Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam
pelvis atau calces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo., 2007). Batu ginjal di
dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah msa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
pendarahan dan penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa
terbentuk dalam di ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih
(batuh kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis.
Batu ginjal ini mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat
penyusunnya yang berbeda-beda. Menurut Arimurti (2007) ada 4 jenis utama
batu ginjal, masing-masing cenderung memiliki penyebab berlainan,
diantaranya: batu kalsium, sekitar 75-85% dari batu ginjal adalah batu
kalsium. Batu asam uric, batu ini terbentuk dari asam uric, batu struvite, batu
cysteine, batu ini mewakili sekitar 1 % dari batu ginjal.
Gejala utama penyakit batu ginjal adalah rasa sakit yang disebabkan
oleh obstruksi. Rasa sakit mulai dari pinggang bawa menuju ke panggul,
kemudian ke alat kelamin luar. Gejala yang lainnya yaitu: mual dan muntah,
panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin, distensi perut dan nanah dalam
urin (Pratomo., 2007)
Penyakit batu ginjal harus dicegah karena jika dibiarkan akan berakibat
fatal (Arimurti., 2007). Batu terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan
gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian
bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis
bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang timbul, biasanya di
daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut,
daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya dalah mual dan
muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air
kemih. Penderita mungkin sering berkemih, terutama ketika batu melewati
ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat

1
aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul
daitas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini
berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal,
menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis)
dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari batu ginjal?
2. Apa jenis-jenis batu ginjal?
3. Bagaimana tanda dan gejala batu ginjal?
4. Bagaimana cara menentukan diagnosa batu ginjal?
5. Apa faktor-faktor penyebab batu ginjal?
6. Bagaimana cara pencegahan batu ginjal?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari batu ginjal
2. Mengetahui jenis-jenis batu ginjal
3. Mengetahui tanda dan gejala batu ginjal
4. Mengetahui cara menentukan diagnosa batu ginjal
5. Mengetahui faktor-faktor penyebab batu ginjal
6. Mengetahui cara pencegahan batu ginjal

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Batu Ginjal


Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di
dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu
ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti
batu yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa
menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam
kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini
disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis)

B. Jenis Jenis Batu Ginjal


Batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat
penyusunnya yang berbeda-beda. Menurut Arimurti (2007), ada empat
jenis utama dari batu ginjal yang masing-masing cenderung memiliki
penyebab yang berbeda, diantaranya
1. Batu Kalsium
Sekitar 75 sampai 85 persen dari batu ginjal adalah batu
kalsium. Batu ini biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat,
timbul jika kandungan zat itu terlalu banyak di dalam urin,
selain itu jumlah berlebihan vitamin D, menyebabkan tubuh terlalu
banyak menyerap kalsium.
2. Batu asam uric
Batu ini terbentuk dari asam uric, produk sampingan dari
metabolisme protein.
3. Batu struvite
Mayoritas ditemukan pada wanita, batu struvite biasanya
diakibatkan infeksi saluran kencing kronis, disebabkan bakteri.
Batu ini jika membesar, akan menyebabkan kerusakan serius pada
ginjal.
4. Batu cystine

3
Batu ini mewakili sekitar 1 persen dari batu ginjal.
Ditemukan pada orang dengan kelainan genetik, sehingga ginjal
kelebihan jumlah asam amino.

C. Tanda dan Gejala Batu Ginjal


Hariyanto (2008) menyatakan bahwa besar dan lokasi batu
bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejala utama.
Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter
akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis.
Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat
kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yang luar biasa
merupakan puncak dari kesakitan. Handriadi (2006) menyatakan apabila
batu berada di pasu ginjal dan di calix, rasa sakit menetap dan kurang
intensitasnya. Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi
berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut
terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu
mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga
mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin bila batu melukai
ureter, distensi perut, nanah dalam urine.
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di
dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa
menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di
daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut,
daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.
Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung,
demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi
sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa
menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih,
bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini
berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam

4
ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal
(hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal (jarot, 2008).

D. Diagnosa Batu Ginjal


Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui
secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis).
Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala
kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan
selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas
(Pratomo, 2008).
Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah,
nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan
pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau
diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu
menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan
pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan
bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa
menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit. Pemeriksaan lainnya
yang mungkin perlu dilakuka adalah urografi intravena dan urografi retrograd
(Mariani, 2009).

E. Faktor Faktor Penyebab Batu GInjal


Penyakit batu ginjal banyak dialami oleh penduduk Indonesia,
terutama kaum pria. Adapun faktor-faktor yang berperan pada
pembentukan batu ginjal / kandung kemih meliputi ras, keturunan, jenis
kelamin, bakteri, kurang minum, air minum jenuh mineral, pekerjaan,
makanan dan suhu tempat kerja.
Batu ginjal / kandung kemih lebih banyak diderita penduduk dari ras
Afrika dan Asia (termasuk Indonesia) dibandingkan penduduk
Amerika dan Eropa. Jika berdasarkan keturunan, peluang terkena batu
ginjal / kandung kemih lebih besar seandainya terdapat riwayat penderita batu
ginjal/kandung kemih dalam keluarga. Sedangkan dari sisi jenis kelamin,
pria lebih berisiko terkena batu ginjal/kandung kemih dibandingkan

