Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kita sadari sangat banyak peran serta sel
elektrokimia yang membantu kita seiring berkembangnya teknologi sampai era
sekarang ini. Mulai dari hal yang sebut saja tidak terlihat bahkan sering kita abaikan
sampai hal yang sangat terlihat.
Pembakaran bensin dalam mesin mobil dan pembakaran kayu merupakan
contoh aplikasi akan adanya sel elektrokimia dalam kehidupan kita. Penggunaan
baterai pada alat-alat elektronik seperti radio dan telepon genggam juga merupakan
contoh aplikasi adanya sel elektrokimia yang semakin berkembangnya zaman juga
terjadi perubahan teknologi yang semakin canggih. Bahan-bahan kimia yang semula
selalu kita anggap membahayakan ternyata tidak semuanya bersifat seperti itu. Namun
bagaimana hal tersebut terjadi? Bagaimana proses selama pengubahan kedua energi
tersebut? Itu akan kita bahas lebih lanjut dalam bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu sel volta? Apa saja pembahasan dalam sel volta? Apa saja aplikasi sel
volta dalam kehidupan sehari-hari?
b. Apa itu sel aki? Apa saja pembahasan dalam sel aki?
c. Apa itu sel baterai kering? Apa saja pembahasan dalam sel baterai kering?
d. Apa itu sel baterai alkalin? Apa saja pembahasan dalam sel baterai alkalin?
e. Apa itu sel bahan bakar? Apa saja pembahasan dalam sel bahan bakar?

C. Tujuan
a. Mengetahui apa itu sel volta, pembahasan dalam sel volta dan apa saja aplikasi
sel volta dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengetahui apa itu sel aki dan pembahasan dalam sel aki.
c. Mengatahui apa itu sel baterai kering dan pembahasan dalam sel baterai kering.
d. Mengetahui itu sel baterai alkalin dan pembahasan dalam sel baterai alkalin.
e. Mengetahui itu sel bahan bakar dan pembahasan dalam sel bahan bakar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEL VOLTA
1. Definisi Sel Volta
Sel Volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang memberikan
aliran elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat kimia
yang direduksi. Dalam sel Volta, oksidasi berarti dilepaskannya elektron oleh atom,
molekul, atau ion. Sedangkan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel-
partikel ini.
Contoh oksidasi dan reduksi spontan yang sederhana, perhatikan reaksi seng
dengan tembaga berikut :
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Reaksi spontan ion tembaga berubah menjadi logam tembaga akan menyepuh
(melapisi) lembaran seng, lembaran seng melarut, dan dibebaskan energi panas. Reaksi
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan ion sebagai berikut :
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Tiap atom seng kehilangan dua elektron untuk menjadi sebuah ion seng dan tiap
ion tembaga akan memperoleh dua elektron menjadi sebuah atom tembaga.
Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Reduksi : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)

2. Notasi sel Volta


Susunan sel Volta dinyatakan suatu notasi singkat yang disebut diagram sel.
Diagram sel tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Anode (oksidasi) Jembatan garam Katode (reduksi)


Elektrode / ion-ion dalam larutan || ion-ion dalam larutan / elektrode

Kedua garis vertikal yang sejajar menyatakan jembatan garam yang


memisahkan kedua elektrode. Contoh notasi sel Volta sebagai berikut :
Zn(s)/Zn2+(aq) || Cu2+(aq)/Cu(s)
Tanda koma dapat menggantikan tanda (/) untuk komponen terpisah dengan
fasa yang sama. Sebuah sel yang terbuat dari elektrode platina dengan reaksi
keseluruhan H2 + Cl2 2HCl dapat ditulis notasinya sebagai berikut :
Pt/H2(g) / H+(aq) || Cl- (aq) / Cl2,Pt(g)

2
3. Potensial elektrode standar
Potensial elektrode standar adalah gaya dorong (gaya gerak listrik) dari reaksi
redoks yang diukur pada keadaan standar (kemolaran 1 M pada tekanan 1 atm dan suhu
25oC). Potensial sel standar disimbolkan dengan Esel. Pada sel Daniell, potensial ini
sebenarnya merupakan selisih potensial listrik antara seng dan tembaga yang
mendorong elektron mengalir. Perbedaan potensial listrik keduanya diakibatkan adanya
perbedaan rapatan muatan antara elektrode Zn dan elektrode Cu. Perbedaan rapatan
muatan kedua elektrode disebabkan perbedaan kecenderungan kedua elektrode untuk
melepaskan elektron. Seng lebih mudah melepaskan elektron (teroksidasi) dibandingkan
dengan tembaga.

