Anda di halaman 1dari 13

Bittersweet

1. INT. KAMAR TIDUR - DAY


Seorang pemuda, ALEX (23), terbangun dari tidurnya oleh
suara alarm. Sebuah pagi yang cerah, terlihat sinar matahari
menembus jendela kamar yang sedikit berantakan.
TITLE CARDS OVER IMAGE
BITTERSWEET

2. INT. DAPUR KOST - DAY


Alex membuka lemari dan mengeluarkan sebuah toples yang
berisi biji kopi. Alex memasukan biji kopi kedalam grinder
manual lalu menuangkan kopi itu kedalam filter. Alex
menuangkan air panas kedalam kopi.
Alex menuangkan kopi kedalam dua cangkir dan membawanya
keluar.

3. EXT. TERAS RUMAH KOST - DAY


Alex menaruh kedua cangkir berisi kopi itu keatas meja
kecil. Ia duduk bersebelahan dengan RAKA (24), seorang
pemuda tuna netra yang sekarang menjadi teman mengopi Alex
setiap pagi.
RAKA
Akhirnya ini dia yang ditunggu...
Raka mencoba mengambil kopi dengan meraba-raba meja, Alex
pun menuntun dan membantu Raka untuk mengambil kopi itu.
RAKA
(sambil menyeruput kopi)
Makasih... Ahhhh nikmat kali ini
kopi buatanmu

Alex menepuk pundak Raka lalu bersandar sembari menikmati


kopi buatannya.
RAKA
Napa kamu tak coba bikin usaha kopi
saja daripada nganggur begini
Alex tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya
RAKA
Serius aku! Kau ini aku rasa punya
bakat terpendam loh... Masyarakat
perlu merasakan yang namanya Kopi
Alex ini hahahaha
2.

Sambil meminum kopinya, Alex berdiri dan menepuk pundak Raka


lalu pergi kembali ke Kamarnya.

4. INT. KAMAR TIDUR - DAY

Alex menuangkan kopi tadi itu kedalam termos kecil setelah


itu ia duduk diatas kasurnya dan mengeluarkan secarik kertas
dari dompetnya yang tertulis
INSERT -
"RANDY 081282766644"
Alex akhirnya mengirim pesan ke nomor itu
yang berisi
INSERT -
"GUA IKUT"

5. INT. COFFEE SHOP - DAY


Alex tengah duduk di bangku cokelat di sudut ruangan sambil
asik memainkan handphonenya. Kopi dari termos ia tuangkan
kedalam sebuah cup kecil, lalu Alex meminumnya. Beberapa
saat kemudian RANDY (27), seorang lelaki muncul dari
belakang coffee shop sambil membawa buku panduan berjalan
mengahampiri Alex. Ia datang sambil menepuk pundak Alex yang
masih juga memainkan handphonenya.

RANDY
Hey waktunya buat buka kedai, Ayo!
Alex berdiri dan menawarkan kopi kepada Randy, Randy
menggelengkan kepalanya dan terus berjalan menuju pintu
masuk utama untuk membalikan papan buka/tutup yang
tergantung di jendela pintu masuk.
RANDY
Hari ini lo sedikit telat,
Berhubung ini masih hari pertama lo
jadi masih gua toleransi. Untuk
besok gua harap lo udah harus
prepare dari jam 7 pagi ya!
Alex hanya mengangguk-ngangguk setelah itu meletakan termos
diatas meja bar sembari melihat-lihat peralatan yang tertata
rapih dan bersih disekeliling bar. Randy pun menghampiri
Alex
RANDY
(sambil mengambil dari bawah
meja)
(MORE)
(CONTINUED)
CONTINUED: 3.

RANDY (contd)
Ok, first things first. Apron. Ini
adalah attribute lo yang wajib lo
pake setiap hari.

Alex menerima apron pemberian Randy. Ia menatap apron itu


sebentar, baru setelah itu memakainya.
RANDY
Pakailah dengan bangga. Selanjutnya
kenalilah tempat kerjamu!

Randy menunjuk satu persatu alat yang ada di sekeliling bar


RANDY
Ini adalah Espresso Machine, lalu
ini Grinder, Kalo ini kulkas, Ini
Tamper, Ini Steaming pitcher...
Disaat Randy tengah menjelaskan kepada Alex, tiba-tiba
beberapa pelanggan sudah masuk dan berjalan menghampiri
counter untuk memesan. Randy sedikit panik dan langsung
memberikan buku panduan yang ia pegang kepada Alex.

