dipandang selanjutnya.
sebagai lebih dihargai, atau lebih desirable, Untuk menutup uraian tentang penger-
dibandingkan dengan pencapaian atau tian rasionalitas, pandangan Stanovich dan
pemenuhan tujuan yang lebih rendah West (2014) merangkum apa yang sudah
jumlah atau tingkatannya. Dengan kata lain, diuraikan di atas. Rasionalitas mengandung
pencapaian tujuan dalam tataran yang lebih dua pengertian, yaitu sebagai sebuah
tinggi dipandang lebih rasional dibanding- tindakan yang tepat dilihat dari hasil yang
kan dengan pencapaian tujuan yang lebih diharapkan sebagaimana diukur dari sudut
rendah. pandang pencapaian tujuan, serta sebagai
Sebuah tujuan dapat dicapai melalui sebuah keyakinan yang dipegang individu,
cara. Sebuah cara mungkin memberikan di mana keyakinan tersebut didukung oleh
hasil yang sama dengan cara yang lain. bukti-bukti terbaik yang tersedia. Ranah
Namun, cara itu bisa juga memberikan hasil rasionalitas yang pertama disebut sebagai
yang lebih sedikit, atau sebaliknya lebih instrumental rationality, sementara ranah
tinggi. Pemilihan cara yang keliru mungin rasionalitas yang kedua disebut sebagai
akan membawa individu pada pencapaian epistemic rationality.
tujuan yang tidak maksimal, atau tidak Secara lebih terinci Hastie dan Dawes
optimal bila dibandingkan dengan alternatif (2010) mengemukakan bahwa sebuah
cara yang lain yang bisa memberikan hasil tindakan dapat disebut rasional bila
yang lebih tinggi. Dengan kata lain, memenuhi empat kriteria. Pertama,
pemilihan sebuah cara untuk mencapai tindakan itu dilandasi oleh pertimbangan
tujuan bisa dinilai lebih rasional, kurang yang menyeluruh terhadap seluruh
rasional, atau sama saja tingkatan rasiona- alternatif tindakan lain yang tersedia.
litasnya dibandingkan dengan cara yang Dengan kata lain pelaku tindakan telah
lain. mempertimbangkan seluruh kemungkinan
Proses mental dan perilaku di mana yang tersedia. Kedua, pemilihan alternatif
individu memilih satu dari alternatif cara tindakan tersebut diambil berdasarkan
yang lain disebut sebagai pengambilan pertimbangan terhadap konsekuensi atau
keputusan. Sebagaimana hasil keputusan hasil yang mungkin menyertai setiap
dapat dinilai sebagai memenuhi atau tidak alternatif tindakan. Alternatif tindakan yang
memenuhi tujuan yang ingin dicapai, dipilih adalah yang memberikan hasil yang
proses pengambilan keputusan dapat terbaik atau tertinggi bagi pelaku. Ketiga,
dinilai sebagai lebih rasional atau kurang ketika hasil atau konsekuensi tersebut
rasional. Secara umum dapat digariskan masih berupa kemungkinan atau tidak
bahwa rasionalitas dalam pengambilan dapat dipastikan benar atau tidaknya, maka
keputusan berarti pemilihan alternatif nilai dari hasil atau konsekuensi tindakan
tindakan untuk mencapai tujuan melalui diperkirakan dengan cara menggunakan
cara-cara yang terbaik (Stanovich & West, aturan-aturan sebagaimana digariskan
2014). Literatur di bidang pengambilan dalam teori probabilitas. Terakhir, keselu-
keputusan memiliki ukuran-ukuran yang ruhan proses pengambilan keputusan
dapat dipergunakan untuk mengevaluasi rasional ini mencerminkan pertimbangan
unsur-unsur dalam sebuah pengambilan yang menyeluruh terhadap unsur ketidak-
pastian dan ketidakjelasan terkait hasil dari konsepsi bounded rationality adalah bahwa
sebuah tindakan, dalam kaitan dengan individu manusia bukanlah makhluk yang
tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui rasional sempurna seperti yang diasumsi-
tindakan tersebut. kan di dalam teori ekonomika mainstream.