4. Potensial elektrode
Para ahli kimia memilih elektrode hidrogen standar dengan harga potensialnya
nol sebagai elektrode pembanding standar. Voltase sel ini diambil sebagai pengukuran
kecenderungan setengah sel zat untuk menjalani reaksi oksidasi atau reduksi, jika
dibandingkan dengan kecenderungan setengah sel H2 / H+.
Dalam sel pembanding ideal, elektrode hidrogen merupakan setengah sel yang
satu dan elektrode standar dari zat yang akan dibandingkan merupakan setengah sel
yang lain. Misal elektrode tembaga standar, voltase ideal yang ditunjukkan oleh
voltmeter adalah 0,34 V.
Anode : H2(g) 2H+(aq) + 2e (oksidasi)
Katode : Cu2+(aq) + 2e Cu(s) (reduksi) +
Reaksi sel: H2 (g)+ Cu2+(aq) 2H+(aq) + Cu(s)
Jika elektrodenya adalah magnesium, voltase idealnya adalah 2,37 V dengan
simpangan jarum voltmeter pada arah yang berlawanan. Simpangan ini berarti bahwa
atom magnesium yang dioksidasi dengan memberikan elektronnya, bukan hidrogen.
Anode: Mg(s) Mg2+(aq) + 2e (oksidasi)
Katode : 2H+(aq) + 2e H2(g) (reduksi) +
Reaksi sel : Mg(s) + 2H+(aq) Mg2+(aq)+ H2(g)
Jika elektrodenya adalah nikel, maka arah simpangan voltmeter sama dengan
arah untuk magnesium, di mana voltase ideal 0,25 V. Voltase yang lebih rendah
menunjukkan bahwa kecenderungan nikel menyerahkan elektron kepada ion hidrogen
lebih rendah daripada magnesium.
Reaksi keseluruhan yang berlangsung spontan dalam sel-sel pembanding adalah
sebagai berikut :
Mg(s) + 2H+(aq) Mg2+(aq) + H2(g) (oksidasi Mg, E = +2,37 V)
Ni(s) + 2H+ (aq) Ni2+(aq) + H2(g) (oksidasi Ni, E = + 0,25 V)
H2(g) + Cu2+ (aq) 2H+ (aq) + Cu(s) (reduksi Cu2+, E = +0,34 V)

3
Berdasarkan uraian data di atas, dapat diperoleh susunan ketiga unsur berdasarkan
kecenderungannya teroksidasi, yaitu Mg > Ni > Cu.
Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu elektrode dengan elektrode hidrogen
disebut potensial elektrode disimbolkan dengan E. Elektrode yang lebih mudah
mengalami reduksi dibandingkan elektrode hidrogen mempunyai potensial elektrode
bertanda positif, sedangkan elektrode yang lebih sulit mengalami reduksi diberi tanda
negatif. Pada Tabel 2.1 dapat diamati bahwa elektrode yang mempunyai potensial
negatif diletakkan di atas elektrode hidrogen, sedangkan yang bertanda positif
diletakkan di bawah elektrode hidrogen.
Menurut kesepakatan, potensial elektrode dikaitkan dengan reaksi reduksi,
sehingga potensial elektrode sama dengan potensial reduksi. Sedangkan potensial
oksidasi sama dengan potensial reduksi, tetapi tandanya berlawanan.

