0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
468 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu. Pancasila dianggap relevan sebagai pedoman pengembangan ilmu karena dapat menghindari dehumanisasi dan memastikan ilmu dikembangkan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Pengembangan ilmu di Indonesia perlu mempertimbangkan budaya bangsa serta mengintegrasikan partisipasi masyarakat luas. Pancasila dijadikan acuan untuk memastikan pengemb
Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu. Pancasila dianggap relevan sebagai pedoman pengembangan ilmu karena dapat menghindari dehumanisasi dan memastikan ilmu dikembangkan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Pengembangan ilmu di Indonesia perlu mempertimbangkan budaya bangsa serta mengintegrasikan partisipasi masyarakat luas. Pancasila dijadikan acuan untuk memastikan pengemb
Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu. Pancasila dianggap relevan sebagai pedoman pengembangan ilmu karena dapat menghindari dehumanisasi dan memastikan ilmu dikembangkan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Pengembangan ilmu di Indonesia perlu mempertimbangkan budaya bangsa serta mengintegrasikan partisipasi masyarakat luas. Pancasila dijadikan acuan untuk memastikan pengemb
KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu, Ilmu Pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas berpikir manusia. Istilah Ilmu Pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda makna, Ilmu dan Pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu. Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya, berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori mau pun materi menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pernah dikemukakan oleh Prof Notonagoro, anggota senat Universitas Gadjah Mada sebagaimana dikutip oleh Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, yang menyatakan bahwa Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam usaha ilmu pengetahuan untuk dipergunakan sebagai asas dan pendirian hidup, sebagai suatu pangkal sudut pandangan dari subjek ilmu pengetahuan dan juga menjadi objek ilmu pengetahuan atau hal yang diselidiki (Koesnadi, 1987: xii). Penggunaan istilah asas dan pendirian hidup mengacu pada sikap dan pedoman yang menjadi rambu normatif dalam tindakan dan pengambilan keputusan ilmiah. Pancasila adalah gagasan vital yang berasal dari kebudayaan Indonesia, artinya nilai-nilai yang benar-benar diramu dari sistem nilai bangsa Indonesia sendiri.Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu menurut cara pandang Daoed Joesoef adalah sebagai tuntunan dan pertimbangan nilai dalam pengembangan iptek. Oleh karena itu, Pancasila memiliki metode tertentu dalam memandang, memegang kriteria tertentu dalam menilai sehingga menuntunnya untuk membuat pertimbangan tertentu tentang gejala, ramalan, dan anjuran tertentu mengenai langkah-langkah praktikal (Joesoef, 1987: 1, 15). Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dari situasi yangmelingkupinya, artinya IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang budaya.Perkembangan IPTEK pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya danagama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lainIPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalampengembangannya agar tidak merugikan umat manusia.Kuntowijoyo dalamkonteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang seringmencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga pandanganseseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya.Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidakbertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu.Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selaluberkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative, sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo, 2006: 4). Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila sebagai intellectual bastion 241 (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator values (Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu- rambu normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas. Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa. 1.2 Rumusan Masalah a) Mengapa Pancasila dikatakan memiliki relevansi terhadapDasar Nilai Perkembangan Ilmu? b) Apakah Pancasila diperlukan sebagai Nilai Dasar Perkembangan Ilmu Pengetahuan bagi masyarakat Indonesia ? c) Mengapa Perkembangan Ilmu Pengetahuan perlu berdasar kepada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ? 1.3 Tujuan Penulisan a) Untuk mengetahui kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan telah diimplementasikan dengan baik atau belum. b) Untuk menjelaskan alasan Pancasila dijadikan sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan bagi masyarakat Indonesia. c) Untuk menjelaskancara pengimplementasian Pancasila Sebagai DasarNilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini mencapai kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang budaya.Perkembangan IPTEK pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampur adukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya.Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu. Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative(tidak bertambah), sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo, 2006: 4). Relasi antara IPTEK dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, IPTEK yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangan IPTEK harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, IPTEK yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan IPTEK tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa IPTEK memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, IPTEK yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa IPTEK memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya,ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat. Relasi yang paling ideal antara IPTEK dan nilai budaya serta agama tentu terletak pada fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat berlangsung secara optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di Indonesia itu sendiri.Keragaman tersebut di satu pihak dapat menjadi kekayaan, tetapi di pihak lain dapat memicu terjadinya konflik. Oleh karena itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk mencegah timbulnya konflik.Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara. Fenomena kedua yang menempatkan pengembanganIPTEK di luar nilai budaya dan agama, jelas bercorak positivistis. Kelompok ilmuwan dalam fenomena kedua ini menganggap intervensi faktor eksternal justru dapat mengganggu objektivitas ilmiah. Fenomena ketiga yang menempatkan nilaibudaya dan agama sebagai mitra dialog merupakan sintesis yang lebih memadai dan realistis untuk diterapkan dalam pengembangan IPTEK di Indonesia. Sebab IPTEK yang berkembang di ruang hampa nilai, justru akan menjadi bumerang yangmembahayakan aspek kemanusiaan. Namun, tanpa kita sadari dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu santernya kita mulai melupakan akan apa tujuan dari yang kita lakukan ini. Padahal hal ini tercantum jelas dalam landasan ideologi bangsa kita (Pancasila) bahwa mengembangkan IPTEK haruslah secara beradab. Tercantum dalam sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Perkembangan dan kemajuan IPTEK seharusnya diwujudkan untuk keadilan dan kehidupan yang beradab serta bermoral. Dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ada seharusnya menyokong kita untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, bukannya sebagai alat menindas atau berbuat kejahatan serta kecurangan bagi mereka yang memegang penguasaan akan IPTEK. Di sinilah betapa pentingnya landasan Pancasila yang kental dalam setiap hati nurani anak bangsa Indonesia agar tidak akan timbul penyalahgunaan perkembangan dan kemajuan IPTEK dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang dapat kita lihat dalam kehidupan keseharian. Berbagai macam informasi dapat dengan mudah disebarkan kepada khalayak umum. Oleh sebab itu, penanaman Pendidikan Pancasila sejak usia dini merupakan antisipasi awal dalam membangun filter bagi perkembangan dan kemajuan IPTEK yang terlamapau deras. Sehingga moral dan mental anak bangsa justru tidak melorot menghadapinya di tengah- tengah perubahan zaman. Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk penangkal hal-hal yang buruk dalam perkembangan IPTEK. Lima sila yang terdapat dalam Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang merupakan suatu rumusan kompleks dan menyeluruh dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian diharapan dapat tercipta kehidupan masyarakat yang adil, beradab dan sejahtera, serta menyuluruh di setiap elemen lapisan masyarakat. 2.2 Alasan Pancasila Dijadikan sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa tidak ada satu pun bangsa di dunia ini yang terlepas dari pengaruh perkembangan IPTEK, meskipun kadarnya tentu saja berbeda-beda. Kalaupun ada segelintir masyarakat di daerah-daerah pedalaman di Indonesia yang masih bertahan dengan cara hidup primitif asli, belum terkontaminasi oleh kemajuan IPTEK, maka hal itu sangat terbatas dan tinggal menunggu waktunya saja. Hal ini berarti bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh pengembangan IPTEK yang terlepas dari nilai-nilai spiritualitas, kemanusiaan,kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan gejala yang merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh IPTEK, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius.Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan,Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti longsor, banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya. Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan IPTEK yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler. Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidupbermewah-mewah, konsumerisme;solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya. Oleh karena itu, Pancasila penggunaannya sangat vital bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan. Karena Pancasila menjadi sebuah acuan untuk memfilter pengembangan IlmuPengetahuan dan Teknologi. Di Indonesia penggunaan Pancasila sebagai pengembangan Ilmu dan Pengetahuan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, meliputi dari aspek sosial,budaya,hingga ekonomi. Ketika Pancasila berperan sebagai aspek social,Pancasila berperan sebagai upaya untuk menyelaraskan kearifan lokal. Dari segi budaya, Pancasila berperan untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan IPTEK yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Dari segi ekonomi, Pancasila berperan sebagai upaya untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia.
2.3 Cara Pengimplementasian Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
yang merupakan bagian dari UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi negara berkaitan erat dengan sifat ideologi Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu, tentulah setiap masyarakat melandasi segala aspek kehidupannya dengan dasar-dasar nilai Pancasila. Begitu pula dalam upaya perkembangan Ilmu Pengetahuan , menjadikan Pancasila sebagai kerangka berpikir dalam pelaksanaannya. Dalam setiap perkembangan Ilmu Pengetahuan harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai berikut : Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan Ilmu Pengetahuan, menciptakan, perimbangan antara rasional dan irrasional antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini Ilmu Pengetahuan tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan tetapi juga mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan keuntungan manusia dan sekitarnya. Pengolahan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai sentral melainkan sebagai bagian yang sistematika dari alam yang diolahnya. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan haruslah secara beradab. Ilmu Pengetahuan adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, perkembangan Ilmu Pengetahuan harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat manusia. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan pesahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Ilmu Pengetahuan harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat Internasional. Sila Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, mendasari Ilmu Pengetahuan secara demokratis. Artinya, setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan ilmunya. Selain itu dalam perkembangan ilmu pengetahuan setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan harus memilki sikap yang tebuka artinya terbuka untuk dikritik atau dikajiulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengimplementasikan pengembangan Ilmu Pengetahuan haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya. Berdasar dari pemikiran tersebut, maka Pengembangan Ilmu Pengetahuan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak akan terjerumus kepada hal yang dapat membuatnya menjauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila. BAB III PENUTUP
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut : a. Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam aktivitas Pengembangan Ilmu Pengetahuan.Perkembangan dan kemajuan IPTEK seharusnya diwujudkan untuk keadilan dan kehidupan yang beradab serta bermoral. Dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ada seharusnya menyokong kita untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita, bukannya sebagai alat menindas atau berbuat kejahatan serta kecurangan bagi mereka yang memegang penguasaan akan IPTEK. b. Pancasila penggunaannya sangat vital bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Karena Pancasila menjadi sebuah acuan untuk memfilter Pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai Pengembangan Ilmu bagimasyarakat adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambunormatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, Pengembangan Ilmu dan Teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas. c. Pengembangan Ilmu Pengetahuan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat yang jauh lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Anonymous.2015.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan.( http://www.balairungpress.com/2012/03/peran-pancasila-dalam-pengembangan-ilmu- pengetahuan-di-indonesia/) diakses16 November 2015 Anonymous.2015.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuani. (https://prisma.lppm.ugm.ac.id/research/10456)diakses 16 November 2015
Effendi , Sofian.2015.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan .(
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome- instant&ion=1&espv=2&ie=UTF8#q=materi%20tentang%20pancasila%20sebagai%2 0dasar%20nilai%20pengembangan%20ilmu) diakses 18 November 2015 Joesoef. 1987.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta.diakses tanggal 20 November dalam bentuk PDF Koesnadi.1987.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta.diakses tanggal 20 November dalam bentuk PDF Kuntowijoyo.2014.Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan. (https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja& uact=8&ved=0CE0QFjAIahUKEwiz7_Pcw5fJAhWUj44KHUBFC6g&url=http%3A %2F%2Fkuliahdaring.dikti.go.id%2Fmateriterbuka%2Fopen%2Fdikti%2FMata%252 0Kuliah%2520MKU%2Fpdf%2520w%2520PANCASILA%2FBAB%2520VII.pdf&u sg=AFQjCNHUODnx6YGrKZQInGvSriAvp8e01A&sig2=69hVjt- tHb9a9_pKj2pwZg&bvm=bv.107467506,d.c2E) diakses 18 November 2015 dalam bentuk PDF Setiawan, Wawan.2014. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Semarang,.diakses 20 November dalam bentuk PDF