Rasionalitas manusia mengenal batas-batas
Pendekatan Teoretikal terhadap Rasionalitas kemampuan, karena itu disebut sebagai
bounded rationality. Salah satu manifestasi
Rasionalitas perilaku manusia dapat dikaji
utama dari bounded rationality adalah bahwa
dari dua sudut pandang, yaitu sudut
dalam pengambilan keputusan, individu
pandang psikologi dan ekonomika. Kedua
berorientasi pada hasil yang terbaik yang
sudut pandang ini memiliki perbedaan-
mampu dicapai, atau disebut sebagai
perbedaan mendasar dalam menganalisis
satisficing, bukan hasil yang terbesar
rasionalitas perilaku, sebagaimana juga
seharusnya bisa diraih. Dengan demikian
perbedaan yang ditemukan dalam pende-
satisficing merupakan alternatif teoritik dari
katan keduanya dalam menjelaskan perila-
optimal utility (hasil terbesar yang seharus-
ku ekonomi manusia (Horgart & Reder,
1986). Herbert Simon menyebut sudut nya dicapai) dalam perilaku yang rasional.
pandang ekonomika terhadap rasionalitas Sebagaimana disebutkan di atas,
sebagai pendekatan rasionalitas substantif, Herbert Simon membagi rasionalitas ke
sementara sudut pandang psikologi terha- dalam dua jenis, yaitu rasionalitas subs-
dap rasionalitas disebut olehnya sebagai tantif (substantive rationality), dan rasiona-
pendekatan rasionalitas prosedural (Simon, litas prosedural (procedural rationality).
1982). Di dalam tulisannya yang lain, Sebuah perilaku disebut sebagai rasional
Herbert Simon menggunakan istilah rasio- secara substantif bila perilaku tersebut tepat
nalitas hasil yang sama dengan rasionalitas atau memadai dilihat dari sudut pandang
substantif, dan rasionalitas proses sebagai pencapaian tujuan, dengan memperhatikan
istilah lain dari rasionalitas prosedural keterbatasan-keterbatasan yang ada.
(Simon, 1978). Sementara itu, Lea (1994) Dengan kata lain, rasionalitas substantif
menggunakan istilah rasionalitas substantif sebuah tindakan diukur dari hasil dari
dan rasionalitas prosedural dengan penger- tindakan tersebut. Semakin besar sebuah
tian yang kurang-lebih sama dengan Simon tindakan memberikan hasil yang berman-
(1982). Paparan di bagian ini akan faat bagi pencapain tujuan, maka semakin
menggunakan kerangka yang digunakan rasional tindakan tersebut. Faktor psikolo-
oleh Simon (1982). gis yang terkait dengan rasionalitas subs-
tantif terbatas pada rumusan tujuan. Selain
Pandangan Herbert Simon memiliki
itu rasionalitas ditentukan sepenuhnya oleh
arti penting dalam kajian tentang rasio-
aspek-aspek di lingkungan di mana
nalitas, tidak saja karena salah satu dari
tindakan tersebut dilakukan (Simon, 1982).
perintis disiplin psikologi kognitif meme-
Hanya ada satu cara bagi individu untuk
nangkan penghargaan Nobel di bidang
mangatasi hambatan dan keterbatasan yang
Ekonomi pada tahun 1978. Lebih penting
ada di lingkungan dalam upayanya men-
dari ini adalah bahwa penghargaan tersebut
capai tujuan, yaitu judgmentdan pengam-
diberikan atas jasa beliau memperkenalkan
kerangka bounded rationality dan konsep bilan keputusan yang rasional (Schoemaker,
satisficing yang memiliki dampak besar bagi 1982). Lebih jauh tentang hal ini akan
pengembangan ilmu ekonomika diuraikan pada bagian selanjutnya.
(Nobelprize.org., 1978). Intisari dari
rasional (Simon, 1955). Setiap tindakan yang keputusan nir-risiko dapat digambarkan
dilakukan homoekonomikus diasumsikan sebagai berikut. Ketika menghadapi pilihan
dilandasi oleh dua hal. Pertama, setiap antara dua hal, A atau B, keputusan
tindakan dilakukan untuk meraih tujuan, individu bisa dipastikan ke dalam salah
yaitu mendapatkan manfaat setinggi-ting- satu di antara ketiga kemungkinan ini.
ginya dari setiap keputusan yang diambil Pertama, individu memilih A dan bukan B,
(utility maximization). Dalam konteks lain yang berarti A lebih disukai atau A
prinsip ini bisa disebut sebagai prinsip memberikan utilitas lebih besar dibanding
mengambil keuntungan sebaik-baiknya B. Kemungkinan kedua adalah sebaliknya,
dalam setiap keputusan (profit maximiza - yaitu individu memilih B, yang berarti B
tion). Landasan kedua adalah bahwa indi- lebih disukai atau B memberikan utilitas
vidu adalah agen yang mampu memper- lebih besar dibanding A. Kemungkinan
hitungkan konsekuensi setiap alternatif ketiga, pilihan A dan B masing-masing
tindakan (Simon, 1982). Thaler (1987, 1988, memiliki bobot yang sama satu dengan
1990) dan Simon (1955) menambahkan lainnya. Ketiga alternatif pilihan ini dapat
karakter lain dari homoekonomikus, yaitu diungkapkan secara matematis sebagai A ~
memiliki preferensi yang stabil dan well- B atau A ~ B atau A . Tanda
defined, memiliki kemampuan melakukan menunjukkan hubungan yang kira-kira
perhitungan secara sempurna (perfect antara kedua pilihan. Ketiga bentuk relasi
computational ability), mengutamakan ini disebuat sebagai aksioma comparability
kepentingan pribadi (unbounded selfishness), (Schoemaker, 1982), atau aksioma konek-
dan memiliki daya kemauan tanpa batas tivitas (Coombs, Dawes, & Tversky, 1970).