5. Potensial sel standar (Esel)


Potensial sel Volta dapat ditentukan melalui eksperimen dengan menggunakan
voltmeter. Selain itu, data potensial elektrode positif (katode) dan potensial elektrode
negatif (anode) juga dapat digunakan untuk menentukan potensial sel standar dengan
rumus sebagai berikut.
Esel = E(katode) E(anode) atau Esel = E(reduksi) E(oksidasi)
Contoh :
Berdasarkan potensial standar elektrode diketahui.
Mg2+(aq) + 2e Mg(s) E = 2,37 V
Br2(g) + 2e 2Br-(aq) E = +1,07 V
a. Tentukan potensial sel standar (Esel)
b. Tuliskan reaksi selnya.
Jawab :
a. Esel = E(katode) E(anode)
Esel = 1,07 V (- 2,37 V) = 3,44 V
Brom memiliki potensial elektrode standar positif, sehingga sebagai katode (kutub
positif) dan magnesium sebagai anode (kutub negatif).
b. Reaksi sel
Katode : Br2(g) + 2e 2Br- (aq) E = +1,07 V (reaksi reduksi)
Anode : Mg2+(aq) + 2e Mg(s) E = + 2,37 V (reaksi reduksi)
Pada katode terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anode terjadi reaksi oksidasi,
maka persamaan reaksi di atas yang terjadi pada anode harus dibalik reaksinya
supaya menjadi reaksi oksidasi. Magnesium sebagai anode, maka reaksinya harus
dibalik sehingga reaksi sel yang terjadi sebagai berikut :

4
Katode: Br2(g) + 2e 2Br- (aq) Eo = +1,07 V
Anode : Mg(s) Mg2+(aq) + 2e Eo = +2,37 V +
Reaksi sel : Br2(g) + Mg(s) 2Br- (aq)+ Mg2+(aq) Eosel = +3,44 V

Contoh 2 :
Menentukan potensial sel Volta berdasarkan potensial sel lain yang menggunakan
elektrode sama. Diketahui:
Mg(s) / Mg2+(aq) || Cu2+(aq) / Cu(s) Eo = +2,71 V
Zn(s) / Zn2+(aq) || Cu2+(aq) / Cu(s) Eo = +1,1 V
Tentukan potensial sel standar Mg(s) / Mg2+(aq) || Zn2+(aq) / Zn(s).
Jawab :
Untuk menjawab pertanyaan ini, harus disusun sel-sel yang diketahui sehingga jika
dijumlahkan akan menghasilkan sel yang dimaksud.
Cu2+(aq) / Cu(s) || Zn2+(aq) /Zn(s) Eo = 1,1 V
Mg(s) / Mg2+(aq) || Cu2+(aq) / Cu(s) Eo = +2,71 V +
Mg(s) / Mg2+(aq) || Zn2+(aq) / Zn(s) Eosel= +1,61 V

6. Spontanitas reaksi redoks


Jika potensial sel yang dihitung bernilai positif, maka reaksi sel berlangsung
secara spontan dan sel akan menghasilkan arus. Seperti yang terlihat dalam reaksi antara
Mg dengan Zn2+ sebagai berikut :
Mg(s) / Zn2+(aq) || Mg2+(aq) /Zn(s) Eosel= +1,61 V (reaksi spontan)
Jika reaksi dibalik, maka diperoleh :
Mg2+(aq)+ Zn(s) Mg(s) + Zn2+(aq) Eo sel = 1,61 V (reaksi tidak spontan)

7. Persamaan Nerst
Potensial sel yang telah dibahas di atas mengenai harga-harga Eosel, artinya
potensial sel yang bekerja pada keadaan standar. Untuk sel pada kemolaran tertentu dan
bukan pada keadaan standar dapat dihitung menggunakan persamaan Nerst. Walther
Nerst adalah seorang ahli kimia fisika yang pada tahun 1889 mengemukakan hubungan
potensial sel eksperimen dengan potensial sel standar sebagai berikut :

dengan
Esel = potensial sel eksperimen (V)
Eosel = potensial sel standar (V)
n = banyaknya mol elektron (mol)
Q = perbandingan kemolaran hasil reaksi dengan kemolaran pereaksi

5
Contoh :
Hitung potensial sel dari Mg(s)/ Mg2+(aq)(1 M) || Zn2+(aq) (0,5 M/Zn(s) Eosel= +1,61 V.
Jawab :
Jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi adalah 2.
Esel = 1,61 V 0,01 V = +1,60 V
Jadi, potensial selnya sebesar + 1,60 V

