Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Sari Soeleman Sp.THT
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Tonsil atau yang lebih sering sering dikenal dengan amandel adalah massa
yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada
kanan dan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringeal
(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil lingual yang membentuk lingkaran dan
disebut cincin Waldeyer. Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua
infeksi virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk kedalam tubuh melalui
organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan
memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap infeksi yang
akan datang . tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau
virus tersebut maka akan timbul tonsilitis. Dalam beberapa kasus ditemukan tiga
macam tonsilitis, yaitu tonsiitis akut, tonsilitis membranosa, dan tonsilitis kronis.
Oleh karena itu, penting untuk mempelajari patogenesis, manifestasi klinis, dan
3
I.2. EPIDEMIOLOGI
Tonsilitis akut dapat terjadi pada usia berapapun tetapi paling sering terjadi
pada anak usia dibawah 9 tahun. Pada bayi dibawah usia 3 tahun dengan tonsilitis
akut, 15% dari kasus yang ditemukan disebabkan oleh bakteri streptococcus, dan
85% penyebabnya adalah virus. Pada anak-anak yang lebih tua, sampai dengan
50% dari kasus disebabkan streptococcus pyogenes. Tonsilitis akut juga dapat
terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan jumlah insiden yang sama rata.3,4
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
panjang 5 inchi yang menghubungkan hidung dan mulut menuju laring. Faring
adalah tempat dari tonsil dan adenoid. Dimana terdapat jaringan limfe yang
melawan infeksi dengan melepas sel darah putih (limfosit T dan B). Kantong ini
dan laringofaring.1
Ruang nasofaring yang relatif kecil terdiri dari atau mempunyai hubungan
yang erat dengan beberapa struktur yang secara klinis mempunyai arti penting.
2. Terdapat jaringan limfoid pada dinding faringeal lateral dan pada resesus
tuba eustachius yang berbentuk bulat tampak sebagai tonjolan seperti ibu jari
5. Foramina kranial, yang terletak berdekatn dan dapat tertekan akibat perluasan
dari penyakit nasofaring, termasuk foramen jugularis yang dilalui oleh saraf
5
Orofaring disebut juga mesofaring, dengan batas atas pallatum molle, batas
bawah adalah tepi atas epiglotis, kedepan adalah rongga mulut, sedangkan
adalah dinding posterior faring,tonsil palatina, fosa tonsil serta arkus faring
Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina dan
Waldeyer. Epitel yang melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga meliputi
kriptus . Kriptus kriptus ini lebih berlekuk lekuk pada kutub atas tonsila ,
menjadi mudah tersumbat oleh partikel makanan, mukus sel epitel yang terlepas,
gambaran folikular yang khas pada permukaan tonsila. Permukaan lateral tonsil
melekat pada fasia faring yang sering disebut kapsul tonsil. Kapsul ini tidak
melekat erat pada otot faring, sehingga mudah dilakukan diseksi pada
6
Batas- batas tonsila palatina:
superior. 1,2,6
Tonsil lingua terletak didasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika. Pada garis tengah, disebelah anterior massa ini terdapat foramen
sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papila sirkumvalata. Tempat
7
merupakan tempat penting bila ada massa tiroid lingual atau kista duktus
tiroglossus. 1
Anatomi mulut 8
Tonsil dan adenoid, bersama-sama dengan lingual tonsil dan folikel limfe
sejumlah besar antigen dan patogen yang dihirup saat bernapas dan ditelan saat
Anatomi tonsil 2
8
Aliran darah faring berasal dari beberapa cabang sistem karotis eksterna.
Beberapa anastomosis tidak hanya dari satu sisi tetapi dari pembuluh darah darah
sisi lainnya. Ujung cabang arteri maksilaris interna, cabang tonsilar arteri fasialis,
cabang lingual arteri lingualis bagian dorsal, cabang arteri tiroidea seperior, dan
arteri faringeal yang naik semuanya menambah jaringan anastomosis yang luas.
melalui pleksus faringeal dan saraf glossofaringeal. Padaa bagian bawah faring
terdapat persarafan sensorik yang berasal dari saraf vagus melalui saraf laringeus
superior. Aliran limfe faringeal meliputi rantai retrofaringeal dan faringeal lateral
2.2. PATOGENESIS
dari cincin waldeyer. Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
terdapat didalam rongga mulut, yaitu tonsil faringeal, tonsil palatina, dan tonsil
lingual.
Penyebaran infeksi melalui udara (air bone droplets), tangan, dan ciuman.
Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dengan masa inkubasi 2-4
hari. 1
infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada kriptus
tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan
9
kumpulan leukosit, bakteri yang mati, dan epitel yang terlepas, suatu tonsilitis
akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak
detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis
lakunaris. 1,4,8
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk semacam membran
terjadi karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid
parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar
(kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus
kapsul dan akhirnya timbul perlengketan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris.
Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.
1,4,8,9
Viral:
B. Hemofilus influenza
C. Coxschakie virus
10
Bakterial:
E. Pneumococcus
F. Streptococcus viridans
G. Streptococcus pyogenes
2. Demam
11
2.5. PEMERIKSAAN FISIK TONSIL
12
Interpretasi pembesaran tonsil :
b. Pemeriksaan bakteri : sebuah kultur bakteri jarang diambil dari apus tenggorok
karena biasanya membutuhkan 2-3 hari untuk mendapatkan hasil yang definitif,
dimana waktu pengobatan sudah harus dimulai sebaiknya dilakukan sebuah rapid
13
immunoassay yang dapat mengidentifikasi organisme penyebab seperti
1. Difteri
Tonsilitis
Akut Difteri
(ulseratif)
Riwayat Tonsilitis Telah terpapar difteri
berulang
Temperatur Tinggi Rendah atau normal
Takikardi Sebanding Tidak sebanding
dengan demam dengan demam, nadi lemah
Toxaemia Tidak ada Bisa ada
Nyeri/sakit Berat Sedang atau tidak ada
Albuminuria Tidak ada Selalu ada
Tabel perbandingan antara difteri dan tonsilitis akut4
2. Scarlett fever
14
3. Abses peritonsil
tonsil dan muskulus konstriktor faringeal superior. Gejala yang paling sering
adalah sulit menelan , mengelurkan air liur, trismus dan demam. Asimetris
2.8. PENATALAKSANAAN
15
- Steroids
Pemberian steroid oral atau intramuscular pada anak dan dewasa menunjukkan
hasil perbaikan gejala yang signifikan dengan efek samping minimal. Dapat
(60mg)
- Analgetik
diberikan pada anak dibawah 12 tahun karena dapat menyebabkan reye syndrome)
2.9. KOMPLIKASI 10
melalui tuba eustachius dan dapat mengakibatkan otitis media akut yang dapa
2. Sinusitis
syndrome (OSAS)
4. Abses peritonsil
5. Abses parafaring
6. Glomerulonefritis akut
16
7. Demam rematik yang dapat berkembang menjadi kardiomiopati dan
17
BAB III
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R. 2007. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. FKUI:
Jakarta. Hal. 221-223
2. Adams GL, Boies LR, Higler PA. 1997. BOIES Buku Ajar Penyakit THT.
Edisi 6. EGC: Jakarta. Hal: 320-322, 330,339-340,342
3. Stelter K. Tonsilitis and Sore Throat in Children. GMS Current Topics in
Otorhinolaryngology-Head an Neck Surgery, Vol 13. 2014.
4. Bhargava KB, Bhargava SK, Shah TM. 2005. A Short Textbook of ENT
for studens and practitionars. Seventh edition. Usha: Mumbai. P. 226 ,
243-244, 249-250,252.
5. Snell RS, et al. 2005. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. ECG:
jakarta. Hal. 796, 798.
6. Snow JB.2002. Ballengers Manual of Otorhinolaryngology Head and
Neck Surgery. Decker: London. P. 369-370.
7. Probst R, Grevers G, Iro H. 2006. Basic Otorhinolaryngology Thieme :
Stuttgart. P. 113-115.
8. Borgstein J. The Basic Ear Nose Throat. London. P.149-153.
9. Graham JM, Scadding GK, Bull PD. 2007. Pediatric ENT. Springer : New
York. P. 131-136.
10. Shenoy PK. 2012. Acute Tonsilitis-if Left Untreated Could Cause
Severe Fatal Complications.In : Journal of Current Clinical Care, Volume
2, Issue 4.
19