Anda di halaman 1dari 7

Ashabul Kahfi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Ashabul Kahfi adalah kisah 7 pemuda yang tertidur lelap di dalam gua selama 309
tahun hijriah atau 300 tahun masehi, untuk melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus. Kisah
ini bersumber dari Al Qur'an dalam Surah Al Kahfi.
Menurut beberapa sejarahwan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama: Maxalmena, Martinus,
Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika. Serta seekor anjing bernama Kithmir,
yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk Surga. Banyak yang berpendapat sejarah
ini terjadi di Suriah, tetapi ada beberapa ahli Al Qur'an dan Injil berpendapat mereka berasal
dari Yordania.

Daftar isi
[sembunyikan]

1Perhitungan
2Versi Kristen
o 2.1Kisah legendanya
3Versi Al-Quran
o 3.1"Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar;
sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada tuhan mereka, dan Kami
tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk".[18:13]
4Pengembangan legenda
o 4.1Asal usul Suriah
o 4.2Penyebaran
o 4.3Literatur modern awal
5Pranala luar

Perhitungan[sunting | sunting sumber]


300 tahun Masehi = 300 x 365,2422 hari = 109572,66 hari 300 tahun Hijriah = 300 x 354,36056
hari =106310,11 hari
Selisih hari di antara dua perhitungan bulan dan matahari di atas yaitu 3.262,55 hari.
3262,55 : 354,36056 = 9,20669 tahun Hijriah (9 tahun) 3262,55 : 365,2422 = 8,93256 tahun
Masehi (8,9 atau 9 tahun)
Jadi dapat kita pastikan bahwa 300 tahun Surya = 309 Tahun Bulan.

Versi Kristen[sunting | sunting sumber]


