Anda di halaman 1dari 3

LTM I Keperawatan Dewasa VI

Jenis dan Fungsi Mineral


Oleh Jessica Pelangi 1506728573

Nutrisi adalah hal yang sangat esensial bagi seluruh mahkluk hidup. Manusia
memerlukan nutrisi untuk mempertahankan semua jaringan tubuh dan fungsi normalnya serta
memproduksi energi yang akan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Nutrisi terdiri dari makro
nutrien seperti protein, karbohidrat dan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
banyak dan nutrisi mikro nutrien seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah yang kecil (Rock, 2004).
Mineral merupakan unsur anorganik yang berasal dari kerak bumi, bukan dari
tumbuhan atau hewan. Mineral dapat dihancurkan melalui cahaya, udara, dan panas. Mineral
berfungsi untuk menyediakan struktur pada jaringan tubuh dan mengatur proses keseimbangan
cairan tubuh, keseimbangan asam basa, transmisi sel saraf, kontraksi otot, dan aktivitas
hormon. Mineral dibagi menjadi dua yaitu mineral makro dan mineral mikro. Kalsium, fosfor,
magnesium, sulfur, sodium, potasium dan klorida termasuk dalam mineral makro karena
jumlahnya di dalam tubuh di atas 5g. Sedangkan besi, yodium, seng, selenium, tembaga,
mangan, flourida, kromium termasuk dalam mineral mikro karena jumlahnya kurang dari 5g
di dalam tubuh. Meskipun mineral mikro kurang dari 5g di dalam tubuh bukan berarti mineral
mikro kurang penting dibandingkan dengan mineral makro. Kedua kelompok mineral sangat
penting bagi kehidupan (Dudek, 2014).
Mineral mikro yang akan dibahas adalah selenium, kromium, mangan, seng, dan cobalt.
Selenium adalah komponen dari sekelompok enzim glutathione peroxidases yang berfungsi
sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas yang dihasilkan selama metabolisme
oksigen normal. Selenium juga meregulasi hormon tiroid, mencegah penyakit kardiovaskular,
penyakit neurodegeneratif, dan kanker tertentu. Selenium dapat ditemukan di kacang-
kacangan, ikan tuna, daging, telur, keju, dan nasi. Jumlah konsumsi selenium yang disarankan
adalah adalah 55 g dan batas maksimal perhari adalah 400 g. Bila kita kekurangan selenium
maka dapat menyebabkan pembesaran hati, gangguan aktivitas tiroid, fungsi jantung yang
buruk. Sedangkan jika kita kelebihan mengkonsumsi selenium dapat menyebabkan mual dan
muntah, sakit perut, diare, kerusakan saraf, dan kelelahan (Dudek, 2014).
Kromium berfungsi untuk meningkatkan aksi hormon insulin dalam membantu
mengatur kadar glukosa darah. Kekurangan kromium ditandai dengan glukosa darah tinggi dan
respons insulin yang terganggu. Kromium dapat ditemukan di brokoli, jus anggur, dan anggur
merah. Jumlah konsumsi selenium yang disarankan untuk laki-laki berusia 19-50 Tahun adalah
35 g dan >50 Tahun 30 g sedangkan untuk perempuan 19-50 Tahun 25 g dan >50 Tahun
30 g. Mangan berfungsi dalam metabolism karbohidat, protein, lemak, dan dalam
pembentukan tulang. Mangan hampir terdapat di seluruh makanan, namun paling banyak di
bayam, teh, nanas, dan kacang-kacangan. Jumlah konsumsi mangan yang disarankan untuk
laki-laki 2.3mg dan wanita 1.8mg. Batas maksimal konsumsi mangan perhari adalah 11mg.
Mangan dapat menyebabkan kelainan sistem saraf pusat dengan gejala yang serupa dengan
penyakit Parkinson bila bekerja di daerah penambangan dan menghirup debu mangan dalam
jangka waktu yang lama (Dudek, 2014).
Zinc (seng) yang terkandung dalam tubuh sangatlah kecil hanya sekitar 2g dan
ditemukan di hampir semua sel dan terkonsentrasi khusus di mata, tulang, otot, dan kelenjar
prostat. Seng berfungsi dalam memainkan peran penting dalam fungsi sistem kekebalan tubuh,
penyembuhan luka, pertumbuhan jaringan, pematangan seksual dan reproduksi, transportasi
vitamin A, dan persepsi rasa. Jumlah konsumsi seng yang disarankan untuk laki-laki 11mg dan
wanita 8mg. Batas maksimal konsumsi seng perhari adalah 40mg. Kekurangan seng dapat
menyebabkan rambut rontok, diare, maturasi seksual tertunda, lesi mata dan kulit, anoreksia,
penyembuhan luka tertunda, dan kelainan rasa. Kelebihan seng dapat menyebabkan anemia,
peningkatan lipoprotein densitas rendah, menurunkan lipoprotein densitas tinggi, diare,
muntah, gangguan penyerapan kalisum, demam, gagal gijal, nyeri otot, pusing, dan kegagalan
reproduksi (Dudek, 2014).
Cobalt adalah unsur yang relatif langka dari kerak bumi. Cobalt berfungsi membantu
untuk pembentukan vitamin B12 (kobalamin) yang membantu proses pembuatan sel darah
merah. Asupan makanan cobalt bervariasi antara 5-50 g per hari. Namun ada beberapa studi
yang mengatakan bahwa pekerja yang menghirup debu yang mengandung cobalt dapat terkena
penyakit respiratorik seperti asma, alveolitis fibrosis, dan kanker paru-paru karena ion cobalt
bersifat genotoksik dan beberapa bentuk cobalt bersifat karsinogenik. (Lison, 2015)
Daftar Pustaka
Dudek, Susan G. (2014). Nutrition essentials for nursing practice 7th ed. Philadelphia:

Lippincott Willams & Wilkins

Lison, Dominique. (2015). Handbook on the Toxicology of Metals. Amsterdam: Elsevier


Rock, C L., Goldman, L., Ausiello, D S. (2004). Nutrition in the Prevention and Treatment of
Disease. In: Cecil Textbook of Medicine

Anda mungkin juga menyukai