Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut.atau vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari
dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun pada
bayi (Mochtar R 1998).Ditemukannya bedah sesar memang dapat mempermudah proses
persalinan sehingga banyak ibu hamil yang lebih senang memilih jalan ini walaupun
sebenarnya mereka bias melahirkan secara normal.namun faktanya menurut bensons dan
pernolls,angka kematian pada operasi sesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup.Angka
ini menunjukan resiko 25x lebih besar dibangdingkan dengan persalinan melalui
pervaginaan.Bahkan untuk satu kasus karena infeksi mempunyai angka 80x lebih tinggi
dibandingkan dengan persalinan pervagina.
Seksio sesaria menempati urutan kedua setelah ekstraksi vakum dengan frekuensi yang
dilaporkan 6% sampai 15% (Gerhard Martius 1997). Sedangkan menurut statistic tentang
3.509 kasus seksio sesaria yang disusun oleh pell dan chamberlain,indikasi untuk resiko
sesaria adalah diproporsi janin panggul 21%,gawat janin 14%,plasenta previa 11% pernah
seksio sesaria 11%,kelainan letak janin 10%,pre-eklamasi dan hipertensi 7% dengan angka
kematian pada ibu sebelum dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian
janin 14,5% (Winkjosastro,2005).

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang dimaksud dengan
asuhan keperawatan dengan post sc.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami,pengertian,etiologi,patofisiologi, manifestasi,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, asuhan keperawatan post sc.
b. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan.

1.3 Ruang lingkup


Makalah ini hanya membahas mengenai pengertian dari sc itu sendiri,beserta
patofisiologi yang diantaranya menjelaskan mengenai etiologi, manifestasi klinik,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan
dengan post sc tersebut.

1.4 Metode penulisan


Makalah yang kami buat menggunakan metode penulisan deskriptif ,yang
menggambarkan asuhan keperwatan dengan post sc.

1.5 Sistematika penulisan


Pada BAB I Pendahuluan berisikan Latar belakang ,Tujuan yang terdiri dari tujuan
khusus dan tujuan umum, Ruang lingkup, Metode penulisan, dan Sistematika penulisan. pada
BAB II Tinjauan Teoritis yang berisikan Pengertian dan Patofisiologi yang menjeleskan
mengenai etiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan penunjang,
pencegahan,penatalaksanaan medis. Dan pada BAB III berisikan Askep Post Sc dan yang
berada pada BAB IV adalah penutup yaitu kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin
melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus).Seksio sesaria
adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bera janin diatas
500gram. ( Wiknjosastro,2005).Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan
bayi dengan berat badan diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang
masih utuh. (siaksoft.net).
Jenisjenis seksio sesare :
1. Seksio sesarea klasik (korporal)
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira kira sepanjang 10 cm.
2. Seksio sesarea ismika (profunda)
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

2.2 Etiologi
1. Indikasi yang berasal dari ibu ( etiologi ).
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan
letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul) ada, sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa
terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I II, komplikasi kehamilan
yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (
jantung, DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya ).
2. Indikasi yang berasal dari janin.
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,
prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau
forseps ekstraksi.

2.3 Patofisiologi
Terjadi kelainan Pada Ibu dan Kelainan Pada Janin menyebabkan Persalinan
Normal Tidak Memungkinkan akhirnya harus dilakukan SC.

2.4 Manifestasi
Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara lain:hipertensi antara 140/90
atau kenaikan systole dan diastole 30 mmHg/15 mmHg.oedema kaki tangan atau muka
atau kenaikan berat badan I kg/mgg.proteinuria 0.3 gr/24 jamatau plus 1-0,oliguria.

Preeklamsia berat
Preeklamsia berat ditandai dengan gejala klinis;hipertensi 160/110 mmHg, proteinuria
5gr/24 jam atau plus 4-5 oliguria 400cc/24 jam.oedema paru dapat disertai sianosis.serta
disertai keluhan subjektif:nyeri kepala frontal,gangguan penglihatan,nyeri epigastrium.

Eklampsia
Eklampsia ditandai dengan gejala-gejala preeclampsia xan disertai koma ataupun
konvulsi.

2.5 Komplikasi
1. Infeksipuerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam
masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri
ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan
sebagainya sangat jarang terjadi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.

Anjuran Operasi
1. Dianjurkan jangan hamil lebih kurang satu tahun dengan munggunakan alat
kontrasepsi.
2. Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengam antenatal yang baik.
3. Yang dianut adalah Once a cesarean not always a cesarean kecuali pada panggul
sempit atau disporposi segala pelvik.

2.6 Pemeriksaan penunjang


1. USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.
2. Pemeriksaan hemoglobin
3. Pemeriksaan Hema tokrit

2.7 Penatalaksanaan
1. Perawatan Pre Operasi Seksio Sesarea
a. Persiapan Kamar Operasi
Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai
Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi
b. Persiapan Pasien
Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi.
Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien
Perawat member support kepada pasien.
Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan
sekitar abdomen telah dibersihkan dengan antiseptic).
Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit
yang pernah di derita oleh pasien.
Pemeriksaan laboratorium (darah, urine).
Pemeriksaan USG.
Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi.

2. Perawatan Post Operasi Seksio Sesarea.


a. Analgesia
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra
muskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau
dapat disuntikan dengan cara serupa 10 mg morfin.
Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah
50 mg.
Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg
Meperidin.
Obat-obatan antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanya diberikan
bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik.

b. Tanda-tanda Vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi
jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.

c. Terapi cairan dan Diet


Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup
selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian,
jika output urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi
kembali paling lambat pada hari kedua.
d. Vesika Urinarius dan Usus
Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginya
setelah operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama setelah
pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif
kembali pada hari ketiga.
e. Ambulasi
Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat
bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien
dapat berjalan dengan pertolongan.

f. Perawatan Luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan
tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat
diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga
post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.

g. Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut harus
segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau
keadaan lain yang menunjukkan hipovolemia.

h. Perawatan Payudara.
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak
menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa
banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.

3. Memulangkan Pasien Dari Rumah Sakit


Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang
dari rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu
seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang
lain.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A


DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI b.d POST OP SECTIO CAESAREA
DI RUANG KALIMAYA BAWAH (MATERNITAS)
RSU dr SLAMET GARUT

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Alamat : Kadung warah, RT 02/RW 13, Kec Talaga Sari, Kab
Garut.
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
NO. CM : 893985
Tanggal masuk RS : 26 November 2016
Tanggal pengkajian : 28 November 2016

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn.K
Umur : 30 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kadung warah, RT 02/RW 13, Kec Talaga Sari, Kab
Garut.
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Hubungan dengan klien : Suami

2. Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri didaerah luka operasi


3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang di RSU dr. Slamet Garut pada tanggal 26 November 2016 atas
rujukan dari bidan dengan indikasi kala 2 memanjang pada saat persalinan dan air
ketuban klien sudah pecah sejak satu hari yang lalu. Proses pembukaan lama
sehingga klien harus dilakukan tindakan SC.

Pada saat dilakukan pengkajian 28 November 2016, klien mengeluh nyeri pada
daerah luka operasi. Nyeri dirasakan bertambah bila klien bergerak dan berkurang
bila klien beristirahat. Nyeri dirasakan klien seperti disayat-sayat pisau. Nyeri
hanya dirasakan didaerah abdomen dan tidak menyebar ke daerah lain. Skala
nyeri 5 (0-5). Klien tampak meringis. Klien mengatakan lemah dan tak berdaya.
Klien tampak lemah. Nyeri dirasakan klien sewaktu-waktu ketika klien bergerak
saja. Terdapat luka post op yang tertutup perban kurang lebih 10 cm. TD 120/80
mmHg, S : 36,90C, R : 20 x/menit, N : 82 x/menit.

b. Riwayat kesehatan dahulu


Klien mengatakan ini adalah kehamilan pertama klien sekaligus pengalaman
pertama klien dilakukan tindakan Sc. Klien tidak memiliki riwayat penyakit
hipertensi. Sebelumnya klien belum pernah mengalami tindakan operasi. Klien
mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan obat-obatan..

c. Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan di keluarga tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti asma,
hipertensi, dan DM dan di keluarga juga tidak ada riwayat penyakit menular
seperti TBC.
4. Riwayat Ginekologi dan Obsterti
1. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi
Manarce : 10 Tahun
Siklus : Teratus
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut/hari
Warnanya : Merah
Bau/sifat darah : Anyir
Dismenorhoe : Tidak pernah
HpHt : 29 Februari 2016
Taksiran persalinan : 26 November 2016
b. Riwayat Perkawinan
Kawin/Tidak : Kawin
Umur istri kawin : 19 tahun
Umur suami kawin : 27 tahun
Berapa kali kawin : 1 kali
c. Riwayat keluarga berencana
Jenis konsepsi yang digunakan : tidak ada
Jenis kontrasepsi yang digunakan : IUD
Jumlah anak yang direncanakan : 1 Anak
2. Riwayat obsterti
No Tahun Umur Jenis Penolong Bayi Keadaan
partus kehamilan partus Jk BB PB anak
1 2016 9 bulan dokter P 3250g 50cm Hidup

3. Riwayat kehamilan sekarang


G1 P0 A0 : Klien merasa hamil 9 bulan
BB sebelum hamil : 85 kg
BB setelah hamil : 100 kg
TB : 160 cm

Keluhan saat hamil


Trisemester I
- Klien mual dan muntah, pusing serta sering BAK
Trisemester II
- Gerakan bayi dirasakan
Trisemester III
- Klien sering BAK, kaki sering terasa pegal, dan mual.

5. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 28 November 2016
Jam : 10.20 WIB
Oleh : Masna Wahida

a. Kesadaran umum
Kesadaran : Compos Mentis
Penampilan Umum : Klien tampak Lemah
b. TTV
T : 120/80 mmHg
P : 82x/menit
R : 20x/menit
S : 36,90C
BB : 100 kg
Tb : 160 cm
c. Kepala
- Rambut berwarna hitam, tekstur halus, pertumbuhannya agak lebat.
- Kulit kepala teksturnya lembut tapi kotor dan berminyak, tidak ada lesi dan
tidak ada nyeri tekan
- Tulang tengkorak ukurannya proposional.
- Wajah, kesimestrisan antara bicara dan senyum
.
d. Mata
Simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak ada
pembengkakan pada kelenjar laksimaris, warna iris sama, lensa jernih, tidak ada
lesi dan nyeri tekan serta tidak ada gangguan penglihatan.
e. Telinga
Bentuk simetris, tampak ada sedikit serumen berwarna kekuningan. Fungsi
pendengaran baik
f. Hidung
Simetris antara lubang hidung kiri dan kanan, tidak tampak adanya sekret, tidak
terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada lesi dan nyeri tekan. Pernapasan
normal. Fungsi penciuman baik.
g. Mulut
Mulutnya agak kotor, Mukosa mulut lembab.tidak terdapat stomatitis.
h. Thoraks
Pergerakan dada simetris. Pernapasan dalam Palpasiparu Vocal premitus paru
kanan dan paru kiri sama.perkusi sonor dan auskultasi parunya vesikuler. tidak
ada nyeri tekan.
i. Abdomen
Kulit lembab, terdapat luka jahit post op SC kurang lebih 10 cm. Bising usus
14x/menit. Terdapat nyeri tekan pada daerah sekitar luka operasi. Perkusi sedikit
hipertimpani.
j. Genitalia
Tampak kotor dan terpasang kateter.klien tampak tidak nyaman..
k. Kulit
Turgor kulit kembali dalam waktu kurang dari 3 detik. Kulit tampak lembab tidak
bersisik.
l. Ekstremitas
- Ekstremitas atas
Ekstremitas kiri atas terpasang infus dan ekstremitas kanan atas dapat
digunakan secara bebas.
- Ekstremitas bawah
Kedua kaki pasca operasi belum pernah digunakan berjalan dan pergerakan
masih terbatas.
6. Pola kebiasaan sehari hari
No Jenis Aktivitas Di Rumah Di rumah Sakit
1 Pola Nutrisi
1. Makan
Jenis Nasi+lauk+sayur Bubur nasi
Frekuensi 4x 3x
Cara Mandiri Kolaborasi
Masalah Tidak ada Gangguan aktifitas
2. Minum
Jenis[ Air putih Air putih
Frekuensi 10 gelas 4 gelas
Cara Mandiri Kolaborasi
Masalah Tidak ada Gangguan aktifitas
2 Pola Eliminasi
1. BAB
Warna Khas feses Khas feses
Frekuensi 1 x/ hari 1x selama diawat
Tekstur lembek lembek
Masalah Tidak ada Nyeri
2. BAK
Warna Khas urin Khas urin
Frekuensi 5x +1000 cc/hari
Jumlah
Masalah Tidak ada Nyeri

3 Pola istirahat
1. Tidur siang
Kualitas 1 jam 30 menit
Kuantitas Nyenyak Tidak Nyenyak
Masalah Tidak ada Rasa nyaman nyeri
2. Tidur malam
Kualitas 7 jam 3-4 jam
Kuantitas Nyenyak Tidak Nyenyak
Masalah Tidk ada rasa nyaman nyeri
4 Personal hygiene
1. Mandi
Frekuensi 2 kali Belum pernah
Cara Mandiri
Masalah Tidak ada Gangguan personal hygiene
2. Berpakaian
Frekuensi
Cara 2 kali 1 kali
Masalah Mandiri Kolaborasi
3. Sikat gigi Tidak ada Gangguan aktifitas
Frekuensi
Cara 3 kali 1 kali
Masalah Mandiri kolaborasi
Tidak ada Gangguan aktifitas

7. Data Penunjang
Hasil labolatorium tanggal 27November 2016 12.30
Nama Test Hasil Flag Unit Nilai normal ket
HEMATOLOGI
Darah rutin
Hemoglobin 11,6 * g/dL 12.0-16.0 Menurun
Hematokrit 36 % 33-47 Normal
Lekosit 15.000 /mm3 3.800-10.600 Meningkat
Trombosit 278,000 * /mm3 130.000 440.000 Normal
eritrosit 4,12 juta/mm3 3.6 3.8 Meningkat

B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Klien mengeluh nyeri pada Section caesarea Nyeri akut
daerah luka operasi berhubungan dengan
Luka post op agen injuri fisik
Do :
- Skala nyeri 5 (0-5) Jaringan terputus
- Klien tampak meringis
- terdapat luka post op yang Merangsang area
tertutup perban 10 cm. sensorik
- TD 120/80 mmHg, S : 36,90C,
R : 20 x/menit, N : 82 x/menit. Gangguan rasa
- nyaman

Nyeri

2. Ds : klien mengatakan lemah dan tak Kerusakan mobilitas Intoleransi aktifitas


berdaya fisik berhubungan dgn
kelemahan
Do : - Klien tampak lemah Proses
- Skala nyeri 5 (0-5) penyembuhan
- TD 120/80 mmHg, S : 36,90C, kebutuhan nutrisi
R : 20 x/menit, N : 82 x/menit. intake yg kurang
-
Proses metabolisme
menurun

Pembentukan
energy menurun

Kelemahan

C. Proses keperawatan

Nama : Ny.A
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No CM : 903016

Diagnosa Perencanaan
No Keperawatan Tujuan & criteria hasil Intervensi Rasionalisasi
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1 Kaji 1. Membantu
berhubungan tindakan keperawatan 2 x karakteristik menentukan
dengan agen 24 jam nyeri klien dapat nyeri, catat pilihan intervensi
injuri fisik teratasi dengan criteria lokasi, minta dan memberikan
hasil : klien untuk dasar untuk
- Klien melaporkan nyeri menetapkan perbandingan
berkurang atau tidak skala nyeri. evaluasi
nyeri 2 Monitor TTV 2. Peningkatan TD
- Klien tampak rileks dapat
- TTV dalam batas mengindikasikan
normal 3 Posisioning 3. Membantu klien
untuk lebih
nyaman dan rileks
4 Ajarkan teknik 4. Membantu
distraksi dan menurunkan
relaksasi nafas ketegangan otot
dalam
5 Kolaborasi 5. Membantu
pemberian menurunkan nyeri
analgetik
2 Intoleransi Setelah dilakukan 1 Kaji 1. Membantu dalam
aktivitas b.d tindakan keperawatan 2 x kemampuan merencenakan
kelemahan 24 jam masalah klien untuk pemenuhan
intoleransi aktifitas dapat beraktivitas kebutuhan
teratasi dengan criteria 2 Bantu 2. Membantu
hasil : pemenuhan menjaga
- ADL dapat dilakukan personal kebersihan diri
secara mandiri hygiene bagi klien
- Tidak ada keluhan klien
3 Motivasi 3. Meningkatkan
keluarga dalam kenyamanan klien
pemenuhan dengan
personal melibatkan
hygiene keluarga

Implementasi dan Evaluasi


No DX Implementasi Evaluasi
1 I Senin, 28 Nov 16 jam 10.00 WIB Rabu, 30 Nov 2016
1. Mengkaji karakteristik nyeri, catat lokasi, minta Jam 05.30
klien untuk menetapkan skala nyeri. S : Klien mengeluh tidak
Evaluasi respon : skala nyeri 5 (0-5) nyeri lagi

10.03 WIB O : - Klien tampak rileks


2. Memonitor TTV - Klien tampak tenang
Evaluasi respon : TD 120/80 mmHg, S : 36,90C, - TD 120/80 mmHg,
R : 20 x/menit, N : 82 x/menit S : 36,90C, R : 20
x/menit, N : 82
10.07 WIB x/menit.
3. Posisioning -
Evaluasi respon : Posisi supine A : Masalah teratasi
sebagian
10-09 WIB
4. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi nafas P: Lanjutkan intervensi
dalam
Evaluasi respon : Klien lebih rileks dan tampak
tenang
10-15
5. Berkolaborasi dalam memberikan analgetik
Evaluasi respon : Klien melaporkan nyerinya
berkurang
2 II Senin, 28 Nov 16 10.20 WIB Rabu, 30 Nov 2016
1 Mengkaji kemampuan klien untuk beraktivitas Jam 05.35
Evaluasi respon : Klien bisa beraktivitas secara S : Klien mengatakan
mandiri sudah bisa beraktivitas
2 Membantu pemenuhan personal hygiene bagi
klien O : Klien BAK secara
Evaluasi respon : Klien berpakaian dan mandiri
menyikat gigi secara mandiri
3. Memotivasi keluarga dalam pemenuhan A :Masalah teratasi
personal hygiene
Evaluasi respon : Keluarga sangat inisiatif dalam P : Hentikan intervensi
membantu personal hygiene klien

Anda mungkin juga menyukai