Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kenikmatan, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini dengan baik. Tugas ini penulis susun dalam rangka perolehan evaluasi akademik

guna mendukung terhadap nilai akademis.

Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Mudah-mudahan doa dan

dukungannya yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan

laporan ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 15 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTATAR ISI ................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3

3. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 3

4. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning ............................................ 5

2. Ciri Ciri Model Pembelajaran Discovery Learning ............................................. 5

3. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning ............................................. 6

4. Kebaikan Model Pembelajaran Discovery Learning ............................................. 7

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Subjek Penelitian ................................................................................................... 8

2. Deskripsi Per Siklus ............................................................................................... 8

3. Subjek Penelitian ................................................................................................... 8

4. Deskripsi Per Siklus ............................................................................................... 8

a. Rencana Perbaikan Pembelajaran .................................................. 8

b. Pelaksanaan ................................................................................... 13

c. Pengamatan/ Pengumpulan Data .................................................. 15

d. Refleksi ......................................................................................... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Penelian Siklus Pertama .............................................................. 17

2. Pembahasan Dari Setiap Siklus ............................................................................ 24

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT

1. Kesimpulan ........................................................................................................... 25

2. Saran Dan Tindak Lanjut ...................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara. Oleh karena itu pendidik harus memberikan atau menjadi teladan

bagi peserta didiknya, mengembangkan sikap dan kebiasaan hidup yang baik, dan

membentuk kepribadian yang mandiri. Manusia memiliki aspek kehidupan

keberagamaan dan keberbudayaan, maka pendidikan harus dikembangkan dengan

berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan masyarakat atau bangsa.

Proses pembelajaran berperan penting dalam usaha meningkatkan hasil

pembelajaran. Dalam hal ini diperlukan beberapa faktor pendukung diantaranya guru

yang professional, metode pembelajaran, media pembelajaran, penguasaan materi, dan

model pembelajaran. Guru merupakan faktor yang dominan dalam proses pembelajaran
sehingga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Bloom (1982) menyatakan bahwa guru bertanggung jawab terhadap kualitas

pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada akhirnya penurunan

kualitas pembelajaran ini akan berpengaruh pula pada mutu pendidikan.

Kemampuan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai

dan dikuasai oleh siswa kelas V Sekolah Dasar. Pada pembelajaran tersebut peneliti

menjelaskan materi pokok yang terdapat didalam indikator sebagai berikut :

1. Menyebutkan sifat-sifat cahaya

2. Menjelaskan sifat-sifat cahaya

Dalam pembelajaran tersebut secara perorangan siswa diberi tugas untuk menjawab

pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Akan tetapi hanya beberapa

orang saja yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Dari pembelajaran tersebut

ternyata pelaksanaan pembelajaran belum optimal, hal ini dapat dilihat dari tingkat

penguasaan materi yang masih rendah, karena pada ulangan mata pelajaran Ilmu

Ppengetahuan Alam dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya banyak siswa yang merasa

kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Hal ini dapat terlihat dari 23 siswa kelas V SDN Koleang 03 , hanya 14 orang yang

mencapai tingkat penguasaan materi di atas 60 %, dan terdapat 3 siswa yang mendapat

nilai 40, 1 siswa yang mendapat nilai 50, dan 5 siswa yang mendapat nilai 60.

Berdasarkan hasil belajar siswa peneliti melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran. Peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi

kekurangan dan kelemahan selama pembelajaran berlangsung.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa hal

yang teridentifikasi selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya :

1. Konsentrasi siswa dalam belajar belum terfokus pada proses pembelajaran.

2. Minat belajar siswa selama proses pembelajaran masih rendah.

3. Pemahaman siswa tentang istilah-istilah dalam materi IPA masih kurang.

4. Sarana dan prasarana / media pembelajaran kurang memadai.

5. Guru kurang memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.

6. Siswa kurang berani menjawab pertanyaan guru.

7. Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang memberikan motivasi dan minat

belajar siswa.

