Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya, maka


semakin banyak perusahaan di Indonesia menerapkan Manajemen Sistem
Informasi (MIS). Karena mereka mulai menyadari MIS sangat besar manfaatnya
bagi peningkatan kinerja organisasi. Perusahaan yang tidak mengikuti
perkembangan teknologi informasi pada dewasa ini tidak akan unggul di dalam
melakukan persaingan. Ukuran penggunaan sistem berhubungan erat dengan
pendekatan kepuasan pemakai. Banyak peneliti mengakui bahwa kepuasan
pemakai SIM merupakan indikator yang penting dalam menentukan keberhasilan
dalam mendesain dan mengimplementasikan SIM. Dalam organisasi banyak
manfaat suatu sistem informasi bila digunakan sebaik mungkin. Peran
manajemenlah yang menuntut penyebaran dan penggunaan sumber-sumber yang
efesien untuk mencapai suatu tujuan, dengan demikian akan membantu fungsi
menajemen dengan diterimanya suatu informasi dengan cepat dan tepat.

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan
yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Sistem
informasi adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak
jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan yang
terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyimpan,
dan menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi. Setiap manusia dalam
perjalanan hidupnya tidak akan terlepas dari yang namanya organisasi, dan di
dalam organisasi itu dipelajarilah bagaimana cara mengelola organisasi dengan
professional. Manusia bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi
antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware),
perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi
2

(jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya data). Seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi memberikan
peran yang sangat penting dalam dunia bisnis sehingga seringkali menggunakan
keunggulan sistem informasi yang digunakan sebagai kunci strategi bisnis.

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia,
seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk
mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa
informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang
mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu organisasi akan mengalami
ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil
keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan
mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping
itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak
informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data).
Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain
sebuah sistem informasi yang efektif.

Data dan informasi diperlukan oleh semua unit kerja dan semua tingkat kegiatan
bahan komunikasi organisasi. Dokumen informasi dapat dikomunikasikan secara
tradisional, sedangkan data atau informasi dapat dikomunikasikan secara
elektronik. Karena itu arus komunikasi data dan informasi menjadi sangat penting
untuk menjalankan roda organisasi. Arus tersebut dewasa ini dikenal sebagai arus
informasi jaringan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan paper karya tulis ini adalah untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan sistem informasi manajemen dan arus informasi jaringan yang
terdapat didalam manajemen sistem informasi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem

Beberapa pengertian atau definisi mengenai sistem yang diberikan oleh para ahli
sebagai bahan perbandingan antara lain sebagai berikut:
a. Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan
yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan (OBrien
dan Marakas 2009).
b. Pengertian sistem menurut Kadir (2003:54) sistem adalah sekumpulan elemen
yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
c. Ackof dalam Effendy (1989:51) menga takan bahwa sistem adalah setiap ke-
satuan, secara konseptual atau fisik, yang terdiri dari bagian- bagian dalam
keadaan saling tergantung satu sama lain.
d. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:950) disebutkan bahwa sistem
mempunyai dua pengertian; (a) Seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; dan (b) Susunan yang teratur dari
pandangan, teori, asas, dan sebagainya.
Dari definisi-definisi di atas, terlihat bahwa masing-masing menekankan bahwa
sistem memakai pendekatan pada elemen atau komponen. Artinya, bahwa sistem
haruslah terdiri atas berbagai komponen atau elemen yang saling berhubungan
sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. [2]

2.2. Informasi

Informasi merupakan data atau fakta yang telah diproses sedemikian rupa,
sehingga berubah bentuknya menjadi informasi. Di samping itu informasi dapat
mengurangi ketidakpastian serta mempunyai nilai dalam keputusan karena dengan
adanya informasi kita dapat memilih tindakan-tindakan dengan resiko yang paling
kecil. Untuk menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang baik diperlukan
4

pengolahan data menjadi informasi yang relevan dengan masalah perusahaan yang
sedang dihadapi. Dengan demikian data itu merupakan bahan mentah yang harus
diproses lebih dahulu baru kemudian dapat digunakan Menurut Davis (2002)
pengertian informasi adalah: Data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti
bagi yang menerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini
dan saat mendatang. Sedangkan pengertian informasi menurut Mc Leod (1995)
adalah: Salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajer, yang
pengelolaannya menggunakan peralatan komputer yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan segera. Dari definisi itu dapat
disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses menjadi sebuah
informasi. Jadi terdapat perbedaan antara data dengan informasi di mana data
adalah bahan baku yang harus diolah sedemikian rupa hingga berubah sifatnya
menjadi informasi. Perubahan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya
data tidak mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil keputusan, hanya informasi
mempunyai nilai, dalam arti bahwa informasi akan memudahkan manajer untuk
mengambil keputusan.