8. Deret Volta
Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya disebut
deret Volta. Adapun deretnya sebagai berikut :

Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb H Cu Hg Ag Au

Atom H (potensialnya nol) merupakan batas antara logam dengan potensial


negatif dengan potensial positif. Deret Volta di atas dimulai dari logam dengan
potensial elektrode paling negatif sehingga :
a. Makin ke kiri letak logam dalam deret Volta, maka
o logam makin reaktif (mudah melepaskan elektron)
o logam merupakan reduktor (unsur yang mengalami oksidasi) yang
semakin kuat
b. Makin ke kanan letak logam dalam deret Volta, maka
o logam makin kurang reaktif (makin sulit melepas elektron)
o logam merupakan oksidator (unsur yang mengalami reduksi) yang
semakin kuat
Konsekuensi dari deret Volta adalah logam yang terletak di sebelah kiri lebih
reaktif dibandingkan logam yang terletak di sebelah kanannya. Hal ini merupakan
reaksi pendesakan.
Contoh :
Periksa apa reaksi berikut dapat berlangsung atau tidak pada keadaan standar?
a. Fe(s) + Zn2+(aq) Fe2+(aq) + Zn(s)
b. Mg(s) + Cu2+(aq) Mg2+ + Cu(s)
Jawab :
a. Fe(s) + Zn2+(aq) Fe2+(aq) + Zn(s)
Fe berada di sebelah kanan Zn sehingga Fe tidak dapat mendesak Zn. Akibatnya
reaksi tidak dapat berlangsung.
b. Mg(s) + Cu2+(aq) Mg2+ + Cu(s)
Mg berada di sebelah kiri Cu sehingga Mg dapat mendesak Cu dan reaksi dapat
berlangsung.

6
B. SEL AKI
Aki atau Storage Battery adalah sebuah sel atau elemen sekunder dan
merupakansumber arus listrik searah yang dapat mengubah energy kimia menjadi
energy listrik. Aki termasuk elemen elektrokimia yang dapat mempengaruhi zat
pereaksinya, sehingga disebut elemen sekunder. Aki merupakan baterai penyimpanan
sebuah automobil yang dapat diisi ulang. Aki disusun dari lempeng timbel mirip
bunga karang dan timbel dioksida secara selang-seling yang disekat dengan kayu atau
serat kaca dan dibenamkan dalam suatu elektrolit. Elektrolit tersebut adalah asam
sulfat dalam air. Jika aki memberikan arus, maka lempeng timbal (Pb) bertindak
sebagai anode dan lempeng timbal dioksida (PbO2) sebagai katode. Reaksi
keseluruhan yang terjadi sebagai berikut :
Anode : Pb(s) + HSO4(aq) PbSO4(s) + H+(aq) + 2e
Katode: PbO2(s) + HSO4(aq) + 3H+(aq) + 2e PbSO4(s) + 2H2O(l) +
Reaksi : Pb(s) + PbO2(s) + 2HSO4(aq) + 2H+(aq) 2PbSO4(s) + 2H2O(l)

Perhatikan bahwa timbal sulfat terbentuk pada kedua elektrode. Karena tak
dapat larut, maka timbal sulfat terdepositokan pada kedua elektrode di mana garam ini
terbentuk. Asam sulfat terpakai dan terbentuk air. Karena asam sulfat encer kurang
rapat dibandingkan asam sulfat pekat aslinya, maka rapatan larutan elektrolit ini
biasanya diukur untuk menetapkan sejauh mana aki telah dipakai.
Pengisian ulang aki merupakan suatu pemaksaan terhadap elektron untuk
melewati aki dengan arah berlawanan. Dalam proses elektrolisis ini semua perubahan
kimia di atas dibalik. Timbal sulfat dan air diubah kembali menjadi timbal, timbal
dioksida, dan asam sulfat. Reaksi pengisian kembali sebagai berikut :
2PbSO4(S) + 2H2O(l) Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)
Jika diisi penuh, maka sebuah aki mempunyai potensial sel sekitar 2,1 V. Aki mobil
dengan enam sel mempunyai potensial sekitar 12 V.

Tahukah Kalian ... !


Baterai udara menggunakan O2(g) dari udara sebagai oksidator Seng atau
aluminium berperan sebagai reduktor. Pada baterai udara aluminium, oksidasi terjadi
di anode aluminium dan reduksi di katode karbon. Larutan elektrolit yang digunakan
melewati baterai adalah NaOH. Aluminium dioksidasi menghasilkan Al3+, karena
kemolaran OH pekat maka terbentuk ion kompleks [Al(OH)]- dengan reaksi
keseluruhannya sebagai berikut :
Anode : 3{O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH- (aq)}
Katode: 4{Al(s) + 4OH- (aq) [Al(OH)4]- (aq) +3e} +
Reaksi : 4{Al(s) +4O2(g) + 6H2O(l) + 4OH- (aq) 4[Al(OH)4]- (aq)

7
Baterai udara dapat digunakan untuk menggerakan mobil beberapa km sebelum bahan
bakar ditambahkan.

Pada aki, PbO2 sebagai katoda dan

H2SO4 sebagai elektrolit. Sel jenis ini


termasuk sel sekunder karena zat-zat
hasil reaksi dapat diubah menjadi zat-zat
semula
Sel aki merupakan sel galvani yang
dihubungkan seri untuk menghasilkan
suatu voltase yang lebih besar.
Suatu sel aki 6 V tersusun dari tiga sel yang dihubungkan secara seri. Masing-
masing sel menghasilkan 2V.

Kelebihan dan kekurangan dari sel aki antara lain :


Kelebihan :
1. Mampu menyediakan sumber energi yang lebih besar (sebagai starter).
2. Mempunyai waktu hidup relatif panjang.
3. Efektif pada suhu rendah.
Kerugian :
1. Kapasitas dapat hilang: PbSO4 yang dibutuhkan saat tahap recharge,
melapisi lempeng baterai setelah baterai didischarge, terjadi pengurangan
PbSO4. Apabila terus menerus terjadi maka makin hilang kapasitasnya, dan
tidak dapat lagi diisi kembali.
2. Resiko keselamatan: sel yang sudah lama menimbulkan kerak dan dapat
kehilangan air jika digunakan. Selama pengisian kembali, terkadang air
akan terhidrolisis menghasilkan H2 dan O2, dimana dapat meledak jika
disulut, dan kepercikan H2SO4.

Solusi menghemat aki :


Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai rewel, ada
beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperlama umur aki, mengingat
harganya cukup mahal.
1. Sebelum 'disetrum' ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa dalam
aki. Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi dengan cairan
accu zuur. Setelah itu dapat 'disetrum'. Pada pemakaian normal, aki dapat
bertahan selama satu sampai tiga bulan.

8
2. Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu kabel
pada kutub positif aki, sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar
mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang memerlukan
arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan.
3. Sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap tinggi
permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa jenis air aki
juga harus diukur dengan hidrometer secara berkala.
Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya kita perlu
membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki umur ekonomis,
artinya setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang tersebut secara perlahan-lahan
akan berkurang kemampuannya dan rusak.

C. SEL BATERAI KERING


Baterai yang paling umum digunakan orang disebut sel atau baterai kering.
Baterai ini ditemukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten pada tahun 1866.
Susunan baterai kering diperlihatkan dalam
gambar. Logam seng bertindak sebagai elektrode
negatif dan juga sebagai wadah untuk komponen
baterai yang lain. Elektrode positif adalah karbon
tak reaktif yang diletakkan di pusat kaleng.
Baterai ini disebut kering karena
kandungan air relatif rendah, meskipun demikian
kelembaban mutlak diperlukan agar ion-ion
dalam larutan dapat berdifusi di antara elektrode
elektrode itu. Jika baterai memberikan arus,
maka reaksi pada elektrode negatif melibatkan
oksidasi seng. Reaksi pada elektrode positif
cukup rumit, tetapi secara garis besar dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Anode : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Katode: 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) +
Reaksi : Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Sebuah baterai kering mempunyai potensial sebesar 1,5 volt dan tidak dapat diisi ulang.
Baterai ini banyak digunakan untuk peralatan yang menggunakan arus kecil seperti
radio dan kalkulator.

Contoh Sel Baterai Kering :

9
Baterai Nikel Kadmium
Baterai Nikel Kadmium adalah baterai kering yang dapat diisi kembali. Sel
jenis ini dapat menghasilkan potensial 1,4 V dan dapat digunakan untuk baterai alat
elektronik.
BateraiMerkurium

Baterai merkurium merupakan baterai


kecil pertama yang dikembangkan secara
komersil pada awal tahun 1940-an.
Anoda berupa logam seng dan katoda
berupa merkurium (II) oksida
Elektrolit yang digunakan larutan
potassium hidroksida (KOH) pekat.
Potensial yang dihasilkan 1,35 V.
Keuntungan baterai ini adalah potensial yang dihasilkan mendekati konstan.

D. SEL BATERAI ALKALIN


Sel yang sering digunakan sebagai ganti baterai kering adalah baterai alkalin.
Baterai ini terdiri dari anode seng, katode mangan dioksida dan elektrolit kalium
hidroksida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Anode : Zn(s) + 2OH- (aq) Zn(OH)2(s) + 2e
Katode: 2MnO2(s) + 2H2O(l) + 2e 2Mn(OH)(s) + 2OH- (aq)
Reaksi : Zn(s) + 2H2O(l) + 2MnO2(s) Zn(OH)2(s) + 2Mn(OH)(s)
Baterai alkalin bersifat basa.
Potensial dari baterai alkalin 1,5 volt,
tetapi dapat bertahan lebih lama dan dapat
menghasilkan dua kali energi total baterai
kering dengan ukuran yang sama. Baterai
alkalin digunakan untuk peralatan yang
memerlukan arus lebih besar seperti tape
recorder.

Kelebihan dan kekurangan sel baterai alkalin :


Keuntungan Kekurangan
Pada pembebanan yang tinggi dan terus menerus, Sekali pakai
mampu memberikan umur pelayanan 2 10 kali

10
pemakaian dari sel leclanche.
Sangat baik dioperasikan pada temperatur rendah Densitas energinya rendah
sampai -25 derajat celcius
Baterai yang sering digunakan adalah zinc- Agak sulit untuk diproduksi
alcaline manganese oxide yang memberikan daya massal
lebih per penggunaannya dibandingkan batere
sekunder. zinc-alcaline manganese oxide
mempunyai umur (waktu hidup yang lama).
Tahan terhadap beban berat seperti over charging, Biaya metal yang digunakan
over discharging dan tahan lama. untuk electrode sangat mahal.

E. SEL BAHAN BAKAR


Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen di katode dan suatu gas yang
dapat dioksidasi pada anode. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Anode : H2(g) + 2OH- (aq) 2H2O(l) +2e
Katode: O2(g) + H2O(l) + 2e HO2-(aq) + OH- (aq) +
Reaksi : H2(g) + 1/2 O2(g) H2O(l)
Penggunaan yang penting dari sel bahan bakar tetapi sulit terealisasi adalah
sebagai pembangkit tenaga
listrik alternatif, yang hanya
sedikit menimbulkan
pencemaran udara maupun
pencemaran terminal pada
sungai dibandingkan dengan
pembangkit tenaga listrik
dengan batubara. Sebuah sel
bahan bakar hidrogen-
oksigen yang sederhana tersusun atas dua elektroda inert dan larutan elektrolit, seperti
kalium hidroksida. Gelembung gas hidrogen dan oksigen dialirkan pada masing-
masing elektroda. Potensial yang dihasilkan adalah sebesar 1,23 volt.

KEUNTUNGAN/ KELEBIHAN :

1. Udara lebih bersih dan tak tergantung pada minyak asing. Dengan menggunakan
bahan bakar kendaraan bermotor berbasis hidrogen berarti akan menurunkan
tingkat polusi dan mengurangi efek rumah kaca serta pengurangan ongkos
produksi.

11
2. Kendaraan yang memakai bahan bakar hidrogen diproduksi dari udara dan gas
alami, yang menawarkan keuntungan yang sangat besar bagi kesehatan dan bisa
menyelamatkan 3700 hingga 6400 nyawa setiap tahunnya di negara Amerika
Serikat, dengan pengurangan polusi udara.
3. Sel-sel bahan bakar bersih karena produk sampingan yang panas dan air. Produk
sampingan ini tidak dapat membahayakan lingkungan. Sel bahan bakar memiliki
tingkat efisiensi berkisar antara dibandingkan dengan bensin dengan hanya
tingkat efisiensi. Setiap kali listrikdiperlukan Anda dapat menggunakan sel bahan
bakar. Ukuran sel bahan bakar scalable.
4. Sangat membantu mengurangi polusi Karbon Mioksida dan juga Karbon
Monoksida sehingga sekaligus mengurangi efek rumah kaca (meskipun
pembakaran hidrogen juga menghasilkan polutan berupa Nitrogen Oksida dalam
jumlah kecil). Sebagai perbandingan 1 pound bensin yang dibakar pada suhu 25
derajat Celcius dan tekanan 1 atmosfer akan menghasilkan panas antara 19.000
Btu (44,5 kJ/g) s/d 20.360 Btu (47,5 kJ/g), sedangkan 1 pound Solar bisa
menghasilkan panas antara 18.250/lb (42,5 kJ/g) s/d 19,240 Btu (44,8 kJ/g).
Hidrogen sendiri dalam kondisi yang sama (25 derajat Celcius dan tekanan 1
atmosfer) dengan berat yang sama mampu menghasilan panas 51.500 Btu/lb
(119,93 kJ/g) sampai 61.000 Btu (141,86 kJ/g) yang berarti hampir 3 kali lipat dari
panas yang bisa dihasilkan oleh pembakaran bensin dan solar.
5. Jumlahnya di alam ini sangat melimpah, 93 % dari seluruh atom yang ada di jagat
raya ini adalah Hidrogen, unsur yang paling sederhana dari semua unsur yang ada
di alam ini . Tiga perempat dari massa jagat raya ini adalah Hidrogen. Di bumi
sendiri bentuk hidrogen yang paling umum kita kenal adalah air (H2O).

KERUGIAN/ KEKURANGAN :

1. Tak semua teknologi hidrogen adalah ramah lingkungan. Para peneliti melaporkan
bahwa penggunaan batubara untuk memproduksi hidrogen juga akan lebih
berpotensi menghasilkan efek rumah kaca, daripada jika seluruh pengemudi di
Amerika Serikat menggunakan kendaraan berbahan bakar gas atau elektrik, seperti
yang tersedia di pasaran.
2. Sifatnya sebagai sumber energi yang tidak bersifat langsung (primer) sebagaimana
halnya gas alam, minyak atau batubara. Hidrogen adalah energi turunan
(Sekunder) sebagaimana halnya listrik yang tidak bisa didapat langsung dari alam,
melainkan harus diproduksi dengan menggunakan sumber energi lain seperti Gas
alam, minyak, batu bara, nuklir, energi matahari dan berbagai sumber energi
lainnya.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita dapati reaksi-reaksi redoks salah satu diantaranya
berupa reaksi yang terjadi dalam proses arus listrik sederhana, seperti reaksi yang terjadi dalam aki
mobil atau motor, baterai jam tangan, dan sebagainya.
Sel kering digolongkan sebagai sel primer karena jika sumber energinya habis, tidak
dapat diisi ulang / diisi lagi. Kelebihan baterai Alkali jika dibandingkan sel kering ( baterai
Kering) yaitu baterai Alkali menghasilkan arus lebih besar untuk waktu yang lebih lama
daripada baterai kering biasa (sel kering). Baterai perka oksida adalah baterai kecil yang
banyak digunakan pada arloji, kalkulator, dan berbagai jenis peralatan elektronik lainnya.
Accu termasuk sel sekunder karena apabila zat yang ada di dalam Accu habis, maka dengan
mengalirkan arus listrik ke dalam accu zat semula akan terbentuk kembali, sehingga sel air
Accu dapat berfungsi lagi.

13

Anda mungkin juga menyukai