1.3 Analisis Masalah

Gambaran tersebut merupakan kegagalan dalam proses pembelajaran. Kegagalan

tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi dan ditindaklanjuti serta dicari

alternatif pemecahannya. Media, metode, dan model pembelajaran yang dilakukan oleh

guru disukai atau disenangi oleh siswa, maka minat belajar siswa akan meningkat.

Sehingga siswa akan mudah dalam penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu

menurut peneliti model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran Discovery

Learning (model belajar penemuan).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya adalah Apakah model

pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V SDN

Koleang 03 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam .

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang ingin dicapai adalah meningkatkan minat

belajar siswa kelas V SDN Koleang 03 melalui model pembelajaran Discovery Learning.
1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Peneliti (guru)

a. Untuk memperbaiki pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran dapat

meningkat.

b. Guru dapat berkembang secara professional karena mampu menilai dan

memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru akan terlatih untuk

mengembangkan proses pembelajaran.

2. Manfaat bagi Siswa

a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk memperoleh pengetahuan baru.

b. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Membantu sekolah meningkatkan, mengembangkan dan memajukan sekolah

yang akan berpotensi untuk meningkatkan berbagai teknik pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas pendidikan para siswa untuk mengangkat kualitas sekolah

itu sendiri.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery Learning adalah proses belajar untuk menemukan sendiri jalan

pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam pendekatan penemuan siswa dibiarkan

menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri. Guru hanya membimbing dan

memberikan pengarahan. Model belajar penemuan (Discovery Learning) dibuat oleh

Bruner. Bruner adalah salah satu ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi belajar

kognitif. Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan

pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan

menjelaskan gejala yang ada dilingkungan kita. Kegiatan ini meliputi pembentukan

kategori-kategori (konsep) yang dihasilkan melalui pengabstraksian dari kesamaan

kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman.

Bruner beranggapan bahwa model belajar penemuan (Discovery Learning)

sesuai dengan hakiki manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari

pengetahuan secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, serta

akhirnya akan mendapatkan pengetahuan yang bermakna. Model belajar penemuan dapat
dipandang sebagai suatu belajar yang terjadi apabila siswa tidak diberikan dengan

konsep atau teori, melainkan siswa sendiri yang harus mengelola dan melakukan

penemuan sehingga dapat menemukan konsep atau teori itu.

3.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran Discovery Learning

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan, keterlibatan guru

jauh lebih sedikit dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Tetapi hal ini tidak

berarti bahwa seorang guru terbebas dari pemberian bimbingan kepada siswa saat siswa

diberikan masalah yang harus dipecahkan. Bruner memberikan tiga ciri utama

pembelajaran penemuan, yaitu :

1. Keterlibatan siswa dalam proses belajar

2. Peran guru adalah sebagai seorang penujuk (guide) dan pengarah bagi siswanya

yang mencari informasi. Jadi, guru bukan sebagai penyampai informasi

3. Umumnya dalam proses pembelajaran digunakan barang-barang nyata

3.3 Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Sesuai dengan teori belajar penemuan, tujuan pembelajaran penemuan ini bukan

hanya untuk memperoleh pengetahuan saja, melainkan untuk memberikan motivasi

kepada siswa, melatih kemampuan berpikir intelektual, dan merangsang keingintahuan

siswa.Bruner mengemukakan bahwa proses pembelajaran di kelas bukan untuk

menghasilkan perpustakaan hidup untuk subjek keilmuan, tetapi untuk melatih siswa

berpikir secara kritis untuk dirinya, mempertimbangkan hal-hal yang ada disekelilingnya

dan berpartisipasi aktif dalam proses mendapatkan pengetahuan. Disini jelas bahwa

proses pembelajaran yang dianjurkan oleh Bruner merupakan proses pembelajaran

dimana siswa secara aktif mencari sendiri pengetahuan yang diinginkan.