2.3. Sistem Informasi

Sedangkan pengertian sistem informasi yaitu, sebagai berikut:


a. Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan
sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa
pemakai dengan kebutuhan yang serupa (Sutono, 2007). [4]
b. Menurut Alter dalam Effendy (1989:11), sistem informasi adalah kombinasi
antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang di-
organisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
c. Menurut Wilkinson, sistem informasi adalah kerangka kerja yang meng-
koordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan.
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat,
dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi.
Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam
suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan,
kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik
5

organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan,


melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan
dalam pengambilan keputusan. [2]
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang mengumpulkan,
mengambil, memproses, menyimpan dan mentransfer informasi dengan tujuan
keputusan - keputusan, kontrol dan analisis untuk manajemen dan
menghubungkan himpunan bagian dari suatu organisasi [5]. Sistem Informasi (SI)
merupakan alat yang sangat penting yang dapat berkontribusi terhadap
keberhasilan proyek, berguna dalam hal membantu perencanaan pekerjaan,
memfasilitasi kontrol dan pemeliharaan tugas, mempromosikan pengawasan
setiap aktivitas dan diatas semua itu berpotensi dalam memberikan data
pengambilan keputusan dalam tenggat waktu yang ditetapkan, yang melibatkan
orang yang tepat, dan mengurangi penyimpangan dari anggaran. [3]tei
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas
masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas
dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan
keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk
atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah, baik yang
diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan
berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki
arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang
diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas aktivitas yang akan menggunakan.
Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik yaitu untuk dasar evaluasi dan
perbaikan ditahap input berikutnya (Sutono, 2007). [4]
Obrin (1997) percaya bahwa ada dua jenis sistem informasi: 1.Operation support
system yang mana mendukung pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk
urusan bisnis sehari-hari dan transaksi. 2 Management support sistem yang
mendukung prasyarat untuk pengambilan keputusan manajemen tingkat atas,
menengah dan tinggi. [2]
6

Gambar 1. Jenis Sistem Informasi [7]

Sistem informasi manajemen merupakan salah satu sistem informasi generasi


kedua yang dirancang di tengah tahun 1960an untuk meniadakan kebutuhan
manajer. Sistem informasi manajemen adalah sistem yang terutama meng-
umpulkan data, catatan dan menyaring operasi organisasi dan akhirnya
menawarkan informasi yang dipilih manajer sehingga mereka dapat menghasilkan
informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. (jurnal 7xinformaion
sistem). Sistem informasi berguna dan alat yang sangat diperlukan memberikan
dukungan pengambilan keputusan yang signifikan tidak hanya untuk manajer
krisis tetapi juga bagi siapa saja yang terlibat dalam situasi krisis. [8]

2.4. Sistem Informasi Manajemen

Manajemen Sistem informasi (MSI) berasal dari kata management of information


system yang lazim disingkat MIS. MSI adalah mata kuliah yang memperlajari
cara-cara mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem
yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen. Manajemen adalah proses
kegiatan mengelola sumber daya manusia, material, dan metode (3M : MEN,
Material, Method) berdasarkan fungsi-fungsi manajemen agar tujuan dapat
tercapai secara efisien dan efektif. Fungsi-fungsi manajemen disebutkan dengan
jumlah dan istilah yang bervariasi oleh masing-masing pakar manajemen yaitu
Fayol, Terry, Gullickm Siagian dan sebagainya. Secara operasional manajemen
dapat diartikan sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi unit-unit dalam organisasi
untuk merencanakan, menganggarkan, mengorganisasikan, mengarahkan,
7

melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi pekerjaan unit masing-masing


untuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi secara efisien dan efektif.
Manajemen juga berarti sebagai kelompok pimpinan dalam organisasi.
Manajemen (management) adalah pekerjaan yang dikerjakqn oleh manajerial
(manager), disebutkan bahwa pekrjaan manajer bersifat manajerial, disamping itu
manajerial juga dapat diartikan sebagai pimpinan. Ada tiga tingkat (level)
manajemen: (1) manajemen lini atas, (2) manajemen lini tengah, dan (3)
manajemen lini bawah.

