Anda di halaman 1dari 16

SUVERVISI DALAM KEPERAWATAN

OLEH:
1. NI KOMANG DINI KESUMA PUTRI (P07120215035)
2. I GUSTI AYU REGITA PRAMESTI CAHYANI (P07120215036)
3. I GEDE PERI ARISTA (P07120215037)
4. IDA AYU MADE UTARI (P07120215039)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan judul SUVERVISI
DALAM KEPERAWATAN . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 7 September 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman depan

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi .............................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................. 1

A. Pendahuluan.......................................................................................... 1

1. Latar Belakang ......................................................................... 1

2. Rumusan Masalah..................................................................... 2

3. Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II MATERI .............................................................................................. 3

1. Pengertian Suvervisi Keperawatan........................................... 3

2. Manfaat Dan Tujuan Suvervisi Keperawatan........................... 4

3. Macam-Macam Suvervisi Keperawatan................................... 5

4. Alur Suvervisi Keperawatan..................................................... 6

5. Pelaksanaan Suvervisi Keperawatan........................................ 7

6. Teknik Suvervisi Keperawatan................................................. 7

7. Suvervisi Dalam Keperawatan................................................. 9

8. Pelaksanaan Suvervisi Dalam Keperawatan ............................ 10

9. Sasaran Suvervisi Dalam Keperawatan.................................... 11

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12

Daftar Pustaka .............................................................................................. 13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Sedangkan
manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Dimana di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan
supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin
bagi individu, keluarga dan masyarakat. Supervisi keperawatan merupakan
kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat. Tujuan supervisi adalah pemenuhan
dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada
kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan
tugas (Nursalam, 2012).
Bila kegiatan supervisi ini telah dilakukan dan didokumentasikan
dengan terstruktur serta terdapat format penilaian supervisi yang jelas
maka akan dicapai hasil yang maksimal, maka akan dicapai hasil yang
maksimal, karena kepala ruangan akan memiliki catatan kinerja perawat
untuk perbaikan selanjutnya dan perawat yang disupervisi juga akan
memiliki catatan kinerja sebagai bahan evaluasi diri. Dengan demikian
maka akan mudah untuk dilakukan upaya perbaikan dalam pelayanan
keperawatan. Namun bila kegiatan supervisi tidak dilakukan dengan cara
terstruktur dan terdokumentasi dengan baik serta tidak ada format
penilaian untuk supervisi yang baku, maka bentuk evaluasi yang dilakukan
tidak bisa dilaksanakan secara berkelanjutan karena tidak ada catatan yang
digunakan sebagai bahan evaluasi secara terstruktur (Nursalam, 2012).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1
Dari makalah yang sudah disusun dapat dirumuskan masalah yaitu
sebagi berikut :
1. Apa pengertian dari suvervisi keperawatan?
2. Apa manfaat dan tujuan dari suvervisi keperawatan?
3. Apa saja macam-macam dari suvervisi keperawatan?
4. Bagaimana alur dari suvervisi dalam keperawatan?
5. Apa saja pelaksanaan dari suvervisi keperawatan?
6. Bagaimana teknik dari suvervisi keperawatan?
7. Bagaimana suvervisi dalam keperawatan?
8. Bagaimana pelaksanaan suvervisi dalam keperawatan?
1.3 TUJUAN
Tujuan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang pengertian dari
suvervisi keperawatan.
2. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang manfaat dan tujuan
dari suvervisi keperawatan.
3. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang macam-macam dari
suvervisi dalam keperawatan.
4. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang alur dari suvervisi
keperawatan.
5. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang pelaksanaan dari
suvervisi keperawatan.
6. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang teknik dari suvervisi
keperawatan.
7. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang suvervisi dalam
keperawatan.
8. Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang pelaksanaan
suvervisi dalam keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SUVERVISI
Supervisi berasal dari bahasa latin, super = atas, dan videre =
melihat. Supervisi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan,
dan jika ditemukan masalah segera diberi petunjuk atau bantuan langsung
untuk mengatasi masalah tersebut. Supervisi mempunyai pengertian yang

2
sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari pemimpin/penanggung
jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan
staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.Kegiatan
supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu
bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian
(controlling). Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu
proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian
suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang
berkaitan erat dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan
informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja
karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang
manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan
evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari
(Arwani, 2006).
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan
bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja
yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar,
dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses
keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan
dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
2.2 MANFAAT DAN TUJUAN SUVERVISI
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh
banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
(Suarli & Bachtiar, 2009) :

3
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas
kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan
efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya
kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya
(tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya
dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari
supervisi ialah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini
tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja
diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi
jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
2.3 MACAM-MACAM SUVERVISI
1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu:
a. supervisi standar praktek keperawatan
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
2. Area Supervisi :
a. Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b. Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati

4
2.4 ALUR SUVERVISI

Kepala bidang perawatan

Supervisi

Kepala seksi perawatan

Supervisi

Menetapkan kegiatan dan Kepala ruang


tujuan serta instrumen /
alat ukur

Kepala Tim Kepala Tim


Menilai kerja perawat

PA PA
Pembinaan :
Penyampaian
penilaian
Kinerja perawat dan
Feed back kualitas pelayanan 5
meningkat
Follow up,
pemecahan masalah
6
2.5 PELAKSANAAN SUVERVISI
Menurut Bactiar dan Suarly, (2009) yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan supervisi adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam
organisasi. Idealnya kelebihan tersebut tidak hanya aspek status dan
kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan hal
tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi maka untuk dapat
melaksanakan supervisi dengan baik ada beberapa syarat atau karasteristik
yang harus dimilki oleh pelaksana supervisi (supervisor). Karasteristik
yang dimaksud adalah:
1. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang
disupervisi. Atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf
khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
2. Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan supervisi
artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan
otoriter.
5. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan
selalu berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
bawahan yang disupervisi.
2.6 TEKNIK SUVERVISI
Tehnik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan tehnik
penyelesaian masalah. Bedanya pada supervisi tehnik pengumpulan data
untuk menyelesaikan masalah dan penyebab masalah menggunakan
tehnik pengamatan langsung oleh pelaksana supervisi terhadap sasaran
supervisi, serta pelaksanaan jalan keluar. Dalam mengatasi masalah
tindakan dapat dilakukan oleh pelaksana supervisi, bersama-sama dengan
sasaran supervisi secara langsung di tempat . Dengan perbedaan seperti
ini, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua
hal yang perlu diperhatikan (Bachtiar dan Suarli, 2009):
1. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan.

7
a. Sasaran pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak jelas
sasarannya dapat menimbulkan kebingungan, karena pelaksana
supervisi dapat terperangkap pada sesuatu yang bersifat detail.
Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka pada pengamatan
langsung perlu ditetapkan sasaran pengamatan, yakni hanya
ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja
(selective supervision).
b. Objektivitas pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak
terstandardisasi dapat menggangu objektivitas. Untuk mencegah
keadaan yang seperti ini, maka pengamatan langsung perlu dibantu
dengan dengan suatu daftar isi yang telah dipersiapkan. Daftar
tersebut dipersiapkan untuk setiap pengamatan secara lengkap dan
apa adanya.
c. Pendekatan pengamatan. Pengamatan langsung sering
menimbulkan berbagai dampak dan kesan negatif, misalnya rasa
takut dan tidak senang, atau kesan menggangagu kelancaran
pekerjaan. Untuk mengecek keadaan ini pengamatan langsung
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga berbagai dampak atau
kesan negatif tersebut tidak sampai muncul. Sangat dianjurkan
pengamatan tersebut dapat dilakukan secara edukatif dan suportif,
bukan menunjukkan kekuasaan atau otoritas.
2. Kerja sama
Agar komunonikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat
muncul, pelaksana supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja sama
dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-prinsip kerja sama
kelompok dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah serta upaya
alternatif penyelesaian masalah harus dibahas secara bersama-sama.
Kemudian upaya penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara
bersama-sama pula.

2.7 SUVERVISI DALAM KEPERAWATAN


Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang
sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung
jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat
dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan kegiatan

8
supervisi semacam ini merupakan dorongan bimbingan dan kesempatan
bagi pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan kecakapan para
perawat (Suyanto, 2008).
Supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan
memberikan bimbingan, pengarahan, observasi dan pemberian motivasi
serta evaluasi terhadap pendokumentasian tiap-tiap tahap proses
keperawatan. Kelengkapan dan kesesuaian dengan standar merupakan
variabel yang harus disupervisi (wiyana, 2008).
1. Pemberian segala bantuan dari pimpinan keperawatan yang tertuju
untuk perkembangan perawat atau staf lain dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan.
2. Kegiatan supervise adalah memberikan dorongan, bimbingan, dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan perawat.
3. Suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.
4. Kegiatan supervise didasarkan pada perencanaan yang matang.
5. Bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan telah
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan yang
ditetapkan, akan tetapi juga mencakup penentuan kondisi-kondisi atau
syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien.
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas
masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk kepala ruangan
materi supervisi adalah kemampuan manejerial dan kemampuan dalam
asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan kemampuan
pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan
perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan
kepeawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi
momok bagi staf maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan
dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti
dalam supervisi.

2.8 PELAKSANAAN SUVERVISI DALAM KEPERAWATAN

9
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari
masing-masing staf perawat pelaksana yang disupervisi terkait dengan
kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Supervisi
keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian yang bertangguung
jawab antara lain (Suyanto,2008):
1. Kepala ruangan
Bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan
keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang perawatan yang
dipimpinnya. Kepala ruangan mengawasi perawat pelaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan baik secara langsung maupun tidak
langsung disesuaikan dengan metode penugasan yang diterapkan di
ruang perawatan tersebut. Sebagai contoh ruang perawatan yang
menerapkan metode TIM, maka kepala ruangan dapat melakukan
supervisi secara tidak langsung melalui ketua tim masing-masing
(Suarli dan Bahtiar ,2009).
2. Pengawas perawatan (supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah
unit pelaksana fungisional (UPF) mempunyai pengawas yang
bertanggung jawab mengawasi jalannya pelayanan keperawatan.
3. Kepala bidang keperawatan
Sebagai top manager dalam keperawatan, kepala bidang
keperawatan, kepala bidang keperawatan bertanggung jawab
melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung melalui
para pengawas keperawatan. Mengusahakan seoptimal mungkin
kondisi kerja yang aman dan nyaman, efektif dan efesien. Oleh karena
itu tugas dari seorang supervisor adalah mengorientasikan staf dan
pelaksana keperawatan terutama pegawai baru, melatih staf dan
pelaksana staf keperawatan, memberikan pengarahan dalam
pelaksanaan tugas agar menyadari, mengerti terhadap peran, fungsi
sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan, memberikan
pelayanan bimbingan pada pelaksana keperawatan dalam memberikan
asuahan keperawatan.
2.9 SASARAN SUVERVISI KEPERAWATAN
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang
disepakati berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau objek dari

10
supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta bawahan
yang melakukan pekerjaan. Jika supervisi mempunyai sasaran berupa
pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi langsung, sedangkan
jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan disebut supervisi
tidak langsung. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan (Suarli dan Bachtiar, 2009)
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara
lain: pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan
ekonomis, system dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas
dan wewenang, penyimpangan/penyeleengan kekuasaan, kedudukan dan
keuangan (Suyanto, 2008).

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan
diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan
demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli &

11
Bachtiar, 2009) : Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja, Supervisi
dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Berdasarkan hal tersebut serta
prinsip-prinsip pokok supervisi maka untuk dapat melaksanakan supervisi
dengan baik ada beberapa syarat atau karasteristik yang harus dimilki oleh
pelaksana supervisi (supervisor)
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain:
pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan ekonomis,
system dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan
wewenang, penyimpangan/penyeleengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan
(Suyanto, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Githa, I Wayan. 2010. Manajemen Keperawatan. Denpasar: Poltekkes Depkes
Denpasar Jurusan Keperawatan(2010) Teknik Supervisi (Online)
(http://hafismuaddab.wordpress.com diakses tanggal 28 September 2012)
(2012) Supervisi Dalam Keperawatan (Online) (http://yayannerz.blog
spot.com diakses tanggal 28 September 2012) (2012) Supervisi Dalam
Menejemen Keperawatan (Online) (http://ppnisardjito.blogspot.com
diakses tanggal 28 September 2012).
Bidang Keperawatan, (2012). Data Tenaga Bidang Keperawatan RSU Dr. Pirngadi
Medan Berdasarkan Pendidikan Tahun 2012. Medan: RSU Dr. Pirngadi.
Gillies, D.A. (2000). Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem. Edisi
kedua. Philadelphia: W. B. Saunders.

Hasibuan, M.S.P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi
Aksara, Jakarta. Hidayat

12

Anda mungkin juga menyukai