RANDY
Hey waktunya buat buka kedai, Ayo!
Alex berdiri dan menawarkan kopi kepada Randy, Randy
menggelengkan kepalanya dan terus berjalan menuju pintu
masuk utama untuk membalikan papan buka/tutup yang
tergantung di jendela pintu masuk.
RANDY
Hari ini lo sedikit telat,
Berhubung ini masih hari pertama lo
jadi masih gua toleransi. Untuk
besok gua harap lo udah harus
prepare dari jam 7 pagi ya!
Alex hanya mengangguk-ngangguk setelah itu meletakan termos
diatas meja bar sembari melihat-lihat peralatan yang tertata
rapih dan bersih disekeliling bar. Randy pun menghampiri
Alex
RANDY
(sambil mengambil dari bawah
meja)
(MORE)
(CONTINUED)
CONTINUED: 3.
RANDY (contd)
Ok, first things first. Apron. Ini
adalah attribute lo yang wajib lo
pake setiap hari.
RANDY
(sembari melayani pelanggan)
Nih, gua minta lo baca dan pahamin
ini semua. Sekalian lo perhatiin
juga cara kerja gua, kita ngobrol
lagi pas makan siang.
Alex mengambil dan berjalan perlahan keluar dari counter
sembari membuka buku panduan itu dan membaca halaman-halaman
yang ada di buku itu.
CUT TO:
(CONTINUED)
CONTINUED: 4.
RANDY
(sambil menyeruput kopi)
Mau tau kenapa gua sangat terobsesi
dengan kedai ini? Kedai ini sudah
dimiliki oleh keluarga gua dari
generasi ke generasi.
Alex dengan perlahan menyilangkan tangannya, Ia hanya diam
menatap Randy yang sedang antusiasnya bercerita.
RANDY
Kedai ini ibaratkan titipan, gua
gamau kalo ampe kedai ini bangkrut.
Gabisa.
Alex mengambil cangkir dan meminum kopi sambil menatap
kearah berlawanan dari Randy seakan-akan ia tak peduli
dengan Randy. Melihat itu Randy menepuk pundak Alex.
RANDY
Gua yakin bersama kita bisa
pertahankan kedai ini. Kita bisa
menjadi yang terbaik di kota
Jakarta!
Randy mengangkat tangannya dan menunggu jabatan tangan Alex.
Melihat itu Alex terdiam sejenak, sampai akhirnya dengan
ragu-ragu ia menjabat tangan Randy.
(CONTINUED)
CONTINUED: 5.
INSERT -
"BEST COFFEE IVE EVER HAD...AMBIL
SAJA KEMBALIANNYA"
Membaca itu Alex sedikit tersenyum, ia melipat kertas itu
lalu pergi meninggalkan meja.
(CONTINUED)
CONTINUED: 6.
CUT TO:
LUCY
Gua gabisa berpura-pura jadi orang
lain, diri gua ya memang seperti
ini...
Disaat Lucy baru saja akan menangis kembali, Alex langsung
menyela Lucy dengan cara memeluknya.
Randy yang sedang mengantar kopi ke salah satu meja
pelanggan, melihat Alex dan Lucy dari kejauhan, ia
menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mimik wajahnya yag
begitu jengkel.
(CONTINUED)
CONTINUED: 7.
CUT TO:
(CONTINUED)
CONTINUED: 9.
RANDY
Sekarang gua mau lo cabut Apron lo,
dan lo keluar dari kedai gua.
Alex berdiri mukanya tertunduk ke lantai, akhirnya dia
berjalan keluar melewati Randy dan Lucy. Melihat itu Lucy
langsung ikut mengejar dan meraih pundak Alex
LUCY
Lex... Gua minta maaf... Gua...
Alex tidak menggubris Lucy dan tetap berjalan pergi.
10.
INSERT -
"RANDY IS CALLING"
Alex pun menggerutu dan akhirnya terbangun. Alex mengangkat
teleponnya
RANDY
Lex... Gua butuh lu kesini
sekarang, sampai bertemu.
Randy menutup teleponnya dan Alex pun langsung beranjak dari
tempat tidurnya.
11.
RANDY
Apakah lo suka kerja disini lex?
Dengan tatapan kosong, Alex mengangguk pelan
RANDY
Apakah lo mau kesempatan kedua?
Alex langsung menatap Randy dengan Wajah yang sedikit
melongo.
RANDY
Gua rasa lo emang punya potensi
untuk jadi barista yang hebat, dan
gua rasa gua juga gabisa
ngepertahanin kedai orang tuaku ini
seorang diri, bagaimana?
RANDY
Gua belajar bahwa justru pertemuan
lu dan cewek itu yang membuat
sebuah kedai kopi ini menjadi
spesial.
RANDY
(sambil tertawa)
Okay? hahahaha
12.
ALEX
(sambil memberikan ke Lucy)
Satu Cafe Latte, seperti biasa
Melihat itu, Lucy tersenyum bahagia dan langsung memeluk
Alex.
FADE TO BLACK