Dalam mitologi Kristen kisah ini dikenal dengan nama The Seven Sleepers. Dalam kisah itu,
Maxalmena dikenal juga dengan nama Maximillian. Nama ini merupakan asal-muasal sebutan
nama modern untuk Max dan Martin (Martinus, kawan Maxalmena). Umat Katolik Italia
menyebut nama Maxalmena dengan sebutan Massimilliano.
Kisah Tujuh Orang Pemuda yang Tertidur dari Efesus ini digolongkan ke
dalam legenda mitologi Kristen.
Kerangka dasar dari cerita ini muncul dalam Gregorius dari Tours dan dalam Sejarah Orang-
orang Lombard karya Paulus sang Diaken. Versi yang palnig terkenal dari cerita ini muncul
dalam karya Jacobus de Voragine, Legenda Emas.
Lokasi gua itu konon berada di Turki pada masa kini.
Kisah legendanya[sunting | sunting sumber]
Menurut cerita ini, pada masa penganiayaan oleh Kaisar Roma Decius, pada sekitar 250, tujuh
orang pemuda dituduh memeluk agama Kristen. Mereka diberikan waktu untuk menyangkal
iman mereka. Mereka menyerahkan harta mereka kepada orang miskin, lalu pergi ke gunung
untuk berdoa, dan tertidur. Ketika melihat bahwa sikap mereka terhadap agama kafir belum
berubah, kaisar memerintahkan agar mulut gua itu disegel.
Puluhan tahun berlalu. Setelah beberapa lama pada masa pemerintahan Teodosius (379 - 395)
pemilik tanah itu memutuskan untuk membuka mulut gua yang disegel itu, untuk dijadikan
kandang sapinya. Setelah dibuka, ia menemukan ketujuh pemuda itu sedang tidur di dalamnya.
Mereka terbangun, dan merasa baru tertidur satu hari saja. Salah seorang dari mereka kembali ke
Efesus. ia tercenang menyaksikan bangunan-bangunan dengan tanda-tanda salib di atasnya.
Orang-orang yang ditemuinya tercengan ketika pemuda itu berusaha menggunakan mata uang
lama dari pemerintahan Desius. Uskup dipanggil untuk mewawancarai ketujuh pemuda itu.
Mereka menceritakan kisah ajaib itu, lalu meninggal sambil memuji Allah.
Sebuah hari peringatan dirayakan untuk ketujuh pemuda itu dan dinamai sebagai hari pesta Santo
"Maximianus, Malchus, Martinianus, Dionisius, Yoannes, Serapion, dan Konstantinus" pada 27
Juli. Nama-nama lain dari ketujuh pemuda ini diberikan dalam sumber-sumber lain. Perayaan ini
dihapuskan dan dianggap sebagai mitos setelah pembaruan liturgi Katolik Roma pada 1969. Pesta
di kalangan Ortodoks Timur tetap diperingati pada 22 Oktober. Pengembangan legenda
Sementara versi-versi paling awal dari legenda ini menyebar dari Efesus, sebuah katakumbe
Kristen perdana dihubungkan dengannya, sehingga mengundang para peziarah. Di kaki Gunung
Pion (Gunung Coelian) dekat Efesus (kini Selcuk, Turki, 'Gua' dari Ketujuh Pemuda yang
Tertidur dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya digali pada 1927-1928. Penggalian
itu mengungkapkan pula beberapa ratus makam yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6. Terdapat
pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada Ketujuh Pemuda itu di dinding-dinding gereja
dan di makam-makam tersebut. 'Gua' tersebut masih diperlihatkan kepada para wisatawan. Asal
usul Suriah
Legenda ini muncul dalam beberapa sumber berbahasa Suriah sebelum masa Gregorius. Kisah ini
diceritakan kembali oleh Simeon Metafrastes.
Kisah Ketujuh Pemuda ini menjadi pokok sebuah homili dalam bentuk syair oleh seorang penyair
Edesa, Yakub dari Saruq ('Sarugh') (meninggal 521), yang diterbitkan di Acta Sanctorum. Sebuah
versi abad ke-6, dalam sebuah manuskrip Suriah di British Museum (Cat. Syr. Mss, hlm. 1090),
menceritakan delapan orang yang tertidur. Ada variasi yang besar tentang nama-nama mereka.
Sebuah versi Suriah lainnya dicetak dalam Lands Anecdota, iii. 87ff; lihat pula Barhebraeus,
Chron. eccles. i. 142ff., dan cf Assemani, Bib. Or. i. 335ff. Penyebaran
Legenda ini dengan cepat menyebar luas di seluruh Dunia Kristen, dipopulerkan di barat oleh
Gregorius dari Tours, dalam kumpulan kisah mujizatnya dari abad ke-6 akhir, De gloria
martyrum (Kemuliaan para Syuhada). Gregorius mengatakan bahwa ia memperoleh legenda itu
dari "seorang Suriah tertentu."
Pada abad ke-7, mitos ini semakin luas dibaca ketika kisahnya masuk ke dalam Al Qur'an dalam
Surah 18, Al-Kahfi, ayat 9-14. Berikut ini disebutkan tulisan di gua itu:

Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu,
mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka
berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah
bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (Versi Dep. Agama RI)

Pada abad berikutnya, Paulus sang Diakon menceritakan kisah ini dalam bukunya Sejarah Orang-
orang Lombard (i.7) namun memberikan konteks yang berbeda:
Di perbatasan Jerman yang paling jauh di sebelah barat-barat laut, di pantai samudra sendiri,
sebuah gua tampak di sebuah batu karang yang menjorok; di sana selama masa yang tidak
diketahui, tujuh orang pemuda tertidur lama sekali.

Pakaiaan mereka menunjukkan bahwa mereka orang Romawi, demikian Paulus, dan tak ada
seorang barbar setempatpun yang berani menyentuh mereka.
Selama masa Perang Salib, tulang-tulang dari kuburan dekat Efesus, yang diidentifikasikan
sebagai relikui dari Ketujuh Pemuda ini, dipindahkan ke Marseille, Prancis, dalam sebuah peti
mati dari batu yang besar, yang hingga kini merupakan pusaka yang sangat dihargai di Gereja
Saint Victoire, Marseille.
Ketujuh Pemuda ini dimasukkan dalam kumpulan cerita Legenda Emas, buku yang paling
populer pada Abad Pertengahan Akhir, yang menetapkan tanggal kebangkitan mereka, tahun 478
M, pada masa pemerintahan Teodosius.(1).

