Anda di halaman 1dari 30

Indikator Hasil Belajar

1. Menjelaskan prinsip Difraksi Bragg

2. Menjelaskan prinsip hamburan sinar oleh


atom

3. Menjelaskan prinsip hamburan oleh kristal

27
BAB II
DIFRAKSI OLEH KISI KRISTAL

A. Hukum Bragg
Pemantulan oleh kisi kristal terjadi apabila gelombang sinar-x lebih kecil dari 2 kali
jarak antara bidang pemantul dalam kisi kristal. Pemantulan spekular merupakan pemantulan
dengan sudut berkas yang masuk sama dengan sudut berkas yang keluar, yaitu = seperti
pada gambar 2.1

C
AC

cos

C
A AB
d
sin
B

Gambar 2.1 Pemantulan Spekular

Beda lintasan untuk kedua berkas termaksud adalah

D AB BC AC ' 2 AB AC '

Karena : AB BC
d 2d
Sedangkan : AB dan AC ' AC cos cos
sin tan

2d 2d 2d
cos 2 (1 cos 2 ) 2d sin
sin sin sin

Interferensi yang sailng menuatkan terjadi apabila :

n ; n = bilangan bulat positif

= panjang gelombang sinar-X

sehingga diperoleh hukum Bragg untuk refleksi oleh bidang kristal (hkl)

28
n 2d hkl sin
n 1,2,3,4,......

n adalah ordo pemantulan.

B. Teori Hamburan

Hukum Bragg juga dapat diturunkan dari teori hamburan. Dalam pendekatannya
dilakukan pemilahan dalam tiga tahap, yaitu :
Hamburan oleh satu elektron dari atom kristal tersebut (tingkat elektron)
Hamburan oleh semua elektron dari atom, jadi hamburan oleh atom-atom secara
individual (tingkat atom)
Interferensi dari semua berkas hamburan yang berasal dari atom-atom kristal
(tingkat kristal)

Apabila gelombang yang datang adalah gelombang datar, maka pancaran energi
elektromagnet oleh elektron adalah gelombang sferik. Seperti pada gambar 2.2

'

'

Gambar 2.2 Gelombang Datar & Gelombang Sferik

Dalam proses ini sifatnya elastik (hamburan Thomson), tidak ada energi yang hilang

sehingga besarnya vektor gelombang k 0 tidak berubah. Gelombang datang

direpresentasikan dengan :


(r , t ) Ae( k0 ,r 0t )

maka gelombang sferik pada posisi D dari elektron terbentuk :

29
A ( k0 , D 0t )
' ( D, t ) fe e
D

dimana fe dinamakan panjang hamburan :

e2
1/ 2
1
fe (1 cos 2 2
2 0
m c
e2
2
rc
m0 c
rc = radius klasik electron , 2,82 x 10-15 m

sudut 2 adalah adalah sudut antara arah rambat . k 0 dan k adalah vektor gelombang,
masing-masing dari gelombang datang dan gelombnag yang terhambur.

Hamburan oleh sistem yang terdiri dari dua electron, masing-masing di P1 dan di P2.

Vektor kedudukan elektron kedua terhadap yang pertama dinyatakan dengan r
seperti pada gambar 2.3

M
P2

r
N
k0 P1

Gambar 2.3 Hamburan Oleh Sistem 2 Elektron

didefinisikan suatu besaran baru, yaitu :



s k k0
yang dinamakan vektor hamburan ; secara geometrik hubungannya seperti dibawah ini :

30

k

S
2

k0

s k 0 k 2 2k (k ) cos 2
2


s 2k 2 2k 2 (1 sin 2 ) k0 k k
s 4k 2 sin 2 2k sin


Sudut hamburan ditulis 2 karena k 0 k , maka vector S adalah S S 2k sin , dengan

k0 k k

Beda panjang lintasan dari sinar yang terhambur adalah :



P1 M P1 N
Apabila :

k 0 s0 k 0 s0 k , dan

k s k s k , artinya

S 0 dan S merupakan vektor satuan dalam arah k0 dan k masing-masing, maka :

P1 M P1 N (r .s r .s 0 )
1
r .[ s s 0 ] r .(k k 0 )
k
1
(r ..s )
k
Beda fase antara gelombang yang terhambur dalam radial :

2 k
2


r .s , radial (tidak ber dim ensi )

Superposisi dari dua gelombang itu adalah :

31
T fe
D

A ikD
e e ik ( D A)
Atau dapat ditulis :

T fe
A ikD
D

e 1 e ik
T fe
A ikD
D

e 1 e iSr

Secara umum, apabila electron #1 dan #2 ada masing-masing pada kedudukan r1 dan r2 :
A ikD iS1r1
T fe e
D
e
e

iS1r2

Bila atom itu mempunyai l buah electron, masing-masing pada kedudukan rl ; = 1,2,3,.

N, maka untuk suatu arah tertentu yang dinyatakan dengan vector s , besrnya gelombang
adalah :
A ikD n i . s .r
T fe e e
D i

A ikD n
i . s . r

T e
fe e
D i
Sering sekali dibataskan

n
i . s .r

fa fe e
i
fa dinamakan panjang hamburan atom. Intenstitas parsial :
n 2

I fa fe e
2 2 i . s .r

Andaikanlah distribusi eleckron dari suat atom adalah kontinu dengan fungsi distribusi

(r ) tentunya :

d
seluruh atom
r . ( r ) z , dengan Z adalah nomor atom untuk atom yang ditinjau

n i .s .r 3
Maka panjang hamburan atom : fa fe e i . s . r
fe ( r )e dr
i

32
Atomic scattering factor (faktor hamburan atom) :
3
fa fe (r )ei.s .r d r
Untuk distribusi-distribusi awan elektron-elektron yang sferik :
R 2

fa d r rd ' r sin 'd ' (r )e
i . s .r

0 0 0

[ambil s dalam arah Z, maka s .r sr cos ' ; dalam hal ini bukan sudut hamburan]
R adalah radius atom dengan sebagai berikut :
R
sin sr
fa 4 (r )
2
dr
0
sr
Suatu sketsa mengenai fa dapat dilihat pada gambar 2.4 :

sin sr
sr

2 3
o
sr

fa

Untuk C
4
Z=6

0 2.0
1.0

S = zksin

Gambar 2.4 Faktor Hamburan Atom

33
Khususnya untuk sudut = 0, maka s = 0, dan

R
fa 4 2 (r )dr Z
0

Hamburan oleh seluruh kristal; ini dilakukan dengan menjumlah gelombang yang datang dari
semua atom kristal teresbut. Andaikanlah bahwa atom-atom dalam Kristal tersebut terletak

pada kedudukan Re , maka factor hamburan kristal :

n
fer
i
f a ei .s . R

dengan : f a = factor hamburan yang ke-l


R = kedudukan atom yang ke-l


s = vector hamburan

Kelompok atom-atom tersebut menurut sel satuannya, jadi


c
R R ' j

c
dengan : R ' = kedudukan sel satuan ke-l


j = kedudukan atom dalam sel satuan

sehingga :

f
i . s .[ R ' c j ]
fer a e

n
f
i . s . j i . s . R ' c
fer a e e

n n

i . s . j c
fer f aj e f aj ei .s . R '
j '

fer FS

34
F dinamakan factor struktur geometrik :

n
F f aj e
i . s . j
, bergantung dari bentuk dan isi sel satuan
j

n
S dinamakan factor struktur kisi : S f aj e i . s . R ' c
, bergantung dari kisi Kristal.
'

Apabila sel satuan hanya mengandung satu atom saja maka F = fa

Pandang kisi linier yang monoatomik, jarak antara atom adalah a. Seperti pada
gambar 2.5


S
Q
A
0 B
a
S0 P

Gambar 2.5 Hamburan Oleh Kisi Linier Monoatomik


c
dalam hal ini R ' a sehingga faktor struktur kisi menjadi :
n
S f aj ei .s .a
1

dengan N jumlah atom dalam kristal linier. Evaluasi S memberikan :



sin[( 1 ) Ns .a ]
S 2
1
sin[( ) s .a ]
2
Intensitas berkaitan dengan pangkat dua dari S, jadi :

sin 2
[( 1 ) Ns.a
]
S2 2

sin 2 [( 1 ) s .a ]
2

S2 tidak menjadi nol apabila [kasus N besar sekali] :



s .a 2h
35
dengan h suatu bilangan bulat. Persamaan diatas memberi petunjuk tentang arah untuk mana
S tidak berharga nol

s .a (k k 0 ).a

s .a k ( S S 0 ).a

s .a k ( Sa S 0 a )
AQ PB
s .a k[ A Q P B ] 2

Arah S berharga tidak nol, apabila dipenuhi syarat untuk interferensi yang saling menguatkan
Interferensi konstruktif terjadi apabila :

2
s .a [AQ PB ]

A Q a cos
P B a cos 0

Sehingga : s .a 2h berarti a[cos cos o ] h
Hal diatas dapat diperluas untuk kasus 3 dimensi. Faktor struktur kisi menjadi :


S f e i . s . 1 a
f e i . s . 2 a
f e i . s . 3 a

aj aj aj

1 2 1 3

c
dengan : R 1a 2b 3c

S menjadi berharga berhingga (tidak nol) apabila secara serentak :



s .a 2 h

s .b 2 k

s .c 2
dengan hkl bilangan bulat.

Perangkat persaman ini adalah ekuivalen dengan :

36
a[cos cos o ] h
b[cos cos o ] k
c[cos cos o ]
Ini dinamakan perangkat persamaan lane

C. Kisi Resiprok Dan Difraksi Sinar-X

Representasi kisi kristal melalui kisi resiproknya. Perangkat baru dapat digunakan
untuk menelaah difraksi dan interaksi antara kisi dan radiasi elektromagnet. Andaikan vektor

basis dalam ruang nyata: a , b , dan c . Maka dibataskan basis vektor resiprok sebagai berikut.


(b x c ) (c x a ) (a x b )
a 2 b 2 c 2
a (b x c ) b (c x a ) c (a x b )

Basis vektor resiprok ini :


a. Dimensinya adalah kebalikan dari panjang atau [l]-1; sama dengan dimensi
bilangan gelombang.

b. Bahwa a * tegak lurus terhadap bidang (b , c ) ; dan demikian pula permutasi
siklisnya.

c. Bahwa a (b x c ) b (c x a ) c (a x b ) mempresentasikan volume benda yang

rusuk-rusuknya dibentuk oleh vektor a , b , dan c .

Vektor basis baru ini dapat dipakai untuk membentuk kisi baru yang dibataskan oleh vektor-
vektor berikut:

Gn n1a * n2 b * n3c *

dengan n1, n2, dan n3 adalah bilangan bulat. Maka Gn membataskan suatu kisi resiprok; dan

a * , b * , dan c * dinamakan vektor basis resiprok.
dapat ditunjukkan bahwa:

a * a 2 ; a * b a * c 0

37

(b * x c * )
a 2 * * *
a (b x c )

Kisi resiprok dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya faktor struktur.


Dibuktikan bahwa:
N

e
l 1
iA. Rl
N A ,G
n


dengan: A = vektor sebarang, N = jumlah sel satuan dalam kisi nyata, Rl = vektor kedudukan
sel satuan. Andaikan bahwa:


A Gn n1a * n2 b * n3c * sedangkan RL l1a l2b l3c
maka:

Gn Rl 2 [n1l1 n2l2 n3l3 ]
dan dalam hal ini:
N

eiA.Rl N
l 1

Andaikan bahwa:

A Gn ,
maka:

A Rl Gn Rl 2 [n1l1 n2l2 n3l3 ]
dan dalam hal ini:
N

eiA.Rl N
l 1

Untuk N besar sekali:


N

e
l 1
iA. Rl
0

38
Hububungan antara kisi resiprok dan bidang kristal dari kisi nyata.
Indeks Miller (h, k, l) dan titik potong dengan sumbu-X, sumbu-Y, dan sumbu-Z
berkaitan sebagai seperti pada gambar 2.6:

Gambar 2.6 Bidang Kristal dengan Indek Miller


1 1 1
(h, k , l ) , ,
x y z

Ungkapan untuk vektor u :

u xa yb

Ungkapan untuk vektor v :

u yb zc


Jadi, u dan v membataskan bidang (h,k,l). Ambillah vektor kisi resiprok dengan indeks
(h,k,l) juga, dan lihatlah apakah vektor itu tegak lurus terhadap bidang (h,k,l).


Ghkl ha * kb * lc *

u Ghkl ( xa yb ) (ha * kb * lc * ) 2 [ xh yk ]
karena:
1 1 1
(h, k , l ) , , , maka: [ xh yk ]
x y z
Jadi:

u Ghkl 0
Demikian pula:

u Ghkl 0

39

Vektor kisi resiprok Ghkl tegak lurus terhadap bidang-bidang (h,k,l). Hubungan aljabar antara

G hkl dan jarak antara bidang dhkl adalah :

d hkl . Ghkl 2

Ghkl tegak lurus terhadap bidang (h,k,l); Hubungan antara Ghkl Ghkl dengan dhkl adalah

bahwa dhkl sama besar dengan proyeksi vektor xa , atau yb , atau zc pada garis normal

terhadap bidang (h,k,l). Garis normal itu nhkl . Jadi:

Ghkl Ghkl nhkl
Oleh karena itu:

xa Ghkl
d hkl xa nhkl
Ghkl
Tetapi:

a Ghkl a (ha * kb * lc * ) 2h
Sehingga:

2hx 2
d hkl , karena hx=1.
Ghkl Ghkl

Faktor struktur kisi :


S e is . Rlc

dengan:

s k k 0 k

Rlc adalah kedudukan sel satuan yang ke-l.
Menurut hubungan yang telah dikembangkan maka:


S e is . Rlc
N s ,G
hkl
l

artinya S berbeda dari nol hanya apabila

40

s k Ghkl


Syarat untuk difraksi sinar-X adalah bahwa vektor hamburan s sama dengan suatu
vektor dalam kisi resiprok.


Diketahui bahwa s s 2k sin , dan bahwa Ghkl Ghkl 2 / d hkl .

Jadi,
2k sin 2 / d hkl atau 2d hkl sin

Difraksi adalah pemantulan oleh bidang-bidang kristal, secara konseptual lebih sederhana
daripada melihatnya sebagai interferensi yang saling menguatkan dari berkas-berkas yang
dihambur oleh atom-atom dalam kristal (teori hamburan) seperti diilustrasikan pada gambar
2.7

Gambar 2.7 Difraksi Oleh Bidang Kristal

Apabila dipenuhi syarat bahwa:



s Ghkl (~ kondisi Bragg)
maka faktor kisi S tidak berharga nol dan mempunyai besar:
S hkl N
Dengan demikian faktor hamburan kristal menjadi:
f cr ,hkl NFhkl

Sedangkan intensitas menjadi:


41
2
I hkl f cr ,hkl Fhkl
2

Interferensi yang saling menguatkan terjadi apabila S0, jadi apabila dipenuhi kondisi Bragg

s Ghkl .
Setiap berkas yang terdifraksi berhubungan dengan suatu perangkat bidang yang memiliki
indeks Miller tertentu yang sama. Untuk kondisi tertentu, intensitas sinar yang didifraksi
sama dengan nol, karena harga untuk Fhkl = 0. Andaikanlah bahwa kedudukan atom-j dalam
sel satuan dinyatakan sebagai:

j u j a v jb wjc
Andaikanlah bahwa syarat difraksi dipenuhi, yaitu bahwa:

s Ghkl
dengan:

Ghkl ha * kb * lc *
Maka:
N
Fhkl f aj e
i 2 ( hu j kv j lwj )

dimana penjumlahan dilakukan terhadap semua atom dalam sel satuan; faj adalah faktor

hamburan atom yang berkedudukan di j .

Jadi, intensitas gelombang yang didifraksi oleh suatu sel satuan bergantung dari:

a. Arah hamburan s , yang dapat dinyatakan dengan Ghkl .
b. Isi dari sel satuan tersebut, yakni macam dan kedudukan semua atom dalam sel satuan
tersebut.
c. Harga faktor hamburan atom masing-masing atom.

Beberapa contoh menghitung faktor struktur geometrik Fhkl.


a. Sel satuan kubik sederhana (s.c. , simple cubic)
Atom terletak di (0,0,0).
Maka Fhkl = fa e2i0 = fa

f a2
2
Fhkl

42
b. Base-centred cell
Atom-atom terletak di (0,0,0) dan (,,0); andaikan semua atomnya sama dengan faktor
hamburan atom fa.
Fhkl = fa [1 + ei(h+k)]
Fhkl = 2fa, untuk h dan k yang tidak tercampur yang artinya keduanya genap atau keduanya
ganjil.
Fhkl = 0, untuk h dan k tercampur yang artinya h dan k tidak kedua-duanya genap atau
ganjil.
c. Sel satuan BCC
Atom-atomnya terletak di (0,0,0) dan (,,); andaikan semua atomnya sama dengan
faktor hamburan atom fa.
Fhkl = fa [1 + ei(h+k+l)]
F = 2fa, (h+k+l) = genap
F = 0, (h+k+l) = ganjil

d. Sel satuan FCC


Atom-atomnya berkedudukan di (0 0 0), ( 0), ( 0 ), (0 )
Fhkl = fa [1 + ei(h+k) + ei(h+l) + ei(k+l)]
Fhkl = 4fa, untuk indeks-indeks yang tidak tercampur yang artinya semua genap atau
semua ganjil.
Fhkl = 0, untuk indeks-indeks yang tercampur yang artinya tidak semua genap atau tidak
semua ganjil.

Pada kondisi refleksi Bragg:



s Ghkl
dimana:

s k k0
Dualisme gelombang zarah antara lain menghipotesiskan bahwa suatu foton dengan vektor

gelombang k dapat berprilaku sebagai zarah yang momentum liniernya sama dengan:

p k
dengan merupakan tetapan Planck,

43
h 6,626 x10 34 J .s
1,054 x 10 34 J .s
2 2

Oleh karena itu, maka :



k k 0 Ghkl
dapat disusun kembali menjadi:

k k 0 Ghkl
yang dapat diinterpretasikan sebagai persamaan kekekalan momentum

k 0 k Ghkl
Ungkapan di atas, sistem dipandang terdiri dari foton, sinar-X, dan kristal.

Sebelum tumbukan, momentum linierya adalah p0 k 0 , yaitu momentum linier foton
yang datang; sedangkan momentum linier kristal sebagai keseluruhan adalah nol (ruas kiri
persamaan).

Sesudah tumbukan, momentum linierya adalah p k , yaitu momentum linier foton yang

dihambur; sedangkan momentum linier kristal adalah Ghkl (ruas kanan persamaan).
Momentum linier foton telah berubah dengan:


p p p0 Ghkl .

Ghkl adalah momentum kristal; sedangkan energi kinetik seluruh kristal dengan
momentum linier sebesar itu adalah:
(Ghkl ) 2
Ek
2M
dengan M adalah massa seluruh kristal. Oleh karena itu, Ek dapat diabaikan karena sangat
kecil.

D. Beberapa Metode Penentuan Struktur Kristal

44
Metode Dengan Sinar--X

Metoda kristal berputar dengan susunan experimental seperti yang terlihat pada
gambar 2.8. Kristal yang berdiameter sekitar 2 mm ditempatkan pada ujung suatu sumbu
vertical yang berputar. Suatu berkas sinar-X yang monokromatik dijatuhkan pada Kristal
yang berputar tersebut. Arah berkas adalah tegak lurus terhadap sumbu perputaran. Arah
daripada berkas sinar-X yang dihambur (interferensi yang saling menguatkan) terekam
sebagai penghitaman kertas film yang ditempatkan secara konsentris terhadap sumbu
perputaran.

Gambar 2.8 Metoda Kristal Berputar

Dari bintik-bintik hitam pada film dapat diperoleh arah-arah untuk mana syarat Hukum Bragg
dipenuhi :

2 hlk sin

Kristal yang digunakan dalam metode ini adalah Kristal tunggal. Perputaran Kristal
menyebabkan perubahan sudut 2, jadi yang berarti perubahan posisi berbagai bidang untuk
dapat memenuhi syarat refleksi Bragg.

Pada pola bintik-bintik hitam di film dapat dikatakan hal berikut:

a. Bahwa berkas sinar-X yang direfleksikan oleh semua bidang Kristal yang letaknya
sejajar dengan sumbu rotasi akan memberikan bintik-bintik hitam yang terletak pada
suatu bidang horizontal. Bidang horizontal termaksud adalah tegak lurus terhadap sumbu
perputaran (yang vertical), dan memuat berkas sinar-X yang datang.

45
b. Bahwa bidang-bidang Kristal yang tidak sejajar dengan sumbu perputaran akan
memberikan bintik-bintik yang letaknya di bawah atau di atas bidang horizontal tersebut.
Gambar 2.9 adalah pola bintik-bintik rotasi

Gambar 2.9 Pola Bintik Rotasi

Serbuk Kristal dan Powder Method

Cara ini paling lazim dipergunakan, karena tidak rumit dan mudah dalam analisisnya.
Untuk cara ini tidak perlu dipergunakan kristal tunggal, cukup dengan serbuk halus kristal.
Serbuk halus tersebut membuat kita berhadapan dengan banyak sekali Kristal-kristal kecil
dengan orientasi Kristal yang serba acak, atau randomly distributed crystal orientation. Pada
metode ini, suatu berkas sinar-X yang monokromatik ditujukan pada sampel yang berbentuk
serbuk ini. Dalam gambar 2.10 tertera situasi ruang di ruang kamera.

Gambar 2.10 Metode Serbuk Kristal

Berkas sinar-X monokromatik mengenai cuplikan serbuk kristal yang ditempatkan


pada ujung sumbu di tengah-tengah kamera. Serbuk kristal yang orientasinya kebetulan
dengan syarat difraksi Bragg memberikan pantulan dengan sudut hamburan 2. Berkas yang
46
dihamburkan ini memberikan penghitaman pada film yang secara silindrik mengelilingi
sampel. Silinder film tersebut konsentrik terhadap sumbu sampel. Tempat dengan intensitas
tinggi memberikan penghitaman yang lebih pekat dibandingkan dengan tempat dimana
intensitas sinar-X yang sampel di film tidak begitu tinggi. Derajat penghitaman diukur
dengan suatu densitometer. Dalam sistem-sistem yang telah maju tidak lagi dipergunakan
film. Intensitas direkam dengan suatu system. Gambar 2.11 adalah grafik intensitas vs. Sudut
2 untuk silikon.

Gambar 2.11 Grafik Intensitas vs. Sudut 2

Penggunaan metode serbuk Kristal yaitu difraksi oleh KBr dan KCl. Kedua kristal
tersebut mempunyai struktur NaCl, yaitu kisi FCe dengan basis K di (0,0,0) dan Br di
(1/2,1/2,1/2). Untuk serbuk kedua Cl menggantikan Br. Sinar-X yang dipergunakan
mempunyai = 1,55 , sedangkan diketahui bahwa untuk KBr dan KCl, rusuk sel satuannya
adalah masing-masing a = 6,61 dan a = 6,29 .

Spectrum Intensitas vs. Sudut 2 masing-masing untuk KBr dan KCl dicantumkan
pada gambar 2.12.

47
Gambar 2.12

Spectrum intensitas vs. sudut 2 untuk difraksi sinar-X oleh Kristal KBr dan Kristal KCl.

sinar-X adalah 1,55 , Kasus KBr, a = 6,61 , = 1,55 .

Dari grafik dapat dipeoleh sudut 2, kemudian dicari sin . Harga sin memberikan harga
2
a
dhkl ; darimana diperoleh harga (h2 + k2 + l2) =
d hkl

No 2 Sin d hkl
1,55 (h2 + k2 + l2) (hkl)
2 sin

1 24,000 0,2079 3,728 3,14 (3) (111)

2 26,930 0,2329 3,328 3,94 (4) (200)

3 38,800 0,3322 2,333 8,03 (8) (220)

4 45,670 0,3881 1,997 10,96 (11) (311)

5 47,800 0,4051 1,913 11,94 (12) (222)

6 56,330 0,4720 1,642 16,20 (16) (400)

7 61,130 0,5085 1,524 18,81 (19) (331)

8 63,200 0,5240 1,479 19,47 (20) (420)

Identifikasi untuk KBr; puncak pada sudut 2 adalah refleksi oleh bidang-bidang Kristal
(hkl)

48
Kasus KCl, a = 6,29 , = 1,55

2 Sin d hkl
1,55 (h2 + k2 + l2) (hkl)
No 2 sin

1 28,670 0,2475 3,131 4,035 (4) (200)

2 40,330 0,3487 2,222 8,010 (8) (220)

3 50,500 0,4266 1,817 11,988 (12) (222)

4 58,830 0,4912 1,578 15,893 (16) (400)

5 66,670 0,5495 1,410 19,890 (20) (420)

Identifikasi untuk KCl; puncak intensitas pada sudut 2 adalah refleksi oleh bidang-bidang
Kristal (hkl):

Ternyata bahwa pantulan oleh bidang-bidang (111), (311), dan (331) pada kristal
KBr, tidak muncul di KCl. Susunan kristal KBr dan KCl sama dengan NaCl seperti pada
gambar 2.13.

Sel satuannya adalah FCC dengan panjang rusuk a, dengan basis satu atom K dan satu
atom Br, masing-masing di (0,0,0) dan (1/2,1/2,1/2). Sel satuan yang diambil adalah yang
berbentuk kubus dengan rusuk sepanjang a.

Gambar 2.13

Jumlah atom dalam sel satuan itu adalah 4 K+ dan 4 Br - ; basis terdiri dari 2 (dua) atom (ion)
yaitu K+ dan Br- . Sel satuan tidak diambil kubus dengan rusuk a; karena jumlah atom di

49
dalamnya hanya K+ dan Br-. Sel satuan yang dimaksud diatas mempunyai ion K+ di
kedudukan :

(0,0,0); (, , 0); (,0, ); dan (0, ,

Sedangkan ion Br- ada dalam posisi:

(,0,0); (0, ,0); (0,0, ); dan (,,)

Struktur geometric untuk Kristal KBr adalah :


Fhkl f k 1 ei ( hk ) ei ( hl ) ei ( k l ) f Br eih eik eil ei ( hk l )

Fhkl f k f Br ei ( hk l ) 1 ei ( hk ) ei ( k l ) ei ( l h )

Fhkl = 0; apabila factor kedua dalam ruas kanan sama dengan nol. Yaitu apabila indeks h, k,
dan l bercampur., artinya tidak semuanya ganjil atau tidak semuanya genap.Fhkl 0; apabila
indeks h, k, dan l semuanya ganjil atau semuanya genap.

Kita teruskan kasus dimana h, k, l semuanya genap adatu semuanya ganjil; untuk
kasus termaksud Fhkl 0.

a. Andaikan (h, k, l) semuanya genap, maka:


Fhkl f k f Br 4

Fhkl f k f Br 2 16
2

b. Andaikan (h, k, l) semuanya ganjil, maka:

Fhkl f k f Br 4

Fhkl f k f Br 2 16
2

Ion K+ dan ion Br- masing-masing mempunyai jumlah elektron : 18 dan 36; sehingga fk fBr.

Lain halnya dengan KCl; K+ dan Cl- masing-masing mempunyai jumlah elektron yang sama,
yaitu : 18. Oleh karena itu fk fcl ; jadi untuk Kristal KCl, apabila indeks h, k, l semuanya
ganjil:

50
Fhkl f k f Cl 2 16 0
2

Metode Dengan Berkas Neutron Dan Berkas Elektron

Landasan bagi pengguna neutron atau pun elektron dalam penentuan struktur melalui
difraksi adalah hipotesa de Broglie.

Bahwa suatu zarah yang bergerak dengan momentum linier p diikuti oleh suatu
gelombang pengarah (pilot wave) yang mempunyai panjang gelombang :

h

p

dengan h = tetapan planck; h = 6,63 x 10-23 joule s.

Dualisme zarah-gelombang menyatakan :

Bahwa interaksi suatu zarah dengan suatu system fisik mikro, kadang-kadang hanya
dapat diterangkan dengan menganggap bahwa zarah itu berperilaku sebagai
gelombang dengan panjang gelombang seperti yang dinyatakan oleh de Broglie; dan
sebaliknya gelombang dapat berperilaku sebagai zarah.

Dalam pembahasan kita tentang difraksi sinar-X oleh suatu Kristal telah diperoleh
batas terkecil panjang gelombang sinar-X yang diperlukan, yaitu bahwa < 2dhkl

atau secara umum < d (d jarak antara atom-atom dalam Kristal). Bagaimanakah hal ini
untuk neutron dan elektron. Andaikanlah diambil bahwa d 2, maka ini berarti bahwa :

< 4. Untuk neutron dengan massa m0 = 1,67 x 10-27 kg, maka untuk keadaan tak-
relativistik kecepatan neutron v0 yang diperlukan adalah :

6 ,63 x 10 34
vo = p/m0 = h/m0 > 1000 m/s. yang sesuai dengan energi :
1,67 x 10 27 x 4 x 10 10

E0 = m0 v02 = 1,35 x 10-22 Joule = 5,2 milli-elektron. Ini termasuk daerah energi neutron
termal.

51
Untuk elektron dengan massa m0 = 9,11 x 10-31 kg, maka untuk keadaan tak-relativistik
kecepatan elektron yang diperlukan adalah :

6 ,63 x 10 34
vo = p/m0 = h/m0 > 31 10
1,8 x 106 m/s. yang sesuai dengan energi :
9 ,11 x 10 x 4 x 10

E0 = m0 v02 = 1,47 x 10-18 Joule = 9,2 eV.

Jadi apabila neutron dan elektron akan dipergunakan untuk difraksi, maka:

a. Diperlukan neutron termal dengan energy sesuai dengan suhu ruang


b. Diperlukan elektron dengan energi diatas 10 eV.

Mekanisme interaksi antara sinar-X dan kisi Kristal adalah interaksi antara gelombang
elektromagnetik dan elektron. Dalam hal ini, seperti yang telah diuraikan dalam Bt, SP,
interaksi tersebut bersifat elastic, tak ada energy foton sinar-X yang hilang. Interaksi ini
menghasilakan hamburan yang dikenal dengan nama Hamburan Thomson.

Interaksi antara suatu berkas neutron dengan ion-ion/atom-atom dalam Kristal

Neutron adalah zarah yang tidak bermuatan, suatu nucleus . Interaksi yang dapat
dilakukannya adalah

a. Melalui gaya antar inti dengan inti-inti atom.


b. Neutron mempunyai spin, jadi ada kemungkinan berinteraksi dengan momen magnetic
dari inti.
Untuk kristal yang atom-atomnya memiliki Z yang rendah, kebolehjadian untuk
hamburan sinar-X pun rendah. Oleh karena itu, hasil guna sinar-X untuk mengkaji kristal-
kristal itu pun rendah. Dalam hal ini dipergunakan suatu berkas neutron yang monokromatik.
Interaksi neutron-neutro dalam berkas dalam inti-inti atom Kristal bersifat nuklir, artinya
dapat melibatkan :

Gaya-gaya inti, atau


Interaksi antara spin neutron dan momen magnetic inti.

52
Sebagai berkas dengan kristal secara keseluruhan interaksi tersebut menghasilkan
difraksi seperti juga halnya sinar-X dengan kristal. Pada tingkat ini yang berperan adalah sifat
gelombang dari neutron-neutron dalam berkas tersebut.
Cara analisa yang sama berlaku untuk berkas neutron seperti yang ditempuh untuk
sinar-X. Jadi disini dapat dipergunakan Hukum Bragg. Adanya beda sifat interaksi pada
tingkat yang paling rendah, yaitu antara neutron dan inti atom. Grafik pada gambar 2.14
adalah difraksi yang diperoleh melalui difraksi neutron pada serbuk intan.

Gambar 2.14 Pola Difraksi Neutron

Metode difraksi neutron lebih sukar secara teknis apabila dibandingkan dengan metode
difraksi sinar-X. kesukarannya yang paling utama adalah bahwa sumber neutronnya adalah
reactor nuklir, yang kecuali mahal juga sagat besar. Kecuali itu diperlukan pencacah BF3
yang cukup memerlukan banyak perhatian dalam penanganannya.

Dalam gambar percobaan difraksi neutron terlihat :

a. Saluran dalam perisai reactor melalui mana berkas neutron disalurkan ke luar.
b. Suatu monokromator untuk memperoleh berkas neutron yang monokrom (satu ).
Monokromator ini dikelilingi perisai parafin yang menyerap neutron yang
dihamburkan.
c. Berkas neutron monokromatik mengenai cuplikan serbuk intan. Cuplikan ini
ditempatkan pada ujung sebuah sumbu yang dapat diputar.
d. Berkas neutron yang dihambur dideteksi dengan pencacah BF3.

53
Gambar 2.15 Metode Difraksi Neutron

Karena biasanya intensitas berkas neutron mookrom rendah, diperlukanlah waktu


yang lama untuk pengamatannya. Statstik pengamatan bertambah baik dengan makin
tingginya jumlah cacah yang diperoleh.

Difraksi elektron juga dipergunakan untuk mengkaji struktur zat. Difraksi elektron
dipergunakan dalam penelitian struktur yang menyangkut atom dalam jumlah terbatas,
terutama karena tingginya interaksi elektron dan materi (zarah bermuatan). Penerapan
difraksi elektron terutama dilakukan dalam studi selaput tipis, permukaan-permukaan,
gas dan cuplikan yang kecil. Peralatan difraksi elektron dengan potensial aselerasi 50 kV
dipergunakan dan dapat menembus sampai 103 R di dalam bahan Kristal. Vakum yang
diperlukan adalah sampai 10-5 torr, sedangkan pola difraksi diper Sel satuan yang
diambil adalah yang berbentuk kubus dengan rusuk sepanjang a.

oleh dengan :

Transmisi melalui selaput tipis,


Refleksi atau dengan melakukan tumbukan berkas melalui sudut yang sangat kecil
terhadap permukaan cuplihan.

54
SOAL- SOAL LATIHAN
Kerjakan soal-soal latihan di bawah ini:

1. Sinar-X dengan panjang gelombang 0,058 nm dipergunakan untuk mengukur 200 pada
nikel. Sudut difraksi 2 = 190 . Berapa ukuran sel satuan?

2. Struktur kristal tertentu memiliki factor struktur geometri nol ( || = 0). Apa makna
|| = 0 ?

3. Tentukan factor struktur geometri dari kristal Oksida Magnesium (MgO)


4. Parameter sel satuan suatu kristal dalam ruang biasa adalah = 4 , = 8 , = 12
= = 900 , = 1200 Tentukan vektor translasi kisi balik!

5. Kristal dalam sistem kubik mempunyai = 2,62. Sinar-X dengan panjang gelombang
1,5 mengenai kristal. Berapa sudut difraksi Bragg oleh bidang (100)?

6. Adakah refleksi pada bidang (111), (200), (310), dan (210) dalam kristal berstruktur fcc?

7.



Buktikan besar vector hamburan = adalah panjang

gelombang sinar-X yang digunakan.

55
56

Anda mungkin juga menyukai