Manajemen Sistem Informasi (MIS) merupakan salah satu kunci bagi organisasi
manapun. Disetiap kesempatan organisasi meletakkan prinsip, nilai dan
menentukan bagaimana mereka mencari keuntungan, sistem MIS menjadi sebuah
bagian penting dari proses pengambilan keputusan. Untuk keputusan strategis
yang harus dibuat oleh perusahaan, SIM selalu disebut (Edstrom, 1973). Oleh
karena itu MIS adalah alat yang dapat membentuk suatu data yang tidak bernilai
menjadi bermakna dan menjadi data yang mudah digunakan. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa implementasi MIS yang lebih baik dan efisien
mengarah pada tingkat risiko rendah dan lebih baik dalam pengambilan
keputusan. (Baura et al., 1991). Teknologi Informasi sebagai sektor apakah
outsourcing atau dikembangkan di rumah adalah sebuah kebutuhan untuk era
modern dan dibutuhkan untuk kesuksesan institusi apapun (Clemons & Row,
1991). [3]
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah bagian dari pengendalian internal
suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan
prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti
biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen
dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk
menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional
organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada
kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau
dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung
keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
8

Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja
dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu
banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data).
Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain
sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan
langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan
dalam mendesain sistem baru.

Dengan beredarnya informasi dari unit ke unit lain maka terjadilah arus informasi
atau hubungan informasi antarunit. Hubugan tersebut lazim disebut sebagai
hubungan antarsubsistem dalam suatu kaitan kerja sama suatu sistem. Dengan
demikian timbullah istilah Sistem Informasi. Karena sistem informasi tersebut
dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen agar tujuan dapat
tercapai secara efisien dan efektid maka disebut Manajemen Sistem Informasi
(MSI).

Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida


dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan
status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi
dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari
sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan
pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri
dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan
kebijakan oleh tingkat manajemen.

Menurut OBrien dan Marakas (2009) tujuan dari sistem informasi manajemen
adalah: menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga
pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; menyediakan
informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian,
dan perbaikan berkelanjutan; menyediakan informasi untuk pengambilan
keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna
lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui
bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat
membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
9

mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam


semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pen-gendalian dan pengambilan
keputusan). [6]

Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:

a. Information Reporting Systems

Information Reporting Systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi


manajerial end users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari
hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah
diproses sebelumnya oleh transaction processing systems. Informasi produk
memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan
permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian.
Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan
setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.

b. Decision Support Systems

Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dari information reporting


systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem
informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database
khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users.
Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik memudahkan manajerial end
user menerima respon secara interaktif untuk peramalan penjualan atau
keuntungan.

c. Executive Information Systems

Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan
informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif
berbasis komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk
informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis
perusahaan bagi manajemen atas. Jadi EIS harus mudah untuk dioperasikan dan
dimengerti (Obrien, 2000). [9]
10

2.5. Kebutuhan Akan Informasi

Setiap pekerjaan atau kegiatan memerlukan data dan informasi, sebaliknya dengan
adanya pekerjaan atau kegiatan akan menghasilkan data dan informasi baru.
Untuk keperluan pekerjaan baik yang bersifat administratif ataupun manajerial
data diolah terlebih dahulu menjadi informasi. Pengolahan tesebut disesuaikan
dengan kebutuhan pekerjaan atau manajemen masing-masing.

Cara pengolahan juga perlu disesuaikan dengan keperluan akan informasi yang
dihasilkan. Mungkin saja pengolahan dilakukan secara manual (tangan), mesin
manual, mesin elektronik, atau elektronik (komputer). Pengolahan (processing)
adalah suatu proses mengubah data menjadi informasi dengan cara yang dipilih
sesuai dengan keperluan penggunaan dari informasi yang dihasilkan tersebut.
Jenis pekerjaan pengolahan adalah mengklasifikasikan data, menyortir data,
menghitung data dan menyimpulkan data. Istilah lain dari pengolahan data adalah
transformasi data dan manipulasi data.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini sangat
berpengaruh pada perkembangan pekerjaan informasi. Dengan adanya komputer,
data dapat diolah dengan keperluan masing-masing unit kerja. Dengan kemajuan
alat pengolah data (komputer) tersbut, manusia semakin sadar akan pentingnya
informasi bagi kehidupannya. Demikian pula dengan pimpinan atau manajer.
Sebagaimana diketahui, pada umumnya orang membagi tingkat (level) kegiatan
organisasi menjadi empat, yaitu:

1. Lini Operasional.

2. Manajemen Lini Bawah.

3. Manajemen Lini Tengah.

4. Manajemen Lini Atas.

Sesuai dengan tingkat manajemenya masing-masing, mereka semakin menyadari


bahwa dengan informasi yang bernilai tinggi dapat membuat keputusan yang lebih
cepat, tepat, dan benar. Dengan demikian pekerjaan informasi di perkantoran
11

berkembang dengan pesat. Berikut ini adalah contoh unit-unit kerja yang ada
dalam suatu organisasi dengan tingkat manajemen masing-masing. Untuk
menjalankan fungsi kegiatannya, maka setiap unit memerlukan data dan informasi
serta akan menghasilkan data dan informasi yang dibutuhkan. Dengan demikikan
setiap unit akan mengelola data dan informasinya sendiri-sendiri, dengan catatan
bahwa untuk data yang besar, rumit, dan banyak, pengolahannya dapat dibantu
oleh unit pengolahan data elektronik. Bila organisasi dipandang sebagai suatu
sistem informasi, maka unit-unit merupakan subsistem-subsistem inforamsi yang
saling bekerja sama antarsubsistem atau didalam subsistem atau antartingkat
manajemen masing-masing.

Setiap organisasi membagi tugaspekerjaannya kedalam bentuk fungsi-fungsi oleh


unit kerja. Unit-unit kerja yang ada pada masing-masing organisasi berbeda-beda
tergantung pada masing-masing oerganisasi dalam rangka pencapaina tujuan.
Jumlah dan jenis pekerjaan serta istilah masing-masing unit kerja pasti akan
berbeda pula baik pada organisasi pemerintah, swasta, dan kemasyarakatan. Pada
Gambar 2. Beberapa nama unit kerja dengan disertai masing-masing tingkat
manajemennya, yaitu unit kerja pemasaran, produksi, riset, pengolahan data
elektronik (electronic data processing) , Perencanaan, dan lain-lain dengan tingkat
manajemen lini bawah (lower management), lini tangah (middle management),
dan lini atas (top management).

Gambar 2. Contoh unit-unit organisasi dengan tingkat kegiatannya.

Sesuai dengan namanya setiap unit kerja mengerjakan pekerjaannya masing-


masing sebagai bagian dari kegiatan organisasi untuk mencapai tujuannya.
12

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa untuk mencapai tujuan organisasi


diperlukan adanya manajemen. Manajemen didukung oleh tersedianya informasi.
Dan informasi diperoleh dengan mengolah dan memproses data yang
dikumpulkan melalui kegiatan pengumpulan data. Demikian pula pekerjaan yang
dilakukan oleh unit-unit kerja. Untuk mencapai tujuannya unit kerja harus
didukung oleh manajemen ynag baik; manajemen yang baik perlu didukung oleh
tersedianya informasi; tersedianya infromasi adalah karena adanya data yang
dikumpulkan melalui kegiatan pengumpulan data. Kemudian melakukan
pengolahan terhadap data-data tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk
mendukung aktivitas pekerjaan unit kerja. Dalam hubungannya dengan
Manajemen Sistem Informasi, secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap unit
kerja membutuhkan data dan informasi sesuai dengan tingkat manajemen dari
masing-masing unitk kerjanya. [1]

2.6. Arus Informasi Jaringan

Data dan informasi diperlukan oleh semua unit kerja dan semua tingkat kegiatan
sebagai bahan komunikasi organisasi. Dokumen informasi (fisik) dapat
dikomunikasikan secara tradisional, sedangkan data atau informasi (nonfisik)
dapat dikomunikasikan secara elektronik. Karena itu arus komunikasi data dan
informasi menjadi sangat penting untuk menjalankan roda organisasi. Arus
tersebut dewasa ini dikenal sebagai arus informasi jaringan. Arus informasi yang
terintegrasi merupakan bentuk transaksi yang memungkinkan perusahaan untuk
mendapatkan kejelasan dan bertindak tegas pada pernecanaan jangka pendek,
perencanaan jangka menengah dan panjang, untuk berbagi informasi yang lebih
baik saling berkoordinasi dengan mitra dan untuk sepenuhnya memanfaatkan dan
mengintegrasikan fasilitas, orang, keuangan dan sistem. Selama kemitraan untuk
memberikan layanan industri, arus informasi diperlukan untuk membangun
hubungan pemasok-pelanggan, untuk mengalokasikan sumber daya untuk
pertemuan layanan dan untuk menentukan kontrol layanan kebijakan seperti
layanan penyimpanan data. Hal ini melibatkan pengendalian informasi
operasional itu. Bentuk aktivitas sehari-hari, informasi taktis yang diinformasikan
13

tujuan spesifik dari area program yang didefinisikan dengan baik seperti proyek,
dan informasi strategis yang mengatur keseluruhan tujuan, nilai dan misi mitra.
Namun, sebuah penekanan terlalu berlebihan pada kendali tingkatan informasi ini
bisa mengakibatkan distorsi aliran material yang memicu kerugian operasional.
Oleh karena itu, layanan dan pasokan diperlukan untuk menghindari / mengurangi
ketidakpastian dalam kemitraan dan untuk membuat arus terintegrasi yang sesuai,
untuk memaksimalkan keuntungan dan kinerja.[4]

2.6.1. Distribusi Informasi

Distribusi informasi dapat dilakukan secara tradisional yaitu dengan penyampaian


fisik dokumen informasinya sendiri, atau dilakukan secara modern yang
pengiriman data atau informasi nonfisiknya melalui saluran elektronik, misalnya
melalui jaringan area lokal ( Local Area Network/ LAN ) maupun jaringan
komputer terminal atau jaringan area luas ( Wide Area Network/ WAN ). Dewasa
ini kegiatan manajeman sistem informasi banyak menggunakan cara pengiriman
modern. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa tiap kegiatan memerlukan data dan
informasi, baik yang berasal dari unit kerja sendiri atau dari unit kerja lain. Tiap
kegiatan juga akan menghasilkan data dan informasi baru, baik yang akan
digunakan untuk unit yang bersangkutan atau dikirim ke unit lain yang
memerlukannya. Itulah hakikat dari pekerjaan dengan pendekatan sistem, dimana
terjadi interaksi satu sama lain yang diatur dalam bentuk metode kerja, prosedur
kerja, dan arus kerja, baik yang menyangkut pekerjaan fisik maupun pekerjaan
data dan informasi Dalam organisasi niscaya mempunyai kegiatan dimana setiap
kegiatan tersebut memerlukan dukungan data dan informasi serta kemudian akan
menghasilkan juga data dan informasi. Data dan informasi yang dihasilkan dari
tiap kegiatan, diperlukan juga oleh tingkat manajemen diatasnya atau oleh unit
kerja lain dalam organisasi, demikian seterusnya sehingga terjadilah suatu arus
informasi dalam unit kerja tertentu yang disebut arus informasi vertikal, dan antar
unit kerja lainnya dalam satu organisasi yang disebut arus informasi horizontal.
Arus data dan informasi yang bersifat kebijakan (policy) organisasi akan dimulai
dari manajemen liniatas kemudian mengalir ke bawah sampai ke tingkat
operasional. Arus data dan informasi pelaksanaan (implementation) akan berjalan
dari bawah ke atas. Sebagaimana dikatan di atas, arus tersebut disebut arus
14

vertikal. Data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan pelaksanaan dapat juga
berjalan kesamping atau horizontal, seperti disebutkan di atas, baik dalam satu
unit atau dengan unit lain yang terkait. [1]

2.6.2. Pola Aliran Informasi

Katz dan Kahn (1966) menunjukan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur
mensyaratkan bahwa komunikasi di antara anggota sistem tersebut di batasi. Sifat
asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa yang berbicara
kepada siapa. Burrges (1969) mengamati bahwa karakter komunikasi yang ganjil
dalam organisasi adalah bahwa pesan mengalir menjadi amat teratur sehingga
kita dapat berbicara tenang jaringan atau struktur komunikasi, ia juga
menyatakan bahwa organisasi formal mengendalikan struktur komunikasi dengan
menggunakan sarana tertentu seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan
kerja, penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus.

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang
menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan
infomasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan
masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Pola lingkaran
memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya
melalui sejenis sestem pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat
berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada
anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang
diperlukan untuk memecahkan persoalan.

Pola lingkaran meliputi kombinasi orang-orang penyampai pesan cenderung lebih


baik daripada pola roda yang mencakup aliran komunikasi yang amat terpusat
dalam keseluruhan aksesibilas anggota antara yang satu dengan yang lainnya,
moral atau kepuasan terhadap prosesnya, jumlah pesan yang dikirimkan, dan
kemampuan beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam tugas; di pihak lain,
pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas aliran pesan,
kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih stabil,
menunjukan kecermatan tinggi dalam pemecahan masalah, cepat dalam
15

memecakan masalah, tetapi terlihat cenderung mengalami kelebihan beban pesan


dan pekerjaan. [11]

2.6.3. Arus Informasi Vertikal

Arus informasi vertikal adalah arus yang mengalirkan data dan informasi antara
beberapa subsistem informasi secara vertikal dari atas ke bawah (top down) atau
dari bawah ke atas (buttom up). Umumnya arus tersebut mengalir pada unit
kerja yang sama, misalnya antarunit pemasaran, baik pada unit kerja setingkat
maupun tidak setingkat. Misalnya dari tingkat manajemen lini bawah ke level
manajemen lini tengah dan sebaliknya (lihat gambar 1).

Gambar 2. Arus Informasi Vertikal

Arus informasi vertikal, misalnya data eksternal, mengalir kebawah untuk


diputuskan menjadi informasi strategis pada manajemen lini atas. Informasi
16

tersebut mengalir ke menajement lini tengah untuk dibuat menjadi informasi


taktis. Informasi taktis dialirkan ke manajemen lini bawah untuk dibuat sebagai
informasi operasional. Informasi operasional (teknis) diteruskan ke lini kegiatan
operasional (transaksi) sebagaidata internal. Arus tersebut dapat juga mengalir
vertikal dari bawah ke atas. Data internal pada bagian kegiatan operasional
dilaporkan ke manajemen lini operasional. Manajemen lini bawah ini umumnya
minta dibuatkan informasi kesimpulan (umumnya berupa laporan
harian).informasi kesimpulan/ laporan harian tersebut dinaikkan ke manajemen
lini tengah. Manajemen lini tengah umumnya minta dibuatkan kesimpulan laporan
lanjutan (biasanya laporan bulanan), untuk keperluan manajemen lini atas.
Demikian arus informasi vertikal mengalir dari bawah ke atas, atau dari atas ke
bawah sesuai dengan keperluan manajemen.

Pada tingkat manajemen lini atas terkumpul laporan-laporan bulanan semua unit
kerja, sehingga pimpinan tertinggi manajemen (misalnya direktur utama) dapat
mengetahui hasil seluruh kegiatan setiap unit. Lini ini kemudian minta dibuatkan
informasi menyeluruh yaitu semua file hasil kegiatan tiap unit yang digabung
menjadi satu informasi bentuk database. Sebagaimana dijelaskan di atas, arus
informasi vertikal adalah arus yang mengalirkan data dan informasi secara
vertikal dari subsistem informasi yang di atas ke subsistem informasi yang berada
di bawah atau dari bawah ke atas. Untuk mendalami masalah arus informasi
vertikal, diperlukan pengenalan terhadap struktur-struktur organisasi sehingga kita
mengetahui secara jelas tingkat (level) dan kedudukan subsistem informasi dalam
organisasi masing-masing. Hubungan interaksi informasi vertikal antara tingkat-
tingkat manajemen tersebut diuraikan sebagai berikut (lihat gambar 2).
17

Gambar 2. Interaksi Tingkat Manajemen

Pada gambar diatas terlihat bahwa manajemen lini atas membuat kebijakan
(policy), perencanaan, tujuan organisasi, dan anggaran yang akan dilaksanakan
oleh unit-unit. Informasi dari lini atas tersebut akan diteruskan ke tingkat
Manajemen Lini Tengah untuk diterjemahkan menjadi sasaran-sasaran
pendapatan, biaya, dan keuntungan, khususnya bila tiap unit bekerja berdasarkan
konsep sentralisasi biaya dan keuntungan. Lini tengah bertugas memeriksa,
menganalisis, dan memodifikasi informasi Lini Atas tersebut berdasarkan
keseluruhan kebijakan dan perencanaan sehingga tercapai kesepakatan antara
kedua lini unit bersangkutan.

Manjemen Lini Tengah kemudian menyusun jadwal spesifik dan perhitungan-


perhitungan target untuk diteruskan pada Manajemen Operasional. Lini terakhir
ini mempunyai tugas memproduksi barang dan jasa sesuai dengan sasaran
pendapatan dan keuntungan sehingga pada tahap berikutnya organisasi sanggup
mencaoapai keseluruhan tujuan dan perencanaan. [1]

1. Komunikasi Kebawah

Komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir


dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.
Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada
para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok
manajemen (Davis, 1967).

Ada lima (5) jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada
bawahan (Katz & Khan, 1966) :

Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan,


Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan,
Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi,
Informasi mengenai kinerja pegawai
Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas.
18

Pemilihan Metode dan Media


Level (1972) mensurvei para penyedia dan meminta mereka untuk menilai
keefektifan kombinasi-kombinasi yang berbeda dari metode-metode untuk
berbagai jenis situasi komunikasi yang berlainan. Ada empat metode sebagai
berikut (1) tulisan saja, (2) lisan saja, (3) tulisan di ikuti lisan, dan (4) lisan di
tulisan.

Ada enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih metode penyampaian
informasi kepada pegawai (Level dan Galle, 1988).

1. Ketersediaan. Metode-metode yang tersedia dalam organisasi cenderung


dipergunakan. Setelah menginventarisasikan metode yang tersedia, organisasi
dapat memutuskan metode apa yang dapat di tambahkan untuk suatu program
keseluruan yang lebih efektif.