Ada dua macam model pembelajaran penemuan, yaitu Model Pembelajaran

Penemuan Murni dan Model Pembelajaran Penemuan Terarah. Model pembelajaran


penemuan murni merupakan model pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau

arahan. Bagi guru yang menerapkan pembelajaran penemuan ini harus toleran terhadap

kebisingan. Mungkin siswa banyak diskusi dan bertanya kepada teman yang lainnya atau

kepada guru. Pembel;ajaran penemuan terarah sedikit berbeda dari pembelajaran

penemuan murni. Guru sedikit lebih banyak berperan dibanding dengan pembelajaran

penemuan murni.Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

penemuan ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Bagilah siswa di dalam kelas menjadi beberapa kelompok

2. Berikan tugas kepada setiap kelompok

3. Berikan arahan terhadap aktivitas siswa yang akan dilakukan sebelum alat dan

bahan yang akan dipakai dibagikan kepada siswa

4. Guru berkeliling mendekati siswa pada setiap kelompok untuk memberikan

bantuan yang diperlukan

3.4 Kebaikan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran Discovery Learning memiliki beberapa kebaikan, diantaranya :

1. Dengan menemukan sendiri dalam proses pembelajaran siswa lebih percaya pada

diri sendiri

2. Memberi kesempatan pada siswa mengembangkan kemampuannya sendiri

3. Dapat membangkitkan gairah belajar siswa

4. memberikan motivasi pada siswa untuk belajar lebih giat

Dalam proses pembelajaran guru harus bisa membangkitkan minat dan

motivasi belajar siswa. Menurut Krapp, Hidi, dan Renninger minat merupakan

dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau

perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan

yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan mendatangkan


kepuasan dalam dirinya. Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan

berpengaruh besar pada tingkah laku dan sikap seseorang.

Menurut Hurlock (1989) ada empat cara minat mempengaruhi perkembangan

anak, yaitu :

1. Minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi

2. Minat dapat sebagai pendorong

3. Minat berpengaruh pada prestasi Anak yang berminat pada suatu pelajaran akan

belajar dan berusaha supaya mendapat nilai yang lebih baik

4. Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

3.1 Subjek Penelitian

3.1.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V SDN Koleang 03

Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor dari tanggal 1 Maret 2011 15 Maret

2011 dengan waktu setiap siklus 1 x 40 menit.

3.1.2 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran

No Tanggal Mata Pelajaran Siklus Perbaikan

1 1 Maret 2011 IPA Pertama

2 15 Maret 2011 IPA Kedua

3.2 Deskripsi Persiklus

3.2.1 Rencana Perbaikan Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana Penelitian Tindakan Kelas yang hendak

dilaksanakan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yang terdiri dari 2

(dua) siklus.

Kegiatan perencanaan tersebut antara lain :


1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan Kompetens Dasar (KD)

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning.

2. Menyusun dan menyiapkan alat pengumpul data, yaitu pedoman observasi sebagai

instrument pengumpul data dalam proses pembelajaran.

3. Mendesain alat evaluasi untuk mengukur tingkat ketercapaian indikator, dengan

menggunakan lembar kerja siswa yang harus dikerjakan dalam proses

pembelajaran.

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat-alat peraga atau media pembelajaran yang diperlukan dalam

proses pembelajaran.

2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mendemonstrasikan tentang sifat-

sifat cahaya.

3. Mendesain model pembelajaran Discovery Learning.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

5. Menjelaskan materi pembelajaran.

6. Memotivasi siswa dalam mengadakan tanya jawab.

7. Mengerjakan soal secara individu.

3.2.3 Langkah-langkah perbaikan siklus pertama

1. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

a. Meningkatkan pemahaman siswa melalui alat peraga.

b. Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran

Discovery Learning.

2. Metode
a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Demonstrasi

d. Diskusi

e.

3. Kegiatan Awal

a. Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran.

b. Apersepsi.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Kegiatan Inti

a. Siswa menyimak penjelasan guru.

b. Siswa menyebutkan sumber-sumber cahaya.

c. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

d. Siswa mendemonstrasikan arah rambat cahaya dan benda-benda yang

dapat di tembus cahaya.

e. Siswa menyebutkan benda-benda yang dapat di tembus cahaya.

f. Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan guru.

5. Kegiatan Akhir

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Siswa mengerjakan evaluasi.

c. Tindak lanjut.

3.2.4 Langkah-langkah perbaikan siklus kedua

1. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran

Discovery Learning.
2. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Demonstrasi

d. Diskusi

3. Kegiatan Awal

a. Apersepsi.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Kegiatan Ini

a. Siswa mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya secara berkelompok

b. Siswa mempresentasikan hasil demonstrasinya.

c. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan.

5. Kegiatan Akhir

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Siswa mengerjakan evaluasi.

3.3 Pelaksanaan

3.3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari :

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dimulai dari identifikasi masalah yang akan diteliti.

Masalah yang akan diteliti tersebut kemudian direncanakan tindakan yang

tepat untuk memperbaiki masalah yang terjadi.

b. Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini, segala sesuatu yang telah direncanakan dicoba

untuk dilaksanakan.
c. Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mengamati selama berlangsungnya proses

pembelajaran untuk melihat sejauh mana pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kelas yang dilakukan.

d. Refleksi

Refleksi adalah renungan atau mengingat kembali apa yang sudah

dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi, guru bersama teman sejawat

menyimpulkan tindakan yang sudah dilaksanakan apakah sudah berhasil atau

belum.

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam 2 (dua) siklus.

Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SDN Koleang 03

Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Siklus pertama pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2011 dan

siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2011.

Kegiatan perbaikan dilakukan karena terdapat kelemahan atau

kekurangan dalam proses pembelajaran sehingga perlu dilakukan tindakan

yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan minat belajar siswa dalam

materi pembelajaran. Hasil evaluasi dapat dilihat dari daftar nilai yang ada

dalam setiap siklus yang dilaksanakan pada kegiatan akhir pembelajaran.

3.3.3 Pengamat

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada setiap siklusnya,

peneliti dibantu oleh pengamat atau guru yang berasal dari sekolah tempat

penelitian yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan.

Pengamat tersebut melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan perbaikan


pembelajaran sehingga kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan

pembelajaran dapat teridentifikasi dan dicari tindakan yang tepat untuk

memperbaiki pembelajaran. Peneliti juga meminta bantuan Kepala

Sekolah agar dapat memberikan saran dalam melaksanakan kegiatan Penelitian

Tindakan Kelas, sehingga kegiatan pembelajaran sesuai yang diharapkan.

3.4 Tugas Pengamat / Supervisor

3.4.1 Tugas Pengamat

Tugas pengamat antara lain :

a. Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

b. Memberi masukan berdasarkan hasil observasi

3.4.2 Tugas Supervisor

Supervisor memiliki tugas :

1. Memberikan informasi dan diskusi tentang hakikat Pemantapan Kemampuan

Profesional (PKP).

2. Berbagi pengalaman tentang masalah pembelajaran yang dihadapi

3. Membimbing dan mensupervisi mahasiswa dalam Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).

4. Menilai praktik perbaikan pembelajaran.

5. Membimbing dan memberi masukan terhadap laporan Pemantapan

Kemampuan Profesional.

3.5 Prosedur Umum Pembelajaran

Untuk mengatasi masalah yang muncul pada kegiatan perbaikan pembelajaran

serta kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada saat pembelajaran berlangsung


pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, peneliti melakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat tentang temuan-temuan selama

pembelajaran dan mencari alternatif tindakan untuk perbaikan pembelajaran.

2. Menganalisis proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

3. Menganalisis hasil evaluasi yang dicapai siswa dalam pembelajaran untuk

mengukur tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran.

4. Memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Discovery Learning agar minat belajar siswa meningkat.

5. Melengkapi media pembelajaran dan mengoptimalkan pemanfaatan alat

peraga.

