Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PELAKSANAAN LAPANGAN

3.1. Umum
Pelaksanaan pekerjaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dikerjakan

oleh pelaksana lapangan (kontraktor) dalam suatu kegiatan. Didalam

pelaksanakan semua segmen dan pihak akan terlibat secara langsung. Untuk

mengetahui kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu pekerjaan maka kita perlu

mengetahui denah lokasi pekerjaan seperti gambar dibawah ini: yang meliputi

direksi keet, barak pekerja, sumber air, pos jaga, dan lain-lain.

Gambar 3.1. Denah Lokasi Bangunan


Sumber : Data Olahan, 2016

3.2. Uraian Kegiatan


3.2.1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan penunjang fisik lainnya,

sehingga pembangunan bagian lainnya tidak mendapat rintangan. Pekerjaan

persiapan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Pembuatan papan nama kegiatan

Pembuatan papan nama kegiatan bertujuan untuk memberitahukan

kepada masyarakat bahwa dilokasi tersebut ada Pekerjaan Pembangunan

Peningkatan Kapasitas SPAM Kota Jambi. Dengan demikian diharapkan


masyarakat dapat maklum dan membantu kelancaran pekerjaan kegiatan

tersebut. Adapun Dalam papan nama proyek tersebut memuatkan seperti,

nama Proyek, lokasi, no. kontrak, nilai kontrak, waktu pelaksanaan,

kontraktor, dan Konsultan pengawas.

Gambar 3.2. Papan Nama Proyek


Sumber : Data Olahan, 2016
b) Pembuatan pagar keliling pekerjaan

Pemberian pagar pada pembangunan sebuah proyek adalah untuk

memberi batas terhadap lahan yang akan di bangun.

Gambar 3.3. Pagar Proyek


Sumber : Data Olahan, 2016
c) Pembuatan Direksi Keet serta Gudang

Pembuatan gudang dimaksudkan untuk menyimpan bahan-bahan

seperti semen, besi tulangn, serta peralatan peralatan penunjang pekerjaan

proyek lainnya.

Gambar 3.4. Gudang Proyek dan Direksi Keet


Sumber : Data Olahan, 2016

d) Mobilisasi

Mobilisasi adalah proses membawa hal-hal yang berhubungan dengan

proyek, seperti personil, alat, bahan dan lain-lainnya.

e) Pembersihan lokasi

Pembersihan lokasi sebagai langkah awal dalam pelaksannaan

pekerjaan, membersihkan lokasi dari hal-hal yang dapat menggangu

proses pembangunan.

f) Pengukuran

Pengukuran bisa di sebut sebgai kunci awal dari proyek,

dikarenakan dari pengukuran dapat ditentukan batasan - batasan pekerjaan

pembangunan.
3.2.2. Pekerjaan WTP

Water Treatment PlantGambar


(WTP) 3.5.
atauWater
Instalasi Pengolahan
Treatment Air (IPA) adalah
Plant
Sumber : Data Olahan, 2016
sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitaas air baku

(influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang

diinginkan sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment

Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting

di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi.

Biasanya bangunan atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses, yaitu: koagulasi,

flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.


1. Koagulasi
Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau

Instalasi Pengolahan Air (IPA) dilakukan proses destabilisasi partikel koloid,

karena pada dasarnya sumber air (air baku) biasanya berbentuk koloid

dengan berbagai koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini

adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya.


2. Flokulasi
Proses flokulasi pada Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi

Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk membentuk dan memperbesar flok

(pengotor yang terendapkan). Disini dilakukan pengadukan lambat (slow


mixing), aliran air disini harus tenang. Untuk meningkatkan efisiensi

biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok.


3. Sedimentasi
Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis, dan proses

sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan

Air (IPA) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang

sudah didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid lebih besar

berat jenisnya daripada air).


4. Filtrasi
Dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air

(IPA) proses filtrasi, sesuai dengan namanya bertujuan untuk penyaringan.

Teknologi membran bisa dilakukan pada proses ini, selain bisa juga

menggunakan media lainnya seperti pasir dan lainnya.


5. Desinfeksi
Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari pengotor, ada

kemungkinan masih terdapat kuman dan bakteri yang hidup, sehingga

diperlukan penambahan senyawa kimia dalam Water Treatment Plant

(WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dapat mematikan kuman,

biasanya berupa penambahan chlor, ozonosasi, UV, pemabasan dll sebelum

masuk ke konstruksi terakhir yaitu reservoir.