2. Biaya. Metode yang dinilai paling murah cenderung dipilih untuk penyebaran
informasi rutin dan yang tidak mendesak. Bila diperlukan atau diinginkan
penyebaran informasi yang tidak rutin dan mendesak, metode yang lebih mahal
tetapi lebih cepat dapat digunakan.

3. Pengaruh. Metode yang tampaknya memberi pengaruh atau kesan paling besar
sering dipilih daripada metode yang baku.

4. Relevansi. Metode yang tampak paling relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai akan lebih sering dipilih. Bila tujuannya singkat dan sekedar
menyampaikan informasi, dapat dilakukan dengan pembicaraan diikuti oleh
memo. Bila tujuannya menyampaikan masalah yang rinciannya rumit, metode
laporan teknis tertulis adalah metode yang mungkin akan dipilih.

5. Respons. Metode yang dipilih akan dipengaruhi oleh ketentuan apakah


dikehendaki atau diperlukan respons khusus terhadap infomasi tersebut.

6. Keahlian. Metode yang tampaknya sesuai dengan kemampuan pengirim untuk


menggunakannya dan dengan kemampuan penerima untuk memahaminya
cenderung digunakan daripada metode yang tampaknya di luar kemampuan
komunikator atau di luar kemampuan pemahaman pegawai yang menerimanya.
19

2. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir


dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia).

Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan.

Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan


kepusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi
kegiatan orng-orang lainnya (Sharma,1979).
Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan
mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan
menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty & Machaver, 1952).
Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh
kesah muncul kepermukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu
mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya (Conboy,
1976).
Komunikasi ke atas menumbuhkan aspresiasi dan loyalitas kepada
organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk
mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran
mengenai operasi organisasi (Planty & Machaver, 1952).
Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah
bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah
(Planty & Machaver, 1952).
Komunikasi keatas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan
mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka
dan dengan organisasi tersebut (Harriman, 1974).

Sharma (1979) mengemukakan empat alasan mengapa komunikasi keatas terlihat


amat sulit:

Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.


20

Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik kepada masalah


pegawai.
Kurangnya penghargaan bagi komunikasi keatas yang dilakukan pegawai.
Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat dihubungi dan tidak
tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.

Planty dan Machaver (1952) mengemukakan tujuh prinsip sebagai pedoman


komunikasi ke atas. Yaitu komunikasi ke atas harus direncanakan, berlangsung
secara berkesinambungan, menggunakan saluran rutin, menitikberatkan kepekaan
dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah,
mencakup mendengarkan secara objektif, mencakup tindakan untuk menanggapi
masalah dan, menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan
aliran informasi.

2.6.4. Arus Informasi Horizontal

Arus informasi horizontal adalah arus yang mengalirkan data dan informasi antara
subsistem-subsistem informasi yang sejajar atau satu tingkat, baik pada unit kerja
yang sama atau pada unit kerja yang berlainan. Contoh hubungan setingkat pada
unit kerja yang sama adalah arus antara subsistem informasi pengolahan pesanan
dengan subsistem informasi penjualan pada unit kerja pemasaran. Contoh
hubungan setingkat antarunit kerja adalah arus antara subsistem informasi
penjualan dengan subsistem informasi akuntansi. [1]

Arus informasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-


rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu
yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan
mempunyai atasan yang sama.

Tujuan komunikasi horizontal :

1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja.


2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
3. Untuk memecahkan masalah.
4. Untuk memperoleh pemahaman bersama.
5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.
21

6. Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.

Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua jenis kontak
antarpersona. Bahkan bentuk komunikasi horizontal tertulis cenderung menjadi
lebih lazim. Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi,
interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telepon, memo dan catatan,
kegiatan sosial dan lingkaran kualitas. Lingkaran kualitas adalah sebuah
kelompok pekerja sukarela yang berbagi wilayah tanggung jawab. Yang penting
kelompok ini adalah kelompok kerja biasa yang membuat atau memperbaiki suatu
produk. Lingkaran kualitas umumnya diberi tanggung jawab penuh untuk
mengenali dan memecahkan masalah (Yager, 1980).

Saluran ini memungkinkan individu-individu mengoordinasikan tugas-tugas,


membagi informasi, memecakan masalah, dan menyelesaikan konflik.
Komunikasi horizontal dilakukan melalui kontak pribadi,telepon, email, memo,
voice mail, dan rapat. Untuk meningkatkan komunikasi horizontal, perusahaan (1)
melatih karyawan dalam kerjasama tim dan tekhnik komunikasi, (2) membangun
sistem penghargaan berbasis pencapaian tim alih-alih pecapai individu, dan (3)
mendorong partisipasi penuh dalam fungsi-fungsi tim.