atau unbounded will-power. Edwards (1954) memberikan ilustrasi
Perilaku homoekonomikus dalam yang menarik tentang penerapan aksioma
mengambil keputusan yang rasionalitas ini. Bayangkan situasi yang sedang
merupakan inti dari utility theory. Teori ini dihadapi oleh seorang anak kecil yang
pertama kali dirumuskan oleh Daniel sedang berdiri di depan toko permen. Dia
Bernoulli pada tahun 1738 sebagai utility sedang memikirkan dua keadaan, A atau B,
theory, diterjemahkan dan dipublikasikan untuk dipilih. Keadaan A, dia tetap
ulang pada jurnal Econometrica sebagai memiliki uang Rp.10.000,00 dan tidak
Bernoulli (1954). Teori ini dikembangkan memiliki permen lolipop yang dia tahu
sebagai expected utility theory oleh Von sangat enak dikulum. Keadaan B, dia
Neumann dan Morgenstern (1947). tinggal memiliki Rp2.500,00 dan sebuah
Perluasan teori ke arah subjective probability permen lolipop seharga Rp7.500,00. Sebagai
dilakukan oleh Savage (1954). Ulasan homoekonomikus yang rasional, si anak ini
terhadap utility theory dan turunan- diasumsikan tidak hanya mengetahui
turunannya sudah banyak dilakukan, di semua pilihan tindakan yang bisa dia pilih,
antaranya Edward (1954), Coombs, Dawes, tetapi juga hasil atau manfaat apa saja yang
dan Tversky (1970), Schoemaker (1982), dan melekat pada setiap pilihan tindakan itu.
Hunt (2007). Uraian ringkas di bawah ini Berikutnya, dia juga diasumsikan memiliki
bersumber dari tulisan-tulisan tersebut. sensitivitas yang sangat tinggi, dalam
Rasionalitas terungkap dalam pengam- tataran tingkat sensitivitas tanpa batas
bilan keputusan nir-risiko, atau riskless (infinitely sensitive). Dengan demikian dia
choice, maupun keputusan berisiko, atau bisa menilai dan membandingkan bahwa
riskychoice (Edwards, 1955). Pengambilan manfaat dari lolipop seharga Rp7.500,- itu
setara tiga kali manfaat uang Rp2.500,00 transitivitas (transitivity), asumsi dominansi
yang masih dimilikinya. Bila ada teman lain (dominance), dan asumsi invarians
yang menawarkan permen itu dengan satu (invariance) (Schoemacker, 1982; Miljkovic,
permen lolipop seharga Rp5.000,00 dan satu 2005). Paparan dari masing-masing asumsi
permen coklat seharga Rp2.550,00, dia akan rasionalitas berada di luar jangkauan tulisan
menerima tawaran itu karena terpaut ini. Namun satu hal dapat digarisbawahi,
Rp50,00 lebih tinggi dari lolipop yang telah yaitu bahwa asumsi-asumsi tersebut
dimilikinya, dengan catatan dia menyukai memberikan prediksi perilaku yang pasti,
lolipop sama besarnya dengan permen sehingga dapat diuji ketepatannya melalui
coklat. Dengan property seperti homo penelitian eksperimen. Hasil-hasil peneli-
ekonomikus bisa mengambil keputusan tian eksperimental diuraikan di bawah ini.
dengan rasional ketika memilih dua hal
atau lebih yang berbeda. Dia selalu bisa Hasil-Hasil Penelitian Behavioral
membandingkan dengan ukuran yang Penelitian behavioral yang mencoba menguji
cermat hal-hal yang harus dipilihnya, dan
validitas asumsi-asumsi normatif tentang
pilihannya selalu memaksimalkan suatu
rasionalitas pengambilan keputusan
manfaat bagi dirinya sendiri. individu sangat banyak jumlahnya.
Prinsip serupa dapat diterapkan dalam Penelitian-penelitian itu dilakukan oleh
pengambilan keputusan berisiko. Menurut ahli-ahli di bidang psikologi, ekonomika,
Kahneman dan Tversky (1979), keputusan bisnis, akuntansi, hukum, dan bahkan
berisiko dapat dipandang sebagai pilihan industrial engineering. Untuk memudahkan
antara dua prospek atau lebih, atau dua review, hasil-hasil penelitian tersebut akan
pertaruhan (gamble) atau lebih. Sebuah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pene-
prospek didefinisikan sebagai (x1, p 1; ...; litian oleh Maurice Allais, prospect theory,
xn,p n) adalah sebuah ikatan atau kontrak dan judgment under uncertainty.
yang menghasilkan xi dengan probabilitas
Allais Paradox. Penelitian oleh Allais,
p i , di mana p 1 + p 2 + ... + p n = 1. Ketika atribut
yang terkenal disebut sebagai Allais Para-
kedua dari prospek adalah hasil 0, atau
dox, mendapatkan tempat tersendirinya
tidak memberikan apa-apa secara positif
mengingat posisinya yang unik dalam
maupun negatif, maka notasi bisa sejarah perkembangan behavioral decision
disederhanakan sebagai (x,p) untuk
making. Maurice Allais adalah seorang
menggambarkan prospek (x,p; 0, 1-p), di
ekonom papan atas, penerima hadiah Nobel
mana prospek x dengan sebagai sebuah
di bidang ekonomi tahun 1988. Penelitian
kepastian, atau p = 1, dituliskan sebagai (x).
eksperimental yang dilakukannya mampu
Pembuktian yang dilakukan secara mendemonstrasikan kelemahan expected
matematik oleh Von Neumann dan utility theory sebagai sebuah teori deskriptif
Moregenstern (1947) menunjukkan bahwa pengambilan keputusan. Dalam paper yang
keputusan individu dalam situasi yang ditulis dalam bahasa Perancis, dengan
berisiko bersifat rasional bila memenuhi ringkasan dalam bahasa Inggris, Allais
enam asumsi. Dua di antara enam asumsi (1953) menguraikan hasil eksperimen yang
itu bersifat teknis, yaitu asumsi continuity menunjukkan bahwa keputusan individu
dan comparability. Keempat asumsi tidak selalu rasional, dan karenanya tidak
substantif dalam pengambilan keputusan konsisten dengan expected utility theory.
berisiko adalah asumsi konsistensi atau
Bentuk tipikal dari Allais Paradox
pengguguran (cancellation), asumsi
adalah sebagai berikut. Di dalam eksperi-
men subjek diminta untuk memilih salah trasi ekpserimental oleh Ellsberg (1961).
satu dari dua pilihan, A atau B, berikut ini: Namun sejauh itu berbagai hasil eksperi-
Pilihan A : Mendapat Rp. 1 juta, dengan men hanya mampu menunjukkan adanya
peluang 100%. pola pengambilan keputusan yang tidak
konsisten dengan expected utility theory.
Pilihan B : Mendapat Rp. 1 juta dengan
Penjelasan teoritis tentang mengapa terjadi
peluang 89%; mendapat Rp. 5
pola pilihan seperti itu belum berhasil
juta dengan peluang 10%; atau
dirumuskan, sampai ketika Daniel
mendapat Rp.0 dengan
Kahneman dan Amos Tversky mempubli-
peluang 1%. kasikan Prospect Theory (Kahneman &
Pada soal berikutnya subjek diberi pilihan Tverksy, 1979).
berikut ini: Prospect Theory. Artikel Kahneman
Pilihan C : Mendapat Rp. 1 juta dengan dan Tversky yang terbit pada jurnal
peluang 11%; atau mendapat Econometrica berpengaruh sangat besar
Rp. 0 dengan peluang 89%. terhadap perkembangan kajian behavioral
Pilihan D : Mendapat Rp. 5 juta dengan decision making. Artikel ini yang melaporkan
peluang 10%; atau mendapat hasil-hasil eksperimen yang mereka laku-
kan selama hampir sepuluh tahun, kese-
Rp. 0 dengan peluang 90%.
muanya untuk menguji beberapa aksioma
Ketika dihadapkan pada dua pilihan di atas, expected utility theory, diakhiri dengan
sebagian besar partisipan eksperimen me- rumusan value function and decision-weight
milih A daripada B, sehingga A>B. Namun yang mampu menerangkan anomali-
pada pilihan kedua mereka lebih memilih D anomali tersebut. Dapat dikatakan bahwa
daripada C, sehingga C<D. teori prospek mereka rumuskan secara
Secara normatif memlih A daripada B, induktif dari bukti-bukti eksperimental
dan memilih D daripada C bisa dikatakan tersebut.