Versi Al-Quran[sunting | sunting sumber]


Firman Allah dalam Al-Quran (Surah Al-Kahf ayat 10 hingga ayat 26)yang artinya:

"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka
berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".[18:10]
"Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya dalam gua itu, bertahun-tahun, yang banyak
bilangannya".[18:11]
"Kemudian Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya), untuk Kami menguji; siapakah dari dua
golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraannya, tentang lamanya mereka hidup (dalam
gua itu)".[18:12]
"Kami ceritakan kepadamu (Wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar;
sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada tuhan mereka, dan
Kami tambahi mereka dengan hidayah dan petunjuk".[18:13][sunting | sunting sumber]

"Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian), semasa mereka bangun
(menegaskan tauhid) lalu berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-
kali tidak menyeru tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan
perkataan yang amat jauh dari kebenaran".[18:14]
"(Mereka berkata pula sesama sendiri): "Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain
dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan
ketuhanan makhluk-makhluk yang mereka sembah itu?(Tetapi mereka tidak dapat berbuat
demikian); Maka tidak ada yang lebih zalim dari orang-orang yang berdusta terhadap
Allah.[18:15]
"Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka
sembah yang lain dari Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu
melimpahkan dari RahmatNya kepada kamu, dan menyediakan kemudahan-kemudahan
untuk (menjayakan) urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna".[18:16]
"Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, cenderung ke kanan dari gua mereka; dan
apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu
lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan)
Allah. Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai
kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh
sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya".[18:17]
"Dan engkau sangka mereka sedar, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka
dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan
tanah); sedang anjing mereka menghulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua; jika engkau
melihat mereka, tentulah engkau akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah
engkau akan merasa sepenuh-penuh gerun takut kepada mereka".[18:18]
"Dan demikian pula Kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) supaya mereka bertanya-
tanyaan sesama sendiri. Salah seorang di antaranya bertanya: "Berapa lama kamu tidur?"
(Sebahagian dari) mereka menjawab: "Kita telah tidur selama sehari atau sebahagian dari
sehari". (Sebahagian lagi dari) mereka berkata: "Tuhan kamu lebih mengetahui tentang
lamanya kamu tidur; sekarang utuslah salah seorang dari kamu, membawa wang perak kamu
ini ke bandar; kemudian biarlah dia memilih mana-mana jenis makanan yang lebih baik lagi
halal (yang dijual di situ); kemudian hendaklah ia membawa untuk kamu sedikit habuan
daripadanya; dan hendaklah ia berlemah-lembut dengan bersungguh-sungguh (semasa di
bandar); dan janganlah dia melakukan sesuatu yang menyebabkan sesiapapun menyedari
akan hal kamu.[18:19]
"Sesungguhnya, kalaulah mereka mengetahui hal kamu, tentulah mereka akan merejam dan
membunuh kamu, atau mereka akan mengembalikan kamu kepada agama mereka (secara
paksa); dan jika berlaku demikian, kamu tidak sesekali akan berjaya selama-
lamanya".[18:20]
Dan demikian Kami dedahkan hal mereka kepada orang ramai supaya oang-orang itu
mengetahui bahawa janji Allah menghidupkan semula orang mati adalah benar, dan bahawa
hari kiamat itu tidak ada sebarang syak padanya;pendedahan itu berlaku semasa orang-orang
itu berbantah sesama sendiri mengenai perkara hidupnya semula orang mati. Setelah itu maka
(sebahagian dari) mereka berkata: Dirikanlah sebuah bangunan di sisi gua mereka, Allah
jualah yang mengetahui akan hal ehwal mereka. Orang-orang yang berkuasa atas urusan
mereka (pihak raja) pula berkata: Sebenarnya kami hendak membina sebuah masjid (tempat
ibadah) di sisi gua mereka.[18:21]
(Sebahagian dari) mereka akan berkata: Bilangan Ashabul Kahfi itu tiga orang, yang
keempatnya ialah anjing mereka; dan setengahnya pula berkata bilangan mereka lima orang,
yang keenamnya ialah anjing mereka, secara meraba-raba dalam gelap akan sesuatu yang
tidak diketahui; dan setengahnya yang lain berkata: Bilangan mereka tujuh orang dan
kelapannya ialah anjing mereka. Katakanlah (wahai Muhammad): Tuhanku lebih
mengetahui akan bilangan mereka, tiada yang mengetahui bilangannya melainkan sedikit.
Oleh itu janganlah engkau berbahas dengan sesiapapun mengenai mereka melainkan dengan
bahasan (secara sederhana) yang nyata (keterangannya di dalam al-Quran), dan janganlah
engkau meminta penjelasan mengenai hal mereka kepada seseorang pun dari golongan (yang
membincangkannya).[18:22]
Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): Bahawa aku
akan lakukan yang demikian itu, kemudian nanti.[18:23]
Melainkan (hendaklah disertakan dengan berkata): InsyaAllah. Dan ingatlah serta
sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah: Mudah-mudahan Tuhanku
memimpinku ke jalan petunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini.[18:24]
Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka :tiga ratus tahun (dengan kiraan ahli kitab)
dan sembilan lagi (dengan kiraan kamu).[18:25]
Katakanlah (wahai Muhammad): Allah jua yang mengetahui tentang masa mereka tidur;
bagiNya-lah tertentu ilmu pengetahuan segala rahsia langit dan bumi; terang sungguh
penglihatanNya dan jelas sungguh pendengaranNya (terhadap segala-galanya)! Tidak ada
bagi penduduk langit dan bumi pengurus selain daripadaNya) dan ia tidak menjadikan
sesiapapun masuk campur dalam hukumNya.[18:26]

Pengembangan legenda[sunting | sunting sumber]


Sementara versi-versi paling awal dari legenda ini menyebar dari Efesus,
sebuah katakumbe Kristen perdana dihubungkan dengannya, sehingga mengundang para
peziarah. Di kaki Gunung Pion (Gunung Coelian) dekat Efesus (kini Selcuk, Turki, 'Gua' dari
Ketujuh Pemuda yang Tertidur dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya digali pada
1927-1928. Penggalian itu mengungkapkan pula beberapa ratus makam yang berasal dari abad
ke-5 dan ke-6. Terdapat pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada Ketujuh Pemuda itu di
dinding-dinding gereja dan di makam-makam tersebut. 'Gua' tersebut masih diperlihatkan kepada
para wisatawan.
Asal usul Suriah[sunting | sunting sumber]
Legenda ini muncul dalam beberapa sumber berbahasa Suriah sebelum masa Gregorius. Kisah ini
diceritakan kembali oleh Simeon Metafrastes.
Kisah Ketujuh Pemuda ini menjadi pokok sebuah homili dalam bentuk syair oleh seorang
penyair Edesa, Yakub dari Saruq ('Sarugh') (meninggal 521), yang diterbitkan di Acta Sanctorum.
Sebuah versi abad ke-6, dalam sebuah manuskrip Suriah di British Museum (Cat. Syr. Mss, hlm.
1090), menceritakan delapan orang yang tertidur. Ada variasi yang besar tentang nama-nama
mereka.
Sebuah versi Suriah lainnya dicetak dalam Lands Anecdota, iii. 87ff; lihat pula
Barhebraeus, Chron. eccles. i. 142ff., dan cf Assemani, Bib. Or. i. 335ff.
Penyebaran[sunting | sunting sumber]
Legenda ini dengan cepat menyebar luas di seluruh Dunia Kristen, dipopulerkan di barat oleh
Gregorius dari Tours, dalam kumpulan kisah mujizatnya dari abad ke-6 akhir, De gloria
martyrum (Kemuliaan para Syuhada). Gregorius mengatakan bahwa ia memperoleh legenda itu
dari "seorang Suriah tertentu."
Pada abad ke-7, mitos ini semakin luas dibaca ketika kisahnya masuk ke dalam Al
Qur'an dalam Surah 18, Al-Kahfi, ayat 9-14. Berikut ini disebutkan tulisan di gua itu:
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai)
raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka
berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (Versi Dep.
Agama RI)
Pada abad berikutnya, Paulus sang Diakon menceritakan kisah ini dalam
bukunya Sejarah Orang-orang Lombard (i.7) namun memberikan konteks yang berbeda:
Di perbatasan Jerman yang paling jauh di sebelah barat-barat laut, di pantai samudra
sendiri, sebuah gua tampak di sebuah batu karang yang menjorok; di sana selama masa
yang tidak diketahui, tujuh orang pemuda tertidur lama sekali.
Pakaiaan mereka menunjukkan bahwa mereka orang Romawi, demikian Paulus, dan
tak ada seorang barbar setempatpun yang berani menyentuh mereka.
Selama masa Perang Salib, tulang-tulang dari kuburan dekat Efesus, yang
diidentifikasikan sebagai relikui dari Ketujuh Pemuda ini, dipindahkan ke Marseille,
Prancis, dalam sebuah peti mati dari batu yang besar, yang hingga kini merupakan
pusaka yang sangat dihargai di Gereja Saint Victoire, Marseille.
Ketujuh Pemuda ini dimasukkan dalam kumpulan cerita Legenda Emas, buku yang
paling populer pada Abad Pertengahan Akhir, yang menetapkan tanggal kebangkitan
mereka, tahun 478 M, pada masa pemerintahan Teodosius.(1)
Literatur modern awal[sunting | sunting sumber]
Mitos ini telah menjadi tamsil dalam budaya Protestan abad ke-16. Penyair John
Donne bertanya, dengan nada yang skeptik,
'tidakkah kami disapih sampai saat itu?
Namun tetap menikmati suka cita pedesaan, bagai kanak-kanak?
Atau mendengkur di gua Ketujuh Pemuda yang Tertidur?' -John Donne, 'The good-
morrow'
Tak banyak yang terdengar tentang kisah Ketujuh Pemuda yang Tertidur
selama masa Pencerahan yang rasional, namun mitos ini dihidupkan
kembali dengan munculnya Romantisisme. Legenda Emas mungkin telah
menjadi sumber untuk menceritakan kembali kisah Ketujuh Pemuda ini
dalam Confessions of an English Opium-eater, oleh Thomas de Quincey,
dalam bentuk puisi oleh Goethe, dan, yang paling dikenal oleh orang
Amerika, dalam kisah karya Washington Irving tentang Rip van Winkle.
Lihat pula motif mitos dari 'raja di gunung'.
KISAH KETELADANAN ASHABUL KAHFI

ASHABUL KAHFI adalah anak-anak dari penguasa-penguasa dan tokoh di masa lalu. Telah
disebutkan para ulama tafsir baik dari generasi salaf maupun kalaf kalau di suatu hari ketika
kaumnya sedang merayakan hari besar agama mereka, mereka pergi meningalkan kaumnya yang
berkumpul di pusat kota setahun sekali itu.

Kalangan pemuda ini lebih memilik menyingkir ketimbang mengikuti ajaran kaumnya.
Kaumnya itu menyembah berhala dan menyembelih bintang ternak sebagai persembahan untuk
berhala. Tersebutlah Dikyanus, seorang raja yang kejam dan keji yang memerintahkan perilaku
tersebut. Ketika rakyatnya berkumpul untuk merayakan perilaku tersebut, keluarlah para pemuda
itu bersama keluarga dan kaumnya. Satu persatu dari mereka meninggalkan tempat tersebut
karena menolak bersujud kepada berhala. Orang yang pertama di antara mereka duduk di bawah
pohon rindang. Satu lagi ikut duduk di sana dan selanjutnya beberapa orang mulai berdatangan
dan menempati tempat tersebit. Mereka belum saling mengenal namun hati mereka yang beriman
membuat mereka dipertemukan.

Menurut hadis muallaq yang diriwayatkan oleh Iman Bukhari dari Yahya bin Said dari
Amrah dari Aisyah r.a. ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, Ruh-ruh itu berbaris bagaikan
tentara. Siapa yang memercayainya, ia selamat dan siapa yang mengingkarinya ia
celaka. (Fathul Bari, 6:469)

Artinya setiap dari mereka bermaksud menyembunyikan keyakinannya sendiri karena


takut terhadap orang di sekitar. Mereka tidak tahu bahwa orang-orang di sekitarnya itu pun satu
keyakinan dengan dirinya. Sampai salah seorang dari mereka berkata, Demi Allah, ketahuilah
wahai kaumku, sesungguhnya Ia tidak mengeluarkan kalian dari kaum kalian dan mengasingkan
kalian dari mereka kecuali satu hal. Lihatlah masing-masing kepada hal itu.Pernyataan ini
menuai respon dari orang-orang disekitarnya yang menjadikan mereka menjadi satu langkah
untuk hanya beribadah kepada Allah.

Tidak lama kaumnya melihat dan mengadukan peristiwa ini kepada raja mereka. Kaum
mukmin itu pun dipanggil dan diintogerasi raja Dykianus. Dan mereka menjawab semua
pertanyaan itu dengan kebenaran dan menyeru rajanya untuk beriman kepada Allah. Namun raja
menolak serta murka. Ia malah memerintahkan kaum yang berseberangan dengannya itu untuk
membuka pakaian sebagai tanda tidak diakuinya pemuda-pemuda itu diantara kaumnya. Allah
lantas memberi kesempatan mereka untuk berlari menyelamatkan diri dan agama mereka dari
fitnah.

Salah seorang dari mereka lantas meninggalkan kaumnya dengan bersembunyi di sebuah
gua. Lantas Allah menutup pendengaran mereka sampai beberapa tahun untuk menyelamatkan
mereka dari situasi dan kondisi yang mendesak. Allah telah menyediakan mereka tempat yang
layak, dengan sirkulasi udara yang baik, cahaya matahari yang bagus, dan terhindar dari
kegelapan. Masa-masa berlalu sementara mereka masih tertidur di dalam gua. Ketika kehidupan
di luar sana telah berganti, Allah menghendaki mereka untuk tetap hidup.

Ketika Islam telah berjaya dan situasi dan kondisi telah berubah ke arah yang lebih baik,
mereka pun dibangunkan oleh Allah dari tidur yang sangat panjang selama 300 tahun lebih.
Ketika mereka merasa lapar, salah seorang dari mereka keluar mencari makanan dengan
simpanan uang. Kaumnya juga berkata untuk tetap berperilaku lemah lembut di dunia luar dan
tetap merahasiakan persembunyian mereka. Sebab dalam bayangan mereka saat itu, masa belum
berganti dan kehidupan belum menuju ke arah yang lebih baik.

Betapa Allah telah menyelamatkan mereka dengan kembali meniupkan mereka ruh
setelah beratus-ratus tahun lamanya mereka berada dalam tidur panjang. Dari riwayat tersebut
hendaklah manusia menyadari hikmah paling besar dimana Allah telah menentukan kehidupan
setelah kematian.

Kisah ashabul kahfi selalu menjadi contoh teladan dalam kehidupan manusia serta
menjadi saksi akan kebenaran akidah dalam masyarakat manapun. Dalam kondisi kuat, dukungan
manusia akan akidah itu sangat besar. Kisah ini menjadi contoh yang sangat jelas dimana bentuk
kesederhanannya dapat tercermin dari para pemuda yang beriman itu.

Anda mungkin juga menyukai