2.6.5. Arus Informasi Organisasi

Arus informasi organisasi adalah pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam
jaringan organisasi yang melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan
komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi organisasi antara lain
menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi
dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi
diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya
saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
Beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi:

Persepsi Redding dan Sanbornc: Komunikasi organisasi adalah pengiriman


dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.
22

Persepsi Katz dan Kahn: Komunikasi organisasi merupakan arus


informasi, pertukaraninformasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.

Persepsi Zelko dan Dance: Komunikasi organisasi adalah suatu sistem


yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan
komunikasi eksternal.

Persepsi Thayer: Tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu berkenaan


dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau
beroperasinya organisasi, berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti
perintah, aturan dan petunjuk berkenaan dengan pemeliharaan dan
pengembangan organisasi (hubungan dengan personal dan masyarakat,
pembuat iklan dan latihan).

Persepsi Greenbaunm: Bidang komunikasi organisasi termasuk arus


komunikasi formaldan informal dalam organisasi. Dia membedakan
komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan
komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi
serta masalah menggiatkan aktivitas. Fungsi komunikasi dalam organisasi.
[10]
23

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
Sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional,
menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang
keunggulan strategi kompetetif organisasi.
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida,
dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan
status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi
dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari
sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan
pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri
dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan
kebijakan oleh tingkat manajemen. Sehingga bangunan piramida tersebut dapat
menjadi pondasi bagi perusahaan untuk meningkatkan sistem manajemen dalam
perusaan tersebut.
Arus Informasi Vertikal, Horizontal dan Organisasi Data dan informasi diperlukan
oleh semua unit kerja dan semua tingkat kegiatan sebagai bahan komunikasi
organisasi. Dokumen informasi (fisik) dapat dikomunikasikan secara tradisional,
sedangkan data atau informasi (nonfisik) dapat dikomunikasikan secara
elektronik. Karena itu arus komunikasi data dan informasi menjadi sangat penting
untuk menjalankan roda organisasi. Arus tersebut dewasa ini dikenal sebagai arus
informasi jaringan. Arus informasi yang terintegrasi merupakan bentuk transaksi
24

yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kejelasan dan bertindak


tegas pada pernecanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah dan
panjang, untuk berbagi informasi yang lebih baik saling berkoordinasi dengan
mitra dan untuk sepenuhnya memanfaatkan dan mengintegrasikan fasilitas, orang,
keuangan dan sistem.
25

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amsyah, Zulkifli, Manajemen Sistem Informasi / Zulkifli Amsyah. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama, 1977. 520 hlm. ; 23 cm.

[2] Anggaini, Sri Dewi. 2011. Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis
Komputer dalam Proses Pengambilan Keputusan. Jurnal Sistem Inforamasi (JSI)
Vol.11 No. 2

[3] Behl, Abhishek, Manju Singh . 2014. Critical Analysis of Management


Information System of selected Indian microfinance Institutions. Procedia - Social
and Behavioral Sciences 133 ( 2014 ) 20 27

[4] Christopher Durugboa, John A. Erkoyuncub. 2014. Managing Integrated


Information Flow for Industrial Service Partnerships: A Case Study of Aerospace
Firms. Department of Management,University of Bristol,United Kingdom.
Procedia CIRP 16 ( 2014 ) 338 343

[5] Hossein, Mohammad Moshref Javadi. & Delshad. M Dastjerdia. 2011


Evaluation effect of management information system implementation on
personnel resistance causes in Isfahan power plant management corporation in
Iran. Procedia Computer Science 3 (2011) 1296-1303.

[6] Sutono, Djoko. 2007. Sistem Informasi Manajemen. BPKP, Bogor.

[7] Teixeira, Leonor. & Ana Raquel.2016.Analysis and Design of Project


Management Information Systems: Practical Cases in Consulting Firms. Procedia
Computer Science 100 (2016) 171 178.

[8] Vichova, Katerina, Martin Hiromada. & David. R. 2017. The Use Of Crisis
Management Information Systems in Rescue operations of Service of the Czech
26

Republic. VSB - Technical University od Ostrava, Faculty of Safety Engineering,


Depatrment of Civil Protection, Lumirova 13, 700 30 Ostrava - Vyskovice, Czech
Republic.
[9] http://rizkicesaria.tumblr.com/post/11570085876/sistem-informasimanajemen-
peranan-sistem diakses 14 Oktober 2017 16:48
[10] https://www.scribd.com/doc/270167228/Arus-Informasi-Jaringan diakses 16
Oktober 2017 16:48
[11] http://katarizon.blogspot.co.id/2013/09/aliran-informasi-dalamorganisasi.html
diakses 17 Oktober 2017 16:35

Anda mungkin juga menyukai