PEMBAHASAN
Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat
tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang meningkat (tidak
disebabkan proses peradangan/inflamasi).Berat jenis transudat pada umumnya kurang dari
1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh transudat terdapat pada
wanita hamil dimana terjadi penekanan dalam cairan tubuh.
Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan keseimbangan
cairan badan (tekanan osmotic koloid, statis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik,
kerusakan endotel, dsb), sedangkan exudat bertalian dengan salah satu proses peradangan.
Transudat terjadi apabila hubungan antara tekanan kapiler hidrostatik dan koloid
osmotik menjadi terganggu, sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi pleura akan
melebihi reabsorbsi oleh pleura lainnya. Penyakit-penyakit yang menyertai transudat seperti
pada tabel 2. Tingginya penyakit jantung sebagai penyebab efusi pleura dikarenakan
penyakit tersebut merupakan penyakit yang terbanyak dan penyebab kematian utama
di Indonesia..
Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau exudat bermaksud untuk
menentukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapatkan keterangan tentang
causanya.
Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020)
dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan
emigrasi.Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang memungkinkan
protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik
intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan serentetan peristiwa rumit
leukosit yang menyebabkan emigrasinya.
1. cairan jernih
2. encer
3. kuning muda
2. lebih kental
3. warna bermacam-macam
Eksudat serosa
Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir terdiri dari cairan dan zat-zat
yang terlarut dengan sangat sedikit leukosit. Jenis eksudat nonseluler yang paling
sederhana adalah eksudat serosa,yang pada dasamya terdiri dari protein yang
bocor dari pembuluh-pembuluh darah yang permiable dalam daerah radang
bersama-sama dengan cairan yang menyertainya. Contoh eksudat serosa yang
paling dikenal adalah cairan luka melepuh.
Eksudat fibrinosa
Pada beberapa keadaan radang, eksudat hampir terdiri dari cairan dan zat-zat
yang terlarut dengan sangat sedikit leukosit. Jenis eksudat nonseluler yang paling
sederhana adalah eksudat serosa,yang pada dasamya terdiri dari protein yang
bocor dari pembuluh-pembuluh darah yang permiable dalam daerah radang
bersama-sama dengan cairan yang menyertainya. Contoh eksudat serosa yang
paling dikenal adalah cairan luka melepuh.
Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk diatas membran mukosa, dimana
terdapat sel-sel yang dapat mengsekresi musin. Jenis eksudat ini berbeda dengan
eksudat lain karena eksudat ini merupakan sekresi set bukan dari bahan yang
keluar dari aliran darah. Sekresi musin merupakan sifat normal membran mukosa
dan eksudat musin merupakan percepatan proses dasar fisiologis.Contoh eksudat
musin yang paling dikenal dan sederhana adalah pilek yang menyertai berbagai
infeksi pemafasan bagian atas.
b. Eksudat Seluler
Eksudat netrofilik
Eksudat yang mungkin paling sering dijumpai adalah eksudat yang terutama
terdiri dari neutrofil polimorfonuklear dalam jumlah yang begitu banyak sehingga
bagian cairan dan protein kurang mendapat perhatian. Eksudat neutrofil
semacam ini disebut purulen. Eksudat purulen sangat sering terbentuk akibat
infeksi bakteri.lnfeksi bakteri sering menyebabkan konsentrasi neutrofil yang
luar biasa tingginya di dalam jaringan dan banyak dari sel-sel ini mati dan
membebaskan enzim-enzim hidrolisis yang kuat disekitarnya. Dalam keadaan ini
enzim-enzim hidrolisis neutrofil secara haraf ah mencernakan jaringan
dibawahnya dan mencairkannya. Kombinasi agregasi netrofil dan pencairan
jaringan-jaringan di bawahnya ini disebut suppuratif,atau lebih sering
disebut pus/nanah.
- neutrofil pmn. yang hidup dan yang mati neutrofil pmn. yang hancur
- bakteri-bakteri penyebab
- nekrosis liquefactiva.
c. Eksudat Campuran
Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler dan campuran ini dinamakan
sesuai dengan campurannya.Jika terdapat eksudat fibrinopurulen yang terdiri dari fibrin
dan neutrofil polimorfonuklear,eksudat mukopurulen, yang terdiri dari musin dan
neutrofil, eksudat serofibrinosa dan sebagainya.
Pada luka bakar saluran-saluran limfe tetap terbuka yaitu karena jaringan yang terbakar
tidak menimbulkan tromboplastin sehingga tidak terjadi kooagulasi eksudat. Jika aliran
cairan limfe tidak tersumbat akan memudahkan menyebarkan kuman-kuman sehingga
masuk dalam sirkulasi darah dan terjadi septikhemi.
Dalam praktek sering dijumpai cairan yang sifat-sifatnya sebagian sifat transudat dan
sebagian lagi sifat exudat, sehingga usaha membedakan antara transudat dan exudat
menjadi sukar.
Bahan (dari rongga perut, pleura, pericardium, sendi, kista, hydrocele, dsb) didapat
dengan mengadakan pungsi. Karena tidak dapat diketahui terlebih dahulu apakah cairan itu
berupa transudat atau exudat, haruslah pertama-tama syarat bekerja steril didindahkan dan
kedua untuk menyediakan antikoagulans. Sediakanlah pada waktu melakukan pungsi selain
penampung biasa juga penampung steril (untuk biakan) dan penampung yang berisi larutan
natrium citrate 20% atau heparinsteril.
b. pemeriksaan mikroskopis
c. pemeriksaan kimia
d. pemeriksaan bakterioskopi
a. Pemeriksaan makroskopis
Jumlah
Ukurlah dan catatlah volume yang didapat dengan pungsi. Jika semua cairan
dikeluarkan jumlah itu memberi petunjuk tenteng luasnya kelainan.
Warna
Mungkin sangat berbeda-beda, agak kuning, kuning campur hijau, merah jambu,
merah, putih serupa susu, dll. Bilirubin memberi warna kuning pada transudat,
darah yang menjadikannya merah atau coklat, pus memberi warna putih-kuning,
chylus putih serupa susu, B. pyocyaneus biru-hijau. Warna transudat biasanya
kekuning-kuningan, sedangkan exudat dapat berbeda-beda warnanya dari putih
melalui kuning sampai merah darah sesuaidengan causa peradangan dan beratnya
radang. Warna exudat oleh proses radang ringan tidak banyak berbeda dari warna
transudat.
Kejernihan
Inipun mungkin sangat berbeda-beda dari jernih, agak keruh sampai sangat
keruh. Transudat murni kelihatan jernih, sedangkan exudat biasanya ada
kekeruhan. Jika mungkin, kekeruhan yang menunjuk kepada sifat exudat itu
dijelaskan lebih lanjtu sebagai umpamanya serofibrineus, seropurulent,
serosangineus, hemoragik, fibrineus, dll.
Kekeruhan terutama disebabkan oleh adanya dan banyaknya sel, leukosit dapat
menyebabkan kekeruhan sangat ringan sampai kekeruhan berat seperti bubur.
Eritrosit menyebabkan kekeruhan yang kemerah-merahan.
Bau
Biasanya baik transudat mupun exudat tidak mempunyai bau bermakna kecuali
kalau terjadi pembusukan protein. Infeksi dengan kuman anaerob dan oleh E. coli
mungkin menimbulkan bau busuk, demikian adanya bau mengarahkan ke exudat.
Berat jenis
Bekuan
b. Pemeriksaan Mikroskopis
Menghitung jumlah sel dalam cairan eksudat atau transudat tidak selalu
mendatangkan manfaat.
Jikalau diperkirakan akan terjadi bekuan, perlulah cairan setelah pungsi dicampur
dengan antikoagulans, umpamanya larutan Na citrate 20% untuk tiap 1 ml cairan dipakai
0,01 ml larutan citrate itu.
Sel yang dihitung biasanya hanya leukosit (bersama sel-sel berinti lain seperti sel
mesotel, sel plasma, dbs) saja, menghitung jumlah eritrosit jarang sekali dilakukan karena
tidak bermakna.
Bahan pengenceran sebaiknya larutan NaCl 0,9%, jangan larutan turk karena
larutan turk itu mungkin menyebabkan terjadinya bekuan dalam cairan.
Cairan yang berupa transudat biasanya mengandung kurang dari 500 sel/ul. Semakin
tinggi angka itu semakin besar kemungkinan cairan tersebut bersifat eksudat.
Cara :
Sediaan apus dibuat dengan cara yang berlain-lain tergantung sifat cairan itu:
Klalau cairan keruh sekali atau purulent, buatlah sediaan apus langsung
memakai bahan itu. Jika terdapat bekuan dalam cairan, bekuan itulah yang
dipakai untuk membuat sediaan tipis
Catatan :
Hasil hitung jenis dapat memberi keterangan tentang jenis radang yang menyertai
proses radang akut hamper semua sel beupa segment. Semakin tengan proes itu
semakin bertambah limfositnya, sedangkan radang dan rangsang menahun
menghasilkan hanya limfosit saja dalam hitung jenis.
c. Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia biasanya dibatasi saja kepada kadar glukosa dan protein dalam
cairan itu. Alasannya ialah cairan rongga dalam keadaan normal mempunyai susunan yag
praktis serupa dengan susunan plasma darah tanpa albumin dan globulin-globulin. Transudat
mempunyai kadar glukosa sama seperti plasma, sedangakan exudat itu megandung banyak
leukosit.
Protein dalam transudat dan exudat praktis hanya fibrinogen saja, dalam transudat
kadar fibrinogen rendah, yakni antara 300-400 mg/dl dan dalam exudat kadar protein itu 4-
6 gr/dl atau lebih tinggi lagi.