RANDY
(sembari melayani pelanggan)
Nih, gua minta lo baca dan pahamin
ini semua. Sekalian lo perhatiin
juga cara kerja gua, kita ngobrol
lagi pas makan siang.
Alex mengambil dan berjalan perlahan keluar dari counter
sembari membuka buku panduan itu dan membaca halaman-halaman
yang ada di buku itu.

CUT TO:

6. EXT. TERAS COFFEE SHOP - DAY

Alex bersama dengan Randy duduk di teras depan coffee shop.


Terlihat mereka berdua sedang duduk santai sambil menikmati
secangkir kopi panas.
RANDY
Lex... Apa alasan lo ingin menjadi
barista?
Alex hanya menundukan kepalanya, ia tak menjawab sepatah
kata pun.

(CONTINUED)
CONTINUED: 4.

RANDY
(sambil menyeruput kopi)
Mau tau kenapa gua sangat terobsesi
dengan kedai ini? Kedai ini sudah
dimiliki oleh keluarga gua dari
generasi ke generasi.
Alex dengan perlahan menyilangkan tangannya, Ia hanya diam
menatap Randy yang sedang antusiasnya bercerita.
RANDY
Kedai ini ibaratkan titipan, gua
gamau kalo ampe kedai ini bangkrut.
Gabisa.
Alex mengambil cangkir dan meminum kopi sambil menatap
kearah berlawanan dari Randy seakan-akan ia tak peduli
dengan Randy. Melihat itu Randy menepuk pundak Alex.
RANDY
Gua yakin bersama kita bisa
pertahankan kedai ini. Kita bisa
menjadi yang terbaik di kota
Jakarta!
Randy mengangkat tangannya dan menunggu jabatan tangan Alex.
Melihat itu Alex terdiam sejenak, sampai akhirnya dengan
ragu-ragu ia menjabat tangan Randy.

7. INT. COFFEE SHOP - DAY


3 bulan sudah berlalu. Kondisi coffee shop tidak terlalu
ramai, terlihat Alex sedang berdiri sendiri di dalam bar
sembari membersihkan gelas kopi di tangannya. Ia
memperhatikan aktivitas beberapa pelanggan yang berada di
dalam coffee shop. Dari sekian orang yang berada di
dalam coffee shop tersebut, mata alex tertuju pada salah
satu nona yang sedang duduk disamping jendela coffee shop
dengan buku catatan penuh coretan gambar. Nona itu ialah,
LUCY (22). Wajah Lucy tertuju keluar jendela, disangganya
dagu dengan tangan yang sedang mengaduk-aduk kopi secara
perlahan. Tanpa Alex sangka, Lucy menangkap Alex yang sedang
menatapi Lucy cukup lama. Melihat itu Alex langsung
mengalihkan perhatiannya dan wajahnya seketika berubah
menjadi merah. Melihat Alex, Lucy pun hanya tersenyum geli.

Beberapa saat kemudian Alex melihat kearah meja itu lagi


namun Lucy sudah menghilang. Sambil mengkerutkan dahinya,
Alex pun menghampiri meja itu untuk mengangkat cangkir kotor
dan membersihkan meja yang sudah ditinggalkan oleh Lucy.
Disaat Alex mengangkat cangkir itu keatas nampan, ia melihat
secarik kertas dan uang yang tertinggal diatas meja.

(CONTINUED)
CONTINUED: 5.

INSERT -
"BEST COFFEE IVE EVER HAD...AMBIL
SAJA KEMBALIANNYA"
Membaca itu Alex sedikit tersenyum, ia melipat kertas itu
lalu pergi meninggalkan meja.

8. INT. COFFEE SHOP - DAY


Keesokan harinya, Alex berdiri didalam bar dengan secangkir
Cafe Latte panas didepannya. Ia melihat jam pukul 4:30 sore,
Alex tak dapat berhenti memandangi pintu masuk yang berada
didepannya. Beberapa saat kemudian Lucy datang dan masuk
kedalam coffee shop dengan membawa tas kecil sambil
menggenggam sebuah buku catatan kecil mengahampiri bar. Alex
dengan wajah malu, menyodorkan Cafe Latte yang selalu
dipesan oleh Lucy setiap sore. Melihat itu wajah Lucy
menjadi berseri-seri. Lucy pun menyondongkan badannya untuk
melihat name tag Alex
LUCY
Ah! Makasihh yaa... Alex? hehe

Mendengar Lucy menyebutkan namanya membuat wajah Alex


tersenyum lebar sambil sedikit mengangguk. Ia memandang Lucy
dari kejauhan.
MONTAGE

- Alex sedang menggiling kopi


- Alex sedang memasang portafilter untuk membuat espresso
- Espresso keluar dari mesin

- Alex membuat Latte Art, dahinya mengkerut


- Lucy mengambil Cafe Latte yang sudah dipersiapkan Alex di
bar sambil tersenyum

- Alex membukakan pintu untuk Lucy


- Lucy mengajak Alex kerumahnya
- Alex dan Lucy dengan wajah penuh senyuman membuat kopi
bersama di rumah Lucy

- Alex sedang memasang portafilter untuk membuat espresso


- Espresso keluar dari mesin
- Alex membuat Latte Art dengan dahi yang mengkerut

(CONTINUED)
CONTINUED: 6.

- Lucy mengambil Latte Art dari bar sambil berterima kasih


- Alex menaruh Latte Art diatas meja (Motif 1)
- Alex menaruh Latte Art diatas meja (Motif 2)

- Alex menaruh Latte Art diatas meja (Motif 3)


END OF MONTAGE
Selepas Alex selesai mempersiapkan Cafe Latte untuk Lucy,
Alex melihat jam menunjukan pukul 4:40 namun Lucy belum
kunjung datang. Alex masih tetap berdiri di dalam bar
sembari mengelap permukaan meja disekitar kopi itu
diletakan. Waktu menunjukan pukul 5:20, Wajah Alex seketika
berubah menjadi murung. Akhirnya Alex memutuskan untuk
mencoba menunggu Lucy diluar coffee shop.

CUT TO:

9. EXT. TERAS COFFEE SHOP - NIGHT

Alex berdiri di samping pintu masuk, melihat kesekeliling


untuk menunggu Lucy. Tiba-tiba ia melihat Lucy yang sedang
duduk di salah satu kursi teras. Alex menghampiri Lucy dan
melihat wajahnya yang sudah sembap dan rambut yang kusut.
Setelah itu Alex menuntun Lucy ke tempat duduk sambil
mengusap-usap punggungnya. Pada saat itu Lucy hanya terdiam
sedangkan Alex yang duduk di sebelahnya hanya memainkan jari
jemarinya. Ia kaget karena Lucy seketika menyenderkan
kepalanya di pundak Alex.
LUCY
Sudah berakhir lex... Dia pergi
ninggalin gua
Mendengar itu Alex pun menghela nafasnya dan menundukan
kepalanya

LUCY
Gua gabisa berpura-pura jadi orang
lain, diri gua ya memang seperti
ini...
Disaat Lucy baru saja akan menangis kembali, Alex langsung
menyela Lucy dengan cara memeluknya.
Randy yang sedang mengantar kopi ke salah satu meja
pelanggan, melihat Alex dan Lucy dari kejauhan, ia
menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mimik wajahnya yag
begitu jengkel.

(CONTINUED)
CONTINUED: 7.

Alex melepas pelukannya dan langsung menyeka air mata di


pipi Lucy. Senyuman kecil pun terbentuk di wajah Lucy.
Setelah itu Alex memberikan isyarat "Tunggu" ke Lucy, dan
langsung bergegas masuk ke dalam coffee shop. Beberapa saat
kemudian ia keluar membawa secangkir Cafe Latte, dan
menaruhnya diatas meja Lucy. Lucy pun sedikit tertawa,
Alex tersenyum lalu kembali masuk kedalam coffee shop. Lucy
menghela nafasnya dan meminum sedikit kopi yang sudah dibuat
tanpa melepaskan pandangannya dari Alex.

CUT TO:

10. INT. COFFEE SHOP - DAY


Coffee shop belum buka, Alex baru saja datang dengan membawa
jacket. Randy sudah menunggu di dalam bar sambil
menyilangkan tangannya.
RANDY
Kita perlu bicara.

Randy berjalan keluar dari bar dan menghampiri Alex. Tatapan


Alex begitu kosong.
RANDY
Lu serius ga sih mau ngebangun ni
kedai?

Mendengar itu Alex mengerutkan dahi dengan bingung


RANDY
Gua sama sekali ga mentoleransi lu
pacaran di jam kerja! Lu paham kan
itu?
Alex hanya menggeleng-gelengkan kepala dan matanya menatap
kosong.
RANDY
(sambil menunjuk Alex)
Gua perhatiin semanjak lu deket ama
tu cewek, kinerja lu jadi semakin
ngaco!

Randy pun maju semakin mendekat kepada Alex


RANDY
Lu kalo gak bisa serius dan masih
aja main ama tu cewek, lebih baik
lu keluar dari coffee shop gua
sekarang!
8.

Randy mendorong Alex lalu pergi menjauh dari Alex.

11. EXT. TERAS COFFEE SHOP - DAY


Alex duduk di teras coffee shop sembari menyeruput kopi dari
termos yang ia selalu bawa setiap pagi. Kakinya terus ia
tapakkan kebawah tanah, bibirnya ia gigit. Beberapa lama
kemudian Lucy datang ke coffee shop seperti biasa. Alex
mengacuhkan Lucy yang berjalan cepat menghampiri dirinya.
Alex langsung masuk ke dalam Coffee shop, namun lengannya di
tarik oleh Lucy.
LUCY
Tunggu! kenapa? ada apa?
Alex mencoba melepas genggaman tangan Lucy namun tangan Lucy
mencengkeram erat lengan Alex.
LUCY
Apa salahku? Alex...
Alex terdiam sejenak. Ia mengepal tangannya dengan kuat,
matanya ia tutup rapat untuk menahan keluarnya air mata.
Alex pun langsung membalikan badannya dan masuk kedalam
coffee shop.

12. INT. COFFEE SHOP - DAY


Alex terdiam sambil menyangga kepala dengan telapak tangan
RANDY (O.S.)
Back to work lex!

Alex akhirnya kembali berjalan ke bar dan menaruh termos


yang ia bawa ke atas meja bar lalu kembali melayani para
pelanggan.

13. INT. COFFEE SHOP - DAY


Alex sedang membersihkan meja-meja pelanggan dengan wajah
murung, tiba-tiba datang Lucy mengetuk jendela coffee shop
memanggil Alex. Melihat itu, Alex tetap melanjutkan
membersihkan meja.
CUT TO:
Lucy mendekat ke arah Alex namun Alex membelakanginya. Alex
menaruh lap pembersih pada tempat cuci bar. Ia membasuh
tangan sambil melirik ke arah belakang. Terlihat Lucy

(CONTINUED)
CONTINUED: 9.

kembali mencoba mendekat pada Alex. Alex semakin cepat


membasuh tangannya, Lucy semakin mendekat ke arahnya. Alex
mengipaskan telapak tangannya yang masih berair. Lucy
mencoba meraih pundak Alex namun air dari kibasan tangan
Alex membuat Lucy berhenti.

Alex melihat ke belakang melihat Lucy yang sedang membasuh


mukanya. Alex mulai meracik kopi dengan perlahan ia
mengambil beberapa biji kopi yang siap dimasak untuk kopi.
Perlahan Alex mulai memindahkan serbuk kopi. Terlihat Alex
membelakangi Lucy.

Lucy kemudian kembali mencoba mendekati Alex, kali ini tanpa


ragu ia menarik pundak Alex. Seketika Alex yang sedang
meracik kopi kaget dan serbuk kopi jatuh berantakan di
lantai. Alex hanya menoleh ke belakang melihat Lucy. Alex
kemudian merapikan serbuk kopi yang berantakan di lanta dan
meja dengan tangan kosongnya tanpa memakai apa-apa. Lucy
berdiri terdiam melihat Alex tidak mengindahkan dirinya sama
sekali.
Randy melintas di samping bar melihat Alex yang sedang
merapikan serbuk kopi yang jatuh dengan tangan kosong.
Langkah kaki Randy menjadi semakin cepat menuju Alex.
RANDY
"kalo lo bersihin pake tangan
kosong lo gitu, pengunjung jijik
liatnya"

Alex memandang ke atas melihat rendy yang sedang


memarahinya. Tangan Alex mulai gemeteran sambil mengambil
sisa kopi.

RANDY
Sekarang gua mau lo cabut Apron lo,
dan lo keluar dari kedai gua.
Alex berdiri mukanya tertunduk ke lantai, akhirnya dia
berjalan keluar melewati Randy dan Lucy. Melihat itu Lucy
langsung ikut mengejar dan meraih pundak Alex
LUCY
Lex... Gua minta maaf... Gua...
Alex tidak menggubris Lucy dan tetap berjalan pergi.
10.

14. EXT. TERAS RUMAH KOST - NIGHT


Alex berjalan masuk menuju pintu rumah kost, terlihat Raka
sedang duduk santai menikmati senja.
RAKA
Lex? Sudah pulang kamu? Hei mau
kemana kau?
Alex tidak menggubris Raka dan terus berjalan masuk kedalam
kost.

15. INT. KAMAR TIDUR - NIGHT


Alex duduk termenung di kasur tempat tidurnya. Wajahnya ia
tutupi dengan kedua telapak tangannya. Alex berbaring di
kasur lalu merogoh sakunya, ia mengeluarkan foto. Disitu
terlihat foto kedua orang tuanya. Alex menghela napas.
CUT TO:

16. INT. COFFEE SHOP - DAY


Suasan coffee shop masih sangat sepi, Hanya Randy seorang
yang masuk kedalam coffee shop. Randy pun memakai Apronnya
dan mulai menyalakan mesin-mesin kopi yang ada di dalam bar.
Tengah mempersiapkan Randy menemukan Termos yang dulu pernah
Alex tinggalkan di meja bar. Telihat nama Alex tertempel di
termos itu. Randy pun akhirnya menuangkan isi termos itu
kedalam gelas dan meminumnya. Randy mengerutkan dahinya, ia
minum untuk yang kedua kalinya, Randy mengangguk pelan.

17. INT. KAMAR TIDUR - DAY


Alex yang sedang tidur diatas kasurnya terbangun oleh suara
handphonenya yang berbunyi.

INSERT -
"RANDY IS CALLING"
Alex pun menggerutu dan akhirnya terbangun. Alex mengangkat
teleponnya

RANDY
Lex... Gua butuh lu kesini
sekarang, sampai bertemu.
Randy menutup teleponnya dan Alex pun langsung beranjak dari
tempat tidurnya.
11.

18. INT. COFFEE SHOP - DAY


Alex berjalan masuk kedalam coffee shop, terlihat Randy yang
sedang duduk di salah meja dengan secangkir kopi diatas
meja. Alex pun akhirnya duduk bersama dengan Randy.

RANDY
Apakah lo suka kerja disini lex?
Dengan tatapan kosong, Alex mengangguk pelan

RANDY
Apakah lo mau kesempatan kedua?
Alex langsung menatap Randy dengan Wajah yang sedikit
melongo.

RANDY
Gua rasa lo emang punya potensi
untuk jadi barista yang hebat, dan
gua rasa gua juga gabisa
ngepertahanin kedai orang tuaku ini
seorang diri, bagaimana?

Mendengar itu Alex mengangguk setuju dan wajahnya berubah


menjadi berseri-seri
RANDY
Dan sorry kalo gua udah bersikap
berlebihan sebelumnya, ngga
seharusnya gua kaya begitu didepan
pelanggan.
Alex hanya terdiam dan menunduk kebawah

RANDY
Gua belajar bahwa justru pertemuan
lu dan cewek itu yang membuat
sebuah kedai kopi ini menjadi
spesial.

Alex tersenyum kepada Randy, ia mengangkat tangannya untuk


menjabat tangan Randy
ALEX
Okay

RANDY
(sambil tertawa)
Okay? hahahaha
12.

19. EXT. RUMAH LUCY - DAY


Alex memarkirkan motornya didepan rumah Lucy. Alex turun
dari motornya dan membawa satu cup cafe latte untuk Lucy.
Alex berjalan menuju pintu rumah lalu mengetuk-ngetuk
pintunya. Lucy membukakan pintu, dan wajahnya seketika
kaget.
LUCY
Alex?

ALEX
(sambil memberikan ke Lucy)
Satu Cafe Latte, seperti biasa
Melihat itu, Lucy tersenyum bahagia dan langsung memeluk
Alex.

FADE TO BLACK

Anda mungkin juga menyukai