3.2.3. Pekerjaan Pipa Tranmisi Air Baku di Lapangan
Gambar 3.3.6. Pipa tranmmisi
Sumber : Data Olahan, 2016
Kegiatan pemasangan pipa transmisi dan distribusi bertujuan untuk

mengalirkan air minum dari unit produksi menuju daerah pelayanan dan

agar prasarana dan sarana jaringan perpipaan transmisi dan distribusi dapat

terpasang sehingga dapat melayani kebutuhan air minum masyarakat secara

berkesinambungan.
3.2.4. Pekerjaan Resevoar
a. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Beton
Setelah titiktitik diketahui pemacangan ditentukan maka dengan

menggunakan alat Theodolit yang disesuaikan dengan gambar rencana,

maka pelaksanaan pekerjaan pondasi dapat dilakukan. Pada kegiatan ini

digunakan pondasi tiang pancang beton Precast pile (tiang beton dibuat

ditempat lain atau dibuat dipabrik) dan baru dipancang sesuai dengan umur

beton setelah 28 hari dan cara pemacangan tiang dapat dilakukan dengan

mengunakan bantuan alat berat seperti gambar berikut:

Gambar 3.7. Pemacangan Tiang pancang beton


Sumber : Data Olahan, 2016
b. Pekerjaan Pembesian Pada Lantai
Pekerjaan pembesian ini terdiri dari pengukuran, pemotongan,

pembengkokan dan pembentukan besi tulangan, sehingga diperoleh bentuk

dan ukuran tulangan seperti yang disyaratkan dalam bestek. Setelah

dibentuk sesuai gambar rencana untuk membengkokkan besi dengan cara

bantuan alat pemotong besi, kemudian dilakukan perakitan besi sesuai


dengan kebutuhan. Pada kegitan ini digunakan besi baja tulangan ulir

dengan D 16 mm, D 14 mm dan D 13 mm.

Gambar 3.8. Pekerjaan Pembesian Lantai Resevoar


Sumber : Data Olahan, 2016
c. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding ini dilaksanakan setelah lantai selesai dilakukan

kemudian pekerjaan dinding ini dibuat dengan beton betulang serta

pemebesiannya dibuat sedemekian rupa agar tidak terjadi kesalahan begitu

juga dengan bekisting yang dibuat dengan ketelitian yang sangat diperlukan

dalam pekerjaan, Seperti gambar berikut ini:

Gambar 3.8. Pekerjaan Dinding Resevoar


Sumber : Data Olahan, 2016

d. Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Pada dasarnya bekisting merupakan suatu sarana tempat pencetakan

beton yang akan dicor baik untuk lantai, sloof, balok ataupun kolom suatu
konstruksi. Dalam pekerjaan bekesting hanya dibutuhkan ukuran luar (jarak

dari tepi tepi luar) dari balok ataupun kolom beton. Untuk konstruksi yang

penting dan berat, pembuatan bekisting perlu diperhatikan dahulu

kekuatannya sehingga didapat ukuran kayu yang diperlukan.


Pada bekisting yang diperhitungkan yaitu dapat menahan beban yang

akan diterima berupa beban pekerja, beban berat tulangan, adukan beton

yang dicorkan dan berat sendiri struktur tersebut pada proses perkerasan

beton. Jika bekisting tidak dapat menahan beban yang bekerja, akan

menimbulkan deformasi dan lendutan yang mengakibatkan struktur tidak

sesuai dengan dimensi yang telah direncanakan. Pada Kegiatan

pembangunan ini bekisting yang dipakai berupa bahan-bahan yang dikirim

dari luar kota jambi seperti Multipleks film face (phenolic film/tego film),

Plastic cone (P-cone) 3/8, plat besi serta kayu. Bahan-bahan ini la yang

berperan untuk pembuatan bekisting lantai, dinding dan lain-lainya seperti

gambar berikut:

Gambar 3.9. Multipleks film face


Sumber : Data Olahan, 2016

Gambar 3.10. Pemasangan Bekisting


Sumber : Data Olahan, 2016
e. Pekerjaan Beton
Dalam pekerjaan kegiatan ini digunakan beton bertulang dan beton

yang digunakan harus beton segar yang bermutu K-300 kg/m2 fc 20 Mpa,

nilai Slump Test 12+- 2cm Mold sample test berbentuk kubus yang akan

diuji dengan umur 28 hari. Adukan beton dalam pekerjaan ini menggunakan

beton ready mix yang diproduksi oleh PT. UNITED BETON dimana

kapasitas satu armada rata-rata 7 m3 per armada, serta menggukan bantuan

alat lainnya berupa Concrete Pump 1 unit dan long bum dia 5 inci dengan

panjang 37 m.
Pekerjaan beton ini digunakan untuk keseluruhan dalam kegiatan

Peningkatan Kapasitas SPAM Kota Jambi dimulai dari lantai, dinding,

kolom, serta atap dag.

Gambar 3.11. Pekerjaan Pengecoran


Sumber : Data Olahan, 2016
Gambar 3.12. Pengujian Slump Test
Sumber : Data Olahan, 2016
Alat alat yang digunakan untuk memperlancar pengecoran beton yaitu :

Truck Mixer

Compressor ( Pembuang udara )

Concrete Pump

Concrete Vibrator (mesin Penggetar beton)

Lori

Sekop

Sendok Perata, dan alat lainnya.

Sebelum pengecoran beton dimulai dilakukan pemeriksaan antara lain

mengenai beberapa hal yaitu :

Apakah letak, jumlah sambungan tulangan sudah sesuai dengan gambar

konstruksi bekisting.

Apakah bekisting sudah dibersihkan dan beton deking ( beton tahu )

sudah terpasang dengan baik pada tulangan .

Perkuatan atau pengakuan bekisting supaya bekisting tidak pecah

sewaktu pengisian adukan dan adukan beton tidak diserap oleh bekisting.

Untuk penyambungan pengecoran digunakan bahan aditif berupa

sikabon atau lem beton untuk merekatkan beton agar beton tersebut

bersenyawa atau menyatu dengan sempurna.

Pada pengecoran terpaksa dilakukan penghentian maka dilakukan hal-hal

sebagai berikut :
Penghentian dilakukan ditengah bentang karena pada bagian ini momen

mencapai nilai maksimum dan gaya lintang bernilai nol.

Penghentian pada posisi miring dengan kemiringan adukan 45.

Penghentian pengecoran tidak pada pertemuan balok anak dengan balok

induk, untuk masalah ini dilanjutkan sampai mencapai jarak dua kali lebar

balok anak dari pertemuan balok anak dengan balok induk tersebut.

3.2.5. Pekerjaan Kolom Lumpur


1. Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan pondasi pada pekerjaan kolom lumpur ini terlebih dahulu

mengali dan meratakan tanah sesuai dengan gambar rencana dan dibantuan

dengan alat berat agar permukaan tanah sesuai dengan keinginan. Setelah itu

tanah disesuaikan dengan gambar lalu dilakukan pemacangan cerucuk (kayu

gelam) yang berdiameter 10 cm dengan panjang 3 meter sampai 5 meter dengan

jarak yang telah ditetukan.

Pemacangan ini diperlukan bantuan alat berat berupa alat pengali yang

disebut Excavator. Dengan adanya alat berat tersebut pemacangan dapat

dilakukan dengan waktu yang diperlukan, setelah dilakukan pemacangan

kemudian dilakukan pemotongan kayu agar sesuai dengan gambar dan elevasinya.

Untuk mengatur atau mengetahui elevasi yang diperlukan maka digunakan

Theodolite agar elevasi tanah sesuai dengan direncana.


Gambar 3.13. Pekerjaan Pemacangan Cerucuk
Sumber : Data Olahan, 2016

2. Pekerjaan Pembesian Pada Lantai


Pekerjaan ini salah satu pekerjaan yang memerlukan keahlian baik

dalam hal pemotongan maupun dalam hal pemasangan dan penyambungan

besi dengan menggunakan kawat beton. Pekerjaan pembesian terdiri dari

pengukuran, pemotongan, pembengkokan dan pembentukan besi tulangan,

sehingga diperoleh bentuk dan ukuran tulangan seperti yang disyaratkan

dalam bestek. Pada kegitan ini digunakan besi baja tulangan ulir dengan D

16 mm, dan D 13 mm.

Gambar 3.14. Pembesian Pada Lantai Kolam Lumpur


Sumber : Data Olahan, 2016

3. Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Pekerjaan Pemasangan Bekisting perlu diperhitungkan yaitu dapat

menahan beban yang akan diterima berupa beban pekerja, beban berat

tulangan, adukan beton yang dicorkan dan berat sendiri struktur tersebut

pada proses perkerasan beton. Jika bekisting tidak dapat menahan beban

yang bekerja, akan menimbulkan deformasi dan lendutan yang

mengakibatkan struktur tidak sesuai dengan dimensi yang telah


direncanakan. Pada Kegiatan pembangunan ini bekisting yang dipakai sama

dengan pekerjaan yang sebelumnya berupa bahan-bahan yang dikirim dari

luar kota jambi seperti Multipleks film face (phenolic film/tego film),

Plastic cone (P-cone) 3/8, plat besi serta kayu. Bahan-bahan ini la yang

berperan untuk pembuatan bekisting lantai, dinding dan lain-lainya seperti

gambar berikut:

Gambar 3.15. Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Sumber : Data Olahan, 2016
i. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal merupaka pekerjaan yang

berhubungan dengan, alat mesin dan instalasi listrik, adapun beberapa

pekerjaan ME pada Peningkatan SPAM Kota Jambi sebagai berikut:


Pengadaan Pompa dan Panel.
Pemasangan Genset.
Pemasangan Panel dan Kabel.
ii. Pekerjaan Bangunan Penunjang

Gambar 3.16. Ruang Traffo


Sumber : Data Olahan, 2016
Banguan penunjang merupakan bangunan-bangunan pelengkap untuk

menjamin berfungsinya SPAM secara baik adapun bagian bagian bangunan

pelengkap yaitu:
Rumah Trafo & Panel Cubicle.
Rumah Kimia dan Electroclorination.
Ruang Genset.
Ruang Operasi Scada.
b. Pelaporan
Laporan adalah suatu bentuk penyampaian hasil kerja yang dapat di

pertanggung jawabkan kepada pemilik proyek (Owner), adapun macam-macam

laporan di dalam proyek sebagai berikut:


i. Laporan Harian
Laporan harian adalah laporan yang dibuat oleh pelaksana lapangan

yang kemudian diolah oleh bagian teknik. Laporan harian ini sangat simpel

karena biasanya hanya 1 lembar kertas saja. Laporan ini memuat beberapa

informasi penting yang harus ditulis antara lain:


Pekerjaan yang sedang dikerjakan termasuk lokasi pekerjaan.
Cuaca pada hari tersebut, Berapa jam hujan dan berapa jam cerah. Alat-

alat yang digunakan termasuk jumlah alat (alat berat, alat pendukung,

dan alat bantu).


Bahan-bahan material yang digunakan.
Tanda tangan dari pelaksana dan konsultan pengawas.

ii. Laporan Mingguan

Laporan mingguan berbeda dengan laporan harian karena isi yang

dilaporkan tentu lebih lengkap. Laporan mingguan ini dibuat oleh teknik

berdasarkan kondisi lapangan saat itu. Pada proyek dengan sistem

kontraktor yang dilaporkan hanya progress saja kepada owner. Format

laporan mingguan ini biasanya mengikuti format RAB untuk item-item

pekerjaan. Isi dari laporan ini antara lain:

Volume RAB dan bobot dimasing-masing pekerjaan.


Volume yang sudah dikerjakan (Minggu lalu, minggu ini dan total).

Bobot dalam persen di masing-masing item pekerjaan (Minggu lalu,

minggu ini dan total).

Nilai kumulatif progress pada minggu ini (dalam persen).

iii. Laporan Bulanan


Jenis laporan proyek yang paling lengkap adalah laporan bulanan

karena terdiri dari beberapa informasi penting yang dirangkum dalam satu

buku. Laporan pada proyek kontraktor dengan proyek swakelola berbeda

(Baca perbedaannya di isi laporan swakelola). Berikut isi dari laporan

bulanan pada proyek dengan sistem kontraktor.


Data proyek, meliputi nama proyek, nama paket, lokasi proyek, nomor

kontrak, tanggal kontrak, tanggal SPMK, waktu pelaksanaan, Waktu

serah terima pekerjaan, nama kontraktor, nama konsultan pengawas dan

sebagainya.
Lokasi proyek, berisi peta lokasi dan sket lokasi proyek.
Laporan progres akhir bulan.
Daftar staf di proyek tersebut.
Daftar alat yang digunakan dan jumlah alat.
Foto dokumentasi pekerjaan.

c. Shop Drawing dan As Build Drawing

Gambar Kerja adalah sebuah hal yang sangat penting dalam pembangunan

sebuah proyek, karena dari gambar kita dapat mengetahui bentuk dari kontruksi

yang akan di bangun, pada pelaksanaannya di lapangan gambar kerja dapat di bagi

kedalam dua jenis, yaitu:

i. Shop Drawing
Shop drawing merupakan panduan/acuan bagi pelaksana pekerjaan

lapangan, dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan dilapangan menjadi

mudah.

ii. As built drawing

As Buit Drawing adalah gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di

lapangan atau gambar yang mengadopsi semua perubahan yang terjadi

selama proses kontruksi yang berupa dimensi, geometri, dan lokasi yang

nyata atas semua elemen proyek.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jadwal
    Jadwal
    Dokumen4 halaman
    Jadwal
    riky irawan
    Belum ada peringkat
  • Quarry
    Quarry
    Dokumen39 halaman
    Quarry
    riky irawan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen4 halaman
    Cover
    riky irawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    riky irawan
    Belum ada peringkat
  • Bab I-Ii
    Bab I-Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab I-Ii
    riky irawan
    Belum ada peringkat