Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FARMAKOLOGI
OABAT GAGAL JANTUNG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi

Disusun Oleh: Kelompok II

Ahmad Mutasar 16.IK.455

Arsani 16.IK.

Dwiti Hikmah Sari 16.IK.

Hisni Raudhati 16.IK.741

Kadek Dian Purwata 16.IK.

Karimah 16.IK.

Masliani 16.IK.

Noviyana Arge 16.IK

Yunita 16.IK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang menjadi
panutan seluruh alam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi
maupun penyampaiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami selaku penyusun dalam makalah ini. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah kami lebih baik lagi
pada kesempatan yang lain.
Akhirnya kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami selaku penyusun, umumnya bagi semua.

Banjarmasin, 25 April 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi untuk memompa
dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Hal tersebut dapat berlangsung
dengan baik apabila kemampuan otot jantung cukup baik, sistem katup, dan
irama pemompaan yang baik (Muttaqin, 2014).
Apabila ditemukan ketidak normalan pada salah satu fungsi jantung, maka
kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan pada pemompaan darah.
(Muttaqin, 2014).
Gagal jantung merupakan keadaan jantung tidak dapat lagi memberikan
peredaran darah yang cukup bagi kebutungan tubuh, walaupun tekanan pada
pengisian vena normal. (Papadaksi, dkk, 2014)

B. TUJUAN
1. Memahami pengertian dari gagal jantung
2. Memahami gejala pada gagal jantung
3. Memahami penyebab gagal jantung
4. Memahami diagnosis dari gagal jantung
5. Memahami pengobatan pada gagal jantung
6. Memahami cara pencegahan dari gagal jantung
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian
Gagal jantung adalah keadaan patifisiologik di mana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama, definisi gagal adalah
relatif terhadap kebutuhan metabolisme tubuh, dan kedua, penekanan arti gagal
ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah
gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium; gagal
miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme
kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan
menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya.
Kelainan primer pada gagal jantung adalah berkurang atau hilangnya
sebagian fungsi miokardium yang menyebabkan penurunan curah jantung.
Ada beberapa definisi gagal jantung, namun tidak ada satupun yang
benar-benar memuaskan semua pakar atau klinisi yang menangani masalah
gagal jantung. Gagal jantung adalah suatu keadaan ketik jantung tidak mampu
mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebtuhan tubuh, meskipun tekanan
pengisian vena normal. Namun, definisi-definisi lain menyatakan bahwa gagal
jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada satu system organ,
malainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang di tandai dengan
respon hemodinamik, renal, neural dan hormonal, serta suatu keadaan
patologis dimana kelainan fungsi jantung menyebabkan kegagalan jantung
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan, atau hanya data
memenuhinya dengan meningkatkan tekanan pengisian.
Gagal jantung di kenal dengan beberapa istilah, yaitu:
1. Gagal jantung kiri: terdapat bendungan paru, hipotensi, dan vasokontriksi
perifer dengan penurunan perfusi jaringan.
2. Gagal jantung kanan: di tandai dengan adanya edema perifer, asites, dan
peningkatan vena jagularis.
3. Gagal jantung kongestif: adalah gabungan kedua gambaran tersebut
B. Gejala
Gagal jantung dapat menyebabkan denyut jantung penderita menjadi
lebih cepat atau bahkan tidak beraturan. Penyakit ini juga dapat membuat
pasokan darah ke ginjal menjadi lebih sedikit sehingga terjadi penumpukan
cairan di tubuh penderitanya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan gejala-
gejala seperti:
1. Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, serta perut.
2. Meningkatnya frekuensi buang air kecil di malam hari.
3. Kenaikan berat badan.
4. Mual.
5. Kehilangan nafsu makan.
6. Sesak napas dan batuk kering.
Selain ke ginjal, gagal jantung juga membuat pasokan darah ke otot
serta organ-organ penting lainnya menjadi berkurang. Hal ini dapat membuat
penderita mengalami:
1. Lemah.
2. Letih.
3. Pusing.

C. Penyebab
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah
sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang
tepat. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah kesehatan,
seperti:
1. Kardiomiopati atau gangguan otot jantung. Ini juga merupakan bentuk
dari kerusakan otot jantung, tapi bukan disebabkan oleh penyumbatan
arteri. Meski penyebab kardiomiopati sering kali tidak jelas, namun diduga
faktor risikonya adalah keturunan, efek samping obat-obatan kanker,
penyalahgunaan alkohol, atau infeksi virus.
2. Penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Penyakit jantung
koroner membuat pasokan darah dan oksigen ke jantung menurun akibat
tersumbatnya arteri oleh tumpukan lemak. Saat jantung benar-benar
tersumbat dan aliran oksigen ke seluruh bagian jantung menjadi terputus,
terjadilah serangan jantung. Serangan jantung dapat membuat daya pompa
jantung melemah atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen pada
dinding otot jantung.
3. Hipertensi. Tekanan tinggi pada darah menyebabkan jantung bekerja
lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan otomatis otot
jantung akan menebal untuk mengimbangi kinerja yang meningkat
tersebut. Jika ini terus berlangsung, maka pada akhirnya jantung terlalu
terbebani dan tidak lagi kuat untuk memompa darah secara efektif. Otot-
ototnya menjadi lemah atau bisa juga menjadi terlampau kaku.
4. Hipertioridisme. Orang yang menderita penyakit ini, kelenjar tiroid di
dalam tubuhnya akan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Saat
kadar hormon tersebut tinggi, maka denyut jantung, tekanan darah, serta
suhu tubuh akan meningkat pula. Jika ini kondisi ini dibiarkan atau tidak
ditangani, maka dapat mengarah pada gagal jantung.

D. Diagnosis Gagal Jantung


Dalam mendiagnosis gagal jantung, pertama-tama dokter akan
menanyakan gejala yang dirasakan pasien serta riwayat kesehatannya.
Misalnya, apakah pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, nyeri
dada, kerusakan katup jantung, atau penyakit jantung koroner. Dokter juga
akan bertanya apakah pasien seorang perokok, suka minuman keras, atau
sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Setelah keterangan didapat, selanjutnya dokter biasanya akan
melakukan pemeriksaan fisik, salah satunya adalah dengan mendengarkan
detak jantung pasien. Jika pasien dicurigai menderita gagal jantung, sejumlah
tes akan direkomendasikan, di antaranya:
1. Tes darah. Melalui tes darah, dokter dapat mengetahui apakah ada
masalah pada fungsi tiroid dan ginjal pasien, serta indikasi penyakit
lainnya yang mungkin berdampak pada jantung, misalnya diabetes atau
anemia. Selain itu, melalui tes darah, dokter juga dapat mengetahui kadar
zat kimia dalam tubuh yang berhubungan dengan kondisi jantung. Zat
kimia ini disebut natriuretic peptide. Jika jantung terbebani, maka organ
ini akan melepas natriuretic peptide ke dalam darah. Makin tinggi kadar
zat tersebut, maka kesehatan jantung berarti makin memburuk.
2. Ekokardiogram. Ini merupakan salah satu tes yang penting dilakukan
dalam mendiagnosis gagal jantung. Ekokardiogram dilakukan dengan
menggunakan gelombang ultrasound untuk mendeteksi kinerja fungsi
jantung dan jika ada kerusakan pada jantung, misalnya masalah pada
katupnya.
3. Tes latihan tekanan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik
fungsi jantung saat tubuh melakukan aktivitas berat. Dalam tes tekanan,
detak jantung pasien akan ditingkatkan, misalnya dengan obat yang
disuntikkan atau peralatan olahraga. Melalui tes tekanan, dokter dapat
mengetahui apakah tubuh pasien dapat merespons dengan baik ketika
detak jantung kembali menurun atau apakah pasien menderita penyakit
jantung koroner. Tes tekanan biasanya dipadukan dengan ekokardiogram
agar dokter bisa melihat keadaan jantung selama tes dilakukan.
4. Tes napas. Jika pasien mengalami sesak napas, tes ini mungkin akan
dilakukan. Pasien akan diminta menghirup napas dan menghembuskannya
ke dalam sebuah tabung khusus. Nantinya dari tes ini dapat diketahui
apakah pasien mengalami masalah pada paru-parunya sebagai gejala dari
gagal jantung.
5. Pemeriksaan sinar-X. Pada penderita gagal jantung, ukuran jantung
mereka membesar dan terjadi penumpukan cairan di dalam paru-paru.
Melalui sinar-X keadaan tersebut dapat terlihat.

E. Pengobatan Gagal Jantung


Sebagian besar penderita gagal jantung harus minum obat dalam jangka
panjang atau bahkan seumur hidup agar gejalanya bisa terkendali. Beberapa
penderita lain yang memiliki gejala parah bahkan terpaksa harus dipasangi alat
penopang jantung, melakukan operasi, atau bahkan menjalani transplantasi
jantung agar tetap bertahan hidup.
Penanganan gagal jantung bertujuan untuk:
1. Meredakan gejala gagal jantung.
2. Membantu jantung menjadi lebih kuat.
3. Memungkinkan si penderita bisa hidup lebih lama secara normal.
4. Menurunkan risiko serangan jantung dan kematian.
Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat digunakan untuk
menangani gagal jantung.
1. Diuretik. Obat ini dapat membantu Anda mengurangi cairan di dalam
tubuh melalui pembuangan air urin. Beberapa contoh obat diuretik yang
sering digunakan adalah furosemide dan bumetanide. Diuretik dapat
meredakan gejala sesak napas dan pembengkakan pergelangan kaki pada
penderita gagal jantung.
2. Obat penghambat beta. Obat ini dapat memperlambat detak jantung dan
melindungi organ tersebut dari zat adrenalin dan nonadrenalin di dalam
tubuh. Obat penghambat beta umumnya digunakan pada penderita jantung
akibat ventrikel kiri yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh
tidak berfungsi dengan baik. Contoh obat ini adalah nebivolol, carvedilol,
dan bisoprolol.
3. Obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau ACE inhibitor.
Obat ini dapat mengurangi tekanan darah dengan memperlebar pembuluh
darah sehingga lebih memudahkan jantung dalam memompa darah ke
seluruh tubuh. Contoh obat-obatan ACE inhabitor adalah perindopril,
lisinopril, enalapril, captopril, dan ramipril.
4. Obat penghambat aldosteron. Kinerja obat ini hampir sama seperti
diuretik, yakni mengurangi cairan berlebih di dalam tubuh. Perbedaannya
dengan diuretik adalah obat penghambat aldosteron tidak menyebabkan
potasium terbuang dari tubuh dan mengurangi risiko timbulnya kerusakan
pada otot jantung. Contoh obat ini adalah eplerenone dan spironolactone.
5. Obat penghambat reseptor angiotensin atau ARB. Sama seperti obat
penghambat enzim pengubah angiotensin atau ACE inhabitor, obat ini
bekerja dengan cara mengurangi tekanan darah dan melebarkan pembuluh
darah. Contoh obat ini adalah valsartan, telmisartan, losartan, dan
candesartan.
6. Digoxin. Obat ini biasanya diresepkan pada penderita gagal jantung yang
gejalanya tidak kunjung reda oleh diuretik, obat penghambat beta, ACE
inhibitor, dan ARB. Digoxin dapat memperlambat denyut jantung dan
meningkatkan kekuatan kontraksi otot.
7. Ivabradine. Obat ini umumnya dijadikan alternatif pada penderita gagal
jantung yang intoleran terhadap obat penghambat beta dan juga sebagai
tambahan jika pemberian obat penghambat beta tidak cukup dalam
memperlambat detak jantung. Obat ini memperlambat detak jantung dan
hanya cocok digunakan bagi mereka yang ritme jantungnya normal.
Jika Anda menderita gagal jantung, penyembuhan tidak bisa
bergantung pada obat-obatan atau operasi semata, tapi juga harus didukung
dengan gaya hidup sehat, seperti:
1. Berolahraga secara teratur.
2. Mengonsumsi makanan sehat yang dianjurkan dokter.
3. Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman keras.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan agar gejala
gagal jantung Anda tidak memburuk, di antaranya:
1. Rutin memeriksakan diri ke dokter.
2. Rutin memonitor berat badan Anda.
3. Membatasi konsumsi garam.
4. Disiplin dalam mengonsumsi obat-obatan dari dokter.
5. Membatasi konsumsi cairan.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang harus dihindari oleh
penderita gagal jantung:
1. Obat anti-aritmia.
2. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
3. Dekongestan.
4. Suplemen pengganti garam.
5. Obat-obatan hormon.
6. Obat penghambat saluran kalsium.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyakit gagal jantung merupakan penyakit yang tergolong sangat
berbahaya, karena menyerang organ vital dari tubuh manusia. Oleh karena
itu, harus segera ditangani, apabila tidak segera ditangani maka akan dapat
menyebabkan kematian bagi si penderita.
2. Dengan adanya beberapa terapi gagal jantung, pasien dapat memilih salah
satu terapi tersebut sesuai dengan gagal jantung yang diderita dan harus
dengan resep serta petunjuk dokter khususnya untuk terapi farmakologi.
Sedangkan, terapi non farmakologi harus sebagian dapat dilakukan
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2014 . Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sisten
Kardiovaskuler. Salemba Medika : Jakarta

Papadaksi, Maxine A, dkk. 2015. Diagnosis Terapi Kedokteran Penyakit Dalam


Edisi 1. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai