Anda di halaman 1dari 22

Buletin Psikologi ISSN 0854-7108

2016, Vol. 24, No. 2, 101 122

Rasionalitas: Overview terhadap Pemikiran


dalam 50 Tahun Terakhir
Rahmat Hidayat1
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstrak
Manusia seringkali dipandang sebagai mahluk yang rasional. Kajian behavioral economics
terhadap rasionalitas bertumpu di satu sisi pada konsepsi ilmu ekonomika tentang
rasionalitas dalam pengambilan keputusan, dan di sisi lain pada teori-teori psikologi
kognitif tentang proses mental dan perilaku. Penelitian eksperimental yang telah dilakukan
selama sekitar setengah abad terakhir menunjukkan adanya penyimpangan-penyimpangan
sistematis dari asas rasionalitas, disebut juga sebagai anomali, dalam judgment dan
pengambilan keputusan oleh individu. Sejauh ini penjelasan teoritis atas anomali itu lebih
ditekankan pada faktor keterbatasan dalam rasionalitas individu. Lebih jauh, keterbatasan
dalam rasionalitas dipandang sebagai ciri yang universal dari individu manusia. Namun
dalam beberapa waktu terakhir ini berkembang kajian-kajian yang berupaya untuk
membuktikan adanya faktor individual differences di balik anomali dalam judgment dan
pengambilan keputusan. Tulisan ini mencoba merangkum kedua sudut pandang tersebut,
dan mendiskusikan pemikiran tentang perlunya pengembangan instrumen untuk mengukur
rasionalitas sebagai sebuah faktor pembeda invididual dalam judgment dan pengambilan
keputusan.
Kata kunci: individual differences, rationality, rational belief, rational behavior, rational
decision making

Pengantar cela, atau bahkan melarang ketika menge-


tahui ada orang lain yang memiliki gagasan
Kata1 rasional banyak disebutkan dalam atau melakukan tindakan yang ngawur atau
percakapan sehari-hari, dan sering menjadi tidak rasional. Yang termasuk di dalam
wacana di dalam kehidupan pribadi kategori orang lain adalah saudara sendiri,
maupun kehidupan bermasyarakat. Dalam rekan kerja, atasan di kantor, politisi, tokoh
kehidupan pribadi, kita sering merenungi masyarakat, atau siapa pun yang kita kenal.
tindakan-tindakan di masa yang telah Sebaliknya kita akan membela orang lain itu
lewat, mungkin dengan sedikit penyesalan dengan sepenuh hati, bila perlu dengan
karena merasa sudah bertindak bodoh atau beradu argumentasi sekuat-kuatnya, ketika
tidak rasional. Selain itu, kita selalu kita menilai gagasan atau tindakannya
menyempatkan waktu untuk berpikir ketika rasional, sementara ada orang lain yang
menghadapi persoalan yang penting, mengkritisi atau mencelanya.
supaya solusi yang kita ambil tepat, masuk
Dalam percakapan dan wacana sosial,
akal,atau rasional. Kita mengkritisi, men-
rasionalitas sebuah gagasan atau tindakan
selalu dikaitkan dengan kesesuaian, kete-
1 Kore sponde nsi me ngenai artike l ini dapat dilakukan patan, atau kemasukakalan gagasan atau
me lalui: r.hidayat@ugm.ac.id

Buletin Psikologi 101


HIDAYAT

tindakan itu dengan norma yang disepakati Perkembangan kajian tentang rasio-
bersama; sebaliknya, ketidakrasionalan nalitas terjadi tidak saja secara kuantitatif,
dikaitkan dengan kebodohan, kengawuran, melainkan juga dalam hal dampaknya.
dan ketidaktepatan. Dengan demikian Sebagai gambaran, dari dua hadiah Nobel
dapat dipahami bahwa berpikir dan bertin- di bidang ekonomi yang diberikan kepada
dak rasional merupakan sebuah keharusan, peneliti psikologi, kedua-duanya terkait
atau sebuah norma, dalam kehidupan dengan rasionalitas dalam pengambilan
manusia. Ketidakpatuhan atas norma ini keputusan. Hadiah Nobel pertama diberi-
akan menyebabkan seseorang menanggung kan kepada Herbert Simon pada tahun 1978
kerugian dalam satu dan lain bentuk. untuk kontribusinya terkait dengan bounded
Sebagai gambaran, konsumen seharusnya rationality. Pada tahun 2002 hadiah diberi-
berbelanja secara rasional, kalau tidak maka kan kepada Daniel Kahneman untuk
dia akan menghadapi konsekuensi pengha- kontribusinya melalui penelitian-penelitian
silannya tidak mencukupi kebutuhan tentang judgment dan pengambilan kepu-
hidup. Pedagang harus bertindak rasional, tusan. Dampak dari kajian tentang
alih-alih usahanya akan bangkrut. Politisi rasionalitas dalam pengambilan keputusan
diharapkan membuat janji-janji yang terlihat dari lahirnya disiplin-disiplin baru
rasional, alih-alih masyarakat akan kecewa di bidang ekonomika, yaitu behavioral
dan tidak akan mendukungnya lagi. Bahkan economics, behavioral finance, behavioral
kita diharapkan oleh orang tua untuk accounting, serta sebuah bidang lintas
memilih jodoh secara rasional supaya tidak disiplin yaitu behavioral law.
menyesal di kemudian hari. Tulisan ini mencoba menyajkan rang-
Kemampuan manusia untuk berpikir kuman terhadap kajian-kajian ilmiah
dan bertindak secara rasional dipandang tentang rasionalitas. Salah satu pendorong-
sebagai capaian tertinggi yang hanya nya adalah karena setelah kajian selama
mampu diraih oleh manusia, di antara kurang lebih 50 tahun, kajian-kajian di
semua mahluk hidup yang lain (Shafir & bidang rasionalitas dalam pengambilan
LeBoeuf, 2002; Santos & Rosati, 2015). keputusan menunjukkan gambaran yang
Karena itu rasionalitas menjadi satu bagian kontradiktif dengan keyakinan bahwa
yang penting dalam kajian di bidang ilmu- manusia adalah makhluk yang rasional
ilmu sosial dan perilaku, terutama psiko- (Santos & Rosati, 2015). Alih-alih, peneli-
logi, ekonomika, dan filsafat. Dengan alasan tian-penelitian psikologi menunjukkan
yang jelas dalam ilustrasi di atas, terbatasnya rasionalitas manusia. Untuk
rasionalitas dikaji dalam kaitan dengan memberikan gambaran yang menyeluruh
pengambilan keputusan. Tulisan Ward tentang hasil-hasil kajian tersebut,
Edwards yang dipublikasikan di Psycho- rangkuman dilakukan terhadap hasil-hasil
logical Bulletin (Edwards, 1954) adalah penelitian yang terkait dengan disiplin
artikel pertama yang membahas rasionalitas psikologi, ekonomika, dan filsafat. Secara
dengan pengambilan keputusan. Artikel khusus perhatan diberikan kepada kajian-
Ward Edwards sedikit mendahului lahirnya kajian di bidang behavioral economics yang
disiplin psikologi kognitif. Sejalan dengan telah menunjukkan berbagai bentuk
berkembangnya psikologi kognitif, kajian- penyimpangan dari asas rasionalitas dalam
kajian tentang rasionalitas dalam judgment judgment dan pengambilan keputusan oleh
dan pengambilan keputusan berkembang invidu. Rangkuman tentang kajian-kajian
dengan pesat. behavioral economics tentang rasionalitas

102 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

akan diuraikan pada bagian dua dari tulisan expected utility theory (Edwards, Miles, &
ini. Setelah itu argumentasi dan bukti-bukti von Winterfeldt, 2007).
tentang trait rasionalitas, yang dipandang Dari ilustrasi tersebut dapat dirumus-
mampu menjelaskan terjadinya anomali kan bahwa rasionalitas merupakan sebuah
dalam judgment dan pengambilan kepu- ukuran yang bersifat normatif yang digu-
tusan oleh individu, diuraikan pada bagian nakan ketika kita mengevaluasi keyakinan-
ke tiga. Bagian ke empat berisi beberapa keyakinan dan keputusan-keputusan yang
pandangan tentang konstruksi dari trait diambil seseorang dalam rangka mencapai
rasionalitas. Tulisan ini ditutup dengan tujuan-tujuan yang dimilikinya (Baron,
perenungan singkat tentang pentingnya 2008). Sebagai sebuah ukuran normatif,
pengembangan instrumen pengukuran keputusan seseorang dan keyakinan yang
faktor pembeda indidividual dalam rasio- mendasarinya dapat dinilai sebagai benar
nalitas. dalam arti rasional, atau tidak. Selain itu
rasionalitas dalam satu situasi dapat
Pengertian Rasionalitas dibandingkan kadarnya dari rasionalitas
Rasionalitas memiliki makna yang relatif pada sebuah situasi yang lain. Demikian
sama baik dari sudut pandang masyarakat pula, rasionalitas pada seseorang dapat
umum, maupun dari sudut-sudut pandang dibandingkan dengan kadar rasionalitas
keilmuan psikologi, ekonomika, dan filsafat. pada seorang yang lain. Secara keseluruhan,
Untuk memahami benang merah antar rasionalitas dapat berkadar tinggi atau
berbagai sudut pandang itu, gambaran rendah, dapat dikatakan sangat tinggi,
tentang tindakan yang dipandang rasional tinggi, sedang, rendah, atau sangat rendah.
akan membantu. Ketika kita berharap agar Sebagai sebuah ukuran yang normatif,
seseorang bertindak secara rasional, maka kadar rasionalitas yang lebih tinggi dalam
yang dimaksudkan adalah orang lain sebuah keyakinan dan keputusan lebih
tersebut bertindak berdasarkan keputusan dihargai, atau lebih desirable, dibandingkan
yang dipikirkan secara matang, dan dengan kadar rasionalias yang lebih rendah.
dilandasi oleh informasi yang akurat dan Parameter utama dari rasionalitas
objektif. Yang dimaksudkan dengan adalah tujuan yang dimiliki oleh seseorang.
pemikiran matang adalah orang tersebut Keberadaan tujuan ini sendiri bersifat given,
mempertimbangkan dengan baik tujuan apa atau bersifat sebagai sebuah keniscayaan.
yang akan dicapai, dan keputusan dilandasi Setiap orang, bahkan setiap organisme
oleh niatan untuk mencapai tujuan tersebut hidup, pada setiap momen keberadaannya
dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya niscaya setidaknya memiliki sebuah tujuan.
(Baron, 2008). Bila ada hal yang belum pasti Setidaknya, mempertahankan hidup meru-
di dalam informasi yang dimiliki ketika pakan tujuan dasar yang dimiliki oleh
mengambil keputusan, maka seseorang setiap organisme. Selain itu, berbagai tujuan
yang rasional akan membuat judgment hidup yang lain juga dimiliki oleh organis-
berdasarkan penalaran yang logis. me. Semakin tinggi tingkat kompleksitas
Penalaran logis untuk membuat judgment biologis sebuah organisme maka semakin
dan mengambil keputusan yang rasional di bervariasi tujuan-tujuan yang dimilikinya.
tengah ketidaklengkapan informasi meru- Namun, aspek yang relevan dengan ukuran
pakan inti dari teori-teori normatif tentang rasionalitas dari sebuah tujuan bukanlah
pengambilan keputusan normatif, seperti jenis, bentuk, atau isi dari tujuan itu,
teorema Bayes, teori probabilitas, dan melainkan tingkatan pencapaian atau

Buletin Psikologi 103


HIDAYAT

pemenuhan dari sebuah tujuan, apa pun itu keputusan yang dapat dinilai sebagai
jenis, bentuk, atau isi tujuannya. Secara rasional atau kurang rasional. Lebih banyak
normatif, pencapaian atau pemenuhan tentang hal ini akan diuraikan pada bagian
tujuan yang lebih tinggi akan dipandang selanjutnya.
sebagai lebih dihargai, atau lebih desirable, Untuk menutup uraian tentang penger-
dibandingkan dengan pencapaian atau tian rasionalitas, pandangan Stanovich dan
pemenuhan tujuan yang lebih rendah West (2014) merangkum apa yang sudah
jumlah atau tingkatannya. Dengan kata lain, diuraikan di atas. Rasionalitas mengandung
pencapaian tujuan dalam tataran yang lebih dua pengertian, yaitu sebagai sebuah
tinggi dipandang lebih rasional dibanding- tindakan yang tepat dilihat dari hasil yang
kan dengan pencapaian tujuan yang lebih diharapkan sebagaimana diukur dari sudut
rendah. pandang pencapaian tujuan, serta sebagai
Sebuah tujuan dapat dicapai melalui sebuah keyakinan yang dipegang individu,
cara. Sebuah cara mungkin memberikan di mana keyakinan tersebut didukung oleh
hasil yang sama dengan cara yang lain. bukti-bukti terbaik yang tersedia. Ranah
Namun, cara itu bisa juga memberikan hasil rasionalitas yang pertama disebut sebagai
yang lebih sedikit, atau sebaliknya lebih instrumental rationality, sementara ranah
tinggi. Pemilihan cara yang keliru mungin rasionalitas yang kedua disebut sebagai
akan membawa individu pada pencapaian epistemic rationality.
tujuan yang tidak maksimal, atau tidak Secara lebih terinci Hastie dan Dawes
optimal bila dibandingkan dengan alternatif (2010) mengemukakan bahwa sebuah
cara yang lain yang bisa memberikan hasil tindakan dapat disebut rasional bila
yang lebih tinggi. Dengan kata lain, memenuhi empat kriteria. Pertama,
pemilihan sebuah cara untuk mencapai tindakan itu dilandasi oleh pertimbangan
tujuan bisa dinilai lebih rasional, kurang yang menyeluruh terhadap seluruh
rasional, atau sama saja tingkatan rasiona- alternatif tindakan lain yang tersedia.
litasnya dibandingkan dengan cara yang Dengan kata lain pelaku tindakan telah
lain. mempertimbangkan seluruh kemungkinan
Proses mental dan perilaku di mana yang tersedia. Kedua, pemilihan alternatif
individu memilih satu dari alternatif cara tindakan tersebut diambil berdasarkan
yang lain disebut sebagai pengambilan pertimbangan terhadap konsekuensi atau
keputusan. Sebagaimana hasil keputusan hasil yang mungkin menyertai setiap
dapat dinilai sebagai memenuhi atau tidak alternatif tindakan. Alternatif tindakan yang
memenuhi tujuan yang ingin dicapai, dipilih adalah yang memberikan hasil yang
proses pengambilan keputusan dapat terbaik atau tertinggi bagi pelaku. Ketiga,
dinilai sebagai lebih rasional atau kurang ketika hasil atau konsekuensi tersebut
rasional. Secara umum dapat digariskan masih berupa kemungkinan atau tidak
bahwa rasionalitas dalam pengambilan dapat dipastikan benar atau tidaknya, maka
keputusan berarti pemilihan alternatif nilai dari hasil atau konsekuensi tindakan
tindakan untuk mencapai tujuan melalui diperkirakan dengan cara menggunakan
cara-cara yang terbaik (Stanovich & West, aturan-aturan sebagaimana digariskan
2014). Literatur di bidang pengambilan dalam teori probabilitas. Terakhir, keselu-
keputusan memiliki ukuran-ukuran yang ruhan proses pengambilan keputusan
dapat dipergunakan untuk mengevaluasi rasional ini mencerminkan pertimbangan
unsur-unsur dalam sebuah pengambilan yang menyeluruh terhadap unsur ketidak-

104 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

pastian dan ketidakjelasan terkait hasil dari konsepsi bounded rationality adalah bahwa
sebuah tindakan, dalam kaitan dengan individu manusia bukanlah makhluk yang
tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui rasional sempurna seperti yang diasumsi-
tindakan tersebut. kan di dalam teori ekonomika mainstream.
Rasionalitas manusia mengenal batas-batas
Pendekatan Teoretikal terhadap Rasionalitas kemampuan, karena itu disebut sebagai
bounded rationality. Salah satu manifestasi
Rasionalitas perilaku manusia dapat dikaji
utama dari bounded rationality adalah bahwa
dari dua sudut pandang, yaitu sudut
dalam pengambilan keputusan, individu
pandang psikologi dan ekonomika. Kedua
berorientasi pada hasil yang terbaik yang
sudut pandang ini memiliki perbedaan-
mampu dicapai, atau disebut sebagai
perbedaan mendasar dalam menganalisis
satisficing, bukan hasil yang terbesar
rasionalitas perilaku, sebagaimana juga
seharusnya bisa diraih. Dengan demikian
perbedaan yang ditemukan dalam pende-
satisficing merupakan alternatif teoritik dari
katan keduanya dalam menjelaskan perila-
optimal utility (hasil terbesar yang seharus-
ku ekonomi manusia (Horgart & Reder,
1986). Herbert Simon menyebut sudut nya dicapai) dalam perilaku yang rasional.
pandang ekonomika terhadap rasionalitas Sebagaimana disebutkan di atas,
sebagai pendekatan rasionalitas substantif, Herbert Simon membagi rasionalitas ke
sementara sudut pandang psikologi terha- dalam dua jenis, yaitu rasionalitas subs-
dap rasionalitas disebut olehnya sebagai tantif (substantive rationality), dan rasiona-
pendekatan rasionalitas prosedural (Simon, litas prosedural (procedural rationality).
1982). Di dalam tulisannya yang lain, Sebuah perilaku disebut sebagai rasional
Herbert Simon menggunakan istilah rasio- secara substantif bila perilaku tersebut tepat
nalitas hasil yang sama dengan rasionalitas atau memadai dilihat dari sudut pandang
substantif, dan rasionalitas proses sebagai pencapaian tujuan, dengan memperhatikan
istilah lain dari rasionalitas prosedural keterbatasan-keterbatasan yang ada.
(Simon, 1978). Sementara itu, Lea (1994) Dengan kata lain, rasionalitas substantif
menggunakan istilah rasionalitas substantif sebuah tindakan diukur dari hasil dari
dan rasionalitas prosedural dengan penger- tindakan tersebut. Semakin besar sebuah
tian yang kurang-lebih sama dengan Simon tindakan memberikan hasil yang berman-
(1982). Paparan di bagian ini akan faat bagi pencapain tujuan, maka semakin
menggunakan kerangka yang digunakan rasional tindakan tersebut. Faktor psikolo-
oleh Simon (1982). gis yang terkait dengan rasionalitas subs-
tantif terbatas pada rumusan tujuan. Selain
Pandangan Herbert Simon memiliki
itu rasionalitas ditentukan sepenuhnya oleh
arti penting dalam kajian tentang rasio-
aspek-aspek di lingkungan di mana
nalitas, tidak saja karena salah satu dari
tindakan tersebut dilakukan (Simon, 1982).
perintis disiplin psikologi kognitif meme-
Hanya ada satu cara bagi individu untuk
nangkan penghargaan Nobel di bidang
mangatasi hambatan dan keterbatasan yang
Ekonomi pada tahun 1978. Lebih penting
ada di lingkungan dalam upayanya men-
dari ini adalah bahwa penghargaan tersebut
capai tujuan, yaitu judgmentdan pengam-
diberikan atas jasa beliau memperkenalkan
kerangka bounded rationality dan konsep bilan keputusan yang rasional (Schoemaker,
satisficing yang memiliki dampak besar bagi 1982). Lebih jauh tentang hal ini akan
pengembangan ilmu ekonomika diuraikan pada bagian selanjutnya.
(Nobelprize.org., 1978). Intisari dari

Buletin Psikologi 105


HIDAYAT

Sementara itu, sebuah perilaku disebut kan, dengan menggunakan pemrograman


sebagai rasional secara prosedural kalau linear. Pemecahan masalah yang sempurna
perilaku itu merupakan hasil dari proses diperoleh dengan menerapkan algoritma
timbang-menimbang (deliberation) yang simplex atau dengan prosedur komputasi
matang. Dengan kata lain, letak rasionalitas tertentu. Dari sudut pandang rasionalitas
dari perilaku ini adalah pada pertimbangan substantif, dengan batasan tujuan menekan
yang diambil, bukan pada hasil yang biaya dan pengertian ketercukupan nutrisi
didapatkan. Dengan demikian rasionalitas yang telah ditetapkan, tidak ada alternatif
prosedural memiliki makna yang sama solusi yang lain selain yang dihasilkan dari
dengan kebalikan dari cara berpikir yang pemecahan masalah secara komputasonal.
aneh. Dalam pandangan ini, sebuah peri- Komposisi hidangan yang tidak dihasilkan
laku disebut sebagai irrasional, atau tak dari metode komputasi ini dapat dipastikan
rasional, bila perilaku ini terlihat sebagai sebagai keliru. Karena itu pemecahan
sebuah tanggapan yang impulsif, atau tanpa masalah dari rasionalitas substantif bersifat
melalui proses pertimbangan yang mema- normatif.
dai, atau yang semata didorong oleh emosi Dari sudut pandang rasional prose-
sesaat. Secara implisit ini bermakna bahwa dural, titik tekannya bukanlah pada peme-
faktor-faktor di dalam individu, yang dalam cahan masalah, yakni racikan hidangan itu
kajian ilmu psikologi dipandang sebagai sendiri, namun pada metode yang diguna-
faktor penentu dalam proses-proses kognitif kan untuk menemukan solusi itu. Sekilas ini
dan intelektual, dapat membawa pada akan terlihat, sekali lagi, lebih sebagai masa-
perilaku yang rasional atau takrasional. lah komputasi matematika dibandingkan
Sebagai kesimpulan, rasionalitas dalam dengan masalah psikologis. Namun, manu-
pengertian prosedural mengandung makna sia bukanlah mesin yang dibekali dengan
seperti perilaku yang selaras dengan akal algoritma tertentu untuk memecahkan
sehat, tidak aneh-aneh, tidak gila-gilaan masalah. Dalam kondisi daya dukung
(preposterous), berlebihan, dungu, khayali, komputasi memungkinkan, solusi untuk
atau yang semacam itu. Sebaliknya, peri- masalah di atas bisa bersifat normatif.
laku rasional adalah perilaku yang cerdik Namun dengan keterbatasan kemampuan
dan masuk akal (Simon, 1978). komputasi yang dimiliki oleh individu,
Perbedaan antara rasionalitas substantif rasionalitas prosedural bersifat bounded.
dan rasionalitas prosedural dapat digam- Keterbatasan dalam kemampuan komputasi
barkan dalam pemecahan atas masalah adalah ciri utama pada manusia. Dengan
bagaimana caranya untuk menekan biaya bounded rationality (kemampuan penyim-
yang diperlukan untuk menyediakan gizi panan dan pemrosesan informasi yang
yang memadai bagi sebuah tim olah raga. terbatas), upaya penyelesaian masalah
Ketercukupan nutrisi didefinisikan sebagai melalui proses komputasi dilakukan
batas terendah untuk asupan protein, dengan prosedur yang se-efisien mungkin
vitamin, dan mineral tertentu, serta batas (Simon, 1982). Dalam proses judgment, ini
asupan tertinggi dan terendah untuk kalori. dilakukan melalui penggunaan heuristics
Sementara itu harga per satuan bahan (Simon, 1982; Tversky & Kahneman, 1974).
makanan, dan komposisi jenis hidangan
yang dapat disajikan, telah ditentukan. Konsepsi Ekonomika tentang Rasionalitas
Masalah penyediaan nutrisi ini dapat Teori ekonomi mainstream memandang
dipecahkan, dan sebenarnya telah dilaku-
homoekonomikus adalah manusia yang

106 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

rasional (Simon, 1955). Setiap tindakan yang keputusan nir-risiko dapat digambarkan
dilakukan homoekonomikus diasumsikan sebagai berikut. Ketika menghadapi pilihan
dilandasi oleh dua hal. Pertama, setiap antara dua hal, A atau B, keputusan
tindakan dilakukan untuk meraih tujuan, individu bisa dipastikan ke dalam salah
yaitu mendapatkan manfaat setinggi-ting- satu di antara ketiga kemungkinan ini.
ginya dari setiap keputusan yang diambil Pertama, individu memilih A dan bukan B,
(utility maximization). Dalam konteks lain yang berarti A lebih disukai atau A
prinsip ini bisa disebut sebagai prinsip memberikan utilitas lebih besar dibanding
mengambil keuntungan sebaik-baiknya B. Kemungkinan kedua adalah sebaliknya,
dalam setiap keputusan (profit maximiza - yaitu individu memilih B, yang berarti B
tion). Landasan kedua adalah bahwa indi- lebih disukai atau B memberikan utilitas
vidu adalah agen yang mampu memper- lebih besar dibanding A. Kemungkinan
hitungkan konsekuensi setiap alternatif ketiga, pilihan A dan B masing-masing
tindakan (Simon, 1982). Thaler (1987, 1988, memiliki bobot yang sama satu dengan
1990) dan Simon (1955) menambahkan lainnya. Ketiga alternatif pilihan ini dapat
karakter lain dari homoekonomikus, yaitu diungkapkan secara matematis sebagai A ~
memiliki preferensi yang stabil dan well- B atau A ~ B atau A . Tanda
defined, memiliki kemampuan melakukan menunjukkan hubungan yang kira-kira
perhitungan secara sempurna (perfect antara kedua pilihan. Ketiga bentuk relasi
computational ability), mengutamakan ini disebuat sebagai aksioma comparability
kepentingan pribadi (unbounded selfishness), (Schoemaker, 1982), atau aksioma konek-
dan memiliki daya kemauan tanpa batas tivitas (Coombs, Dawes, & Tversky, 1970).
atau unbounded will-power. Edwards (1954) memberikan ilustrasi
Perilaku homoekonomikus dalam yang menarik tentang penerapan aksioma
mengambil keputusan yang rasionalitas ini. Bayangkan situasi yang sedang
merupakan inti dari utility theory. Teori ini dihadapi oleh seorang anak kecil yang
pertama kali dirumuskan oleh Daniel sedang berdiri di depan toko permen. Dia
Bernoulli pada tahun 1738 sebagai utility sedang memikirkan dua keadaan, A atau B,
theory, diterjemahkan dan dipublikasikan untuk dipilih. Keadaan A, dia tetap
ulang pada jurnal Econometrica sebagai memiliki uang Rp.10.000,00 dan tidak
Bernoulli (1954). Teori ini dikembangkan memiliki permen lolipop yang dia tahu
sebagai expected utility theory oleh Von sangat enak dikulum. Keadaan B, dia
Neumann dan Morgenstern (1947). tinggal memiliki Rp2.500,00 dan sebuah
Perluasan teori ke arah subjective probability permen lolipop seharga Rp7.500,00. Sebagai
dilakukan oleh Savage (1954). Ulasan homoekonomikus yang rasional, si anak ini
terhadap utility theory dan turunan- diasumsikan tidak hanya mengetahui
turunannya sudah banyak dilakukan, di semua pilihan tindakan yang bisa dia pilih,
antaranya Edward (1954), Coombs, Dawes, tetapi juga hasil atau manfaat apa saja yang
dan Tversky (1970), Schoemaker (1982), dan melekat pada setiap pilihan tindakan itu.
Hunt (2007). Uraian ringkas di bawah ini Berikutnya, dia juga diasumsikan memiliki
bersumber dari tulisan-tulisan tersebut. sensitivitas yang sangat tinggi, dalam
Rasionalitas terungkap dalam pengam- tataran tingkat sensitivitas tanpa batas
bilan keputusan nir-risiko, atau riskless (infinitely sensitive). Dengan demikian dia
choice, maupun keputusan berisiko, atau bisa menilai dan membandingkan bahwa
riskychoice (Edwards, 1955). Pengambilan manfaat dari lolipop seharga Rp7.500,- itu

Buletin Psikologi 107


HIDAYAT

setara tiga kali manfaat uang Rp2.500,00 transitivitas (transitivity), asumsi dominansi
yang masih dimilikinya. Bila ada teman lain (dominance), dan asumsi invarians
yang menawarkan permen itu dengan satu (invariance) (Schoemacker, 1982; Miljkovic,
permen lolipop seharga Rp5.000,00 dan satu 2005). Paparan dari masing-masing asumsi
permen coklat seharga Rp2.550,00, dia akan rasionalitas berada di luar jangkauan tulisan
menerima tawaran itu karena terpaut ini. Namun satu hal dapat digarisbawahi,
Rp50,00 lebih tinggi dari lolipop yang telah yaitu bahwa asumsi-asumsi tersebut
dimilikinya, dengan catatan dia menyukai memberikan prediksi perilaku yang pasti,
lolipop sama besarnya dengan permen sehingga dapat diuji ketepatannya melalui
coklat. Dengan property seperti homo penelitian eksperimen. Hasil-hasil peneli-
ekonomikus bisa mengambil keputusan tian eksperimental diuraikan di bawah ini.
dengan rasional ketika memilih dua hal
atau lebih yang berbeda. Dia selalu bisa Hasil-Hasil Penelitian Behavioral
membandingkan dengan ukuran yang Penelitian behavioral yang mencoba menguji
cermat hal-hal yang harus dipilihnya, dan
validitas asumsi-asumsi normatif tentang
pilihannya selalu memaksimalkan suatu
rasionalitas pengambilan keputusan
manfaat bagi dirinya sendiri. individu sangat banyak jumlahnya.
Prinsip serupa dapat diterapkan dalam Penelitian-penelitian itu dilakukan oleh
pengambilan keputusan berisiko. Menurut ahli-ahli di bidang psikologi, ekonomika,
Kahneman dan Tversky (1979), keputusan bisnis, akuntansi, hukum, dan bahkan
berisiko dapat dipandang sebagai pilihan industrial engineering. Untuk memudahkan
antara dua prospek atau lebih, atau dua review, hasil-hasil penelitian tersebut akan
pertaruhan (gamble) atau lebih. Sebuah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pene-
prospek didefinisikan sebagai (x1, p 1; ...; litian oleh Maurice Allais, prospect theory,
xn,p n) adalah sebuah ikatan atau kontrak dan judgment under uncertainty.
yang menghasilkan xi dengan probabilitas
Allais Paradox. Penelitian oleh Allais,
p i , di mana p 1 + p 2 + ... + p n = 1. Ketika atribut
yang terkenal disebut sebagai Allais Para-
kedua dari prospek adalah hasil 0, atau
dox, mendapatkan tempat tersendirinya
tidak memberikan apa-apa secara positif
mengingat posisinya yang unik dalam
maupun negatif, maka notasi bisa sejarah perkembangan behavioral decision
disederhanakan sebagai (x,p) untuk
making. Maurice Allais adalah seorang
menggambarkan prospek (x,p; 0, 1-p), di
ekonom papan atas, penerima hadiah Nobel
mana prospek x dengan sebagai sebuah
di bidang ekonomi tahun 1988. Penelitian
kepastian, atau p = 1, dituliskan sebagai (x).
eksperimental yang dilakukannya mampu
Pembuktian yang dilakukan secara mendemonstrasikan kelemahan expected
matematik oleh Von Neumann dan utility theory sebagai sebuah teori deskriptif
Moregenstern (1947) menunjukkan bahwa pengambilan keputusan. Dalam paper yang
keputusan individu dalam situasi yang ditulis dalam bahasa Perancis, dengan
berisiko bersifat rasional bila memenuhi ringkasan dalam bahasa Inggris, Allais
enam asumsi. Dua di antara enam asumsi (1953) menguraikan hasil eksperimen yang
itu bersifat teknis, yaitu asumsi continuity menunjukkan bahwa keputusan individu
dan comparability. Keempat asumsi tidak selalu rasional, dan karenanya tidak
substantif dalam pengambilan keputusan konsisten dengan expected utility theory.
berisiko adalah asumsi konsistensi atau
Bentuk tipikal dari Allais Paradox
pengguguran (cancellation), asumsi
adalah sebagai berikut. Di dalam eksperi-

108 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

men subjek diminta untuk memilih salah trasi ekpserimental oleh Ellsberg (1961).
satu dari dua pilihan, A atau B, berikut ini: Namun sejauh itu berbagai hasil eksperi-
Pilihan A : Mendapat Rp. 1 juta, dengan men hanya mampu menunjukkan adanya
peluang 100%. pola pengambilan keputusan yang tidak
konsisten dengan expected utility theory.
Pilihan B : Mendapat Rp. 1 juta dengan
Penjelasan teoritis tentang mengapa terjadi
peluang 89%; mendapat Rp. 5
pola pilihan seperti itu belum berhasil
juta dengan peluang 10%; atau
dirumuskan, sampai ketika Daniel
mendapat Rp.0 dengan
Kahneman dan Amos Tversky mempubli-
peluang 1%. kasikan Prospect Theory (Kahneman &
Pada soal berikutnya subjek diberi pilihan Tverksy, 1979).
berikut ini: Prospect Theory. Artikel Kahneman
Pilihan C : Mendapat Rp. 1 juta dengan dan Tversky yang terbit pada jurnal
peluang 11%; atau mendapat Econometrica berpengaruh sangat besar
Rp. 0 dengan peluang 89%. terhadap perkembangan kajian behavioral
Pilihan D : Mendapat Rp. 5 juta dengan decision making. Artikel ini yang melaporkan
peluang 10%; atau mendapat hasil-hasil eksperimen yang mereka laku-
kan selama hampir sepuluh tahun, kese-
Rp. 0 dengan peluang 90%.
muanya untuk menguji beberapa aksioma
Ketika dihadapkan pada dua pilihan di atas, expected utility theory, diakhiri dengan
sebagian besar partisipan eksperimen me- rumusan value function and decision-weight
milih A daripada B, sehingga A>B. Namun yang mampu menerangkan anomali-
pada pilihan kedua mereka lebih memilih D anomali tersebut. Dapat dikatakan bahwa
daripada C, sehingga C<D. teori prospek mereka rumuskan secara
Secara normatif memlih A daripada B, induktif dari bukti-bukti eksperimental
dan memilih D daripada C bisa dikatakan tersebut.
rasional sepanjang pilihan itu tidak dibuat Dalam waktu relatif singkat teori ini
oleh satu orang pada waktu yang berpengaruh besar pada pengembangan
bersamaan. Namun pilihan A di atas B, dan ilmu ekonomi. Disiplin-disiplin baru lahir,
D di atas C tidak konsisten dengan aksioma yaitu behavioral economics, behavioral finance,
expected utility theory kalau dilakukan oleh behavioral accounting, dan behavioral law
orang yang sama pada waktu yang kurang (Thaler, 2015). Penelitian-penelitian yang
lebih sama. Expected utility dari kedua mengkonfirmasi dan memperluas jang-
pilihan tersebut adalah sebagai berikut: kauan penerapan teori prospek, yang
A=Rp. 1 jt; B=Rp. 1,39 jt; C=Rp. 110 ribu; dan menjadi landasan pengembangan disiplin-
D=Rp. 500 ribu. Aksioma stabilitas prefe- disiplin baru tersebut, telah dilaporkan di
rensi pada expected utility theory mensya- berbagai buku suntingan. Yang terpenting
ratkan bahwa kalau Opsi A yang lebih di antaranya adalah Kahneman dan Tversky
rendah expected utility-nya dari Opsi B lebih (2000). Selain itu sejumlah artikel menyaji-
disukai, maka seharusnya Opsi C juga lebih kan overview atas penelitian-penelitian
disukai daripada Opsi D. tersebut, di antaranya adalah McFadden
Demonstrasi oleh M. Allais ini segera (1999), Stanovich (2016), dan Stanovich,
diikuti oleh demonstrasi-demonstrasi eks- West, dan Toplak (2016). Karena keterba-
perimental oleh peneliti lainnya. Salah satu tasan tempat, hasil-hasil penelitian tersebut
yang paling berpengaruh adalah demons- tidak bisa direview pada bagian ini.

Buletin Psikologi 109


HIDAYAT

Penelitian tentang Judgment Under judgment dan decision-making telah diterang-


Uncertainty: Heuristics And Biases. kan dengan menggunakan empat sudut
Salah satu cara untuk membuat judgment pandang. Dua sudut pandang pandang
pertama dapat dikesampingkan mengingat
ketika informasi tidak memadai adalah
robust-nya hasil-hasil penelitian setelah
dengan menggunakan heuristics, yaitu
kedua faktor yang mendasari sudut pan-
semacam jembatan keledai untuk
dang tersebut, yakni biases in judgment dan
membantu proses individu dalam melaku-
penyimpangan-penyimpangan dari asas
kan perkiraan. Tulisan Tversky dan
normatif dalam pengambilan keputusan
Kahneman (1974) merupakan pelopor di
oleh subjek, serta error of experimental test
bidang ini. Di dalam tulisan ini diuraikan
construction, dikendalikan oleh eksperimen-
hasil penelitian mereka tentang penggunaan
tiga heuristics yang menyebabkan hasil ter. Salah satu faktor yang tetap diterima
judgment menyimpang dari teori normatif sebagai penyebab dari penyimpangan
tentang rasionalitas dalam judgment. Ketiga perilaku dari prinsip rasionalitas adalah
heuristics itu adalah representativeness, aspek-aspek yang terkait dengan proses
availability, dan anchoring-and-adjusment. Di berpikir individu. Bagian ini akan meng-
uraikan salah satu pendapat yang paling
bawah ini akan diuraikan hasil-hasil
luas diterima, yaitu anomali dalam judgment
penelitian tentang ketiga heuristics tersebut,
dan decision making sebagai akibat dari
beserta penelitian tentang jenis-jenis
bekerjanya Sistem 1 dan Sistem 2 dalam
heuristics yang lain.
proses berpikir individu (Kahneman, 2011;
Publikasi Amos Tversky dan Daniel
Evans & Stanovich, 2013).
Kahneman berpengaruh sangat besar
Model dual-process memiliki sejumlah
terhadap perkembangan disiplin behavioral
decision making dan behavioral economics. kritik. Menurut Osman (2004), bukti-bukti
yang diajukan untuk mendukung teori dual-
Pengaruh dari artikel ilmiah ini menjadi
process sebenarnya justru memerkuat teori
pertimbangan utama bagi komite Nobel di
single system. Gigerenzer (2011, p. 739)
bidang ekonomika dalam penganugerahan
mengajukan pendapat yang lebih keras lagi,
penghargaan yang sangat prestisius ini bagi
yaitu bahwa teori dual-process of reasoning
Daniel Kahneman pada tahun 2002.
merupakan contoh dari perkembangan
Kompilasi atas hasil-hasil penelitian tentang
yang salah arah (backwards development) dari
judgment, heuristics, dan biases di antaranya
teori yang lebih akurat yang ingin digan-
adalah Kahneman, Slovic, dan Tversky
tikannya, single system theory. Keren dan
(1982). Selain itu buku-buku seperti
Gigerenzer (2007), dan Gigerenzer, Todd, Schul (2009):
dan The ABC Research Group (1999) juga we propose that the different two-system
berisi laporan-laporan tentang penggunaan theories lack conceptual clarity, that they
heuristics dalam judgment, beserta penyim- are based upon methodological methods that
pangan-penyimpangan hasil yang terjadi. are questionable, and that they rely on
Karena keterbatasan tempat, kajian-kajian insufficient (and often inadequate)
itu tidak bisa direview pada bagian ini. empirical evidence. (p. 534)
Namun Evans dan Stanovich (2013)
Rasionalitas dan Proses Berpikir menunjukkan bahwa kritik-kritik tersebut
Sebagaimana disinggung di bagian dilandasi pada asumsi yang keliru, yakni
sebelumnya, penyimpangan perilaku yang tentang adanya satu model umum dari dual-
diamati dalam berbagai penelitian behavioral process model of thinking yang berlaku untuk

110 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

seluruh variasi perilaku. Dengan fokus yang dingan, Gc biasanya melalui tes kosakata,
lebih cermat pada penerapan-penerapan pemahaman verbal, dan soal-soal pengeta-
spesifik dari dual-process theory, mereka huan umum. Pemilahan ini menggaris
mampu meyakinkan bahwa model proses bawahi perbedaan aspek-aspek kecerdasan
berganda untuk proses berpikir individu sebagai abilitas dalam proses mental (Gf)
didukung oleh bukti-bukti mutakhir dan kecerdasan sebagai pengetahuan (Gc).
penelitian di bidang cognitive science. Baik tes yang mengukur Gf maupun tes
yang mengukur Gc tidak mengukur taraf
Trait Rasionalitas rasionalitas dalam judgment dan pengam-
Argumentasi dan Bukti-Bukti Pendukung bilan keputusan.
Pertimbangan yang lain, penelitian-
Konstruk psikologis lain yang paling sering
penelitian empirik telah menunjukkan
dikaitkan dengan rasionalitas, atau bahkan
adanya perbedaan yang sistematik antar
dipandang identik dengan rasionalitas,
individu dalam hal kecenderungan untuk
adalah inteligensi. Hal ini dapat dijelaskan
membuat kekeliruan dalam judgment dan
dari sudut pandang teoritik bahwa baik
pengambilan keputusan. Sebagai gambaran,
rasionalitas maupun intelegensi merupakan
myside bias (kecenderungan dalam pengo-
bagian dari aspek kognitif dalam sistem
lahan informasi yang sangat dipengaruhi
mental individu. Selain itu, keduanya
oleh egosentrisme) ditemukan dalam
memiliki kesamaan secara fungsional,
berbagai penelitian sebagai tidak memiliki
dalam pengertian bahwa baik rasionalitas
kaitan sama sekali dengan inteligensi. Indi-
maupun inteligensi merepresentasikan
vidu dengan IQ rendah tidak lebih cende-
proses dan hasil berpikir yang baik (Baron,
rung melakukan myside bias dibandingkan
2008). Namun Stanovich dan West (2014)
dengan indvidu yang memiliki IQ yang
berpandangan bahwa kesamaan-kesamaan
lebih tinggi (Stanovich & West, 2007;
tersebut tidak kemudian berarti bahwa
Stanovich, West, & Toplak, 2013). Selain itu,
rasionalitas dan intelegensi merupakan hal
banyak sekali penyimpangan-penyim-
yang sama. Rasionalitas merupakan entitas
pangan sebagai penggunaan heuristics
yang mandiri dari intelegensi. Berikut ini
dalam judgment, yang telah dikaji selama
diuraikan argumentasi dan bukti-bukti
berpuluh tahun, semisal base-rate neglect,
yang mendukung pandangan ini. framing effects, conjunction effects, anchoring
Inteligensi secara operasional didefini- biases, dan outcome biases, juga ditemukan
sikan sebagai kemampuan seseorang untuk tidak berkorelasi dengan inteligensi
mengerjakan tes yang telah terbakukan (Stanovich & West, 2008a; 2008b).
dalam mengukur indikator-indikator abi- Penelitian-penelitian lain tentang probabi-
litas kognitif. Dari studi empiris muncullah listic reasoning, scientific reasoning, serta tes-
konsep fluid intelligence (Gf) dan cristallized tes kognitif yang terkait dengan prinsip-
intelligence (Gc). Gf mencerminkan kemam- prinsip rasionalitas, terutama covariation
puan penalaran pada berbagai ranah detection, hypothesis testing, four-card selection
kehidupan; Gc mencerminkan pengetahuan task, disjunctive reasoning tasks, denominator
deklaratif yang diperoleh dari pengalaman neglect, dan berbagai tes untuk mengukur
belajar selama perkembangan psikologis penalaran Bayesian, juga tidak menemukan
individu. Biasanya Gf diukur dengan tes adanya pengaruh intelegensi pada perfor-
penalaran abstrak seperti analogi figural, tes mansi subjek (Stanovich & West, 1998a;
Raven (Standard Progressive Matrices -
SPM), dan series completion. Sebagai perban-

Buletin Psikologi 111


HIDAYAT

1998b; 1998c; De Bruin, Parker, & Fischhoff, dalam laboratorium-laboratorium yang


2007; Stanovich, 2009, 2011; 2000, 2008). dipimpin oleh Keith Stanovich di Univer-
Sekali pun demikian, kedekatan kon- sitas Toronto, Richard West di Universitas
septual antara konstruk rasionalitas dan James Madison, dan Maggie Toplak di
intelegensi tidak dapat dipungkiri. Terdapat Universitas York. Stanovich (2016, p. 26)
sejumlah kesamaan fungsional antara dan Stanovich, West, dan Toplak (2016, p.
keduanya, selain hal-hal yang sudah 10-11) merangkum penelitian-penelitian
disebutkan di atas. Sebagai contoh, proses- yang telah dilakukan oleh laboratorium
proses kognitif yang diukur melalui tes mereka. Di bawah ini akan diuraikan satu
intelegensi sebagian besar juga berfungsi contoh penelitian yang telah mereka lapor-
ketika individu mengerjakan tes rasiona- kan, dan upaya pengembangan alat tes
litas. Aspek kognitif tersebut berfungsi baik untuk mengukur rasionalitas yang telah
pada tes intelegensi maupun tes rasionalitas mereka lakukan. Selain itu beberapa peneli-
(Stanovich & West, 2014). tian di luar laboratorium Stanovich dan
kawan-kawan akan diuraikan secara
Sebagai akhir uraian ini dapat disim-
ringkas di bawah ini.
pulkan bahwa berbagai penelitian behavioral
telah menunjukkan adanya variasi yang Stanovich dan West (1999) melaporkan
sistematis dalam performansi individual penelitian mereka yang menguji faktor
pada tugas-tugas eksperimen dalam perbedaan individual dalam judgment.
judgment dan pengambilan keputusan. Hal Penelitian ini dilandasi oleh bukti-bukti dari
ini dapat ditafsirkan sebagai adanya variasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan
dalam kelengkapan-kelengkapan penting adanya perbedaan yang sistematik dalam
pada sistem kognisi manusia terkait dengan hal judgment yang ditunjukkan oleh parti-
rasionalitas (Manktelow, 2004; Stanovich, sipan atas manipulasi eksperimen. Dalam
2009, 2011). Kesimpulan ini meneguhkan penelitian itu terungkap bahwa judgment
pandangan bahwa rasionalitas merupakan yang dibuat oleh partisipan menyimpang
entitas mental yang secara teoritis dan secara sistematik bila dibandingkan dengan
praktis berbeda atau terpisah dari inteli- standar yang berlaku secara normatif. Eks-
gensi. Dengan demikian perbedaan indivi- perimen yang mereka lakukan memberikan
dual dalam hal IQ tidak sama dan sebangun konfirmasi atas adanya kesenjangan terse-
dengan perbedaan individual dalam but. Lebih dari itu, pengendalian secara
rasionalitas (Stanovich & West, 2014). Hal statistika dua faktor yang diketahui keter-
ini merupakan alasan mendasar bagi kaitannya dengan perbedaan individual
dikembangkannya sebuah instrumen untuk dalam rasionalitas, mampu mengurangi
mengukur tingkat rasionalitas individu. secara signifikan kesenjangan antara respon
partisipan dengan prediksi normatif. Kedua
Penelitian-Penelitian tentang Trait Rasionalitas faktor pembeda individual tersebut adalah
abilitas kognitif yang diukur menggunakan
Jumlah penelitian yang telah dilakukan Scholastic Aptitude Test dan need for cognition.
untuk menguji trait rasionalitas belum Dengan demikian penelitian ini meneguh-
sebanyak penelitian-penelitian tentang kan dugaan tentang adanya trait rasiona-
judgment dan pengambilan keputusan.
litas sebagai faktor pembeda individual.
Sebaran pelaku penelitian itu juga belum
Dari kelompok peneliti lain, De Bruin,
cukup meluas. Kelompok peneliti yang
Parker, dan Fischhoff (2007) mengem-
terutama aktif di dalam kajian trait
bangkan alat ukur Adult Decision-Making
rasionalitas adalah mereka yang tergabung

112 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

Competence (A-DMC). Validitas eksternal A- Dengan pertimbangan bahwa ketiga


DMC dibuktikan melalui korelasi yang soal CRT Frederick (2005) telah menjadi
signifikan dengan ukuran-ukuran status demikian populer karena banyak dirujuk
sosial ekonomi, abilitas kognitif, dan gaya dalam buku referensi perkuliahan, dan
pengambilan keputusan. Selain itu pengu- bahwa sebuah alat tes yang hanya terdiri
jian yang mereka lakukan menemukan atas tiga butir soal kurang terjamin
bahwa partisipan yang mendapatkan skor reliabilitasnya, Toplak, West, dan Stanovich
tinggi dalam A-DMC cenderung lebih (2014) mengembangkan lebih lanjut instru-
sedikit memiliki pengalaman hidup yang men in. Dalam penelitian ini mereka
negatif, di mana pengalaman hidup negatif menambahkan empat soal selain tiga soal
ditafsirkan sebagai indikator pengambilan yang ada dalam CRT. Penambahan empat
keputusan yang tidak rasional. soal pada CRT yang asli menghasilkan
Frederick (2005) melaporkan pengem- reliabilitas instrumen yang cukup baik,
bangan dan pengujian the Cognitive Reflec- yakni sebesar .72. Selain itu CRT versi 7
tion Test (CRT). Instrumen ini dirancang butir yang mereka uji mampu menjadi
untuk mengukur kecenderungan untuk prediktor yang signifikan atas variasi dalam
melakukan perenungan lebih dalam setelah skor tugas-tugas penalaran rasional, bahkan
seseorang melakukan judgment dan meng- setelah varian yang diterangkan oleh
ambil keputusan yang dirasa kurang meya- abilitas kognitif dan faktor disposisional
kinkan, sehingga perenungan lebih dalam dalam penalaran dikontrol secara statistika.
menghasilkan respon yang lebih tepat Dengan demikian penelitian ini, beserta
secara normatif. Penelitian yang dilaporkan Frederick (2005) menunjukkan bukti adanya
dalam artikel ini menunjukkan bahwa CRT trait rasionalitas dalam diri individu.
berkorelasi dengan time preference dan risk
preference yang diukur melalui prosedur- Elemen-Elemen Trait Rasionalitas
prosedur penelitian eksperimental yang Penelitian-penelitian behavioral yang telah
dikembangkan oleh Amos Trversky dan diulas di bagian-bagian sebelumnya telah
Daniel Kahneman. Selain itu CRT berko- menemukan adanya indikasi tentang trait
relasi dengan abilitas kognitif dan gaya rasionalitas. Rangkuman elemen-elemen
kognitif sebagaimana yang diukur melalui dari trait rasionalitas dirumuskan dari
Wonderlie Personnel Test (WPT), the Need For bukti-bukti penelitian eksperimental. Tabel
Cognition Scale (NFC), SAT, dan ACT. Lebih di bawah ini disusun berdasar uraian pada
jauh, analisis dalam artikel ini menunjukkan McFadden (1999, p. 85), Stanovich, West,
adanya perbedaan yang signifikan antara dan Toplak (2016, p. 10-11), dan Stanovich
laki-laki dan perempuan dalam skor CRT. (2016, p. 6).

Buletin Psikologi 113


HIDAYAT

Tabel 1. Beberapa komponen individual differences dalam penelitian-penelitian tentang judgment dan
pengambilan keputusan

No Tasks, Effects, & Biases Pengertian

1. Base rate neglect Kecenderungan untuk mengabaikan informasi base rate secara
umum ketika menilai peluang terjadinya sebuah kasus khusus
(Tversky & Kahneman, 1982).

2. Conjunction fallacy Kesilapan ketika individu lebih memberikan bobot pada


informasi tentang kondisi spesifik, sehingga mengabaikan
informasi tentang kondisi umum yang sebenarnya lebih
relevan dalam tugas judgment yang sedang dilakukan.
3. Framing effects Penyimpangan dalam pengambilan keputusan dalam bentuk
keputusan yang tergantung pada bagaimana cara pilihan itu
disajikan; misal sebagai pilihan loss atau sebagai gain, dan
bukan pada value yang terkait. Pola dari framing effects adalah
bahwa individu cenderung menghindari risiko ketika
keputusan dikemas sebagai pilihan antar gains (frame positif),
namun cenderung mengambil risiko ketika dihadirkan sebagai
pilihan antar losses (frame negatif).
4. Anchoring effect Penyimpangan dalam judgment, di mana individu cenderung
untuk mendasarkan judgment-nya pada informasi apapun
yang tersedia, sekalipun tidak relevan, karena informasi yang
relevan tidak tersedia. Pada fenomena achoring and adjustment,
individu membuat judgment mengacu pada anchor apapun
yang tersedia. Dengan bertambahnya informasi, individu
melakukan penyesuaian atas judgment awal ini (Tversky &
Kahmeman, 1974).

5. Insensitivity to sample size Penyimpangan dalam judgment; terjadi ketika individu


membuat judgment probalitas tanpa mempertimbangkan
ukuran sampel dari mana judgment itu dibuat. Judgment
berdasarkan sampel berukuran kecil akan lebih tidak akurat
dibandingkan dengan judgment dari sampel yag berukuran
besar. Disebut juga the law of small number.
6. Regression to the mean fallacy Penyimpangan dalam judgment; terjadi ketika individu menilai
secara berlebihan bahwa perubahan yang terjadi pada sebuah
objek natural diakibatkan oleh intervensi yang dilakukan,
namun mengabaikan fluktuasi natural yang sebena rnya lebih
berpengaruh
7. Disjunctive reasoning Penyimpangan dalam penalaran yang berdampak pada
judgment; terjadi ketika individu mengabaikan membership dari
suatu hal pada hal lain yang lebih luas, sehingga dua hal yang
sebenarnya dalam kategori sama dipertimbangkan sebagai hal
yang berbeda.

114 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

No Tasks, Effects, & Biases Pengertian

8. Temporal discounting Penyimpangan dalam pengambilan keputusan; terjadi ketika


individu lebih mengutamakan sesuatu yang bisa segera
dinikmati hasilnya, dibandingkan dengan menunda kenik-
matan itu untuk kenikmatan yang lebih besar di masa depan.
Kenikmatan di masa depan didiskon sehingga menjadi lebih
kecil bobotnya daripada kenikmatan yang dapat segera
dirasakan.
9. Gamblers fallacy Penyimpangan dalam judgment; terjadi ketika individu
memiliki keyakinan bahwa kalau sesuatu yang terjadi secara
berturut-turut dinilai menyimpang dari kebiasaan, maka
kemungkinkan untuk hal itu terjadi lagi pada masa berikutnya
akan lebih kecil dari probabilitas yang sebenarnya. Sebaliknya,
sesuatu yang tidak muncul atau tidak terjadi seperti biasanya,
individu meyakini bahwa probabilitasnya untuk muncul pada
saat berikutnya menjadi lebih besar dari probabilitas yang
sebenarnya.
10. Probability matching Penyimpangan dalam judgment; terjadi ketika individu meng-
gunakan strategi dalam pengambilan keputusan dengan cara
memperkirakan probabilitas terjadinya sesuatu secara propor -
sional berdasarkan base rate dari kategori peristiwa yang telah
diketahui.

11. Overconfidence efect Penyimpangan dalam judgment; terjadi ketika tingkat keya-
kinan subjektif yang dimiliki individu dalam membuat
judgment lebih tinggi daripada tingkat akurasi. Overconfidence
merupakan salah satu bentuk kalibrasi dalam judgment
probabilitas yang tidak akurat.
12. Outcome bias Kesilapan dalam menilai kualitas sebuah keputusan berdasar -
kan hasil yang didapatkan, bukan berdasarkan informasi yang
tersedia pada saat keputusan diambil.
13. Ratio bias Penyimpangan dalam pengambilan keputusan, di mana
individu lebih menyukai pilihan yang mengandung
probabilitas yang dinyatakan sebagai rasio (perbandingan)
dengan bilangan yang besar, dibandingkan dengan pilihan
sebenarnya lebih superior namun probabilitasnya dinyatakan
sebagai rasio dengan bilangan yang kecil.

14. Sunk cost effect Kecenderungan untuk memperhitungkan biaya-biaya yang


sudah dikeluarkan dan tidak dapat diganti dengan cara apa
pun (sunk cost) yang seharusnya diabaikan dalam pengambilan
keputusan, sehingga keputusan menjadi tidak rasional (Kell et
al., 2000; Arkes & Blumer, 1985; Garland, 1991; Soman &
Cheema, 2001)

Buletin Psikologi 115


HIDAYAT

No Tasks, Effects, & Biases Pengertian

15. Omission bias Penyimpangan dalam judgment, di mana individu memiliki


kecenderungan untuk menilai tindakan yang merugikan
menimbulkan kerugian yang lebih besar dari yang sesung-
guhnya. Sekalipun terdapat pilihan tidak bertindak yang
mengandung kerugian sama besar dengan tindakan yang
merugkan. Omission bias terjadi karena tindakan (actions)
menimbulkan dampak yang lebih nyata daripada tidak
bertindak (inactions).
16. Myside bias Penyimpangan dalam judgment; dalam bentuk kecenderungan
untuk mencari, mengingat, dan menafsirkan informasi
sedemikian, sehingga informasi tersebut mengukuhkan
keyakinan-keyakinan atau dugaan-dugaan yang sebelumnya
telah dimiliki. Di sisi lain, individu m enunjukkan kecende-
rungan untuk mengabaikan kemungkinan-kemungkinan lain
yang sebenarnya masuk akal.
17. Hindsight bias Penyimpangan dalam judgment, di mana indivdiu menilai
bahwa sebenarnya apa yang sudah terjadi dapat diperkirakan
sebelumnya, sekalipun pada kenyataannya tidak tersedia
informasi yang memadai untuk membuat perkiraan di waktu
itu.

18. Certainty effect Penyimpangan dalam pengambilan keputusan, di mana


individu memberikan bobot yang lebih besar terhadap
perubahan dari kepastian (certainty) menjadi kemungkinan
(probability) tentang apa yang akan terjadi (Tversky & Kahneman
1986).

Rasionalitas sebagai Keterampilan Berpikir dan dilaporkan dalam artikel-artikel di


jurnal ilmiah. Mengingat begitu banyaknya
Stanovich dan West (2014) mengajukan
kajian-kajian yang menjadi rujukan penyu-
sebuah kerangka pengukuran rasionalitas
sunan framework ini, ulasan khusus tidak
sebagai sebuah keterampilan berpikir
(thinking skills). Kerangka ini disusun mungkin disajikan dalam bagian yang
sebagai bagian dari upaya untuk mengem- terbatas ini.
bangkan sebuah alat untuk mengukur Tabel 2 merangkum bagian-bagian dari
perbedaan antar individu dalam rasionalitas kerangka rasionalitas sebagai keterampilan
secara menyeluruh. Kerangka ini mengacu berpikir. Rasionalitas memiliki dua kom-
pada berbagai rancangan eksperimental ponen, yaitu fluid rationality dan crystallized
yang telah dikaji dan dilaporkan di dalam rationality. Fluid rationality meliputi proses-
Stanovich (2011) dan Stanovich, West, dan proses dalam berpikir secara rasional, di
Toplak (2011). Karena itu komponen- mana kemampuan dasar atau kemampuan
komponen di dalam framework ini tidak saja bawaan dalam berpikir reflektif membantu
bisa diukur, melainkan telah benar-benar individu untuk sampai pada pemikiran dan
dioperasionalkan dalam eksperimen, diukur keputusan-keputusan yang rasional. Di sisi

116 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

Tabel 2. Kerangka rasionalitas sebagai keterampilan berpikir (Stanovich & West, 2014 (p.26

Components of Rationality
Crystallized Rationality
Fluid Rationality
Crystallized Facilitators Crystallized Inhibitors
Resistance to miserly information Probabilistic and Belief in the paranormal
processing statistical reasoning and in intuition
Absence of irrelevant context effects in Practical numeracy Value placed on
decision making Risk knowledge ungrounded knowledge
Sensitivity to expected value Knowledge of scientific sources
Proper knowledge calibration: avoiding reasoning Overreliance on
overconfidence Financial literacy and introspection
Avoidance of myside bias economic thinking Dysfunctional personal
Open-minded/objective reasoning sytles beliefs
Prudent attitude toward the future
Sensitivity to emotions

lain, crystallized rationality meliputi isi dan penalaran ilmiah, dan tentang dunia
struktur pengetahuan yang terkait dengan keuangan dan perekonomian secara umum.
pemikiran rasional. Sekali pun terdapat Pengetahuan-pengetahuan tersebut tidak
kemiripan dengan teori inteligensi, bebe- mungkin dibangun tanpa pengalaman,
rapa perbedaan antara kerangka ini dengan upaya, atau pendidikan formal.
teori inteligensi CHC dapat digarisbawahi. Sebaliknya adalah komponen
Berbeda dengan fluid intelligence, fluid crystallized inhibitor. Komponen ini berisi
rationality bersifat mengandung berbagai pengetahuan atau keyakinan yang
hal. Fluid rationality terdiri atas berbagai menghambat proses dan hasil pemikiran
gaya kognitif (cognitive style), misalnya rasional. Ini meliputi, di antaranya: keya-
orientasi pada berpikir abstrak vs. konkrit, kinan yang bersifat paranormal, keyakinan
kompleks vs. sederhana, verbal vs. visual terhadap intuisi, bobot berlebih yang
(Kozhevnikov, 2007), dan kemampuan diberikan kepada informasi dengan sumber
bawaan dalam penalaran. Karena itu fluid yang tidak jelas, pengandalan yang berle-
rationality tidak dapat diukur dengan bihan pada introspeksi diri, dan keyakinan-
menggunakan tes dengan butir-butir yang keyakinan pribadi lainnya yang bersifat
seragam seperti the Raven Progressive tidak berdasar.
Matrices yang bersifat homogen, yang
memadai untuk mengukur fluid intelligence. Comprehensive Assessment of Rational
Rangkuman pada Tabel 2 menunjukkan Thinking
bahwa konsep crystallized rationality terdiri
Stanovich (2014) dan Stanovich, West, dan
atas dua komponen, yaitu crystallized
Toplak (2016) mengajukan konstruksi
facilitators dan crystallized inhibitors.
psikologis rasionalitas yang menjadi dasar
Crystalized facilitators adalah isi dan struktur
pengembangan alat asesmen mereka, the
pengetahuan yang dapat mendorong Comprehensive Assessment of Rational
pemikiran rasional, misalnya pengetahuan Thinking (CART). Kerangka ini berbeda
tentang probabilitas dan penalaran statis-
dengan kerangka yang diajukan dalam
tika, pengetahuan tentang hitungan-
Stanovich dan West (2014) dalam hal fungsi
hitungan praktis, tentang risiko, tentang

Buletin Psikologi 117


HIDAYAT

dari konstruk yang diajukan. Sebagai setiap komponen yang ada di dalamnya
perbandingan, konstruk Stanovich dan sekaligus merupakan sub-test dari CART
West (2014) merupakan konstruksi teoritik itu sendiri. Kerangka ini merupakan sintesa
atas rasionalitas, sementara konstruk CART atas konsep-konsep teoritik dan penelitian-
merupakan konstruksi operasional untuk penelitian empirik yang telah dilakukan
pengembangan alat asesmen perbedaan selama sekitar dua dekade (Stanovich,
individual dalam tingkat rasionalitas. 2016). Tabel 3 di bawah ini merangkum
Konstruksi CART dapat disebut sebagai struktur dan komponen-komponen yang
sebuah konstruksi operasional, karena ada di dalam konstruk CART.

Tabel 3. Konstruk Comprehensive Assessment of Rational Thinking (Stanovich, 2014, p.28; Stanovich,
West, & Toplak, 2016, p. 65).

Thinking
Tasks Saturated with Rational Thinking Avoidance of
Dispositions that
Processing Tasks Saturated Contaminated
Foster Thorough &
Requirements with Knowledge Mindware
Prudent Thought
(1) (2) (3)
(4)
Probabilistic & Statistical Reasoning Superstitious Actively open-
Scientific Reasoning thinking minded thinking
Antiscience Deliberative
Avoidance of Probabilistic
attitudes thinking
misserly numeracy
information Financial literacy Conspiracy beliefs Future orientation
Dysfunctional Differentiation of
processing: and economic
personal beliefs emotion
reflection vs knowledge
intuition, belief bias Sensitivity to
syllogisms, ratio expected value
bias, disjunctive Risk knowledge
reasoning
Absence of
irrelevant context
effects in decision
making: framing,
anchoring,
preference
anomalies
Avoidance of
myside bias:
argument
evaluation
Avoiding
overconfidence:
knowledge
calibration
Rational temporal
discounting

118 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

Di dalam kerangka ini, rational thinking rasionalitas, beserta faktor-faktor yang


tasks dipilah ke dalam empat jenis, yakni memengaruhinya, telah banyak dikaji
tugas-tugas di mana rasionalitas lebih selama lima dasa warsa terkahir ini. Di sisi
ditentukan oleh ketepatan pemrosesan lain, perbedaan individual dalam hal
kognitif (kolom 1), tugas-tugas di mana rasionalitas, dan faktor pembeda individual
rasionalitas lebih ditentukan oleh isi dalam rasionalitas, belum banyak dikaji.
pengetahuan yang dimiliki individu (kolom Mengingat begitu pentingnya rasionalitas,
2), tugas-tugas di mana rasionalitas diten- semestinya kita memiliki alat untuk meng-
tukan oleh kemampuan untuk mengen- ukur rasionalitas secara tepat, akurat, dan
dalikan cara berpikir yang tidak akurat terandalkan. Dengan alat yang sahih dan
(kolom 3), dan tugas-tugas di mana reliable ini, kita bisa memantau hasil dari
rasionalitas banyak dipengaruhi oleh faktor- langkah-langkah pengembangan rasionali-
faktor disposisional di dalam berpikir tas. Di sisi lain kita bisa melakukan seleksi
(kolom 4). Kemampuan untuk melakukan untuk memilih calon siswa, karyawan,
penalaran probabilistic dan statistikal, serta pimpinan, atau bahkan calon suami atau
kemampuan penalaran secara ilmiah istri yang memiliki rasional memadai.
berperan baik pada tugas-tugas yang Sejauh ini alat ukur yang seperti itu
menuntut ketepatan pemrosesan kognitif belum kita miliki, baik di Indonesia
(kolom 1) maupun yang memerlukan isi maupun di negara lain di dunia ini. Bahkan
pengetahuan yang memadai (kolom 2). buku karya Stanovich, West, dan Toplak
yang keluar dari percetakan pada bulan
Penutup Desember 2016, berjudul The Rationality
Quotient masih menyertakan sub-judul
Setiap orang sudah seharusnya berpikir dan Toward A Test of Rational Thinking. Karena
bertindak secara rasional. Ketidakpatuhan itu penelitian-penelitian pengembangan tes
atas norma ini akan menyebabkan untuk mengukur rasionalitas dapat dikata-
seseorang akan menanggung kerugian kan sebagai kajian pada area garis depan
dalam satu dan lain bentuk. Sebagai gam- pengembangan ilmu.
baran, konsumen seharusnya berbelanja
secara rasional, kalau tidak maka dia akan
Daftar Pustaka
menghadapi konsekuensi penghasilannya
tidak mencukupi kebutuhan hidup. Peda- Allais, M. (1953). La Comportement de
gang harus bertindak rasional, alih-alih lHomme Rationnel devant le Risque:
usahanya akan bangkrut. Politisi diharap- Critique des Postulats et Axiomes de
kan membuat janji-janji yang rasional, alih- lEcole Americaine. English Summary.
alih masyarakat akan kecewa dan tidak Econometrica, 21(4), 503 546.
akan mendukungnya lagi. Bahkan kita
Arkes, H.A., & Blumer, C. (1985). The
diharapkan oleh orang tua untuk memilih
psychology of sunk cost. Organizationa l
jodoh secara rasional supaya tidak menyesal
Behavior and Human Decision Processes,
di kemudian hari.
35, 124-140.
Penelitian tentang dalam kondisi apa
Baron, J. (2008). Thinking and Deciding.
dan bagaimana individu berpikir dan
Cambridge: Cambridge University
bertindak secara tidak rasional telah banyak
Press.
dilakukan. Sebagaimana telah diuraikan di
depan, bentuk-bentuk penyimpangan dari Bernoulli, D. 1738 (Translation in Econome-
trica 1954). Exposition of a New Theory

Buletin Psikologi 119


HIDAYAT

on the Measurement of Risk. Econome- Make Us Smart. Oxford, England:


trica. 22:1, 23 36. Oxford University Press.
Coombs, C.H., Dawes, R.M., Tversky, A. Hastie, R., & Dawes, R.M. (2010). Rational
(1970). Mathematical Psychology: An Choice in an Uncertain World: The
Elementary Introduction. Englewood Psychology of Judgment and Decision
Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Making. Thousand Oaks, CA: Sage.
De Bruin, W.B., Parker, A.M., & Fischhoff, Hunt, E. (2007). The Mathematics of Behavior.
B. (2007). Individual differences in adult New York, NY: Cambridge University
decision-making competence. Journal of Press.
Personality and Social Psychology, 92, 938- Kahneman, D. (2011). Thinking Fast and
956. Slow. New York: Ferrar, Straus &
Edwards, W. (1954). The theory of decision Giroux.
making. Psychological Bulletin, 51, 380- Kahneman, D., Tversky, A. (1979). Prospect
417. Theory: An Analysis of Decision under
Edwards, W., Miles, Jr., R.F., & von Risk. Econometrica. 47: 2, 263 291.
Winterfeldt, D. (Eds.). (2007). Advances Kahneman, D., Tversky, A. (2000). (Editors).
in decision analysis: From foundations to Choices, Values, and Frames. Eds.
applications. New York: Cambridge Cambridge, UK: Cambridge University.
University Press.
Kahneman, D., Slovic, P., Tversky, A. (1982).
Ellsberg, D. (1961). Risk, ambiguity, and the Judgment under Uncertainty: Heuristics
Savage axioms. The Quarterly Journal of and Biases. Eds. Cambridge: Cambridge
Economics, 75 (4), 643-669. University.
Evans, J.S.B.T., & Stanovich, K.E. (2013). Kell, M., Tan, B.C.Y., Wei, K-K., Saarinen, T.,
Dual-process theories of higher cogni- Tuunainen, V., & Wassenaar, A. (2000).
tion: advancing the debate. Psychological A cross-cultural study on escalation of
Science, 83(3), 223-241. commitment behavior in software
Frederick, S. (2005). Cognitive reflection and projects. MIS Quarterly, 24(2), 299-325.
decision making. Journal of Economic Keren, G., & Schul, Y. (2009). Two is not
Perspectives, 19, 25-42. always better than one: A critical
Garland, H. (1991). Effects of absolute and evaluation of two-system theories.
relative sunk costs on the decision to Perspectives on Psychological Science, 4,
persist with a course of action. Organi- 533550.
zational Behavior and Human Decision Kozhevnikov, M. (2007). Cognitive Styles in
Processes, 48, 55-69. the Context of Modern Psychology:
Gigerenzer, G. (2007). Gut feelings: Short cuts Toward an Integrated Framework of
to better decision making. New York: Cognitive Style. Psychological Bulletin,
Penguin Books. 133, 464 - 481.
Gigerenzer, G. (2011). Personal reflections Lea, S.E.G. (1994). Rationality: The Formalist
on theory and psychology. Theory & View. In H. Branstatter & W. Guth
Psychology, 20, 733743. (eds.). Essay in Economic Psychology.
Gigerenzer, G., Todd, P.M., & ABC Research Berlin: Springer-Verlag. p. 71-89.
Group. (1999). Simple Heuristics that Manktelow, K.I. (2004). Reasoning and
ratioanlity: The pure and the practical.

120 Buletin Psikologi


RASIONALITAS: OVERVIEW TERHADAP PEMIKIRAN DALAM 50 TAHUN TERAKHIR

In K.I. Manketelow & M.C. Chung (editor). Model of Bouded Rationality. Vol.
(Eds.), Psychology of reasoning: Theoretical 2. Cambridge: The MIT Press.
and historical perspectives (pp.157-177). Soman, D., & Cheema, A. (2001). The effect
Hove, England: Psychology Press. of windfall gains on the sunk-cost effect.
McFadden, D. (1999). Rationality for econo- Marketing Letters, 12(1), 51-62.
mists? Journal of Risk and Uncertainty, 19, Stanovich, K.E. (2009). What intelligence tests
73 105. miss: The psychology of rational thought.
Miljkovic, D. (2005). Rational choice and New Haven, CT: Yale University Press.
irrational individuals or simply irra- Stanovich, K.E. (2011). Rationality and the
tional theory: A critical review of the reflective mind. New York, NY: Oxfored
hypothesis of perfect rationality: The University Press.
Journal of Socio-Economics, 34, 621-634.
Stanovich, K.E. (2016. The Comprehensive
Nobelprize.org. (1978). The Prize in Assessment of Rational Thinking.
Economics 1978 Press Release.Nobel Educational Psychologist, 5(1_, 23-34.
Media AB 2014. Web. 10 Mar 2017.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1998a). Who
http://www.nobelprize.org/nobel_prizes
uses base rates and P(D/~H)? An
/economic-
analysis of individual differences.
sciences/laureates/1978/press.html
Memory & Cognition, 26(1), 161-179.
Osman, M. (2004). An evaluation of dual-
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1998b).
process theories of reasoning. Psycho-
Individual differences in rational
nomic Bulletin & Review, 11, 9881010.
thought. Journal of Experimental Psycho-
Santos, L.R., & Rosati, A.G. (2015). The logy: Gernal, 127, 161-188.
evolutionary roots of human decision
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1998c).
making. Annual Review of Psychology, 66,
Individual differences in framing and
321-347.
conjunction effects. Thinking and
Savage, L.J. (1954). The Foundations of Reasoning, 4(4), 289-317.
Statistics. New York, NY: Wiley.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (1999).
Schoemaker, P.J. (1982). The Expected Discrepancies between normative and
Utility Model: Its Variants, Purposes, descriptive models of decision making
Evidence and Limitations. Journal of and the understanding / acceptance
Economic Literature. 20, 529 563. principle. Cognitive Psychology, 38, 349-
Shafir, E., & LeBoeuf, R.A. (2002). Ratio- 385.
nality. Annual Review of Psychology, 53, Stanovich, K.E., & West, R.F. (2000).
491-517. Individual differences in reasoning:
Simon, H.A. (1955). A Behavioral Model of Implications for the rationality debate?
Rational Choice. Quarterly Journal of Behavioral and Brain Sciences, 23, 645-726.
Economics. 69, 99 118. Stanovich, K.E., & West, R.F. (2007). Natural
Simon, H.A. (1978). Rationality as Process myside bias is independent of cognitive
and as Product of Thought. The ability. Thinking and Reasoning, 13(3),
American Economic Review. 68:2, 1 16. 225-247.
Simon, H.A. (1982). From Substantive to Stanovich, K.E., & West, R.F. (2008a). On the
Procedural Rationality. In H.A. Simon relative independence of thiking biases

Buletin Psikologi 121


HIDAYAT

and cognitive ability. Journal of Perso- Journal of Economic Perspectives, 4(1), 193-
nality and Social Psychology, 94, 672- 695. 205.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (2008b). On the Thaler, R.H. (2015). Misbehaving: The Making
failure of cognitive ability to predict of Behavioral Economics. New York, NY:
myside and one-sided thinking biases. W.W. Norton.
Thinking and Reasoning, 14(2), 129-167. Toplak, M.E., West, R.F., & Stanovich, K.E.
Stanovich, K.E., & West, R.F. (2014). The (2014). Assessing miserly information
assessment of rational thinking: IQ processing: An expansion of the
RQ. Teaching of Psychology, 41, 265-271. Cognitive Reflection Test. Thinking and
Stanovich, K.E., West, R.F., & Toplak, M. Reasong, 20, 147-168.
(2011). Intelligence and rationaly. In R.J. Tversky, A., Kahneman, D. (1974).
Sternberg & S.B. Kaufman (Eds.), Judgment under Uncertainty: Heuristics
Cambridge handbook of intelligence (pp. and Biases. Science. 185, 1124 1131.
784-826). New York, NY: Cambridge Tversky, A., & Kahneman, D. (1982).
University Press. Evidential impact of base rates. In D.
Stanovich, K. E., West, R., & Toplak, M. Kahneman, P. Slovic, & A. Tversky
(2013).Myside bias, rational thinking, (Eds.). Judgment under uncertainty:
and intelligence. Current Direction in heuristics and biases (pp.153-160).
Psychological Science, 22, 259-264. Cambridge, UK: Cambridge University
Stanovich, K. E., West, R., & Toplak, M. Press.
(2016). The Rationality Quotient: Toward Tversky, A., Kahneman, D. (1986). Rational
A Test of Rational Thinking. Cambridge: Choice and the Framing Decisions.
Massachusetts Institute of Technology. Journal of Business. 59: 4, 5251 5278.
Thaler, R.H. (1987). Anomalies: The January Von Neumann, J., & Morgenstern, O. (1947).
effect. Journal of Economic Perspectives, Theory of games and economic behavior.
1(1), 197-201. 2 nd Ed.). Princeton: Princeton University.
Thaler, R.H. (1988). Anomalies: The West, R.F., Toplak, M.E., & Stanovich, K.E.
ultimatum game. The Journal of economic (2008). Heuristics and biases as mea-
perspectives, 2(4), 195-206. sures of critical thinking: Associations
Thaler, R.H. (1990). Anomalies: Savings, with cognitive ability and thinking
fungibility, and mental accounts. The dispositions. Journal of Educational
Psychology, 100, 930-941.

122 Buletin Psikologi

Anda mungkin juga menyukai