Percobaan Rivalta
Test yang sudah tua ini tetap masih berguna dalam upaya membedakan transudat
dari exudat dengan cara yang amat sederhana.
Cara:
Catatan :
Cara ini berdasarkan seronucin yang terdapat dalam exudat, tetapi tidak dalam
transudat. Percobaan ini hendaknya dilakukan beberapa kali untuk
mendapatkan hasil yang dapat diandalkan.
Hasil positif didapat pada cairan yang bersifat exudat, transudat biasanya
menjadikan test ini positif lemah. Kalau transudat sudah beberapa kali
dipungsi, maka transudat pun mungkin menghasilkan kekeruhan serupa dari
exudat juga. Cairan rongga badan normal, yaitu yang bukan transudat atau
exudat dalam arti kata klinik, menghasilkan test negative.
Kadar Protein
Menentukan kadar protein dalam cairan rongga tubuh dapat membantu klinik
dalam membedakan transudat dari exudat. Kadar protein dalam transudat biasanya
kurang dari 2,5 gr/dl sedangkan exudat berisi lebih dari 4gr/dl cairan. Penetapan
ini tidak memerlukan cara yang teliti.
Cara:
kalau berat jenis 1010 atau kurang, adakanlah pengenceran -10 kali, kalau
berat jenis lebih dari 1010 buatlah pengenceran 20 kali.
Catatan :
Cara Esbach cukup teliti untuk dipakai dalam klinik. Pengenceran yang
diadakan itu bermaksud agar kadar protein dalam cairan yang diencerkan
mendekati nilai 4gr/liter, ialah kadar yang memberi hasil yang sebaik-baiknya
pada cara Esbach.
Dari berat jenis cairan bersangkutan juga sudah dapat didekati nilai protein
dengan memakai rumus :
Perhitungan itu:
- b.d. 1,010 sesuai dengan 1 gr protein per 100 ml
Dalam rumus dan perhitungan diatas berat jenis air sama dengan 1,000.
Zat Lemak
Transudat tidak mengandung zat lemak, kecuali kalau tercampur dengan chylus.
Dalam exudat mungkin didapat zat lemak disebabkan oleh karena dinding kapiler
dapat ditembus olehnya. Keadaan itu sering dipertlikan dengan proses
tuberculosis.
Kadang-kadang dilihat cairan yang putih serupa dengan susu. Dalam hal itu
mengetahui apakah putihnya cairan itu disebabkan chylus atau oleh zat lain.
Cara :
lakukanlah extraksi dengan eter. Jika cairan itu menjadi jernih, putihnya
disebabkan oleh chylus.
jika tidak menjadi jernih, putihnya mungkin disebabkan oleh lecithin dalam
keadaan emulsi. Untuk menyatakan lecithin dilakukan test sbb, yaitu :
d. Pemeriksaan Bakterioskopi
Pakailah sediaan seperti dibuat untuk menghitung jenis sel dan pulaslah menurut
Gram dan menurut Zeihl-Neelsen.
Kalau akan mencari fungsi, letakkan satu tetes sediment atau bahan ke atas kaca
objek dan campurlah dengan sama banyak larutan KOH atau NaOH 10%. Tutup dengan kaca
penutup, biarkan selam 20 menit, kemudian periksalah dengan mikroskop.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Transudat adalah cairan dalam ruang interstitial yang terjadi hanya sebagai akibat
tekanan hidrostatik atau turunnya protein plasma intravascular yang meningkat (tidak
disebabkan proses peradangan/inflamasi).Berat jenis transudat pada umumnya kurang dari
1.012 yang mencerminkan kandungan protein yang rendah. Contoh transudat terdapat pada
wanita hamil dimana terjadi penekanan dalam cairan tubuh. Transudat merupakan
discharge patologis, merupakan serum darah yang merembes keluar dari pembuluh-
pembuluh kapiler ke dalam sela-sela jaringan atau rongga badan, tanpa radang.
cairan jernih
encer
kuning muda
berat jenis mendekati 1010 atau setidak-tidaknya kurang dari 1018
Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020)
dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah putih yang melakukan
emigrasi. Cairan ini tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang memungkinkan
protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya tekanan hidrostatik
intravascular sebagai akibat aliran lokal yang meningkat pula dan serentetan peristiwa rumit
leukosit yang menyebabkan emigrasinya. Eksudat, merupakan substansi yang merembes
melalui dinding vasa ke dalam jaringan sekitarnya pada radang, berupa nanah.
Jaditermasuk discharge yang patologis.
lebih kental
warna bermacam-macam
file:///D:/kimia%20klinik/analisis-cairan-pleura-pada-penderita.html
file:///D:/kimia%20klinik/06_EfusiPleuraTuberkulosis.html
file:///D:/kimia%20klinik/efusi-pleura.html
www.akademik.unsri.ac.id/download/.../transudat%20&%20eksudat.pdf
caripddokmud.wordpress.com/2009/10/25/efusi-pleuraf.com/Eksudat+transudat.htm