Imam Musa bin Jakfar as
Imam Musa Kazhim as tinggal di dalam penjara Sanadi bin Syahik [pembunuh Imam Kazhim].
Suatu hari Harun Rasyid mengutus seorang petugas untuk menanyakan kondisi Imam. Sanadi
sendiri juga ikut masuk ke dalam penjara.
Ketika petugas itu masuk, Imam bertanya kepadanya, Ada urusan apa engkau?
Petugas itu berkata, Khalifah mengutus saya untuk menanyakan kondisi Anda.
Imam as berkata, Dari aku, sampikan kepadanya bahwa setiap hari dari hari-hari sulit yang
berlalu untukku adalah hari-hari bahagia yang berlalu untukmu sampai tiba saatnya aku dan
engkau bertemu dalam satu tempat dimana ahli kebatilan baru tahu akan kerugiannya.
Fadhl bin Rabi menterinya Harun Rasyid sedang duduk di tempat yang tinggi. Begitu dia
melihatku, lantas berkata, Lihatlah dalamnya ruangan ini! Apa yang engkau lihat?
Dia berkata, Dia adalah Musa bin Jakfar. Aku mengawasinya malam dan siang dan sepanjang
waktu aku melihatnya demikian. Setelah mengerjakan salat Subuh, dia membaca wirid sampai
terbitnya matahari. Kemudian bersujud dan tetap bersujud sampai tergelincirnya matahari. Di
berpesan kepada seseorang untuk mengingatkan waktunya salat. Begitu dikabarkan kepadanya,
langsung bangkit dan mengerjakan salat tanpa berwudhu kembali.
Ini adalah kebiasaannya. Setelah salat Isya, dia berbuka puasa dan kembali berwudhu dan
bersujud kembali dan sepanjang malam dia sibuk beribadah sampai tiba waktunya Subuh.
Hasan bin Jaham berkata, Aku bertanya kepada Imam Kazhim as [atau kepada Imam Ridha as],
Jangan lupakan saya dalam doa Anda.
Hasan berkata, Aku bergumam, Beliau berdoa untuk para pengikutnya. Aku ini juga sebagai
pengikutnya, pasti aku juga termasuk orang-orang yang didoakannya. Oleh karena itu aku
berkata, Tidak. Anda tidak akan melupakan saya.
Hasan bin Jaham berkata, Saya adalah salah satu pengikut Anda, dan Anda mendoakan para
pengikut Anda. Oleh karena itu doa Anda juga meliputi saya.
Imam as berkata, Apakah engkau tahu rahasia yang lainnya selain ini?
Imam as berkata, Setiap kali engkau ingin tahu bagaimana engkau di sisi kami, lihatlah
bagaimana aku di sisimu.
Hafdh berkata, Saya berada bersama Imam Kazhim as. Beliau berkata kepada seorang lelaki
yang berada bersama beliau juga, Apakah engkau ingin umurmu panjang?
Imam Kazhim as berkata, Untuk apa engkau ingin tinggal lama di dunia?
Hafdh mengatakan, Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih merasa ketakutan akan
dirinya seperti Imam Kazhim as.
Beliau membaca ayat-ayat al-Quran dengan sedih. Sedemikian tinggi perhatiannya seakan-akan
sedang berbicara dengan seorang lelaki di hadapannya. (Emi Nur Hayati)