3.6 Pengamatan / Pengumpul data / Instrumen

Pengamatan atau pengumpulan data adalah kegiatan yang harus dilakukan

dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Teknik yang dilakukan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data dilakukan dengan observasi. Secara sederhana observasi

berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Khusus dalam konteks Penelitian

Tindakan Kelas, observasi mempunyai prinsip dasar atau karakteristik yang harus

diperhatikan, baik oleh pengamat maupun yang diamati.dalam kegiatan pengamatan

yang menggunakan model pemebelajran Discovery Learning, peneliti dibantu oleh

observer yang bernama Ibu Titing Mulyati, S.Pd. observer ini melakukan pengamatan

dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah disiapkan. Karena selama

proses pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas selalu diamati dan

didokumentasikan, baik prosesnya maupun hasil yang dicapai.

3.6.1 Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan akhir penelitian. Menurut Soedarsono

(1997:16) pada tahap refleksi peneliti mengkaji, melihat, dan

mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria.

Refleksi siklus pertama yang telah dilakukan setelah proses pembelajaran oleh

peneliti dan teman sejawat ditemukan masalah atau penyebab yang menjadi

penghambat peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Faktor penghambat dalam proses pembelajaran adalah kurangnya minat belajar

siswa terhadap materi pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti

menggunakan model pembelajaran Discovey Learning sebagai alternatif

tindakan dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Pada siklus kedua peneliti melakukan refleksi bersama teman sejawat

dengan melakukan analisis data. Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh

dari teman sejawat dan hasil evaluasi selama kegiatan perbaikan pembelajaran

berlangsung, data tersebut ditelaah secara mendalam.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Persiklus

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama

Siklus pertama merupakan pelaksanaan perbaikan yang dilakukan

dalam kegiatan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi

Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pelaksanaan siklus pertama mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran Discovery

Learning pada siswa kelas V SDN Koleang 03 dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 1 Maret 2011. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh seorang

observer yaitu Ibu Titing Mulyati, S.Pd. Pelaksanaan pembelajarannya

berpedoman pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun

pada tahap perencanaan.

4.1.2 Rencana Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siklus

Pertama

3.7 Tujuan Perbaikan Pembelajaran

3.7.1 Meningkatkan pemahaman siswa melalui alat peraga

3.7.2 Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran

Discovery Learning
4.2 Materi Pembelajaran

Sifat-sifat cahaya

a. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

4. Diskusi

b. Kegiatan Awal

1. Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran

2. Apersepsi

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Kegiatan Inti

3.8 Siswa menyimak penjelasan guru.

3.9 Siswa menyebutkan sumber-sumber cahaya.

3.10 Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

3.11 Siswa mendemonstrasikan arah rambat cahaya dan benda-benda yang dapat ditembus

cahaya.

3.12 Siswa menyebutkan benda-benda yang dapat ditembus cahaya

3.13 Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan guru

d. Kegiatan Akhir

1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Siswa mengerjakan evaluasi

3. Tindak lanjut
Pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus pertama, daya

serap siswa terhadap materi 77 % atau dengan nilai rata-rata pada hasil evaluasi

77,39. Dengan demikian pada siklus ini ada peningkatan hasil pembelajaran.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua

Pelaksanaan siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus pertama. Siklus

kedua mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi

Dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. melalui model pembelajaran Discovery

Learning pada siswa kelas V SDN Koleang 03 dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 15 Maret 2011. Observer dalam kegiatan pembelajaran ini masih tetap,

yaitu Ibu Titing Mulyati, S.Pd. Pelaksanaan pembelajarannya Rencana Perbaikan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun pada tahap perencanaan.

4.4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siklus Kedua

Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Discovery

Learning

4.4.1 Materi Pembelajaran

Sifat-sifat cahaya

a. Metode

Ceramah

Tanya jawab

Demonstrasi

Diskusi

b. Kegiatan Awal
Apersepsi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Kegiatan Inti

Siswa mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya secara berkelompok

Siswa mempresentasikan hasil demonstrasinya.

Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan

Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan guru

d. Kegiatan Akhir

Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

Siswa mengerjakan evaluasi

Pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus kedua, daya

serap siswa terhadap materi 81 % atau dengan nilai rata-rata pada hasil evaluasi

80,86. Dengan demikian pada siklus ini ada peningkatan hasil pembelajaran jika

dibandingkan dengan siklus pertama.

4.5 Pembahasan dari setiap siklus

4.5.1 Pembahasan Hasil Penelitian Siklus Pertama

Pada kegiatan proses pembelajaran siklus pertama mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam, setelah siswa mengamati alat peraga dan mendemonstrasikannya

siswa diharapkan mampu menyebutkan sifat-sifat cahaya. Berdasarkan hasil penelitian

selama proses pembelajaran ternyata hasilnya sudah menunjukkan adanya peningkatan.

Hal ini terlihat dari siswa yang menyimak penjelasan guru pada saat proses

pembelajaran mencapai 60,86 %, keberanian dalam mengajukan pertanyan mencapai

34,78 %, sedangkan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru mencapai 52,17

%.. Dalam proses pembelajaran siklus pertama siswa terlihat lebih aktif karena peneliti
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sehingga keaktifannya

mencapai 65,21 %. Nilai hasil evaluasi siswa juga mencapai 77,39 %.

4.5.2 Pembahasan Hasil Penelitian Siklus Kedua

Pada kegiatan proses pembelajaran siklus kedua mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam, setelah siswa mengamati alat peraga dan mendemonstrasikannya,

siswa dapat langsung menemukan sendiri sifat-sifat cahaya. Karena guru

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sehingga siswa merasa

termotivasi dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa yang

mencapai 78,26 %. Terjadi peningkatan dibandingkan siklus pertama. Dalam

menyimak penjelasan guru pun konsentrasi siswa sudah terfokus pada materi

pembelajaran, jika diprosentasikan mencapai 69,58 %.

Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan terjadi peningkatan

dibandingkan siklus pertama, pada siklus kedua ini mencapai 52,17 %. Dalam

menjawab pertanyaan pun siswa lebih aktif dibandingkan pada siklus pertama yaitu

mencapai 65,21 %.Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ternyata proses pembelajaran

pada siklus kedua mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan hasil yang

lebih memuaskan dibandingkan siklus pertama, hal ini terlihat pada nilai hasil

evaluasi siswa yang mencapai 80,86 %.


BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Minat belajar siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat.

2. Peningkatan keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan pada

saat pembelajaran.

3. Hasil perbaikan pembelajaran dari siklus ke siklus mengalami peningkatan yang

signifikan terlihat dari hasil belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa.

4. Penguasaan materi pembelajaran akan lebih mudah dan cepat diterima jika

disertai dengan penggunaan alat peraga yang konkret ketika melaksanakan proses

pembelajaran.

5. Model pembelajaran Discovery Learning yang didukung oleh semua komponen

yang diterapkan sesuai dengan perencanaan pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam dapat meningkatkan pemahaman dan minat siswa kelas V


SDN Koleang 03 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor dalam proses

pembelajaran.

5.2 Saran dan Tindak lanjut

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru

sebagai tindak lanjut laporan Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran diantaranya adalah :

1. Selalu menyusun rencana pembelajaran sebagai skenario untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Berikan motivasi kepada siswa dalam setiap proses pembelajaran.

3. Gunakan metode dan model pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat aktif

dan memahami materi pembelajaran dengan baik.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian

dan penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas.

DAFTAR PUSTAKA
KTSP Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA dan Pendidikan Kewarganegaraan kelas V.

(2006). Depdiknas

S.Rositawaty, bse. Senang Belajar IPA V. (2008).Depdiknas. Jakarta.

Wardani Igak, Wihardit Kuswaya, Nasution Noeni, Penelitian Tindakan

Kelas. (2008).Universitas Terbuka.

Andayani , Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).(2009). Unversitas Terbuka.

Mikarsa Lestari Hera, Taufik Agus, Priatno lestari Puji, Pendidikan Anak di SD (2009).

Unversitas Terbuka.

Sapriati Amalia,Pembelajaran IPA di SD (2009). Unversitas Terbuka.

Limbong, S.Linda, Susilawati Endang, Ilmu Pengetahuan Sosia l(2008). Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai