Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sepsis umumnya dianggap sebagai hasil dari berbagai faktor risiko baik ibu (Tabel
2) dan neonatal seperti prematuritas, berat badan lahir rendah dan asfiksia. Tidak ada
kriteria yang seragam untuk melakukan skrining sepsis untuk bayi yang beresiko EOS.
Nilai potong untuk ketuban pecah berkepanjangan bervariasi antara 12 sampai 24 jam. Di
pusat-pusat tertentu, berat badan lahir juga diambil menjadi pertimbangan untuk skrining.
Faktor risiko ibu ditemukan pada 77,8% dari kasus penelitian ini berbeda dengan
30% dalam sebuah laporan dari India Selatan. Ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa kami
merupakan institusi pelayanan tersier, kasus yang tidak dibukukan yang mungkin telah
ditangani di luar, terdiri dari 40% dari kelahiran. Prematuritas dan pecah ketuban lebih dari
18 jam sebelum kelahiran merupakan faktor risiko yang signifikan dilaporkan oleh Oddie et
1
al. Penulis tidak menemukan peningkatan risiko EOS pada bayi yang dilahirkan melalui
mekonium bernoda cairan ketuban.
Sebuah keterkaitan diamati antara ISK ibu dan sepsis tetapi tidak berkaitan dengan
11
demam peripartum (Tabel 2a). Bhutta dan Yusuf melaporkan hubungan yang signifikan
dari EOS dengan ISK ibu dan demam. Bayi kembar telah dilaporkan memiliki tingkat
7,12
infeksi dibandingkan bayi tidak kembar, terlebih pada bayi kembar yang lahir pertama.
Namun dalam penelitian ini tidak ada peningkatan risiko antara beberapa kelahiran yang
diamati (Tabel 2b). Soman et al 8 mengamati hubungan asfiksia dengan sepsis neonatorum
yang mirip dengan penelitian ini.
Dengan tidak adanya faktor risiko ibu, bahkan jika
bayi yang berisiko tinggi untuk sepsis akibat prematuritas,
berat badan lahir sangat rendah,kecil usia kehamilan, atau
asfiksia neonatal, kejadian EOS dapat diabaikan (Tabel 1).
Oleh karena itu faktor neonatal sendiri tidak layak
pertimbangan untuk melakukan skrining sepsis pada bayi
tanpa gejala. Tapi faktor-faktor yang sama ini memiliki peran
penting dan signifikan pada sepsis onset lambat diamana
screening dilakukan hanya bila bayi menjadi simptomatik.
Presentasi biasa dari EOS adalah adanya distres
pernafasan dan pneumonia dalam kurun waktu usia 72 jam
menurut laporan tahun 2000 Nasional Neonatal Perinatal
Database (NNPD).13 Pneumonia juga merupakan presentasi
14
paling umum (66,7%) dalam penelitian ini. Vargas
melaporkan meningitis pada 10% kasus secara keseluruhan,
dan 25% dari kasus terbukti dengan kultur yang sebanding
dengan kasus penelitian ini (Tabel 3).
Tingkat positifitas kultur dalam penelitian ini adalah 41,7%. Organisme paling
umum yang diisolasi adalah pseudomonas (60%) mirip dengan Tallur et al yang
melaporkan klebsiella dan pseudomonas menjadi agen yang paling umum.3 Laporan dari
NNPD 2000 mengungkapkan Klebsiella pneumoniae dan S. aureus menjadi organisme
13
penyebab yang paling sering di India. S.aureus berkontribusi hanya 13,3% di penelitian
ini mungkin karena penelitian ini tidak memasukkan nosokomial atau sepsis onset lambat.
Dalam sebuah laporan dari Karachi, kejadian isolasi gram negatif dan gram positif hampir
sama.15 Di barat, Grup B streptokokus (GBS) adalah mikroorganisme yang paling sering
(26,2%) terisolasi diikuti oleh S. epidermidis, E.CoIi dan S.aureus. 6 Schuchat et al
melaporkan GBS (1,4 / 1000 kelahiran) dan E.coli (0,6 / 1000 kelahiran) menjadi etiologi
agen EOS yang paling umum.5
kasus tingkat kematian dalam penelitian ini adalah 19,4% pada EOS dan 13,3%
pada kasus kultur positif yang sebanding dengan 16,7% yang dilaporkan oleh Kuruvilla et
al. Tingkat kematian yang lebih rendah sebesar 7,6% telah dilaporkan dari Barat. 6 Namun,
3,16
penelitian lain dari India telah melaporkan tingkat yang lebih tinggi 37-47,5%. Seperti
dalam kasus penelitian ini dimana neonatus intramural, pengetahuan tentang faktor risiko
peripartum dengan skrining awal dan penggunaan antibiotik yang tepat bisa memberikan
kontribusi tingkat kematian yang lebih rendah.
Kesimpulan
Terlepas dari adanya faktor neonatal seperti prematuritas, asfiksia atau berat lahir
sangat rendah, screening untuk EOS dibenarkan hanya di jika ada faktor risiko ibu seperti
sebelumnya karena lebih mungkin terkait dengan sepsis onset lambat daripada EOS. Selain
itu, pengetahuan tentang organisme penyebab kemungkinan dan pola sensitivitas mereka
juga akan berkontribusi ke arah penggunaan antibiotik yang lebih rasional dan tepat,
sehingga meminimalkan munculnya bakteri resisten obat - obatan di unit neonatal.
Penghargaan
Kami berterima kasih kepada Dr.A.S.Bhatia, Biostatisan dan pengajar, Department of
Social and Preventive Medicine, Christian Medical College, Ludhiana untuk bantuannya
yang berharga dalam analisis statistik dari data.