5
wanita. Diperkirakan 80% dari pria berusia 70 tahun mengalami gejala
tersebut (Pratomo, 2008).
Pratomo (2008) menyatakan Bakteri juga dapat menimbulkan
pembentukan batu ginjal. Saluran urine yang terinfeksi bakteri pemecah
urea pada urin akan menstimulasi pembentukan batu pada kandung kemih.
Jika kurang minum, maka kepekatan urin meningkat (konentrasi semua
substansi dalam urin meningkat), sehingga mempermudah pembentukan
batu. Lantas air minum jenuh mineral, terutama kalsium, berpengaruh
besar terhadap pembentukan batu.
Pekerjaan dari pekerja keras yang banyak bergerak, misal buruh dan
petani lebih besar berisiko mengidap batu ginjal/kandung kemih
dibandingkan pekerjaan yang lebih banyak duduk. Konsumsi makanan
juga berpengaruh, seperti pada masyarakat ekonomi rendah (kurang makan
putih telur) sering menderita batu saluran kemih. Makanan dengan kadar
oksalat, natrium, dan kalsium yang tinggi dan protein hewan dengan
purin tinggi memicu terbentuknya batu ginjal/kandung kemih. Lantas
suhu, yaitu tempat dengan suhu panas semisal daerah tropis (Indonesia)
dan di kamar mesin, di mana banyak mengeluarkan keringat akan
mempermudah pembentukan batu ginjal/kandung kemih. Sebisa mungkin
kita harus mencegahnya karena batu ginjal sulit untuk disembuhkan.
Sering kali penyakit ini bersifat permanen karena batu ginjal adalah
penyakit kambuhan, dimana batu ginjal bisa muncul lagi setelah
penderita diobati atau dioperasi. Tidak jarang penderita merasa frustasi
untuk berobat karena seringnya penyakit ini kambuh

F. Pencegahan Batu Ginjal


Kesulitan dari pencegahan penyakit batu ginjal adalah gejala
penyakit ini muncul ketika keadaan sudah parah, atau ketika batu ginjal sudah
terbentuk besar dan banyak. Rasa sakit mulai timbul ketika batu ginjal
sudah mencapai saluran kencing (Alam, 2008). Gejala awal dari batu
ginjal adalah adanya rasa sakit yang biasanya dimulai pada lambung atau di
daerah samping perut dan perlahan-lahan rasa sakit bergerak menuju
daerah pangkal paha. Batu ginjal yang sudah terbentuk tersebut dapat

6
menyebabkan rasa nyeri yang sangat ketika batu tersebut dipaksa keluar
dari saluran kencing. Hal ini biasanya terjadi ketika batu ginjal yang cukup
besar sudah masuk ke dalam ureter, yang menyebabkan terjadinya tekanan
dari air kencing yang terhambat dan menyebabkan sensasi yang sangat
menyakitkan. Dalam kasus yang ekstrim, air kencing bisa berwarna merah
karena bercampur dengan darah akibat dari kerusakan ureter.
Hal ini bisa mengakibatkan keadaan menjadi lebih parah karena
timbulnya komplikasi seperti infeksi yang lebih lanjut. Selain itu kekurangan
darah juga dapat menjadi masalah serius karena perdarahan terus terjadi
akibat kerusakan ureter. Untuk menghindari hal ini maka perlu dilakukan
pencegahan terbentuknya batu ginjal (Alam, 2008). Adapun beberapa cara
untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, yaitu:
1. Mengurangi minuman yang berkalsium tinggi atau minuman
bervitamin C tinggi. Pengkonsumsian yang terlalu sering akan
mengakibatkan infeksi pada ginjal dan mengakibatkan batu ginjal.
2. Mengurangi makanan atau minuman bersuplemen.
3. Mengurangi makanan yang bisa menyebabkan asam urat,
seperti jeroan sapi, kambing, dan lain sebagainya. Makanan ini
banyak mengandung enzim yang bisa menimbulkan endapan pada
ginjal.
4. Hindari diet ketat. Pada umumnya orang menjalankan diet ketat supaya
langsing. Masalahnya, diet ketat seperti itu bisa menimbulkan kristal
pada ginjal.
5. Perbanyak minum air putih minimal 2 liter per hari.
6. Hindari menahan kencing terlalu lama.
7. Berolahraga secara teratur.
8. Mengurangi konsumsi Vitamin D secara berlebihan.
9. Hindari makanan dengan kadar oksalat, natrium, kalsium yang tinggi
dan protein hewan dengan purin tinggi, karena dapat memicu
terbentuknya batu ginjal / kandung kemih.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batu ginjal adalah bentuk deposit mineral, paling umum adalah oksalat
dan fosfat; namun asam urat dan kristal lain juga pembentuk batu. Meskipun
kalkus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini
paling umum ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal. Batu ginjal adalah batu
(kalkuli) di dalam nefron dan keberadaannya dapat menghambat aliran urin,
terjadinya obstruksi, secara perlahan dapat merusak unit fungsional (nefron)
ginjal. Selain itu dapat menyebabkan nyeri yang luar biasa dan
ketidaknyamanan.

B. Saran
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
tentang batu ginjal bagi para pembaca dan juga penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai