27
BAB II
DIFRAKSI OLEH KISI KRISTAL
A. Hukum Bragg
Pemantulan oleh kisi kristal terjadi apabila gelombang sinar-x lebih kecil dari 2 kali
jarak antara bidang pemantul dalam kisi kristal. Pemantulan spekular merupakan pemantulan
dengan sudut berkas yang masuk sama dengan sudut berkas yang keluar, yaitu = seperti
pada gambar 2.1
C
AC
cos
C
A AB
d
sin
B
D AB BC AC ' 2 AB AC '
Karena : AB BC
d 2d
Sedangkan : AB dan AC ' AC cos cos
sin tan
2d 2d 2d
cos 2 (1 cos 2 ) 2d sin
sin sin sin
sehingga diperoleh hukum Bragg untuk refleksi oleh bidang kristal (hkl)
28
n 2d hkl sin
n 1,2,3,4,......
B. Teori Hamburan
Hukum Bragg juga dapat diturunkan dari teori hamburan. Dalam pendekatannya
dilakukan pemilahan dalam tiga tahap, yaitu :
Hamburan oleh satu elektron dari atom kristal tersebut (tingkat elektron)
Hamburan oleh semua elektron dari atom, jadi hamburan oleh atom-atom secara
individual (tingkat atom)
Interferensi dari semua berkas hamburan yang berasal dari atom-atom kristal
(tingkat kristal)
Apabila gelombang yang datang adalah gelombang datar, maka pancaran energi
elektromagnet oleh elektron adalah gelombang sferik. Seperti pada gambar 2.2
'
'
Dalam proses ini sifatnya elastik (hamburan Thomson), tidak ada energi yang hilang
sehingga besarnya vektor gelombang k 0 tidak berubah. Gelombang datang
direpresentasikan dengan :
(r , t ) Ae( k0 ,r 0t )
29
A ( k0 , D 0t )
' ( D, t ) fe e
D
e2
1/ 2
1
fe (1 cos 2 2
2 0
m c
e2
2
rc
m0 c
rc = radius klasik electron , 2,82 x 10-15 m
sudut 2 adalah adalah sudut antara arah rambat . k 0 dan k adalah vektor gelombang,
masing-masing dari gelombang datang dan gelombnag yang terhambur.
Hamburan oleh sistem yang terdiri dari dua electron, masing-masing di P1 dan di P2.
Vektor kedudukan elektron kedua terhadap yang pertama dinyatakan dengan r
seperti pada gambar 2.3
M
P2
r
N
k0 P1
30
k
S
2
k0
s k 0 k 2 2k (k ) cos 2
2
s 2k 2 2k 2 (1 sin 2 ) k0 k k
s 4k 2 sin 2 2k sin
Sudut hamburan ditulis 2 karena k 0 k , maka vector S adalah S S 2k sin , dengan
k0 k k
31
T fe
D
A ikD
e e ik ( D A)
Atau dapat ditulis :
T fe
A ikD
D
e 1 e ik
T fe
A ikD
D
e 1 e iSr
Secara umum, apabila electron #1 dan #2 ada masing-masing pada kedudukan r1 dan r2 :
A ikD iS1r1
T fe e
D
e
e
iS1r2
Bila atom itu mempunyai l buah electron, masing-masing pada kedudukan rl ; = 1,2,3,.
N, maka untuk suatu arah tertentu yang dinyatakan dengan vector s , besrnya gelombang
adalah :
A ikD n i . s .r
T fe e e
D i
A ikD n
i . s . r
T e
fe e
D i
Sering sekali dibataskan
n
i . s .r
fa fe e
i
fa dinamakan panjang hamburan atom. Intenstitas parsial :
n 2
I fa fe e
2 2 i . s .r
Andaikanlah distribusi eleckron dari suat atom adalah kontinu dengan fungsi distribusi
(r ) tentunya :
d
seluruh atom
r . ( r ) z , dengan Z adalah nomor atom untuk atom yang ditinjau
n i .s .r 3
Maka panjang hamburan atom : fa fe e i . s . r
fe ( r )e dr
i
32
Atomic scattering factor (faktor hamburan atom) :
3
fa fe (r )ei.s .r d r
Untuk distribusi-distribusi awan elektron-elektron yang sferik :
R 2
fa d r rd ' r sin 'd ' (r )e
i . s .r
0 0 0
[ambil s dalam arah Z, maka s .r sr cos ' ; dalam hal ini bukan sudut hamburan]
R adalah radius atom dengan sebagai berikut :
R
sin sr
fa 4 (r )
2
dr
0
sr
Suatu sketsa mengenai fa dapat dilihat pada gambar 2.4 :
sin sr
sr
2 3
o
sr
fa
Untuk C
4
Z=6
0 2.0
1.0
S = zksin
33
Khususnya untuk sudut = 0, maka s = 0, dan
R
fa 4 2 (r )dr Z
0
Hamburan oleh seluruh kristal; ini dilakukan dengan menjumlah gelombang yang datang dari
semua atom kristal teresbut. Andaikanlah bahwa atom-atom dalam Kristal tersebut terletak
pada kedudukan Re , maka factor hamburan kristal :
n
fer
i
f a ei .s . R
R = kedudukan atom yang ke-l
s = vector hamburan
c
dengan : R ' = kedudukan sel satuan ke-l
j = kedudukan atom dalam sel satuan
sehingga :
f
i . s .[ R ' c j ]
fer a e
n
f
i . s . j i . s . R ' c
fer a e e
n n
i . s . j c
fer f aj e f aj ei .s . R '
j '
fer FS
34
F dinamakan factor struktur geometrik :
n
F f aj e
i . s . j
, bergantung dari bentuk dan isi sel satuan
j
n
S dinamakan factor struktur kisi : S f aj e i . s . R ' c
, bergantung dari kisi Kristal.
'
Pandang kisi linier yang monoatomik, jarak antara atom adalah a. Seperti pada
gambar 2.5
S
Q
A
0 B
a
S0 P
sin 2
[( 1 ) Ns.a
]
S2 2
sin 2 [( 1 ) s .a ]
2
2
s .a [AQ PB ]
A Q a cos
P B a cos 0
Sehingga : s .a 2h berarti a[cos cos o ] h
Hal diatas dapat diperluas untuk kasus 3 dimensi. Faktor struktur kisi menjadi :
S f e i . s . 1 a
f e i . s . 2 a
f e i . s . 3 a
aj aj aj
1 2 1 3
c
dengan : R 1a 2b 3c
36
a[cos cos o ] h
b[cos cos o ] k
c[cos cos o ]
Ini dinamakan perangkat persamaan lane
Representasi kisi kristal melalui kisi resiproknya. Perangkat baru dapat digunakan
untuk menelaah difraksi dan interaksi antara kisi dan radiasi elektromagnet. Andaikan vektor
basis dalam ruang nyata: a , b , dan c . Maka dibataskan basis vektor resiprok sebagai berikut.
(b x c ) (c x a ) (a x b )
a 2 b 2 c 2
a (b x c ) b (c x a ) c (a x b )
Vektor basis baru ini dapat dipakai untuk membentuk kisi baru yang dibataskan oleh vektor-
vektor berikut:
Gn n1a * n2 b * n3c *
dengan n1, n2, dan n3 adalah bilangan bulat. Maka Gn membataskan suatu kisi resiprok; dan
a * , b * , dan c * dinamakan vektor basis resiprok.
dapat ditunjukkan bahwa:
a * a 2 ; a * b a * c 0
37
(b * x c * )
a 2 * * *
a (b x c )
e
l 1
iA. Rl
N A ,G
n
dengan: A = vektor sebarang, N = jumlah sel satuan dalam kisi nyata, Rl = vektor kedudukan
sel satuan. Andaikan bahwa:
A Gn n1a * n2 b * n3c * sedangkan RL l1a l2b l3c
maka:
Gn Rl 2 [n1l1 n2l2 n3l3 ]
dan dalam hal ini:
N
eiA.Rl N
l 1
Andaikan bahwa:
A Gn ,
maka:
A Rl Gn Rl 2 [n1l1 n2l2 n3l3 ]
dan dalam hal ini:
N
eiA.Rl N
l 1
e
l 1
iA. Rl
0
38
Hububungan antara kisi resiprok dan bidang kristal dari kisi nyata.
Indeks Miller (h, k, l) dan titik potong dengan sumbu-X, sumbu-Y, dan sumbu-Z
berkaitan sebagai seperti pada gambar 2.6:
Jadi, u dan v membataskan bidang (h,k,l). Ambillah vektor kisi resiprok dengan indeks
(h,k,l) juga, dan lihatlah apakah vektor itu tegak lurus terhadap bidang (h,k,l).
Ghkl ha * kb * lc *
u Ghkl ( xa yb ) (ha * kb * lc * ) 2 [ xh yk ]
karena:
1 1 1
(h, k , l ) , , , maka: [ xh yk ]
x y z
Jadi:
u Ghkl 0
Demikian pula:
u Ghkl 0
39
Vektor kisi resiprok Ghkl tegak lurus terhadap bidang-bidang (h,k,l). Hubungan aljabar antara
G hkl dan jarak antara bidang dhkl adalah :
d hkl . Ghkl 2
Ghkl tegak lurus terhadap bidang (h,k,l); Hubungan antara Ghkl Ghkl dengan dhkl adalah
bahwa dhkl sama besar dengan proyeksi vektor xa , atau yb , atau zc pada garis normal
terhadap bidang (h,k,l). Garis normal itu nhkl . Jadi:
Ghkl Ghkl nhkl
Oleh karena itu:
xa Ghkl
d hkl xa nhkl
Ghkl
Tetapi:
a Ghkl a (ha * kb * lc * ) 2h
Sehingga:
2hx 2
d hkl , karena hx=1.
Ghkl Ghkl
S e is . Rlc
dengan:
s k k 0 k
Rlc adalah kedudukan sel satuan yang ke-l.
Menurut hubungan yang telah dikembangkan maka:
S e is . Rlc
N s ,G
hkl
l
40
s k Ghkl
Syarat untuk difraksi sinar-X adalah bahwa vektor hamburan s sama dengan suatu
vektor dalam kisi resiprok.
Diketahui bahwa s s 2k sin , dan bahwa Ghkl Ghkl 2 / d hkl .
Jadi,
2k sin 2 / d hkl atau 2d hkl sin
Difraksi adalah pemantulan oleh bidang-bidang kristal, secara konseptual lebih sederhana
daripada melihatnya sebagai interferensi yang saling menguatkan dari berkas-berkas yang
dihambur oleh atom-atom dalam kristal (teori hamburan) seperti diilustrasikan pada gambar
2.7
Interferensi yang saling menguatkan terjadi apabila S0, jadi apabila dipenuhi kondisi Bragg
s Ghkl .
Setiap berkas yang terdifraksi berhubungan dengan suatu perangkat bidang yang memiliki
indeks Miller tertentu yang sama. Untuk kondisi tertentu, intensitas sinar yang didifraksi
sama dengan nol, karena harga untuk Fhkl = 0. Andaikanlah bahwa kedudukan atom-j dalam
sel satuan dinyatakan sebagai:
j u j a v jb wjc
Andaikanlah bahwa syarat difraksi dipenuhi, yaitu bahwa:
s Ghkl
dengan:
Ghkl ha * kb * lc *
Maka:
N
Fhkl f aj e
i 2 ( hu j kv j lwj )
dimana penjumlahan dilakukan terhadap semua atom dalam sel satuan; faj adalah faktor
hamburan atom yang berkedudukan di j .
Jadi, intensitas gelombang yang didifraksi oleh suatu sel satuan bergantung dari:
a. Arah hamburan s , yang dapat dinyatakan dengan Ghkl .
b. Isi dari sel satuan tersebut, yakni macam dan kedudukan semua atom dalam sel satuan
tersebut.
c. Harga faktor hamburan atom masing-masing atom.
f a2
2
Fhkl
42
b. Base-centred cell
Atom-atom terletak di (0,0,0) dan (,,0); andaikan semua atomnya sama dengan faktor
hamburan atom fa.
Fhkl = fa [1 + ei(h+k)]
Fhkl = 2fa, untuk h dan k yang tidak tercampur yang artinya keduanya genap atau keduanya
ganjil.
Fhkl = 0, untuk h dan k tercampur yang artinya h dan k tidak kedua-duanya genap atau
ganjil.
c. Sel satuan BCC
Atom-atomnya terletak di (0,0,0) dan (,,); andaikan semua atomnya sama dengan
faktor hamburan atom fa.
Fhkl = fa [1 + ei(h+k+l)]
F = 2fa, (h+k+l) = genap
F = 0, (h+k+l) = ganjil
43
h 6,626 x10 34 J .s
1,054 x 10 34 J .s
2 2
p p p0 Ghkl .
Ghkl adalah momentum kristal; sedangkan energi kinetik seluruh kristal dengan
momentum linier sebesar itu adalah:
(Ghkl ) 2
Ek
2M
dengan M adalah massa seluruh kristal. Oleh karena itu, Ek dapat diabaikan karena sangat
kecil.
44
Metode Dengan Sinar--X
Metoda kristal berputar dengan susunan experimental seperti yang terlihat pada
gambar 2.8. Kristal yang berdiameter sekitar 2 mm ditempatkan pada ujung suatu sumbu
vertical yang berputar. Suatu berkas sinar-X yang monokromatik dijatuhkan pada Kristal
yang berputar tersebut. Arah berkas adalah tegak lurus terhadap sumbu perputaran. Arah
daripada berkas sinar-X yang dihambur (interferensi yang saling menguatkan) terekam
sebagai penghitaman kertas film yang ditempatkan secara konsentris terhadap sumbu
perputaran.
Dari bintik-bintik hitam pada film dapat diperoleh arah-arah untuk mana syarat Hukum Bragg
dipenuhi :
2 hlk sin
Kristal yang digunakan dalam metode ini adalah Kristal tunggal. Perputaran Kristal
menyebabkan perubahan sudut 2, jadi yang berarti perubahan posisi berbagai bidang untuk
dapat memenuhi syarat refleksi Bragg.
a. Bahwa berkas sinar-X yang direfleksikan oleh semua bidang Kristal yang letaknya
sejajar dengan sumbu rotasi akan memberikan bintik-bintik hitam yang terletak pada
suatu bidang horizontal. Bidang horizontal termaksud adalah tegak lurus terhadap sumbu
perputaran (yang vertical), dan memuat berkas sinar-X yang datang.
45
b. Bahwa bidang-bidang Kristal yang tidak sejajar dengan sumbu perputaran akan
memberikan bintik-bintik yang letaknya di bawah atau di atas bidang horizontal tersebut.
Gambar 2.9 adalah pola bintik-bintik rotasi
Cara ini paling lazim dipergunakan, karena tidak rumit dan mudah dalam analisisnya.
Untuk cara ini tidak perlu dipergunakan kristal tunggal, cukup dengan serbuk halus kristal.
Serbuk halus tersebut membuat kita berhadapan dengan banyak sekali Kristal-kristal kecil
dengan orientasi Kristal yang serba acak, atau randomly distributed crystal orientation. Pada
metode ini, suatu berkas sinar-X yang monokromatik ditujukan pada sampel yang berbentuk
serbuk ini. Dalam gambar 2.10 tertera situasi ruang di ruang kamera.
Penggunaan metode serbuk Kristal yaitu difraksi oleh KBr dan KCl. Kedua kristal
tersebut mempunyai struktur NaCl, yaitu kisi FCe dengan basis K di (0,0,0) dan Br di
(1/2,1/2,1/2). Untuk serbuk kedua Cl menggantikan Br. Sinar-X yang dipergunakan
mempunyai = 1,55 , sedangkan diketahui bahwa untuk KBr dan KCl, rusuk sel satuannya
adalah masing-masing a = 6,61 dan a = 6,29 .
Spectrum Intensitas vs. Sudut 2 masing-masing untuk KBr dan KCl dicantumkan
pada gambar 2.12.
47
Gambar 2.12
Spectrum intensitas vs. sudut 2 untuk difraksi sinar-X oleh Kristal KBr dan Kristal KCl.
Dari grafik dapat dipeoleh sudut 2, kemudian dicari sin . Harga sin memberikan harga
2
a
dhkl ; darimana diperoleh harga (h2 + k2 + l2) =
d hkl
No 2 Sin d hkl
1,55 (h2 + k2 + l2) (hkl)
2 sin
Identifikasi untuk KBr; puncak pada sudut 2 adalah refleksi oleh bidang-bidang Kristal
(hkl)
48
Kasus KCl, a = 6,29 , = 1,55
2 Sin d hkl
1,55 (h2 + k2 + l2) (hkl)
No 2 sin
Identifikasi untuk KCl; puncak intensitas pada sudut 2 adalah refleksi oleh bidang-bidang
Kristal (hkl):
Ternyata bahwa pantulan oleh bidang-bidang (111), (311), dan (331) pada kristal
KBr, tidak muncul di KCl. Susunan kristal KBr dan KCl sama dengan NaCl seperti pada
gambar 2.13.
Sel satuannya adalah FCC dengan panjang rusuk a, dengan basis satu atom K dan satu
atom Br, masing-masing di (0,0,0) dan (1/2,1/2,1/2). Sel satuan yang diambil adalah yang
berbentuk kubus dengan rusuk sepanjang a.
Gambar 2.13
Jumlah atom dalam sel satuan itu adalah 4 K+ dan 4 Br - ; basis terdiri dari 2 (dua) atom (ion)
yaitu K+ dan Br- . Sel satuan tidak diambil kubus dengan rusuk a; karena jumlah atom di
49
dalamnya hanya K+ dan Br-. Sel satuan yang dimaksud diatas mempunyai ion K+ di
kedudukan :
Fhkl f k 1 ei ( hk ) ei ( hl ) ei ( k l ) f Br eih eik eil ei ( hk l )
Fhkl f k f Br ei ( hk l ) 1 ei ( hk ) ei ( k l ) ei ( l h )
Fhkl = 0; apabila factor kedua dalam ruas kanan sama dengan nol. Yaitu apabila indeks h, k,
dan l bercampur., artinya tidak semuanya ganjil atau tidak semuanya genap.Fhkl 0; apabila
indeks h, k, dan l semuanya ganjil atau semuanya genap.
Kita teruskan kasus dimana h, k, l semuanya genap adatu semuanya ganjil; untuk
kasus termaksud Fhkl 0.
Fhkl f k f Br 2 16
2
Fhkl f k f Br 4
Fhkl f k f Br 2 16
2
Ion K+ dan ion Br- masing-masing mempunyai jumlah elektron : 18 dan 36; sehingga fk fBr.
Lain halnya dengan KCl; K+ dan Cl- masing-masing mempunyai jumlah elektron yang sama,
yaitu : 18. Oleh karena itu fk fcl ; jadi untuk Kristal KCl, apabila indeks h, k, l semuanya
ganjil:
50
Fhkl f k f Cl 2 16 0
2
Landasan bagi pengguna neutron atau pun elektron dalam penentuan struktur melalui
difraksi adalah hipotesa de Broglie.
Bahwa suatu zarah yang bergerak dengan momentum linier p diikuti oleh suatu
gelombang pengarah (pilot wave) yang mempunyai panjang gelombang :
h
p
Bahwa interaksi suatu zarah dengan suatu system fisik mikro, kadang-kadang hanya
dapat diterangkan dengan menganggap bahwa zarah itu berperilaku sebagai
gelombang dengan panjang gelombang seperti yang dinyatakan oleh de Broglie; dan
sebaliknya gelombang dapat berperilaku sebagai zarah.
Dalam pembahasan kita tentang difraksi sinar-X oleh suatu Kristal telah diperoleh
batas terkecil panjang gelombang sinar-X yang diperlukan, yaitu bahwa < 2dhkl
atau secara umum < d (d jarak antara atom-atom dalam Kristal). Bagaimanakah hal ini
untuk neutron dan elektron. Andaikanlah diambil bahwa d 2, maka ini berarti bahwa :
< 4. Untuk neutron dengan massa m0 = 1,67 x 10-27 kg, maka untuk keadaan tak-
relativistik kecepatan neutron v0 yang diperlukan adalah :
6 ,63 x 10 34
vo = p/m0 = h/m0 > 1000 m/s. yang sesuai dengan energi :
1,67 x 10 27 x 4 x 10 10
E0 = m0 v02 = 1,35 x 10-22 Joule = 5,2 milli-elektron. Ini termasuk daerah energi neutron
termal.
51
Untuk elektron dengan massa m0 = 9,11 x 10-31 kg, maka untuk keadaan tak-relativistik
kecepatan elektron yang diperlukan adalah :
6 ,63 x 10 34
vo = p/m0 = h/m0 > 31 10
1,8 x 106 m/s. yang sesuai dengan energi :
9 ,11 x 10 x 4 x 10
Jadi apabila neutron dan elektron akan dipergunakan untuk difraksi, maka:
Mekanisme interaksi antara sinar-X dan kisi Kristal adalah interaksi antara gelombang
elektromagnetik dan elektron. Dalam hal ini, seperti yang telah diuraikan dalam Bt, SP,
interaksi tersebut bersifat elastic, tak ada energy foton sinar-X yang hilang. Interaksi ini
menghasilakan hamburan yang dikenal dengan nama Hamburan Thomson.
Neutron adalah zarah yang tidak bermuatan, suatu nucleus . Interaksi yang dapat
dilakukannya adalah
52
Sebagai berkas dengan kristal secara keseluruhan interaksi tersebut menghasilkan
difraksi seperti juga halnya sinar-X dengan kristal. Pada tingkat ini yang berperan adalah sifat
gelombang dari neutron-neutron dalam berkas tersebut.
Cara analisa yang sama berlaku untuk berkas neutron seperti yang ditempuh untuk
sinar-X. Jadi disini dapat dipergunakan Hukum Bragg. Adanya beda sifat interaksi pada
tingkat yang paling rendah, yaitu antara neutron dan inti atom. Grafik pada gambar 2.14
adalah difraksi yang diperoleh melalui difraksi neutron pada serbuk intan.
Metode difraksi neutron lebih sukar secara teknis apabila dibandingkan dengan metode
difraksi sinar-X. kesukarannya yang paling utama adalah bahwa sumber neutronnya adalah
reactor nuklir, yang kecuali mahal juga sagat besar. Kecuali itu diperlukan pencacah BF3
yang cukup memerlukan banyak perhatian dalam penanganannya.
a. Saluran dalam perisai reactor melalui mana berkas neutron disalurkan ke luar.
b. Suatu monokromator untuk memperoleh berkas neutron yang monokrom (satu ).
Monokromator ini dikelilingi perisai parafin yang menyerap neutron yang
dihamburkan.
c. Berkas neutron monokromatik mengenai cuplikan serbuk intan. Cuplikan ini
ditempatkan pada ujung sebuah sumbu yang dapat diputar.
d. Berkas neutron yang dihambur dideteksi dengan pencacah BF3.
53
Gambar 2.15 Metode Difraksi Neutron
Difraksi elektron juga dipergunakan untuk mengkaji struktur zat. Difraksi elektron
dipergunakan dalam penelitian struktur yang menyangkut atom dalam jumlah terbatas,
terutama karena tingginya interaksi elektron dan materi (zarah bermuatan). Penerapan
difraksi elektron terutama dilakukan dalam studi selaput tipis, permukaan-permukaan,
gas dan cuplikan yang kecil. Peralatan difraksi elektron dengan potensial aselerasi 50 kV
dipergunakan dan dapat menembus sampai 103 R di dalam bahan Kristal. Vakum yang
diperlukan adalah sampai 10-5 torr, sedangkan pola difraksi diper Sel satuan yang
diambil adalah yang berbentuk kubus dengan rusuk sepanjang a.
oleh dengan :
54
SOAL- SOAL LATIHAN
Kerjakan soal-soal latihan di bawah ini:
1. Sinar-X dengan panjang gelombang 0,058 nm dipergunakan untuk mengukur 200 pada
nikel. Sudut difraksi 2 = 190 . Berapa ukuran sel satuan?
2. Struktur kristal tertentu memiliki factor struktur geometri nol ( || = 0). Apa makna
|| = 0 ?
4. Parameter sel satuan suatu kristal dalam ruang biasa adalah = 4 , = 8 , = 12
= = 900 , = 1200 Tentukan vektor translasi kisi balik!
5. Kristal dalam sistem kubik mempunyai = 2,62. Sinar-X dengan panjang gelombang
1,5 mengenai kristal. Berapa sudut difraksi Bragg oleh bidang (100)?
6. Adakah refleksi pada bidang (111), (200), (310), dan (210) dalam kristal berstruktur fcc?
7.
Buktikan besar vector hamburan = adalah panjang
gelombang sinar-X yang digunakan.
55
56