rasional sepanjang pilihan itu tidak dibuat Dalam waktu relatif singkat teori ini
oleh satu orang pada waktu yang berpengaruh besar pada pengembangan
bersamaan. Namun pilihan A di atas B, dan ilmu ekonomi. Disiplin-disiplin baru lahir,
D di atas C tidak konsisten dengan aksioma yaitu behavioral economics, behavioral finance,
expected utility theory kalau dilakukan oleh behavioral accounting, dan behavioral law
orang yang sama pada waktu yang kurang (Thaler, 2015). Penelitian-penelitian yang
lebih sama. Expected utility dari kedua mengkonfirmasi dan memperluas jang-
pilihan tersebut adalah sebagai berikut: kauan penerapan teori prospek, yang
A=Rp. 1 jt; B=Rp. 1,39 jt; C=Rp. 110 ribu; dan menjadi landasan pengembangan disiplin-
D=Rp. 500 ribu. Aksioma stabilitas prefe- disiplin baru tersebut, telah dilaporkan di
rensi pada expected utility theory mensya- berbagai buku suntingan. Yang terpenting
ratkan bahwa kalau Opsi A yang lebih di antaranya adalah Kahneman dan Tversky
rendah expected utility-nya dari Opsi B lebih (2000). Selain itu sejumlah artikel menyaji-
disukai, maka seharusnya Opsi C juga lebih kan overview atas penelitian-penelitian
disukai daripada Opsi D. tersebut, di antaranya adalah McFadden
Demonstrasi oleh M. Allais ini segera (1999), Stanovich (2016), dan Stanovich,
diikuti oleh demonstrasi-demonstrasi eks- West, dan Toplak (2016). Karena keterba-
perimental oleh peneliti lainnya. Salah satu tasan tempat, hasil-hasil penelitian tersebut
yang paling berpengaruh adalah demons- tidak bisa direview pada bagian ini.
seluruh variasi perilaku. Dengan fokus yang dingan, Gc biasanya melalui tes kosakata,
lebih cermat pada penerapan-penerapan pemahaman verbal, dan soal-soal pengeta-
spesifik dari dual-process theory, mereka huan umum. Pemilahan ini menggaris
mampu meyakinkan bahwa model proses bawahi perbedaan aspek-aspek kecerdasan
berganda untuk proses berpikir individu sebagai abilitas dalam proses mental (Gf)
didukung oleh bukti-bukti mutakhir dan kecerdasan sebagai pengetahuan (Gc).
penelitian di bidang cognitive science. Baik tes yang mengukur Gf maupun tes
yang mengukur Gc tidak mengukur taraf
Trait Rasionalitas rasionalitas dalam judgment dan pengam-
Argumentasi dan Bukti-Bukti Pendukung bilan keputusan.
Pertimbangan yang lain, penelitian-
Konstruk psikologis lain yang paling sering
penelitian empirik telah menunjukkan
dikaitkan dengan rasionalitas, atau bahkan
adanya perbedaan yang sistematik antar
dipandang identik dengan rasionalitas,
individu dalam hal kecenderungan untuk
adalah inteligensi. Hal ini dapat dijelaskan
membuat kekeliruan dalam judgment dan
dari sudut pandang teoritik bahwa baik
pengambilan keputusan. Sebagai gambaran,
rasionalitas maupun intelegensi merupakan
myside bias (kecenderungan dalam pengo-
bagian dari aspek kognitif dalam sistem
lahan informasi yang sangat dipengaruhi
mental individu. Selain itu, keduanya
oleh egosentrisme) ditemukan dalam
memiliki kesamaan secara fungsional,
berbagai penelitian sebagai tidak memiliki
dalam pengertian bahwa baik rasionalitas
kaitan sama sekali dengan inteligensi. Indi-
maupun inteligensi merepresentasikan
vidu dengan IQ rendah tidak lebih cende-
proses dan hasil berpikir yang baik (Baron,
rung melakukan myside bias dibandingkan
2008). Namun Stanovich dan West (2014)
dengan indvidu yang memiliki IQ yang
berpandangan bahwa kesamaan-kesamaan
lebih tinggi (Stanovich & West, 2007;
tersebut tidak kemudian berarti bahwa
Stanovich, West, & Toplak, 2013). Selain itu,
rasionalitas dan intelegensi merupakan hal
banyak sekali penyimpangan-penyim-
yang sama. Rasionalitas merupakan entitas
pangan sebagai penggunaan heuristics
yang mandiri dari intelegensi. Berikut ini
dalam judgment, yang telah dikaji selama
diuraikan argumentasi dan bukti-bukti
berpuluh tahun, semisal base-rate neglect,
yang mendukung pandangan ini. framing effects, conjunction effects, anchoring
Inteligensi secara operasional didefini- biases, dan outcome biases, juga ditemukan
sikan sebagai kemampuan seseorang untuk tidak berkorelasi dengan inteligensi
mengerjakan tes yang telah terbakukan (Stanovich & West, 2008a; 2008b).
dalam mengukur indikator-indikator abi- Penelitian-penelitian lain tentang probabi-
litas kognitif. Dari studi empiris muncullah listic reasoning, scientific reasoning, serta tes-
konsep fluid intelligence (Gf) dan cristallized tes kognitif yang terkait dengan prinsip-
intelligence (Gc). Gf mencerminkan kemam- prinsip rasionalitas, terutama covariation
puan penalaran pada berbagai ranah detection, hypothesis testing, four-card selection
kehidupan; Gc mencerminkan pengetahuan task, disjunctive reasoning tasks, denominator
deklaratif yang diperoleh dari pengalaman neglect, dan berbagai tes untuk mengukur
belajar selama perkembangan psikologis penalaran Bayesian, juga tidak menemukan
individu. Biasanya Gf diukur dengan tes adanya pengaruh intelegensi pada perfor-
penalaran abstrak seperti analogi figural, tes mansi subjek (Stanovich & West, 1998a;
Raven (Standard Progressive Matrices -
SPM), dan series completion. Sebagai perban-
Tabel 1. Beberapa komponen individual differences dalam penelitian-penelitian tentang judgment dan
pengambilan keputusan
1. Base rate neglect Kecenderungan untuk mengabaikan informasi base rate secara
umum ketika menilai peluang terjadinya sebuah kasus khusus
(Tversky & Kahneman, 1982).
11. Overconfidence efect Penyimpangan dalam judgment; terjadi ketika tingkat keya-
kinan subjektif yang dimiliki individu dalam membuat
judgment lebih tinggi daripada tingkat akurasi. Overconfidence
merupakan salah satu bentuk kalibrasi dalam judgment
probabilitas yang tidak akurat.
12. Outcome bias Kesilapan dalam menilai kualitas sebuah keputusan berdasar -
kan hasil yang didapatkan, bukan berdasarkan informasi yang
tersedia pada saat keputusan diambil.
13. Ratio bias Penyimpangan dalam pengambilan keputusan, di mana
individu lebih menyukai pilihan yang mengandung
probabilitas yang dinyatakan sebagai rasio (perbandingan)
dengan bilangan yang besar, dibandingkan dengan pilihan
sebenarnya lebih superior namun probabilitasnya dinyatakan
sebagai rasio dengan bilangan yang kecil.
Tabel 2. Kerangka rasionalitas sebagai keterampilan berpikir (Stanovich & West, 2014 (p.26
Components of Rationality
Crystallized Rationality
Fluid Rationality
Crystallized Facilitators Crystallized Inhibitors
Resistance to miserly information Probabilistic and Belief in the paranormal
processing statistical reasoning and in intuition
Absence of irrelevant context effects in Practical numeracy Value placed on
decision making Risk knowledge ungrounded knowledge
Sensitivity to expected value Knowledge of scientific sources
Proper knowledge calibration: avoiding reasoning Overreliance on
overconfidence Financial literacy and introspection
Avoidance of myside bias economic thinking Dysfunctional personal
Open-minded/objective reasoning sytles beliefs
Prudent attitude toward the future
Sensitivity to emotions
lain, crystallized rationality meliputi isi dan penalaran ilmiah, dan tentang dunia
struktur pengetahuan yang terkait dengan keuangan dan perekonomian secara umum.
pemikiran rasional. Sekali pun terdapat Pengetahuan-pengetahuan tersebut tidak
kemiripan dengan teori inteligensi, bebe- mungkin dibangun tanpa pengalaman,
rapa perbedaan antara kerangka ini dengan upaya, atau pendidikan formal.
teori inteligensi CHC dapat digarisbawahi. Sebaliknya adalah komponen
Berbeda dengan fluid intelligence, fluid crystallized inhibitor. Komponen ini berisi
rationality bersifat mengandung berbagai pengetahuan atau keyakinan yang
hal. Fluid rationality terdiri atas berbagai menghambat proses dan hasil pemikiran
gaya kognitif (cognitive style), misalnya rasional. Ini meliputi, di antaranya: keya-
orientasi pada berpikir abstrak vs. konkrit, kinan yang bersifat paranormal, keyakinan
kompleks vs. sederhana, verbal vs. visual terhadap intuisi, bobot berlebih yang
(Kozhevnikov, 2007), dan kemampuan diberikan kepada informasi dengan sumber
bawaan dalam penalaran. Karena itu fluid yang tidak jelas, pengandalan yang berle-
rationality tidak dapat diukur dengan bihan pada introspeksi diri, dan keyakinan-
menggunakan tes dengan butir-butir yang keyakinan pribadi lainnya yang bersifat
seragam seperti the Raven Progressive tidak berdasar.
Matrices yang bersifat homogen, yang
memadai untuk mengukur fluid intelligence. Comprehensive Assessment of Rational
Rangkuman pada Tabel 2 menunjukkan Thinking
bahwa konsep crystallized rationality terdiri
Stanovich (2014) dan Stanovich, West, dan
atas dua komponen, yaitu crystallized
Toplak (2016) mengajukan konstruksi
facilitators dan crystallized inhibitors.
psikologis rasionalitas yang menjadi dasar
Crystalized facilitators adalah isi dan struktur
pengembangan alat asesmen mereka, the
pengetahuan yang dapat mendorong Comprehensive Assessment of Rational
pemikiran rasional, misalnya pengetahuan Thinking (CART). Kerangka ini berbeda
tentang probabilitas dan penalaran statis-
dengan kerangka yang diajukan dalam
tika, pengetahuan tentang hitungan-
Stanovich dan West (2014) dalam hal fungsi
hitungan praktis, tentang risiko, tentang
dari konstruk yang diajukan. Sebagai setiap komponen yang ada di dalamnya
perbandingan, konstruk Stanovich dan sekaligus merupakan sub-test dari CART
West (2014) merupakan konstruksi teoritik itu sendiri. Kerangka ini merupakan sintesa
atas rasionalitas, sementara konstruk CART atas konsep-konsep teoritik dan penelitian-
merupakan konstruksi operasional untuk penelitian empirik yang telah dilakukan
pengembangan alat asesmen perbedaan selama sekitar dua dekade (Stanovich,
individual dalam tingkat rasionalitas. 2016). Tabel 3 di bawah ini merangkum
Konstruksi CART dapat disebut sebagai struktur dan komponen-komponen yang
sebuah konstruksi operasional, karena ada di dalam konstruk CART.
Tabel 3. Konstruk Comprehensive Assessment of Rational Thinking (Stanovich, 2014, p.28; Stanovich,
West, & Toplak, 2016, p. 65).
Thinking
Tasks Saturated with Rational Thinking Avoidance of
Dispositions that
Processing Tasks Saturated Contaminated
Foster Thorough &
Requirements with Knowledge Mindware
Prudent Thought
(1) (2) (3)
(4)
Probabilistic & Statistical Reasoning Superstitious Actively open-
Scientific Reasoning thinking minded thinking
Antiscience Deliberative
Avoidance of Probabilistic
attitudes thinking
misserly numeracy
information Financial literacy Conspiracy beliefs Future orientation
Dysfunctional Differentiation of
processing: and economic
personal beliefs emotion
reflection vs knowledge
intuition, belief bias Sensitivity to
syllogisms, ratio expected value
bias, disjunctive Risk knowledge
reasoning
Absence of
irrelevant context
effects in decision
making: framing,
anchoring,
preference
anomalies
Avoidance of
myside bias:
argument
evaluation
Avoiding
overconfidence:
knowledge
calibration
Rational temporal
discounting
In K.I. Manketelow & M.C. Chung (editor). Model of Bouded Rationality. Vol.
(Eds.), Psychology of reasoning: Theoretical 2. Cambridge: The MIT Press.
and historical perspectives (pp.157-177). Soman, D., & Cheema, A. (2001). The effect
Hove, England: Psychology Press. of windfall gains on the sunk-cost effect.
McFadden, D. (1999). Rationality for econo- Marketing Letters, 12(1), 51-62.
mists? Journal of Risk and Uncertainty, 19, Stanovich, K.E. (2009). What intelligence tests
73 105. miss: The psychology of rational thought.
Miljkovic, D. (2005). Rational choice and New Haven, CT: Yale University Press.
irrational individuals or simply irra- Stanovich, K.E. (2011). Rationality and the
tional theory: A critical review of the reflective mind. New York, NY: Oxfored
hypothesis of perfect rationality: The University Press.
Journal of Socio-Economics, 34, 621-634.
Stanovich, K.E. (2016. The Comprehensive
Nobelprize.org. (1978). The Prize in Assessment of Rational Thinking.
Economics 1978 Press Release.Nobel Educational Psychologist, 5(1_, 23-34.
Media AB 2014. Web. 10 Mar 2017.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1998a). Who
http://www.nobelprize.org/nobel_prizes
uses base rates and P(D/~H)? An
/economic-
analysis of individual differences.
sciences/laureates/1978/press.html
Memory & Cognition, 26(1), 161-179.
Osman, M. (2004). An evaluation of dual-
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1998b).
process theories of reasoning. Psycho-
Individual differences in rational
nomic Bulletin & Review, 11, 9881010.
thought. Journal of Experimental Psycho-
Santos, L.R., & Rosati, A.G. (2015). The logy: Gernal, 127, 161-188.
evolutionary roots of human decision
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1998c).
making. Annual Review of Psychology, 66,
Individual differences in framing and
321-347.
conjunction effects. Thinking and
Savage, L.J. (1954). The Foundations of Reasoning, 4(4), 289-317.
Statistics. New York, NY: Wiley.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1999).
Schoemaker, P.J. (1982). The Expected Discrepancies between normative and
Utility Model: Its Variants, Purposes, descriptive models of decision making
Evidence and Limitations. Journal of and the understanding / acceptance
Economic Literature. 20, 529 563. principle. Cognitive Psychology, 38, 349-
Shafir, E., & LeBoeuf, R.A. (2002). Ratio- 385.
nality. Annual Review of Psychology, 53, Stanovich, K.E., & West, R.F. (2000).
491-517. Individual differences in reasoning:
Simon, H.A. (1955). A Behavioral Model of Implications for the rationality debate?
Rational Choice. Quarterly Journal of Behavioral and Brain Sciences, 23, 645-726.
Economics. 69, 99 118. Stanovich, K.E., & West, R.F. (2007). Natural
Simon, H.A. (1978). Rationality as Process myside bias is independent of cognitive
and as Product of Thought. The ability. Thinking and Reasoning, 13(3),
American Economic Review. 68:2, 1 16. 225-247.
Simon, H.A. (1982). From Substantive to Stanovich, K.E., & West, R.F. (2008a). On the
Procedural Rationality. In H.A. Simon relative independence of thiking biases
and cognitive ability. Journal of Perso- Journal of Economic Perspectives, 4(1), 193-
nality and Social Psychology, 94, 672- 695. 205.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (2008b). On the Thaler, R.H. (2015). Misbehaving: The Making
failure of cognitive ability to predict of Behavioral Economics. New York, NY:
myside and one-sided thinking biases. W.W. Norton.
Thinking and Reasoning, 14(2), 129-167. Toplak, M.E., West, R.F., & Stanovich, K.E.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (2014). The (2014). Assessing miserly information
assessment of rational thinking: IQ processing: An expansion of the
RQ. Teaching of Psychology, 41, 265-271. Cognitive Reflection Test. Thinking and
Stanovich, K.E., West, R.F., & Toplak, M. Reasong, 20, 147-168.
(2011). Intelligence and rationaly. In R.J. Tversky, A., Kahneman, D. (1974).
Sternberg & S.B. Kaufman (Eds.), Judgment under Uncertainty: Heuristics
Cambridge handbook of intelligence (pp. and Biases. Science. 185, 1124 1131.
784-826). New York, NY: Cambridge Tversky, A., & Kahneman, D. (1982).
University Press. Evidential impact of base rates. In D.
Stanovich, K. E., West, R., & Toplak, M. Kahneman, P. Slovic, & A. Tversky
(2013).Myside bias, rational thinking, (Eds.). Judgment under uncertainty:
and intelligence. Current Direction in heuristics and biases (pp.153-160).
Psychological Science, 22, 259-264. Cambridge, UK: Cambridge University
Stanovich, K. E., West, R., & Toplak, M. Press.
(2016). The Rationality Quotient: Toward Tversky, A., Kahneman, D. (1986). Rational
A Test of Rational Thinking. Cambridge: Choice and the Framing Decisions.
Massachusetts Institute of Technology. Journal of Business. 59: 4, 5251 5278.
Thaler, R.H. (1987). Anomalies: The January Von Neumann, J., & Morgenstern, O. (1947).
effect. Journal of Economic Perspectives, Theory of games and economic behavior.
1(1), 197-201. 2 nd Ed.). Princeton: Princeton University.
Thaler, R.H. (1988). Anomalies: The West, R.F., Toplak, M.E., & Stanovich, K.E.
ultimatum game. The Journal of economic (2008). Heuristics and biases as mea-
perspectives, 2(4), 195-206. sures of critical thinking: Associations
Thaler, R.H. (1990). Anomalies: Savings, with cognitive ability and thinking
fungibility, and mental accounts. The dispositions. Journal of Educational
Psychology, 100, 930-941.